Anda di halaman 1dari 35

PERILAKU KEKERASAN

LELA NURLELA
Perilaku dg tujuan melukai secara fisik & psikologis

Verbal Non Verbal/Fisik

Diri sendiri Lingkungan Orang Lain


Tanda dan Gejala PK • Pandangan mata tajam
• Muka merah & tegang
Mengancam scr verbal
• Bicara kasar & nada tinggi
• Melempar brg, memukul
dll
• Mengepalkan tangan
• Mengatupkan rahang
• Mondar-mandir
• Perilaku kekerasan merupakan salah satu
respon terhadap stressor yg dihadapi oleh
seseorang.

• Respon ini dapat menimbulkan kerugian


baik pada diri sendiri,orang lain maupun
lingkungan.

• Melihat dampak dari kerugian yg


ditimbulkan,penanganan pasien perilaku
kekerasan perlu dilakukan secara tepat
dan cepat oleh tenaga profesional.
Perilaku kekerasan adalah bentuk perilaku
yg bertujuan untuk melukai seseorang,baik
secara fisik maupun psikologis.

Berdasarkan definisi PK dapat dilakukan


secara verbal,diarahkan pada diri
sendiri,orla maupun lingkungan.

PK dapat terjadi dalam dua bentuk,yaitu


PK saat sedang berlangsung atau PK
terdahulu (riwayat PK)
RENTANG RESPON MARAH

Asertif Pasif PK
• Dalam setiap orang terdapat kapasitas untuk berperilaku pasif,
asertif, dan agresi/perilaku kekerasan (Stuart dan Laraia,1998)
Perilaku asertif merupakan perilaku individu yg
mampu menyatakan atau mengungkapkan rasa
marah atau tdk setuju tanpa menyalahkan atau
menyakiti orang lain.

Dampak dari perilaku ini dapat menimbulkan


kelegaan pd individu.

Perilaku pasif merupakan perilaku individu yg


tidak mampu untuk mengungkapkan perasaan
marah yg sedang dialami,dilakukan dg tujuan
menghindari suatu tuntutan nyata.
Agresi/perilaku kekerasan merupakan hasil dari
kemarahan yg sangat tinggi atau ketakutan (panik).

Individu agresif tidak mempedulikan hak orang


lain.
Bagi individu ini hidup adalah medan peperangan.

Biasanya perilaku kekerasan dilakukan individu yg


agresif untuk menutupi kurangnya rasa percaya
diri.
Stres, cemas, harga diri
Harga dirinya ditingkatkan rendah dan rasa bersalah
dg cara menguasai orang dapat menimbulkan
lain untuk membuktikan kemarahan yg dapat
kesuperiorannya. mengarah kepada perilaku
kekerasan.
Respon terhadap marah dapat diekspresikan Secara eksternal dapat berupa perilaku
secara eksternal maupun internal. kekerasan, sedangkan secara internal dapat
berupa perilaku depresi dan penyakit fisik.
Mengekspresikan marah dg perilaku konstruktif dg
menggunakan kata2 yg dapat dimengerti dan
diterima tanpa menyakiti hati orang lain, akan
memberikan perasaan lega, menurunkan ketegangan
sehingga perasaan marah dapat teratasi.

Apabila perasaan marah diekspresikan dg perilaku


kekerasan, biasanya dilakukan individu karena ia
merasa kuat.
• Cara demikian tentunya tidak akan
menyelesaikan masalah, bahkan dapat
menimbulkan kemarahan yg berkepanjangan dan
dapat menimbulkan tingkah laku destruktif,
seperti tindakan kekerasan yg ditujukan pd orla
dan lingkungan.
• Perilaku yg tidak asertif seperti menekan perasaan marah dilakukan individu
karena merasa tidak kuat

• Individu akan berpura-pura tidak marah atau melarikan diri dari rasa
marahnya sehingga rasa marah tidak terungkap.

• Kemarahan demikian akan menimbulkan rasa bermusuhan yg lama dan pd


suatu saat dapat menimbulkan kemarahan destruktif yg ditujukan kpd diri
sendiri.
A.Faktor Biologis
PENGKAJIAN
1.Faktor PREDISPOSISI
PROSES Faktor2 yg mendukung terjadinya masalah
KEPERAWATAN perilaku kekerasan adalah faktor biologis,
psikologis dan sosiokultural.
A.Faktor Biologis

1.Instinctual Drive Theory (Teori Dorongan


Naluri)

Teori ini menyatakan bahwa perilaku


kekerasan disebabkan oleh suatu dorongan
kebutuhan dasar yg sangat kuat.
2.Psychosomatic Theory

Pengalaman marah adalah akibat dari


respons psikologis terhadap stimulus
eksternal,internal maupun lingkungan.

Dalam hal ini sistem limbik berperan


sbg pusat untuk mengekspresikan
maupun menghambat rasa marah.
B.Faktor PSIKOLOGIS
1.Frustration aggresion theory (teori
agresif-frustasi)Menurut teori ini perilaku
kekerasan terjadi sebagai hasil dari akumulasi
frustasi.

Frustasi terjadi apabila keinginan individu untuk


mencapai sesuatu gagal atau terhambat.
Keadaan tersebut dapat mendorong individu
berperilaku agresif karena perasaan frustasi
akan berkurang melalui berperilaku kekerasan.
2.Behavioral theory (Teori
perilaku)Kemarahan adalah proses
belajar,hal ini dapat dicapai apabila tersedia
fasilitas/situasi yg mendukung.

3.Existential Theory (Teori eksistensi)


Bertingkah laku adalah kebutuhan dasar
manusia,apabila kebutuhan tersebut tidak
dapat dipenuhi melalui berperilaku
konstruktif,maka individu akan memenuhinya
melalui berperilaku dekstruktif.
1. Lingkungan sosial akan mempengaruhi
sikap individu dalam mengekspresikan
marah.Norma budaya dapat mendukung
C.Faktor individu untuk berespons asertif atau
SOSIAL agresif.
KULTURAL 2.Social Learning Theory (Teori belajar
sosial)
Perilaku kekerasan dapat dipelajari secara
langsung maupun melalui proses sosialisasi.
Perawat perlu mengidentifikasi
mekanisme koping klien, sehingga dapat
membantu klien mengembangkan
mekanisme koping yg konstruktif dalam
mengekspresikan marahnya.
MEKANISME
KOPING Mekanisme koping yg umum digunakan
adalah mekanisme pertahanan ego
seperti Displacement, Sublimasi,
Proyeksi, Represi, Denial dan Reaksi
Formasi.
fisik, kehilangan, kematian dan lain2.

Stresor yg mencetuskan perilaku kekerasan bagi setiap individu


bersifat unik.

FAKTOR Stresor tersebut dapat disebabkan dari luar maupun dari


dalam.Contoh stresor yg berasal dari luar antara lain : serangan
PRESIPITASI
Sedangkan stresor yg berasal dari dalam adalah putus hubungan dg
orang yg berarti, kehilangan rasa cinta, ketakutan terhadap penyakit
fisik dll.

Selain itu lingkungan yg terlalu ribut,padat, kritikan yg mengarah


pada penghinaan,tindakan kekerasan dapat memicu perilaku
kekerasan
Perilaku yg berkaitan dg perilaku
kekerasan antara lain :

1. Menyerang atau Menghindar (fight or flight)Pada keadaan ini respons


psikologi timbul karena kegiatan sistem saraf otonom bereaksi terhadap
sekresi ephineprin yg menyebabkan tekanan darah meningkat, takhikardi,
wajah merah,Pupil melebar,mual, sekresi HCL meningkat, peristaltik gaster
menurun, pengeluaran urin dan saliva meningkat, konstipasi,kewaspadaan jg
meningkat disertai ketegangan otot, seperti rahang terkatup,tangan
dikepal,tubuh menjadi kaku dan disertai reflek yg cepat.
2. Menyatakan secara asertif (assertiveness)
Perilaku yg sering ditampilkan individu dalam mengekspresikan
kemarahannya yaitu dengan perilaku pasif, agresif dan
asertif.Perilaku asertif adalah cara yg terbaik untuk
mengekspresikan marah krn individu dapat mengekspresikan rasa

Marahnya tanpa menyakiti orang lain secara fisik maupun


psikologis.

Disamping itu perilaku ini dapat juga untuk pengembangan diri


klien.
3. Memberontak (acting out)

Perilaku yg muncul biasanya disertai


kekerasan akibat konflik perilaku
memberontak utk menarik perhatian orla.

4. Perilaku kekerasanTindakan kekerasan


atau amuk yg ditujukan kepada diri
sendiri,orla maupun lingkungan.
Masalah keperawatan yg mungkin untuk masalah
perilaku kekerasan adalah (Capernito,1995)

Harga diri rendah


MASALAH
KEPERAWATAN Perilaku kekerasan

Resiko mencederai diri sendiri,orang lain dan


lingkungan.
• Adapun contoh diagnosa keperawatan yg mungkin adalah :
1.Perilaku kekerasan2.Gangguan konsep diri : Harga diri rendah
Tujuan Umum :
Klien dapat mengontrol perilakunya
RENCANA dan dapat mengungkapkan
TINDAKAN kemarahannya secara asertif.

TUJUAN
TINDAKAN
KEPERAWATAN Tujuan Khusus :
TUJUAN TINDAKAN KEPERAWATAN

Klien mampu • Penyebab PK


Mengidentifikasi • Tanda Tanda PK

• Perilaku PK
Yang Pernah
Menyebutkan Dilakukan
• Akibat dari Pk

• PK dengan
Mengontrol Marah
yang sehat
Tindakan keperawatan pada perilaku
kekerasan dapat menggunakan
pendekatan rentang rencana
keperawatan mulai dari strategi
pencegahan sampai dg strategi
TINDAKAN pengontrolan.
KEPERAWATAN
Pada strategi PENCEGAHAN dapat
dilakukan penkes, latihan asertif,
kesadaran diri, komunikasi verbal dan
non verbal,
• Perubahan lingkungan, intervensi perilaku
dan penggunaan psikofarmaka.

Jika strategi-strategi ini telah dilakukan


namun klien menjadi bertambah agresif,
maka teknik manajemen krisis seperti isolasi
dan pengikatan harus dilakukan.Namun
demikian pencegahan adalah upaya yg
terbaik dlm mengelola klien dg perilaku
kekerasan.
Untuk dapat melakukan strategi
diatas perawat perlu memahami
perasaan sendiri dan reaksinya
terhadap perilaku kekerasan klien.

Seringkali tanpa disadari perawat


memperlihatkan respon yg tidak
terapeutik yg dapat memperburuk
hubungan terapeutik
perawat-klien,shg perawatpun
harus belajar.
EVALUASI
• Evaluasi pd klien dg perilaku kekerasan
harus berdasarkan observasi perubahan
perilaku dan respons subyektif.
• Pada fase evaluasi diharapkan klien dapat
mengidentifikasi penyebab perilaku
kekerasan, tanda2 PK, PK yg biasa dilakukan,
akibat dari PK, cara yg konstruktif dalam
berespons terhadap Kemarahan,
mendemonstrasikan perilaku yg terkontrol,
memperoleh dukungan keluarga dalam
mengontrol perilaku, menggunakan obat dg
benar.
• Kemarahan, mendemonstrasikan
perilaku yg terkontrol, memperoleh
dukungan keluarga dalam mengontrol
perilaku, menggunakan obat dg benar.
SEKIAN
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai