Anda di halaman 1dari 36

LAPORAN KASUS PRAKTIK KDPK DI RSUD KOTA BOGOR

PADA NY. PR USIA 25 TAHUN DENGAN KASUS


ANEMIA SEDANG PADA IBU HAMIL

Disusun oleh:

1. Adhisty Ridfiana 102110001


2. Anandita Nurnaningsih
102110002 3. Dede Asti 102110003
4. Arini Kiran Azka 102110019

PROGRAM STUDI DIPLOMA III


KEBIDANAN AKADEMI KEBIDANAN
WIJAYA HUSADA BOGOR

2022

Jl. Letjen Ibrahim Adjie No. 181, RT.06/RW.08, Sindangbarang, kec, Bogor
Barat, Kota Bogor, Jawa Barat 16117 Telp. (0251) 8628834/SMS 0852 1670
1654

wijayahusada@gmail.com
LEMBAR PERSETUJUAN
LAPORAN KASUS PRAKTIK KDPK DI RSUD KOTA BOGOR
PADA NY. PR USIA 25 TAHUN DENGAN KASUS
ANEMIA SEDANG PADA IBU HAMIL

TAHUN 2022

DISUSUN OLEH:

1. Adhisty Ridfiana 102110001


2. Anandita Nurnaningsih
102110002 3. Dede Asti 102110003
4. Arini Kiran Azka 102110019

Ketua Kelompok

(Anandita Nurnaningsih)

Mengetahui,

Dosen Pembimbing , Pembimbing Lahan,

Sri Untari, S.Tr.Keb, M.K.M Eka Dian Priyanti Amd.Keb


LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN KASUS PRAKTIK KDPK DI RSUD KOTA BOGOR
PADA NY. PR USIA 25 TAHUN DENGAN KASUS
ANEMIA SEDANG PADA IBU HAMIL

TAHUN 2022

DISUSUN OLEH:

1. Adhisty Ridfiana 102110001


2. Anandita Nurnaningsih
102110002 3. Dede Asti 102110003
4. Arini Kiran Azka 102110019

Dosen Pembimbing , Pembimbing Lahan,

Sri Untari, S.Tr.Keb, M.K.M Eka Dian Priyanti Amd.Keb


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, karena berkat dan
Rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan laporan kasus “Pada Ny. PR Usia 25
Tahun Dengan Kasus Anemia Berat Di RSUD KOTA BOGOR “. Laporan
kasus ini diajukan kepada Akbid Wijaya Husada sebagai persyaratan dalam
rangka menyelesaikan laporan kasus. Dengan ini penulis menarik untuk
menyelesaikan laporan kasus dengan baik dan benar.
Dalam proses penulisan laporan pendahuluan ini banyak sekali hambatan
dan kesulitan yang penulis hadapi, namun berkat bantuan dari berbagai pihak
akhirnya laporan ini dapat diselesaikan. Oleh karena itu, penulis mengucapkan
terima kasih kepada:
1. Ibu Eka Dian Priyanti , Amd. Keb., selaku Pembimbing Lahan Praktik di
Rumah Sakit Umum Daerah Kota Bogor
2. Seluruh bidan dan staf Rumah Sakit Daerah Kota Bogor yang telah
memberikan izin kepada penulis untuk melakukan pengambilan data.
3. Ny. PR yang telah berkenan memberikan kepercayaan dan bersedia
menjadi klien, sekaligus responden dalam laporan ini.
Penulis menyadari bahwa laporan pendahuluan yang telah penulis buat ini
masih terdapat kekurangan dan belum sempurna. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca agar dapat
menjadi acuan bagi penulis untuk menjadi lebih baik di masa mendatang.

Bogor, 20 Juli 2022

PENYUSUN

ii
DAFTAR ISI

Hal.
LEMBAR PENGESAHAN………………………………..................... i
KATA PENGANTAR ………………………………...................... ii
DAFTAR ISI …………………………………………...................... iii
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ………………...................….. 1
B. Tujuan Penelitian ………………………….................... 2
a.Umum ………………………………........................... 2
b. Khusus ……………………………............................ 2
C. Ruang Lingkup… ………………………........................ 2
BAB 2 TINJAUAN TEORITIS
A. KONSEP DASAR PENYAKIT
1. Definisi........................................................................ 3
2. Etiologi........................................................................ 3
3. Klasifikasi.................................................................... 4
4. Pathofisiologi............................................................... 6
5. Manifestasi Klinis........................................................ 8
6. Penatalaksanaan........................................................... 9
7. Komplikasi................................................................... 10
B. ASUHAN KEBIDANAN TEORITIS
1. Identifikasi Data Dasar................................................ 11
2. Keadaan Umum........................................................... 15
3. Diagnosis/Masalah Potensial...................................... 16
4. Kebutuhan Segera....................................................... 16
5. Rencana Asuhan Menyeluruh..................................... 17
6. Implementasi............................................................... 18
7. Evaluasi....................................................................... 18
BAB 3 TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN
A. Tinjauan kasus…………….………………...................... 20
B. Pembahasan........................................................................ 23

iii
BAB 4 PENUTUP
A. Simpulan ………………………………….................... 27
B. Saran ………………………………………................... 27
DAFTAR PUSTAKA …………………………………..................... 29

iiii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Masa kehamilan merupakan masa dimana tubuh sangat membutuhkan
asupan makan yang maksimal baik untuk jasmani maupun rohani (selalu rileks
dan tidak stress). Di masa-masa ini pula, wanita hamil sangat rentan terhadap
menurunnya kemampuan tubuh untuk bekerja secara maksimal. Wanita hamil
biasanya sering mengeluh sering letih, kepala pusing, sesak nafas, wajah pucat
dan berbagai macam keluhan lainnya. Semua keluhan tersebut merupakan
indikasi bahwa wanita hamil tersebut sedang menderita anemia pada masa
kehamilan.
Penyakit ini terjadi akibat rendahnya kandungan hemoglobin dalam tubuh
semasa mengandung. Anemia ini secara sederhana dapat kita artikan dengan
kurangnya sel-sel darah merah di dalam darah daripada biasanya.
Anemia pada kehamilan di Indonesia masih tinggi, dengan angka nasional
65% yang setiap daerah mempunyai variasi berbeda. Anemia gangguan medis
yang paling umum ditemui pada masa hamil, mempengaruhi sekurang –
kurangnya 20% wanita hamil. Wanita ini memiliki insiden komplikasi
puerperal yang lebih tinggi, seperti infeksi, daripada wanita hamil dengan nilai
hematologi normal.
Anemia menyebabkan penurunan kapasitas darah untuk membawa
oksigen. Jantung berupaya mengonpensasi kondisi ini dengan meningkatkan
curah jantung. Upaya ini meningkatkan kebebasan kerja jantung dan menekan
fungsi ventricular. Dengan demikian, anemia yang menyertai komplikasi lain
(misalnya, preeklampsia) dapat mengakibatkan jantung kongestif.
Apabila seorang wanita mengalami anemia selama hamil, kehilangan
darah pada saat ia melahirkan, bahkan kalaupun minimal, tidak ditoleransi
dengan baik. Ia berisiko membutuhkan transfusi darah. Sekitar 80% kasus
anemia pada masa hamil merupakan anemia tipe defisiensi besi (Arias, 1993).
Dua puluh persen (20%) sisanya mencakup kasus anemia herediter dan

1
2

berbagai variasi anemia didapat, termasuk anemia defisiensi asam folat,


anemia sel sabit dan talasemia.

B. Tujuan Penelitian
a. Umum
Mengetahui bagaimana cara mengatasi ibu hamil dengan kasus anemia
selama kehamilan sehingga dapat menekan terjadinya komplikasi lebih
lanjut
b. Khusus
1) Mengetahui apa itu anemia dalam kehamilan
2) Mengetahui tanda dan gejala anemia dalam kehamilan
3) Mengetahui epidemiologi anemia dalam kehamilan
4) Mengetahui etiologi anemia dalam kehamilan
5) Mengetahui patofisiologi anemia dalam kehamilan
6) Mengetahui klasifikasi anemi dalam kehamilan
7) Mengetahui penatalaksanaan anemia dalam kehamilan

C. Ruang Lingkup
1) Ruang Lingkup Materi
Lingkup materi pada penelitian ini dibatasi pada asuhan kebidanan
pada ibu hamil dengan anemia berat
2) Ruang Lingkup Pasien
Pasien dalam penelitian ini adalah ibu hamil dengan anemia berat
3) Ruang Lingup Tempat
Dilakukan di RSUD KOTA BOGOR
3

BAB II
TINJAUAN TEORITIS

A. KONSEP DASAR PENYAKIT


1. Definisi
Anemia adalah suatu keadaan di mana jumlah eritrosit yang beredar
atau konsentraisi hemoglobin menurun. Sabagai akibat,ada penurunan
trasportasi oksigan dari paru-paru ke jaringan perifer. Selama kehamilan,
anemia lazim terjadi dan biasanya disebabkan oleh difesiensi besi,
sekunder terhadap kehilangan darah sebalumnya atau asupan besi yang
tidak a jarang dekuat. Anemia adalah kondisi ibu dengan kadar
haemoglobin (Hb) dalam darahnya kurang dari 12 gr% (Wiknjosastro,
2002). Sedangkan anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan
kadar haemoglobin dibawah 11 gr% pada trimester I dan III atau kadar
<10,5 gr% pada trimester II (Saifuddin, 2002). Anemia dalam kehamilan
yang disebabkan karena kekurangan zat besi, jenis pengobatannya relatif
mudah, bahkan murah. Anemia diindikasikan bila hemoglobin ( Hb)
kurang dari 12 g/dl pada wanita yang tidak hamil atau kurang dari 10 g/dl
pada wanita hamil.

2. ETIOLOGI
Kebanyakan anemia dalam kehamilan disebabkan oleh defisiensi besi
dan perdarahan akut bahkan tidak jarang keduannya saling berinteraksi
(Safuddin, 2002). Menurut Mochtar (1998) penyebab anemia pada
umumnya adalah sebagai berikut:
1. Kurang gizi (malnutrisi)
2. Kurang zat besi
3. Malabsorpsi
4. Kehilangan darah banyak seperti persalinan yang lalu, haid dan lain-
lain
4

3. KLASIFIKASI
Klasifikasi anemia dalam kehamilan menurut Mochtar (1998), adalah
sebagai berikut:
1. Anemia Defisiensi Zat Besi
Anemia yang terjadi akibat kekurangan zat besi dalam darah.
Pengobatannya yaitu, keperluan zat besi untuk wanita hamil, tidak
hamil dan dalam laktasi yang dianjurkan adalah pemberian tablet
besi.
a. Terapi Oral adalah dengan memberikan preparat besi yaitu fero
sulfat, fero glukonat atau Na-fero bisirat. Pemberian preparat 60
mg/ hari dapat menaikan kadar Hb sebanyak 1 gr%/ bulan. Saat ini
program nasional menganjurkan kombinasi 60 mg besi dan 50
nanogram asam folat untuk profilaksis anemia (Saifuddin, 2002).
b. Terapi Parenteral baru diperlukan apabila penderita tidak tahan
akan zat besi per oral, dan adanya gangguan penyerapan, penyakit
saluran pencernaan atau masa kehamilannya tua (Wiknjosastro,
2002). Pemberian preparat parenteral dengan ferum dextran
sebanyak 1000 mg (20 mg) intravena atau 2 x 10 ml/ IM pada
gluteus, dapat meningkatkan Hb lebih cepat yaitu 2 gr% (Manuaba,
2001).
Untuk menegakan diagnosa Anemia defisiensi besi dapat dilakukan
dengan anamnesa. Hasil anamnesa didapatkan keluhan cepat lelah, sering
pusing, mata berkunang-kunang dan keluhan mual muntah pada hamil
muda. Pada pemeriksaan dan pengawasan Hb dapat dilakukan dengan
menggunakan alat sachli, dilakukan minimal 2 kali selama kehamilan
yaitu trimester I dan III. Hasil pemeriksaan Hb dengan sachli dapat
digolongkan sebagai berikut:
1) Hb 11 gr% : Tidak anemia
2) Hb 9-10 gr% : Anemia ringan
3) Hb 7 – 8 gr%: Anemia sedang
4) Hb < 7 gr% : Anemia berat
5

Kebutuhan zat besi pada wanita hamil yaitu rata-rata mendekatai 800
mg. Kebutuhan ini terdiri dari, sekitar 300 mg diperlukan untuk janin dan
plasenta serta 500 mg lagi digunakan untuk meningkatkan massa
haemoglobin maternal. Kurang lebih 200 mg lebih akan dieksresikan lewat
usus, urin dan kulit. Makanan ibu hamil setiap 100 kalori akan
menghasilkan sekitar 8–10 mg zat besi. Perhitungan makan 3 kali dengan
2500 kalori akan menghasilkan sekitar 20–25 mg zat besi perhari. Selama
kehamilan dengan perhitungan 288 hari, ibu hamil akan menghasilkan zat
besi sebanyak 100 mg sehingga kebutuhan zat besi masih kekurangan
untuk wanita hamil (Manuaba, 2001).
2. Anemia Megaloblastik
Anemia yang disebabkan oleh karena kekurangan asam folik,
jarang sekali karena kekurangan vitamin B12. Pengobatannya:
a. Asam folik 15 – 30 mg per hari
b. Vitamin B12 3 X 1 tablet per hari
c. Sulfas ferosus 3 X 1 tablet per hari
d. Pada kasus berat dan pengobatan per oral hasilnya lamban
sehingga dapat diberikan transfusi darah.
3. Anemia Hipoplastik
Anemia yang disebabkan oleh hipofungsi sumsum tulang,
membentuk sel darah merah baru. Untuk diagnostik diperlukan
pemeriksaan-pemeriksaan diantaranya adalah darah tepi lengkap,
pemeriksaan pungsi ekternal dan pemeriksaan retikulosi.
4. Anemia Hemolitik
Anemia yang disebabkan penghancuran atau pemecahan sel darah
merah yang lebih cepat dari pembuatannya. Gejala utama adalah
anemia dengan kelainan-kelainan gambaran darah, kelelahan,
kelemahan, serta gejala komplikasi bila terjadi kelainan pada organ-
organ vital.
Pengobatannya tergantung pada jenis anemia hemolitik serta
penyebabnya. Bila disebabkan oleh infeksi maka infeksinya
diberantas dan diberikan obat-obat penambah darah. Namun pada
6

beberapa jenis obat-obatan, hal ini tidak memberi hasil. Sehingga


transfusi darah berulang dapat membantu penderita ini.
GEJALA ANEMIA PADA IBU HAMIL
Gejala anemia pada kehamilan yaitu:
1. Ibu mengeluh cepat lelah,
2. Sering pusing,
3. Mata berkunang-kunang,
4. Malaise,
5. Lidah luka,
6. Nafsu makan turun (anoreksia)
7. Konsentrasi hilang,
8. Nafas pendek (pada anemia parah); dan
9. Keluhan mual muntah lebih hebat pada hamil muda.

4. PATHOFISIOLOGI
Timbulnya anemia mencerminkan adanya kegagalan sum-sum tulang
atau kehilangan sel darah merah berlebihan atau keduanya. Kegagalan
sum-sum tulang dapt terjadi akibat kekurangan nutrisi, pajanan toksik,
inuasi tumor, atau kebanyakan akibat penyebab yang tidak diketahui.
Sel darah merah dapat hilang melalui perdarahan atau hemolisis
(destruksi) pada kasus yang disebut terakhir, masalah dapat akibat efek sel
darah merah yang tidak sesuai dengan ketahanan sel darah merah normal
atau akibat beberapa factor diluar sel darah merah yang menyebabkan
destruksi sel darah merah. Lisis sel darah merah (disolusi) terjadi terutama
dalam system fagositik atau dalam system retikuloendotelial terutama
dalam hati dan limpa.
Sebagai hasil samping proses ini bilirubin yang sedang terbentuk
dalam fagosit akan masuk dalam aliran darah. Setiap kenaikan destruksi
sel darah merah (hemolisis) segera direpleksikan dengan meningkatkan
bilirubin plasma (konsentrasi normalnya 1 mg/dl atau kurang ; kadar 1,5
mg/dl mengakibatkan ikterik pada sclera. Anemia merupakan penyakit
kurang darah yang ditandai rendahnya kadar hemoglobin (Hb) dan sel
7

darah merah (eritrosit). Fungsi darah adalah membawa makanan dan


oksigen ke seluruh organ tubuh. Jika suplai ini kurang, maka asupan
oksigen pun akan kurang. Akibatnya dapat menghambat kerja organ-organ
penting.

PEMERIKSAAN PENUNJANG LABORATORIUM PADA


KEHAMILAN
1. Jumlah darah lengkap (JDL): hemoglobin dan hemalokrit menurun
2. Jumlah eritrosit: menurun (AP), menurun berat (aplastik); MCV
(molume korpuskular rerata) dan MCH (hemoglobin korpuskular
rerata) menurun dan mikrositik dengan eritrosit hipokronik (DB),
peningkatan (AP). Pansitopenia (aplastik).
3. Jumlah retikulosit: bervariasi, misal : menurun (AP), meningkat
(respons sumsum tulang terhadap kehilangan darah/hemolisis).
4. Pewarna sel darah merah: mendeteksi perubahan warna dan bentuk
(dapat mengindikasikan tipe khusus anemia).
5. LED: Peningkatan menunjukkan adanya reaksi inflamasi,
misal: peningkatan kerusakan sel darah merah : atau penyakit
malignasi.
6. Masa hidup sel darah merah: berguna dalam membedakan diagnosa
anemia, misal: pada tipe anemia tertentu, sel darah merah mempunyai
waktu hidup lebih pendek.
7. Tes kerapuhan eritrosit: menurun (DB).
8. SDP: jumlah sel total sama dengan sel darah merah (diferensial)
mungkin meningkat (hemolitik) atau menurun (aplastik).
9. Jumlah trombosit: menurun caplastik; meningkat (DB); normal atau
tinggi (hemolitik)
10. Hemoglobin elektroforesis: mengidentifikasi tipe struktur hemoglobin.
11. Bilirubin serum (tak terkonjugasi): meningkat (AP, hemolitik).
Folat serum dan vitamin B12 membantu mendiagnosa anemia
sehubungan dengan defisiensi masukan/absorpsi
12. Besi serum: tak ada (DB); tinggi (hemolitik)
8

13. TBC serum: meningkat (DB)


14. Feritin serum: meningkat (DB)
15. Masa perdarahan: memanjang (aplastik)
16. LDH serum: menurun (DB)
17. Tes schilling: penurunan eksresi vitamin B12 urine (AP)
18. Guaiak: mungkin positif untuk darah pada urine, feses, dan isi gaster,
menunjukkan perdarahan akut / kronis (DB).
19. Analisa gaster: penurunan sekresi dengan peningkatan pH dan tak
adanya asam hidroklorik bebas (AP).
20. Aspirasi sumsum tulang/pemeriksaan/biopsi: sel mungkin tampak
berubah dalam jumlah, ukuran, dan bentuk, membentuk, membedakan
tipe anemia, misal: peningkatan megaloblas (AP), lemak sumsum
dengan penurunan sel darah (aplastik).
Pemeriksaan andoskopik dan radiografik: memeriksa sisi perdarahan:
perdarahan GI (Doenges, 1999).

5. MANIFESTASI KLINIS
a. Tanda-tanda umum anemia:
1. pucat,
2. takicardi,
3. bising sistolik anorganik,
4. bising karotis,
5. pembesaran jantung.
b. Manifestasi khusus pada anemia:
a) Anemia aplastik: ptekie, ekimosis, epistaksis, ulserasi oral, infeksi
bakteri, demam, anemis, pucat, lelah, takikardi.
b) Anemia defisiensi: konjungtiva pucat (Hb 6-10 gr/dl), telapak
tangan pucat (Hb < 8 gr/dl), iritabilitas, anoreksia, takikardi,
murmur sistolik, letargi, tidur meningkat, kehilangan minat
bermain atau aktivitas bermain. Anak tampak lemas, sering
berdebar-debar, lekas lelah, pucat, sakit kepala, anak tak tampak
sakit, tampak pucat pada mukosa bibir, farink,telapak tangan dan
9

dasar kuku. Jantung agak membesar dan terdengar bising sistolik


yang fungsional
c) Anemia aplastik : ikterus, hepatosplenomegali.
(Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran UI,
1985)

6. PENATALAKSANAAN
a. Pada saat kunjungan awal, kaji riwayat pasien
1. Telusuri riwayat anemia, masalah pembekuan darah, penyakit
sel sabit, anemia glukosa-6-fosfat dehidrogenase (G6PD), atau
peyakit hemolitik herediter lain.
2. Kaji riwayat keluarga
b. Lakukan hitungan darah lengkap pada kunjungan awal.
1. Morfologi
a) Morfologi normal menunjukkan sel darah merah (SDM)
yang sehat dan matang
b) SDM mikrositik hipokrom menunjukkan anemia defisiensi
zat besi
c) SDM makrositik hipokrom menunjukkan anemia
pernisiosa
2. Kadar hemoglobin (Hb) dan hematokrin (Ht) pada kehamilan
a) Kadar Hb lebih dari 13 g/dl dengan Ht lebih dari 40% dapat
menunjukkan hipovolemia. Waspada dehidrasi dan
preklamsi
b) Kadar Hb 11,5-13 g/dl dengan Ht 34%-40% menunjukkan
keadaan yang normal dan sehat.
c) Kadar Hb 10,5-11,5 g/dl dengan Ht 31%-32%
menunjukkan kadar yang rendah, namun masih normal.
d) Kadar Hb 10 g/dl disertai Ht 30% menunjukkan anemia
(1) Rujuk pasien ke ahli gizi atau konseling gizi,atau
keduanya
10

(2) Berikan suplemen zat besi 1 atau 2 kali/hari, atau satu


kapsul time-release, seperti Slow-Fe setiap hari
e) Kadar Hb < 9-10 g/dl dengan Ht 27%-30% dapat
menunjukkan anemia megaloblastik.
(1) Rujuk pasien ke ahli gizi atau konseling diet.
(2) Rekomendasikan pemberian suplemen ferum-sulfat 325
mg per oral, 2 atau 3 kali/hari.
f) Kadar Hb <9g/dl dengan Ht <27% atau anemia yang tidak
berespon terhadap pengobatan di atas, diperlukan langkah-
langkah berikut:
(1) Periksa adanya pendarahan samara tau infeksi.
(2) Pertimbangkan untuk melakukan uji laboratorium
berikut:
(3) Hb dan Ht (untuk meyingkirkan kesalahan
laboratorium)
(4) Kadar kosentrasizat besi serum
(5) Kapasitas pegikat zat bes
(6) Hitung jenis sel (SDP dan SDM)
(7) Hitung retikulosit (untuk megukur produksi eritrosit)
(8) Hitung trombosit
(9) uji guaiac pada feses untuk medeteksi pendarahan
samar

7. KOMPLIKASI
a. Cardiomegaly
b. Congestive heart failure
c. Gastritis
d. Paralysis
e. Paranoia
f. Hallucination and delusion
g. Infeksi genoturia
11

B. ASUHAN KEBIDANAN SECARA TEORITIS


1. Identifikasi Data Dasar
Pada langkah pertama ini dilakukan pengkajian dengan
mengumpulkan semua data yang diperlukan untuk evaluasi keadaan
secara lengkap, menyeluruh dan fokus yaitu menanyakan riwayat
kesehatan.
Untuk memperoleh data dilakukan dengan cara anamnese yaitu
melakukan tanya jawab untuk memperoleh data meliputi: riwayat
kesehatan, riwayat reproduksi: riwayat haid, riwayat obstetri, riwayat
kehamilan, persalinan dan nifas, riwayat ginekologi, riwayat KB, riwayat
pemenuhan kebutuhan dasar, data sosial ekonomi dan psikologi.
Pada anamnesa ibu hamil dengan anemia akan didapatkan keluhan
cepat lelah, sering pusing, mata berkunang-kunang dan keluhan mual
muntah lebih hebat pada hamil muda.
Sesuai dari hasil pemeriksaan laboratorium akan ditemukan
penurunan hematokrit, konsentrasi hemoglobin dan hitung eritrosit yang
akan tampak pada minggu ke 7 sampai ke 8 kehamilan dan terus
menurun sampai minggu ke-16 sampai ke-22 ketika titik keseimbangan
tercapai. Pada trimester pertama, konsentrasi Hb tampak menurun,
konsentrasi paling rendah didapatkan pada trimester kedua, dan pada
trimester ketiga terjadi sedikit peningkatan Hb.
Pemeriksaan fisik sesuai dengan kebutuhan dan pemeriksaan tanda-
tanda vital meliputi pemriksaan khusus (inspeksi, palpasi, auskultasi, dan
perkusi) dan pemeriksaan penunjang (laboratorium dan catatan terbaru
serta catatan sebelumnya).
Pada ibu hamil dengan anemia dari anamnesis akan ditemukan ibu
merasa lelah, sering mengantuk, merasa pusing dan lemah, mengeluh
sakit kepala, merasa tidak enak badan, perubahan mood dan kebiasaan
tidur, dan mengeluh lidah mudah luka (lecet).
Dari pemeriksaan fisik akan ditemukan pucat pada membrane mukosa
dan konjungtiva, kulit pucat, pucat pada kuku jari, muka ikterik dan data
penunjang pemeriksaan laboratorium dengan pemeriksaan Hb.
12

1. Langkah II Interpretasi Data Dasar,Diagnosa dan Masalah


Pada langkah kedua ini dilakukan identifikasi terhadap
diagnosis atau masalah berdasarkan interpensi yang benar atas
data-data yang telah dikumpulkan. Data dasar yang sudah
dikumpulkan diinterpretasikan sehingga dapat merumuskan
diagnosis dan masalah yang spesifik. Masalah sering berkaitan
dengan hal-hal yang dialami wanita diidentifikasikan oleh
bidan sesuai dengan hasil pengkajian. Masalah juga sering
menyertai diagnosis.
Diagnosis pada ibu hamil dengan anemia dapat di tetapkan
berdasarkan data objektif conjungtiva pucat serta data
penunjang Hb <11gr%.

2. Langkah III ( Diagnosis / Masalah Potensial)


Langkah ketiga merupakan langkah ketika bidan melakukan
identifikasi diagnosis atau masalah potensial dan
mengantisipasi penanganannya. Pada langkah ini kita
mengindentifikasi masalah potensial atau diagnosis potensial
berdasarkan diagnosis / masalah yang sudah diidentifikasi.
Masalah potensial yang bisa timbul Pada kasus ibu hamil
dengan anemia adalah terjadi anemia ringan menjadi anemia
sedang, anemia sedang menjadi anemia berat.
Masalah yang bisa timbul dari anemia selama kehamilan
yaitu tumbuh kembang janin terlambat dengan berbagai
manifestasi kliniknya, dapat terjadi abaortus, persalinan
prematuritas, mudah terjadi infeksi, mola hidatidosa,
hiperemesis gravidarum, perdarahan antepartum, Ketuban
Pecah Dini (KPD).
Pada persalinan ibu dengan anemia dapat terjadi gangguan
his,kala satu dapat berlangsung lama, kala dua brlangsung lama
sehingga dapat meleahkan dan sering melakukan tindakan
13

operasi, kala uri dapat diikuti retensio plasenta, dan perdarahan


postpartum sekunder dan atonia uteri.
Pada post partum dapat terjadi sub involusio uteri
menimbulkan perdarahan postpartum, memudahkan infeksi
puerperium, pengeluaran Asi berkurang, terjadi dekompensasi
kordis mendadak setelah persalinan, anemia kala nifas.
Akibat anemia pada janin dapat terjadi gangguan dalam
bentuk abortus, terjadi kematian intra uterine, persalinan
prematuritas tinggi, berat badan lahir rendah, kelahiran dengan
anemia, dapat terjadi cacat bawaan, bayi mudah mendapat
infeksi sampai kematian perinatal.
3. Langkah IV ( Penetapan Kebutuhan Tindakan Segera)
Merupakan tindakan segera terahadap kondisi yang
diperkirakan akan membahayakan klien.Tindakan ini
dilaksanankan secara kolaborasi dan rujukan sesuai dengan
kondisi klien.
Pada penderita dengan anemia tidak memerlukan tindakan
emergency kecuali jika kondisi anemia berat yang disebabkan
oleh perdarahan dan membutuhkan transfusi darah.
Transfusi untuk anemia dilakukan pada pasien dengan
kondisi kadar Hb <7gr% atau kadar hematokrit <20% atau
Kadar Hb >7gr% dengan gejala klinis pusing, pandangan
berkunang-kunang, atau takikardia (frekuensi nadi
>100xpermenit).
4. Langkah V ( Penyusunan Rencana Asuhan Menyeluruh)
Rencana untuk pemecahan masalah dibagi menjadi tujuan,
rencana pelaksanaan dan evaluasi. Rencana ini disusun
berdasarkan kondisi klien (diagnosa, masalah dan diagnosa
potensial) berkaitan dengan semua aspek asuhan kebidanan.
Rencana dibuat harus rasional dan benar-benar valid
berdasarkan pengetahuan dan teori yang up to date serta
14

evidance terkini serta sesuai dengan asumsi tentang apa yang


akan dilakukan klien.
Pada penderita dengan anemia dilakukan penatalaksanaan
umum yaitu apabila diagnosis anemia telah ditegakkan,
lakukan pemeriksaa asupan darah tepi, untuk melihat
morfologi sel darah merah. Bila asupan pemeriksaan asupan
darah tepi tidak tersedia, berikan suplementasi besi dan asam
folat.
Pemberian tablet tambah darah yang berisi 60mg besi
elemental dan 250 mg asam folat. Pada ibu hamil dengan
anemia tablet tersebut diberikan 3 kali sehari. Bila dalam 90
hari muncul perbaikan, lanjutkan pemberian tablet sampai 42
pasca bersalin. Apabila 90 hari pemberian tablet besi dan asam
folat kadar hemoglobin tidak meningkat, rujuk pasien ke
pelayanan kesehatan yang lebih tinggi untuk mengetahui
penyebab anemia.
Penatalaksanaan khusus pada penderita anemia dapat
dilakukan pemeriksaan penunjang bila tersedia fasilitas
lengkap, tentukan penyebab anemia berdasarkan hasil
pemeriksaan darah perifer lengkap dan apus darah tepi. Untuk
Anemia mikrositik hipokrom dapat ditemukan pada keadaan
dengan defisiensi besi lakukan pemeriksaan ferritin. Apabila
ditemukan kadar ferritin < 15 ng/ml, berikan terapi besi dengan
dosis setara 180 mg besi elemental per hari. Apabila kadar
ferritin normal, lakukan pemeriksaan SI dan TIBC.
Apabila Pasien dengan kecurigaan thalassemia perlu
dilakukan tatalaksana bersama dokter spesialis penyakit dalam
untuk perawatan yang lebih spesifik sedangkan anemia
normositik normokrom dapat ditemukan pada keadaan
Perdarahan dilaksanakan tanyakan riwayat dan cari tanda dan
gejala aborsi, mola, kehamilan ektopik, atau perdarahan pasca
persalinan dan infeksi kronik.
15

Anemia makrositik hiperkrom dapat ditemukan pada


keadaan defisiensi asam folat dan vitamin B12 pentalaksaan
dilakukan dengan berikan asam folat 1 x 2 mg dan vitamin
B12 1 x 250 – 1000 µg . pentalaksanaan dengan transfusi
untuk anemia dilakukan pada pasien dengan kondisi kadar Hb
7 g/dl dengan gejala klinis pusing, pandangan
berkunangkunang, atau takikardia (frekuensi nadi >100x per
menit).Kemudian akukan penilaian pertumbuhan dan
kesejahteraan janin dengan memantau pertambahan tinggi
fundus, melakukan pemeriksaan USG, dan memeriksa denyut
jantung janin secara berkala.
5. Langkah VI Pelaksanaan (implementasi)
Melaksanakan rencana tindakan serta efisiensi dan
menjamin rasa aman klien. Implementasi dapat dikerjakan
keseluruhan oleh bidan, klien, keluarga klien, dokter ataupun
tenaga kesehatan lainnya. Bidan harus melaksanakan
implementasi yang efisien terhadap waktu, biaya dan kualitas
pelayanan.Pada penderita anemia semua tindakan dapat
dikukan secara umum sesuai dengan rencana asuhan.
6. Langkah VII (Evaluasi)
Evaluasi ini dilakukan secara siklus dan dengan mengkaji
ulang aspek asuhan yang tidak efektif untuk mengetahui faktor
mana yang menguntungkan atau menghambat keberhasilan
asuhan yang diberikan. Pada langkah ini meliputi evaluasi
keefektifan asuhan yang sudah diberikan. Rencana tersebut
dapat diaggap efektif jika memang benar efektif dalam
pelaksanaannya.
2. Hasil yang diharapkan dari asuhan kebidana ibu hamil dengan anemia
diharapkan keadaan umum dan tanda-tanda vital ibu baik, ibu bersedia
minum tablet fe dan tata caranya, ibu bersedia makan-makanan yang
banyak mengandung sayur, hemoglobin naik, dan tidak terjadi anemia
berat (Ellisabeth M.F. Lalita, 2013:125-130).
16

Diagnosis pada ibu hamil dengan anemia dapat di tetapkan berdasarkan


data objektif conjungtiva pucat serta data penunjang Hb <11gr%.
3. Langkah III ( Diagnosis / Masalah Potensial)
Langkah ketiga merupakan langkah ketika bidan melakukan identifikasi
diagnosis atau masalah potensial dan mengantisipasi penanganannya. Pada
langkah ini kita mengindentifikasi masalah potensial atau diagnosis
potensial berdasarkan diagnosis / masalah yang sudah diidentifikasi.
Masalah potensial yang bisa timbul Pada kasus ibu hamil dengan anemia
adalah terjadi anemia ringan menjadi anemia sedang, anemia sedang
menjadi anemia berat.
Masalah yang bisa timbul dari anemia selama kehamilan yaitu tumbuh
kembang janin terlambat dengan berbagai manifestasi kliniknya, dapat
terjadi abaortus, persalinan prematuritas, mudah terjadi infeksi, mola
hidatidosa, hiperemesis gravidarum, perdarahan antepartum, Ketuban
Pecah Dini (KPD).
Pada persalinan ibu dengan anemia dapat terjadi gangguan his,kala satu
dapat berlangsung lama, kala dua brlangsung lama sehingga dapat
meleahkan dan sering melakukan tindakan operasi, kala uri dapat diikuti
retensio plasenta, dan perdarahan postpartum sekunder dan atonia uteri.
Pada post partum dapat terjadi sub involusio uteri menimbulkan
perdarahan postpartum, memudahkan infeksi puerperium, pengeluaran Asi
berkurang, terjadi dekompensasi kordis mendadak setelah persalinan,
anemia kala nifas.
Akibat anemia pada janin dapat terjadi gangguan dalam bentuk abortus,
terjadi kematian intra uterine, persalinan prematuritas tinggi, berat badan
lahir rendah, kelahiran dengan anemia, dapat terjadi cacat bawaan, bayi
mudah mendapat infeksi sampai kematian perinatal.
4. Langkah IV ( Penetapan Kebutuhan Tindakan Segera)
Merupakan tindakan segera terahadap kondisi yang diperkirakan akan
membahayakan klien.Tindakan ini dilaksanankan secara kolaborasi dan
rujukan sesuai dengan kondisi klien.
17

Pada penderita dengan anemia tidak memerlukan tindakan emergency


kecuali jika kondisi anemia berat yang disebabkan oleh perdarahan dan
membutuhkan transfusi darah.
Transfusi untuk anemia dilakukan pada pasien dengan kondisi kadar Hb
<7gr% atau kadar hematokrit <20% atau Kadar Hb >7gr% dengan gejala
klinis pusing, pandangan berkunang-kunang, atau takikardia (frekuensi
nadi >100xpermenit).
5. Langkah V ( Penyusunan Rencana Asuhan Menyeluruh)
Rencana untuk pemecahan masalah dibagi menjadi tujuan, rencana
pelaksanaan dan evaluasi. Rencana ini disusun berdasarkan kondisi klien
(diagnosa, masalah dan diagnosa potensial) berkaitan dengan semua aspek
asuhan kebidanan.
Rencana dibuat harus rasional dan benar-benar valid berdasarkan
pengetahuan dan teori yang up to date serta evidance terkini serta sesuai
dengan asumsi tentang apa yang akan dilakukan klien.
Pada penderita dengan anemia dilakukan penatalaksanaan umum yaitu
apabila diagnosis anemia telah ditegakkan, lakukan pemeriksaa asupan
darah tepi, untuk melihat morfologi sel darah merah. Bila asupan
pemeriksaan asupan darah tepi tidak tersedia, berikan suplementasi besi
dan asam folat. Pemberian tablet tambah darah yang berisi 60mg besi
elemental dan 250 mg asam folat. Pada ibu hamil dengan anemia tablet
tersebut diberikan 3 kali sehari. Bila dalam 90 hari muncul perbaikan,
lanjutkan pemberian tablet sampai 42 pasca bersalin. Apabila 90 hari
pemberian tablet besi dan asam folat kadar hemoglobin tidak meningkat,
rujuk pasien ke pelayanan kesehatan yang lebih tinggi untuk mengetahui
penyebab anemia.
Penatalaksanaan khusus pada penderita anemia dapat dilakukan
pemeriksaan penunjang bila tersedia fasilitas lengkap, tentukan penyebab
anemia berdasarkan hasil pemeriksaan darah perifer lengkap dan apus
darah tepi. Untuk Anemia mikrositik hipokrom dapat ditemukan pada
keadaan dengan defisiensi besi lakukan pemeriksaan ferritin. Apabila
ditemukan kadar ferritin < 15 ng/ml, berikan terapi besi dengan dosis
18

setara 180 mg besi elemental per hari. Apabila kadar ferritin normal,
lakukan pemeriksaan SI dan TIBC.
Apabila Pasien dengan kecurigaan thalassemia perlu dilakukan
tatalaksana bersama dokter spesialis penyakit dalam untuk perawatan yang
lebih spesifik sedangkan anemia normositik normokrom dapat ditemukan
pada keadaan Perdarahan dilaksanakan tanyakan riwayat dan cari tanda
dan gejala aborsi, mola, kehamilan ektopik, atau perdarahan pasca
persalinan dan infeksi kronik.
Anemia makrositik hiperkrom dapat ditemukan pada keadaan defisiensi
asam folat dan vitamin B12 pentalaksaan dilakukan dengan berikan asam
folat 1 x 2 mg dan vitamin B12 1 x 250 – 1000 µg . pentalaksanaan
dengan transfusi untuk anemia dilakukan pada pasien dengan kondisi
kadar Hb 7 g/dl dengan gejala klinis pusing, pandangan berkunangkunang,
atau takikardia (frekuensi nadi >100x per menit).Kemudian akukan
penilaian pertumbuhan dan kesejahteraan janin dengan memantau
pertambahan tinggi fundus, melakukan pemeriksaan USG, dan memeriksa
denyut jantung janin secara berkala.
6. Langkah VI Pelaksanaan (implementasi)
Melaksanakan rencana tindakan serta efisiensi dan menjamin rasa aman
klien. Implementasi dapat dikerjakan keseluruhan oleh bidan, klien,
keluarga klien, dokter ataupun tenaga kesehatan lainnya. Bidan harus
melaksanakan implementasi yang efisien terhadap waktu, biaya dan
kualitas pelayanan.Pada penderita anemia semua tindakan dapat dikukan
secara umum sesuai dengan rencana asuhan.
7. Langkah VII (Evaluasi)
Evaluasi ini dilakukan secara siklus dan dengan mengkaji ulang aspek
asuhan yang tidak efektif untuk mengetahui faktor mana yang
menguntungkan atau menghambat keberhasilan asuhan yang diberikan.
Pada langkah ini meliputi evaluasi keefektifan asuhan yang sudah
diberikan. Rencana tersebut dapat diaggap efektif jika memang benar
efektif dalam pelaksanaannya.
19

Hasil yang diharapkan dari asuhan kebidana ibu hamil dengan anemia
diharapkan keadaan umum dan tanda-tanda vital ibu baik, ibu bersedia
minum tablet fe dan tata caranya, ibu bersedia makan-makanan yang
banyak mengandung sayur, hemoglobin naik, dan tidak terjadi anemia
berat (Ellisabeth M.F. Lalita, 2013:125-130).
20

BAB III
TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN

A. Tinjauan Kasus
I. Pengkajian :
Tanggal Pengkajian : 20 Juli 2022
Tempat Pengkajian : RSUD KOTA BOGOR

A. Data Subjektif
1. Identitas
Nama : Ny. PR / Tn. R
Usia : 25 th / 30 th
Suku/bangsaan: Indonesia/Indonesia
Pekerjaan : Perawat / Perawat
Pendidikan : S1 / S1
Alamat : JL. Katulampa
2. Keluhan Utama: Ibu mengatakan sering pusing, lemas dan mudah
lelah.
3. Nutrisi
Makan : 3x/hari
Minum : 8-9 gelas
4. Eliminasi
BAK : 4x/hari
BAB : 2x/hari
5. Istirahat : 7-8 jam/hari
6. Psikologi : Respon keluarga terhadap kesehatan ibu baik

B. Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan Umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. Keadaan Emosional : Stabil
d. Berat Badan :
e. Berat Badan Sebelum Hamil :
f. Tinggi badan : 155 cm
21

g. Lila : 28 cm
h. Tanda-tanda vital
TD : 100/60 mmHg
N : 98x/i
RR : 20x/i
S : 36,7oC
2. Pemeriksaan Fisik
a. Muka : Tidak ada oedema dan chloasma gravidarum, tidak
pucat.

b. Mata : Sklera putih, konjungtiva sedikit pucat, dan


pandangan mata tidak kabur.

c. Mulut : Tidak ada stomatitis, lembab.

d. Gigi/ Gusi : Gigi rapih dan bersih.

e. Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar getah bening dan


kelanjar tiroid.

f. Payudara : Simetris, tidak ada striae gravidarum, areola dan


puting menghitam, tidak ada benjolan, puting susu pada
payudara menonjol, pengeluaran ASI belum keluar.

g. Perut : Tidak ada luka bekas “udun” dibawah pusar


sebelah kanan, linea nigra, striae albican.
h. Palpasi :
TFU : 3 jari dibawah pusat
Leopold 1 : Teraba Balotment +
Leopold 2 :-
Leopold 3 :-
Leopold 4 :-
TFU : 3 jari dibawah pusat
DJJ : 140x/menit
i. Ano-Genetalia : Tidak ada varises dan kelainan, tidak
mengalami keputihan
j. Ekstremitas
a) Atas : Simetris, tidak ada oedema dan tidak ada
kelainan
b) Bawah : Simetris, tidak ada oedema, refleks patella
(+) / (+).
22
3. Pemeriksaan Penunjang
a. HB : 8 gr/dl
b. Golongan Darah : O
c. USG
Belum USG
d. Protein Urine : Tidak dilakukan pemeriksaan.
e. Glukosa Urine : Tidak dilakukan pemeriksaan.

II. Analisa
a. Diagnosa : Ny. PR G1P0A0 25 tahun hamil 17-18 minggu
dengan anemia sedang.
b. Masalah : Ibu mengatakan sering pusing, lemas dan mudah
lelah.
c. Kebutuhan : Berikan penkes tentang gizi ibu hami, anjurkan ibu
untuk istirahat yang cukup, berikan penambah darah.

III. Planning
a. Anamnesa
b. Informed cosent
23

c. TTV dan pengambilan darah


d. Menyiapkan alat
e. Memberitahu ibu bahaya anemia
f. Anjurkan ibu untuk memenuhi kebutuhan nutrisi dan hidrasi
g. Beritahu hasil pemeriksaan
h. Menjadwalkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang
i. Evaluasi

IV. Implementasi
a. Melakukan anamnesa
b. Melakukan informed consent
c. Melakukan pemeriksaan TTV dan Pengambilan darah untuk
pengecekan HB ibu
d. Menyiapkan infus set untuk transfusi darah
e. Memberitahu ibu tanda bahaya anemia
f. Memberitahu ibu untuk memenuhi kebutuhan nutrisi dan hidrasi
dengan minum air putih lebih banyak, mengonsumsi makanan
dengan gizi seimbang, makan secara teratur, mengonsumsi
makanan tambahan seperti biskuit di antara jam makan pokok,
mengonsumsi buah dan sayuran
g. Menganjurkan ibu untuk mengonsumsi makanan yang tinggi zat
besi untuk meningkatkan kadar Hb.
h. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan
i. Memberitahu ibu untuk kunjungan ulang tangga18 agustus 2022
j. Evaluasi

V. Evaluasi
a. Telah dilakukan anamnesa
b. Telah melakukan informed consent
c. Telah melakukan pemeriksaan TTV dan pengambilan darah
d. Telah melakukan transfuse darah
e. Ibu sudah mengetahui tanda bahaya anemia
k. Ibu telah melakukan kebutuhan nutrisi dan hidrasi dengan minum
air putih lebih banyak, mengonsumsi makanan dengan gizi
24

seimbang, makan secara teratur, mengonsumsi makanan


tambahan seperti biskuit di antara jam makan pokok,
mengonsumsi buah dan sayuran
f. Ibu telah mengonsumsi makanan yang tinggi zat besi
g. Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaan
h. Ibu telah mengetahui untuk kunjungan ulang tanggal 18 Agustus
2022 dan ibu telah menyetujuinya.

B. Pembahasan
Pada bab ini penulis akan membahas tentang kesenjangan antara konsep
dan teori dasar dengan penerapan asuhan kebidanan pada Ny. PR G1P0A0 25
tahun hamil 17-18 minggu dengan anemia sedang.

Untuk memudahkan dalam menguraikan kesenjangan antara teori dan


studi kasus, maka penulis menggunakan pendekatan manajemen asuhan
kebidanan sebagai berikut.
1. Pengkajian
Pada langkah ini penulis melakukan pengkajian data dasar yang
akurat dan lengkap dari sumber yang yang berkaitan dengan pasien.
Berdasarkan data subyektif yang penulis temukan pada kasus Ny. PR
G1P0A0 25 tahun hamil 17-18 minggu dengan anemia sedang, Ibu
mengatakan sering pusing, lemas dan mudah lelah.

Pada data objektif keadaan umum : baik, kesadaran

:composmentis, Konjungtiva : sedikit pucat, TTV : TD : 100/60 mmHg,


R : 20x/menit, N : 98x/menit, S : 36,7 C, TB : 155 cm, LILA : 28 cm, Hb
= 8 gram%.
Dengan demikian apa yang dijelaskan pada konsep dasar dan yang
ditemukan pada studi kasus secara garis besar tidak ada kesenjangan.

2. Diagnosa Kebidanan
Berdasarkan dalam konsep dasar bahwa dalam menegakkan suatu
diagnosa/masalah kebidanan harus berdasarkan pada pendekatan asuhan
25

kebidanan yang didukung dan ditunjang oleh beberapa data baik data
subjektif dan objektif. Masalah yang ada pada ibu dengan anemia sedang
yaitu ibu merasa mengeluh sakit kepala dan lemas. Kebutuhan ibu dengan
anemia sedang yaitu dengan menganjurkan ibu untuk mengonsumsi
makanan yang tinggi zat besi untuk meningkatkan kadar Hb.
Adapun diagnosa masalah yang di identifikasi pada Ny. PR G1P0A0
25 tahun hamil 17-18 minggu dengan anemia sedang, Ibu mengatakan
sering pusing, lemas dan mudah lelah. Kebutuhan Ny. PR yaitu
memenuhi kebutuhan nutrisi dan hidrasi dengan minum air putih lebih
banyak, mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang, makan secara
teratur, mengonsumsi makanan tambahan seperti biskuit di antara jam
makan pokok, mengonsumsi buah dan sayuran
Pada langkah ini penulis tidak menemukan kesenjangan antara
teori dengan kasus yang ada di lahan praktek.

3. Perencanaan
Perencanaan disusun berdasarkan diagnosa kebidanan,
merencanakan asuhan yang menyeluruh ditentukan dengan langkah-
langkah sebelumnya. Keputusan yang dikembangkan dalam asuhan
menyeluruh harus rasional dan benar-benar tepat berdasarkan
pengetahuan dan teori yang up to date dan setiap rencana harus disetujui
oleh pihak bidan dan pasien.
Rencana asuhan yang diberikan pada Ny. PR yaitu dengan
memberikan penkes tentang gizi ibu hamil dan memberikan tablet
penambah darah. Nutrisi yang baik adalah cara terbaik untuk mecegah
terjadinya anemia jika sedang hamil atau mecoba menjadi hamil. Makan
makanan yang tinggi kandungan zat besi (seperti sayuran berdaun hijau,
daging merah, sereal, telur, dan kacang tanah) dapat membantu
memastikan bahwa tubuh menjaga pasokan besi yang diperlukan untuk
berfungsi dengan baik. Pemberian vitamin untuk memastikan bahwa
tubuh memiliki cukup asam besi dan folat.
26

4. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan anemia secara umum yaitu apabila diagnosis
anemia telah ditegakkan, lakukan pemeriksaan apusan darah tepi untuk
melihat morfologi sel darah merah. Bila pemeriksaan apusan darah tepi
tidak tersedia, berikan suplementasi besi 112 dan asam folat. Tablet yang
saat ini banyak tersedia di Puskesmas adalah tablet tambah darah yang
berisi 60 mg besi elemental dan 250 μg asam folat. Pada ibu hamil dengan
anemia, tablet tersebut dapat diberikan 3 kali sehari. Bila dalam 90 hari
muncul perbaikan, lanjutkan pemberian tablet sampai 42 hari
pascasalin.Apabila setelah 90 hari pemberian tablet besi dan asam folat
kadar hemoglobin tidak meningkat, rujuk pasien ke pusat pelayanan yang
lebih tinggi untuk mencari penyebab anemia (Kemenkes RI 2013: 161).
Pada Ny. PR dilakukan penatalaksanaan penkes tentang gizi ibu
hamil dan berikan tablet penambah darah. Ketika tubuh kehilangan darah
cukup banyak, fungsi jaringan dan organ bisa terganggu akibat asupan
oksigen dan nutrisi yang biasanya dibawa oleh sel darah merah
berkurang. Oleh karena itu, untuk mengatasi kondisi tersebut, sering kali
diperlukan transfusi darah.

5. Evaluasi
Evaluasi merupakan langkah akhir dari proses manajemen
kebidanan dimana pada tahap ini ditemukan kemajuan atau keberhasilan
dalam mengatasi masalah yang dihadapi klien. Proses evaluasi
merupakan langkah dari proses manejemen asuhan kebidanan pada tahap
ini penulis tidak mendapatkan permasalahan atau kesenjangan pada
evaluasi menunjukan masalah teratasi tanpa adanya komplikasi
(Mangkuji, 2013).
Pada ibu dengan anemia sedang, hasil yang diharapkan adalah
tidak terjadi pusing dan lemas, HB sudah normal kembali.
Pada kasus ibu dengan anemia sedang evaluasi yang diharapkan adalah:
1. Sudah dilakukan transfusi darah
2. HB ibu kembali normal
27

3. Tidak merasa pusing dan lemas


4. Keadaan ibu sudah pulih kembali
Pada langkah ini penulis tidak menemukan kesenjangan antara
teori dengan kasus yang ada di lahan praktek.
28

BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Setelah melakukan asuhan kebidanan pada Ny. H umur 39 tahun
dengan Anemia sedang dengan menerapkan manajemen varney dapat
diambil kesimpulan:
1. Pada pengkajian Ny. PR G1P0A0 25 tahun hamil 17-18 minggu
dengan anemia sedang, di peroleh data subjektif dan data objektif,
telah dilakukan sesuai teori yang ada.
2. Diagnosa kebidanan diperoleh dari hasil pengkajian Ny. PR G1P0A0 25
tahun hamil 17-18 minggu dengan anemia sedang, Ny. PR Ibu merasa
sering pusing, lemas dan mudah lelah, dan kebutuhannya memberikan
dukungan moril kepada ibu. Pada langkah ini telah dilakukan dengan
teori yang ada.
3. Perencanaan tindakan yang diberikan pada Ny. PR G1P0A0 25 tahun
hamil 17-18 minggu dengan anemia sedang telah dilakukan sesuai dengan
teori yang ada.
4. Pelaksanaan pada kasus Ny. PR G1P0A0 25 tahun hamil 17-18 minggu
dengan anemia sedang telah dilakukan sesuai dengan teori yang ada.
5. Evaluasi merupakan keefektifan apakah asuhan benar-benar telah
terpenuhi sesuai dengan kebutuhan, diagnose, dan masalah pasien
dengan teori yang telah ada.
6. Pada langkah manajemen kebidanan dari pengkajian-evaluasi di kasus
ini tidak terdapat kesenjangan Antara teori dan kasus yang ada di lahan
praktik.
B. Saran
1. Bagi Pasien dan Keluarga Pasien
Agar keluarga lebih memperhatikan terhadap kesehatan ibu agar
terdeteksi lebih dini bila terjadi kegawatan serta mengerti tentang
bahaya yang timbul jika tidak mendapat penanganan yang lebih lanjut
2. Bagi Profesi
29

Agar dapat menambah referensi dalam mutu pelayanan dalam


mengenai kasus Anemia, dari sarana dan tenaga kesehatan yang ada di
Rumah Sakit
3. Bagi Instansi Pendidikan
Agar dapat menambah referensi dalam memberikan pendidikan pada
mata kuliah asuhan kebidanan dengan Anemia Sedang.
30

DAFTAR PUSTAKA

Morgan Geri, dkk. 2009. Obstetri dan Ginekologi Pansuan Praktik. Jakarta: EGC.
Loowdermilk,dkk.2005.Buku Ajar Keperawatan Maternitas.Jakarta:EGC.
Taber Ben-zion,M,D.1994.Kapita Selekta Kedaruratan Obstet dan
Ginekologi.Jakarta:EGC.
Prawirohardjo, Sarwono.2006.Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Meternal
dan Neonatal.Jakarta:Yayasan Bina Pustaka.
Doenges, Marilynn E,dkk.2000.Rencana Asuhan Keperawatan.Jakarta:EGC.
Nanda.2009.Diagnosa Keperawatan 2009-2011.Jakarta:EGC.
Manuaba, Ida Bagus Gde.2001.Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin Obstetri
Ginekologi dan KB.Jakarta:EGC
Doengoes, Mariliynn E. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan, Jakarta : EGC
Price, Sylvia. 2005. Patofisiologis : Konsep Klinis Proses-proses Penyakit. Jakarta
: EGC
Handayani Wiwik dan Andi Sulistyo. 2008. Asuhan Keperawatan pada Klien
dengan Gangguan Sistem Hematologi. Jakarta : Salemba Medika

Anda mungkin juga menyukai