A. HANDLING
moncong kuda, hal ini akan membuat kuda mengenali bau dari pemeriksa. Handling
dilanjutkan dengan mengusap kepala maupun badan kuda hingga kuda merasa
nyaman.
B. RESTRAIN
Restrain pada kuda sering dilakukan mengingat factor resiko pada kuda yang
perlu diperhatikan seperti gigitan maupun tendangan kaki, maka dari itu kuda perlu
1. Mengangkat Kaki
a. Pram/ Twitch
Pram digunakan dengan cara memasangnya pada bibir bagian atas dan diputar
b. Twitching Tangan
Twitching dengan tangan dapat dilakukan dengan ear twitch ataupun neck
twitch.
3. Halter
4. Tali Kesehatan
Prinsipnya sama dengan tali kesehatan pada sapi yaitu membatasi ruang gerak.
5. Kandang Jepit
Kandang jepit merupakan tempat untuk membatasi ruang gerak kuda ketika
C. PEMERIKSAAN UMUM
Lakukan inspeksi dan adspeksi dengan cara melihat, membau, dan mendengarkan
tanpa alat bantu. Inspeksi yang dapat dilakukan antara lain dengan melihat posisi
2. Pulsus
A B
Pemeriksaan pulsus kuda yang utama dilakukan pada jantung. Selain itu,
3. Frekuensi Nafas
pada keadaan hewan istirahat dan tenang serta auskultasi pulmo. Frekuensi napas
dapat dihitung, juga dapat dilihat melalui hidung dengan bantuan tangan atau
kapas.
Gambar 8.
Menghitung frekuensi napas melalui hidung dengan
bantuan tangan
Gambar 9.
Menghitung frekuensi napas melalui auskultasi
pulmo
4. Suhu Tubuh
5. Selaput Lendir
Konjungtiva
Geser ke atas kelopak mata atas dengan ibu jari, gantikan ibu jari dengan
telunjuk dan sedikit ditekan, maka akan tampak conjunctiva palpebrarum dan
membran nictitans (pada kuda). Tekan kelopak mata bawah dengan ibu jari, maka
mata kanan dan kiri, apakah ada perbedaan. Coba bandingkan sesama spesies
(sedapat mungkin lebih dari dua ekor), sehingga dapat meyakinkan bagaimana
apakah lebih basah atau lebih kering, apakah ada lesi, kotoran, bercak-bercak, dsb.
Bila ada perubahan, apakah unilateral (biasanya gangguan local) atau bilateral
Periksa warna selaput lendir pada hidung, mulut dan vulva. Lakukan
pemeriksaan CRT (Capillary Refill Time) dengan cara membuka bibir hewan
kemudian menekan gusi dan melepaskan kembali. Hitunglah waktu kembalinya
Gambar 12. Pemeriksaan CRT pada kuda (A) dan selaput lendir pada hidung (B).
Hal yang harus diperhatikan adalah ada tidaknya abnormalitas seperti cegukan,
1. Hidung
Perhatikan leleran yang keluar melalui hidung, ada tidaknya lesi di hidung, serta
Lakukan palpasi dari luar, adanya reaksi batuk, suhu, dan lgl. Regional, terutama
dan kiri).
3. Rongga Dada
Gambar 13. Area auskultasi kuda.
bayangan lewat titik-titik orientasi sebagai berikut, batas depan: tarik garis lurus
dari angulus scapulae caudalis ke olecranon ulnae. Batas atas: tarik garis
belakang. Batas belakang bawah: tarik garis lengkung dari ujung belakang garis
batas atas ke olecranon ulnae melalui titik orientasi sebagai berikut: daerah 1/3
atas melalui intercostae ke 3 dihitung dari belakang, daerah 1/3 tengah melalui
kertas, dengan meletakkan garis batas depan vertical, daerah kanan di sebelah kiri
Lakukan perkusi pada daerah yang disebut di atas dengan plexor dan
keadaan yang normal suaranya tak sama (ketidaksamaan ini jangan dianggap
sebagai anomaly, bila ditulis: tidak ada perubahan). Pada daerah dada sebelah kiri,
Lakukan pula auskultasi pada daerah yang sama, pada auskultasi normalnya
Lakukan pula pada daerah trachea, pada keadaan normal, suaranya sama
Lakukan palpasi pada intercostae. Perhatikan ada rasa nyeri pada pleura,
untuk menghindari sepakan, bila perlu salah satu kaki depan diangkat. Di samping
itu tubuh pemeriksa didekatkan pada perut/sebelah paha depan, supaya kuda tidak
menyepak.
bertaring). Membuka mulut kuda dapat pula dilakukan dengan alat pembuka
Perhatikan mukosa mulut dan gigi-giginya. Perhatikan apakah ada cacat letak/
bentuk atau karies gigi, atau ada gangguan prehensi. Perhatikan bau mulut
maxillaries (pada caries dari dentes molares). Lakukanlah palpasi pharynx dari
Lakukan eksplorasi rektal, perhatikan adanya rasa nyeri (pada tympani usus),
F. SISTEM KARDIOVASKULAR
1. Nadi
Ulangi pemeriksaan pulsus (denyut nadi) yang telah dilakukan pada waktu
2. Jantung
Daerah pekak jantung normal ditentukan oleh bagian yang menempel pada
dinding dada.
Pada kuda daerah sebelah kiri batas muka dan belakang dari rusuk ke 3 sampai
dengan 6, sebelah atas: hampir sampai dengang batas dada 1/3 bawah (lihat
pemeriksaan alat respirasi). Sebelah kanan, antara rusuk ke 4 sampai dengan rusuk
apakah detak jantung dapat didengar dengan stetoskop. Periksa dada sebalah
Perkusi dilakukan pada daerah pekak jantung (kiri dan kanan), perhatikan
G. SISTEMA UROPOETICA
1. Sistem Limfatik
Parotid ; lgl. axillaris (hanya bila bengkak); lgl. Prescapularis dan lgl.
poplitea
- Limfoglandula yang tidak dapat dipalpasi dari luar, namun dapat tampak
(Lymphangitisepizooticae).
2. Sistem Syaraf
Gambar 17. Kuda normal berdiri tegak dengan tumpuan beban yang sama di
semua kaki
b) Periksa fleksibilitas gerakan kepala
Gambar 18. Pemeriksaan fleksibilitas kepala
ataupun pinset
Syaraf
Cara Pemeriksaan Keterangan
Cranial Ke-
I Beri rangsangan bau dan Gangguan CN. I pada kuda
perhatikan apakah kuda dapat jarang ditemui
mencium bau tersebut
II Melihat refleks berkedip dengan Kuda dengan gangguan
menggerakkan tangan secara cerebellar menunjukkan
cepat di depan mata kuda respon negatif namun hewan
masih bisa melihat
III, IV, VI Periksa reflek konstriksi Kondisi pupil tidak
pupil terhadap cahaya berorientasi horizontal
menggunakan pen light (normalnya
Periksa juga ukuran dan horizontal)
kesimetrisan pupil digolongkan
Fungsi muskulus retractor strabismus
oculi dicek dengan Deviasi mata ke arah
menekan bola mata (ketika lateral berhubungan
kelopak mata menutup) dengan lesi CN. III
Deviasi mata ke arah
dorsomedial
berhubungan dengan
lesi di otak atau
gangguan CN. IV
V Fungsi sensoris diperiksa Gangguan fungsi
dengan cara menyentuh sensoris ditandai
telinga, kelopak mata, dengan penurunan
wajah, dan area dalam responsiveness di area
hidung tersebut
Fungsi motoris diperiksa Gangguan fungsi
dengan cara inspeksi motoris ditandai
kesimetrisan m. masetter dengan kesulitan
dan kemampuan mengunyah atau
mengunyah rahang yang
menggantung
(dropped jaw)
VII Perhatikan kondisi Paresis (kelemahan)
ekspresi wajah, gerakan dan paralisis CN. VII
mata, kelopak mata, umumnya terjadi
hidung, dan bibir secara unilateral
VIII Observasi keseimbangan Hewan dengan
dan postur hewan gangguan pada CN.
Cek respon hewan VIII sering tampak
terhadap stimuli suara kepala dan badan
yang miring
Ketulian (deafness)
unilateral sulit
dideteksi
IX, X, XI Fungsi pharyngeal dicek Disfungsi CN. IX
dengan melihat hewan sering tampak
ketika menelan dysphagia (kesulitan
Fungsi laryngeal dicek menelan)
dengan endoskopi atau Disfungsi CN. X
slap test umumnya nampak
paralisis unilateral
dari larynx
XII Menarik dan Disfungsi CN. XII
menggerakkan lidah sering ditemui pada
hewan yang terjangkit
diabetes millitus.
Prinsip, metode, dan parameter pemeriksaan kulit dan ambing pada kuda sama
J. SISTEM LOKOMOTOR
tertentu.
- Kuda diajak berjalan dan trotting dengan lintasan lurus dan melingkar, baik ke
- Perhatikan : gerakan kaki saat diangkat atau menapak tanah, lebar langkah
kaki depan dan kaki belakang, serta gerakan naik turun kepala ketika berjalan.
Gambar 24. Pemeriksaan kepincangan dengan trotting.
1) Bagian kaki yang ingin diperiksa ditekuk selama kurang lebih 1 menit,
4) Perhatikan apakah bagian kaki yang ditekuk tadi nampak pincang atau
tidak.
1) Bagian kaki yang ingin diperiksa ditekuk selama kurang lebih 1 menit,
3) Perhatikan apakah bagian kaki yang ditekuk tadi cepat kembali ke posisi
berdiri normal, perhatikan pula apakah tampak ada kesakitan atau tidak .
o Radiografi: sangat baik untuk visualisasi lesi skeletal di kaki bagian bawah.
o MRI (magnetic resonance imaging): sangat baik untuk visualisasi lesi jaringan
K. KOLIK
anorexia, depresi sera adanya konstipasi. Kasus terjadi karena kurangnya jumlah
Merupakan kolik akut disertai rasa mulas yang berlangsung tidak lama, akan
tetapi terjadi secara berulang kali. Rasa mulas ditimbulkan oleh kenaikan
Merupakan kolik yang disertai timbunan gas yang berlebih di kolon dan
sekum. Disebabkan akibat konsumsi pakan yang mudah mengalami fermentsi atau
Merupakan kolik yang timbul akibat terhalangnya ingesta di dalam usus oleh
adanya bau usus (enterolith, fecalith, coprotith) atau bangunan bola-bola serat
kasar (phytobezoas).
Merupakan kolik yang berlangsung secara akut, yang terjadi sebagai akibat
Strongylus vulgaris.
dengan cara selang diberi pelumas kemudian dimasukkan melalui hidung secara
perlahan hingga masuk ke dalam lambung (ada reflek menelan saat posisi selang
melalui anus. Enema dapat ditujukan untuk merangsang peristaltik kolon supaya
dapat buang air besar (mengatasi konstipasi) dan mengatasi dehidrasi. Metodenya
dilakukan dengan cara memasukkan air sabun dengan sonde dan mengalirkannya
melalui anus, feses akan keluar bersama dengan air sabun tersebut.
M. METODE KATERISASI
Prinsip prosedur pemasangan kateter pada jantan atau betina sama seperti pada
anjing Jenis kateter yang digunakan untuk kuda jantan (stallion dan gelding)
Jenis kateter yang digunakan untuk kuda betina (mare) umumnya berdiameter
8,6 cm dan panjang kurang lebih 40 cm. Ukuran kateter yang digunakan
1. Walk
Cara berjalan dengan 4 irama, yaitu keempat kaki menginjak tanah secara
bergantian.
Cara berjalan 2 irama diagonal, yaitu kaki kanan depan menginjak tanah
bersamaan dengan kaki kiri belakang, kaki kiri depan menginjak tanah
bersamaan dengan kaki kanan belakang, kaki kiri depan menginjak tanah
5. Canter