Anda di halaman 1dari 7

SISTEM LIMFATIK DAN

KADIOVASKULER

OLEH KELOMPOK 2:
NILA ROSA JULIANTI
NISYA DIRA TAHIR
MIRANTY FISTA PORA
ASNAWIYAH TAHERUN
SOFIA ROSANTI AMAR
IIN MAGFIRAH AHMAD
SISTEM LIMFATIK DAN KARDIOVASKULER

 SISTEM LIMFATIK
Sistem limfatik adalah suatu sistem sirkulasi sekunder yang berfungsi mengalirkan
limfa atau getah bening di dalam tubuh. Limfa (bukan limpa) berasal dari plasma darah
yang keluar dari sistem kardiovaskular ke dalam jaringan sekitarnya. Cairan ini kemudian
dikumpulkan oleh sistem limfa melalui proses difusi ke dalam kelenjar limfa dan
dikembalikan ke dalam sistem sirkulasi.

 SISTEM KARDIOVASKULER
Kardiovaskuler terdiri dari dua suku kata yaitu; cardiac dan vaskuler. Cardiac yang
berarti jantung dan vaskuler yang berarti pembuluh darah. Dalam hal ini mencakup system
sirkulasi darah yang terdiri dari jantung komponen darah dan pembuluh darah. Pusat
peredaran darah atau sirkulasi darah ini berawal dijantung, yaitu sebuah pompa berotot
yang ebrdenyut secara ritmis dan berulang 60-100x/menit. Setiap denyut menyebabkan
darah mengalir dari jantung, keseluruh tubuh dalam suatu jaringan tertutup yang terdiri
atas arteri, arteriol, dan kapiler. Kemudian kembali kejantung melalui venula dan vena.
VIRUS YANG DAPAT MENGINFEKSI SISTEM LIMFATIK DAN
KARDIOVASKULER

Epstein-Barr Virus
 Pengertian
Mononukleosis atau demam kelenjar merupakan suatu penyakit yang
disebabkan oleh virus Epstein-Barr (EBV) yang biasanya terjadi pada
remaja.Biasanya penyakit ini juga sering disebut dengan penyakit ciuman
(kissing disease) karena penyebarannya dapat melalui air liur seperti
berciuman, bersin, batuk, dan berbagi peralatan makan dengan orang yang
terinfeksi.Penyakit ini juga dapat terjadi komplikasi pada beberapa kasus yaitu
seperti pembengkakan limpa

 Penyebab
Mononukleosis umumnya disebabkan oleh virus Epstein Barr (EBV) yang
berasal dari keluarga virus Herpes dan merupakan salah satu virus yang paling
umum menginfeksi manusia diseluruh dunia.Mononukleosis biasanya
menginfeksi remaja karena sebagian besar orang dewasa yang telah terpapar
virus ini dapat membangun antibodinya sendiri
Penyakit ini dapat ditularkan melalui cairan tubuh seperti darah, air mani atau air
liur orang yang terinfeksi, sehingga virus dapat disebar dengan beberapa kegiatan seperti
hubungan seksual, transplantasi organ, transfusi darah dan berciuman, berbagi peralatan
makan dengan seseorang yang terkena infeksi, batuk, dan bersin. Pada remaja dan dewasa,
infeksi mononucleosis dapat menyebabkan gejala pada sekitar 35–50% orang.Pada anak–
anak, infeksi seringkali tidak menyebabkan gejala.

 Diagnosis
• Riwayat penyakit dengan menanyakan sudah berapa lama gejala terjadi. Jika berusia antara
usia 15–25 tahun, dokter akan menanyakan kontak dengan orang yang menderita
• Pemeriksaan fisik terlebih dahulu seputar gejala yang dialami, mencari tanda-tanda seperti
amandel, pembengkakan limpa, dan pembengkakan kelenjar getah bening
• Monospot test. Pemeriksaan ini adalah salah satu cara yang dapat diandalkan untuk
mendiagnosis mononukleosis. Pemeriksaan darah dilakukan untuk mencari antibodi, yaitu
protein yang dihasilkan oleh sistem imun tubuh untuk merespon benda asing didalam tubuh
• Pemeriksaan antibodi dengan pemeriksaan antibodi terhadap virus Epstein Barr. Jika
hasil monospot test negative, maka pemeriksaan antibodi spesifik terhadap EBV akan
dilakukan. Pemeriksaan ini dapat mendeteksi mono pada minggu pertama gejala dialami.
• Pemeriksaan jumlah sel darah putih dengan melakukan tes darah untuk mencari
peningkatan sel darah putih (limfosit) atau yang tampak tidak normal
Cytomegalovirus

 Pengertian
Cytomegalovirus atau CMV adalah kelompok virus dapat menginfeksi manusia dan
menimbulkan penyakit.Infeksi CMV biasanya tidak berbahaya dan tidak menimbulkan
gangguan kesehatan karena sistem kekebalan tubuh bisa mengendalikan infeksi virus
tersebut
Infeksi cytomegalovirus dapat ditularkan melalui cairan tubuh penderita, seperti air
ludah, darah, atau urine.Penularan tersebut terjadi saat virus dalam keadaan aktif, misalnya
ibu hamil yang terinfeksi virus CMV aktif dapat menularkan virus ini pada janinnya.Kondisi
ini disebut CMV bawaan.
 Gejala Cytomegalovirus

Infeksi cytomegalovirus umumnya tidak menimbulkan gejala serius dan tidak


disadari penderitanya. Gejala ringan dapat terlihat pada orang yang terinfeksi virus ini,
seperti demam hingga lebih dari 38 derajat Celsius, tubuh terasa lelah, nyeri otot dan
tenggorokan, serta pembengkakan kelenjar getah bening

 Penyebab Cytomegalovirus
 Kontak langsung dengan cairan tubuh, misalnya memegang mata, hidung, atau mulut
setelah kontak langsung dengan cairan tubuh penderita infeksi CMV
 Kontak seksual. Pasangan dapat tertular infeksi virus CMV setelah melakukan hubungan
seksual
 Melalui organ transplantasi atau transfusi darah
 Pemberian air susu ibu. Seorang ibu yang terinfeksi CMV dapat menularkan virus ini kepada
bayi saat menyusuinya
 Saat persalinan. Ibu yang terinfeksi CMV dapat menularkan virus ini pada bayi saat
persalinan. Risiko penularan pada bayi baru lahir lebih tinggi pada saat aktif pertama kali
dibanding pada saat virus aktif kembali
 Diagnosis Cytomegalovirus

Seringkali diagnosis untuk cytomegalovirus (CMV) tidak dibutuhkan, terutama pada


orang dewasa dan anak-anak dengan sistem kekebalan tubuh yang baik, karena tidak
diperlukan pengobatan terhadap infeksi cytomegalovirus. . Saat pasien diduga mengalami
infeksi CMV, dokter akan melakukan pemeriksaan guna mendeteksi virus ini dari cairan
atau jaringan tubuh. Tes darah di laboratorium juga dapat memastikan infeksi CMV
melalui pemeriksaan kandungan antibodi CMV.Selain itu, tes darah juga menunjukkan
berapa banyak virus yang terdapat dalam tubuh.

 Komplikasi Cytomegalovirus
Komplikasi Cytomegalovirus umumnya bervariasi dan dapat terjadi pada siapa saja,
tergantung kesehatan pasien ketika terinfeksi dan kondisi pasien secara keseluruhan.
Komplikasi biasanya muncul pada penderita infeksi CMV dengan sistem imunitas lemah,
antara lain hilangnya penglihatan, gangguan sistem pencernaan (peradangan usus besar,
esofagits, dan hepatitis), gangguan sistem saraf (ensefalitis), serta pneumonia.
Pada kasus yang jarang terjadi, cytomegalovirus dapat meningkatkan
risiko mononukleosis pada orang dewasa yang sehat. Jenis komplikasi lain yang mungkin
terjadi pada orang sehat, antara lain gangguan pada sistem pencernaan, hati, otak, dan
sistem saraf.

Anda mungkin juga menyukai