Anda di halaman 1dari 3

KELOMPOK 1

Nama Anggota :

1. Dhiys Shifa R. (P1337434119054)


2. Akhmad Teguh S. (P1337434119064)
3. Sekar Ajeng A. (P1337434119074)
4. Kartika Dianita BP (P1337434119085)
5. Amalia Istiqomah (P1337434119094)

LAPORAN PRAKTIKUM

A. Judul : Penentuan Kadar Air Dan Kadar Abu

B. Tujuan : -Untuk mengetahui kadar air pada susu


-Untuk mengetahui kadar abu pada pisang

C. Dasar Teori :

Kadar abu merupakan campuran dari komponen anorganik atau mineral yang
terdapat pada suatu bahan pangan. Bahan pangan terdiri dari 96% bahan anorganik dan
air, sedangkan sisanya merupakan unsur-unsur mineral. Unsur juga dikenal sebagai zat
organik atau kadar abu. Kadar abu tersebut dapat menunjukan total mineral dalam suatu
bahan pangan. Bahan-bahan organik dalam proses pembakaran akan terbakar tetapi
komponen anorganiknya tidak, karena itulah disebut sebagai kadar abu

Kadar air bahan menunjukkan banyaknya kandungan air persatuan bobot bahan.
Dalam hal ini terdapat dua metode untuk menentukan kadar air bahan tersebut yaitu
berdasarkan bobot kering (dry basis) dan berdasarkan bobot basah (wet basis). Dalam
penentuan kadar air bahan hasil pertanian biasanya dilakukan berdasarkan obot basah.
Dalam perhitungan ini berlaku rumus sebagai berikut: KA = (Wa / Wb) x 100%  (Taib,
1988).

Bila air pada susu dihilangkan dengan penguapan dan sisa yang kering dibakar
pada panas rendah akan diperoleh sisa abu putih yang berisi bahan-bahan mineral.
Kalsium dan fosfor dari abu ini menarik perhatian khusus sebab mempunyai nilai gizi
yang penting dan karena kalsium fosfat merupakan bagian dari partikel kasein dan
mempengaruhi sifat partikel ini terhadap penggumpalan oleh renin, panas dan asam.
Mineral lain terdapat dalamjumlah yang sangat sedikit (trace mineral) contohnya adalah
besi, tembaga, alumunium, boron, seng, mangan dan silicon.

E.Alat dan Bahan :

 Kadar Air
Alat : Bahan :
a. Cawan Crussible a. Sampel Susu
b. Desikator
c. Tang Penjepit
d. Oven Pengering
e. Timbangan Analitik
 Kadar Abu
Alat : Bahan:
a. Cawan Porselein a. Sampel pisang
b. Desikator
c. Timbangan Analitik
d. Oven Pengering
e. Tanur

F. Prosedur Kerja :

 Penentuan Kadar Air Metode Thermogravimetri

1) Cawan porselin yang sudah bersih dikeringkan di dalam oven pengering pada
suhu 105o C selama 1 jam dengan tutup dilepas.
2)  Kemudian cawan porselin diambil dengan menggunakan tang penjepit dan
didinginkan didalam desikator dengan tutup dilepas selama 1 jam.
3)  Setelah dingin, cawan porselin ditimbang dalam keadaan tertutup (ms).
4)  Ditimbang sampel ± 2 gram dengan menggunakan cawan porselin (m s1) dan
dikeringkan di dalam oven pengering pada suhu 105o C selama 8 jam atau sampai
beratnya tetap denga tutup dilepas.
5)  Dengan menggunakan tang penjepit cawan porselin ditutup, kemudian
didinginkan di dalam desikator selama 30 menit dengan tutup dilepas. Setelah dingin
cawan porselin ditutup kembali dan ditimbang (ms2).

 Penentuan Kadar Abu Metode Pengabuan Kering (Langsung)

1) Cawan Porselein dipanaskan ke dalam oven dengan suhu 105 selama 1 jam
2) Cawan didinginkan dalam desikator selama 30 menit kemudian ditimbang
3)Cawan yang berisi sampel dipanaskan di atas bunsen hingga menjadi arang
4)Kemudian cawan dipindahkan ke dalam tanur untuk proses pengabuan (pemanasan
suhu tinggi; 550°C-600°C selama 6 jam
5)Cawan porselen yang sudah berisi abu dimasukkan ke dalam oven dengan suhu
105°C selama 1 jam
6)Cawan didinginkan dalam desikator
7)Cawan ditimbang sebagai berat abu
G. Hasil Pengamatan

 Kadar Air

Berat Berat
cawan + cawan +
tutup + tutup +
. Berat sampel sampel Berat
cawan sebelum sesudah sampel Kadar air (%)
+ tutup dikeringka dikeringkan ms1 – (ms1 – ms2 / ms1 – ms )
Sampel ms (gr) n ms1 (gr) ms2 (gr) ms (gr) x 100%
Susu 102,762 104,108 104,087 1,346 1,560%

Kada
 Kadar Abu

berat cawan +
Kelompo cawan sampel Ulang Kadar Abu
k Sampel (a) sampel (b) (b’) (%) Pembulatan
1 Pisang 18.7138 5.1095 18.7475 0.65955573 0.66
H.Pembahasan

Praktikum ini adalah bertujuan untuk mengetahui kadar air dalam suatu sampel.
Sampel yang digunakan dalam praktikum ini adalah susu. Penetapan kadar air dalam
sampel – sampel  tersebut dilakukan dengan menggunakan metode oven pengering, yang
mana pengeringan tersebut dengan cara memasukkan sampel ke dalam oven pengering
pada suhu 105˚ C selama 8 jam atau sampai beratnya konstan atau tetap. Dari data berat
yang dapat diperoleh antara lain ms (berat cawan dan tutup), ms1 (berat cawan + tutup +
sampel sebelum dikeringkan), ms2 (berat cawan + tutup + sampel sesudah dikeringkan),
maka dapat diketahui kadar air sampel tersebut yaitu dengan persamaan: kadar air = (ms1
– ms2 / ms1 – ms) x 100%.

Abu merupakan residu anorganik dari hasil pembakaran atau hasil oksidasi
komponen organic bahan pangan. Kadar abu ada hubungannya dengan kandungan
mineral suatu bahan. Penentuan kadar abu cara kering mempunyai prinsip yaitu,
mengoksidasi semua zat organik pada suhu tinggi, yakni sekitar 500-600o C dan
kemudian melakukan penimbangan zat yang tertinggal setelah proses pembakaran
tersebut (Vanessa, 2008).   Kandungan mineral yang terdapat pada pisang yakni kalium,
kalsium,  besi, magnesium, fosfor, seng, tembaga, mangan, selenium, dan flourida
mineral tersebut dapat membantu fungsi tubuh dan meningkatkan system kekebalan
tubuh.

I. Simpulan

Pada Praktikum ini kadar air, data yang diperoleh dan dimasukkan dalam
perhitungan maka didapatkan kadar air pada sampel susu adalah -1,037% Dari kadar air
ini dapat dicari besarnya berat kering dan didapatkan data bahwa berat kering pada
sampel susu adalah 101,037%, maka dapat disimpulkan bahwa kadar air berbanding
terbalik dengan berat kering.

Pada praktikum kadar abu dengan sampel pisang diperoleh kadar abu sejumlah
0,66%, Menurut literatur, kadar abu pada buah – buahan segar ialah sekitar 0,2 – 0,8 %,
dapat dikatakan hasil praktikum sesuai dengan literature.

Anda mungkin juga menyukai