Tugas Ini Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah
Disusun oleh :
220110160083
KELAS B
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS PADJAJARAN
2018
Pemaparan Kasus
Seseorang berusia 23 tahun merasa bengkak, lemah dan lelah selama beberapa
bulan terakhir. Dia tiba-tiba menyadari urinnya berwarna merah kecoklatan dan
jumlahnya sangat kecil. Dia pergi ke ruang UGD di RS terdekat dan data yang
diperoleh setelah pemeriksaan dan uji lab adalah sebagai berikut :
Hematology :
Pertanyaan :
Jawaban :
Urinalisys :
7. Untuk pasien ini dibutuhkan terapi nutrisi yang dapat digunakan sebagai
terapi pendamping (komplementer ) utama dengan tujuan mengatasi racun
tubuh, mencegah terjadinya infeksi dan peradangan, dan memperbaiki
jaringan ginjal yang rusak. Caranya adalah diet ketat rendah protein
dengan kalori yang cukup untuk mencegah infeksi atau berkelanjutannya
kerusakan ginjal. Kalori yang cukup agar tercapai asupan energi yang
cukup untuk mendukung kegiatan sehari-hari, dan berat badan normal
tetap terjaga.
Seseorang yang mengalami kegagalan fungsi ginjal juga sangat perlu
dimonitor pemasukan (intake) dan pengeluaran (output) cairan, sehingga
tindakan dan pengobatan yang diberikan dapat dilakukan secara baik.
Etiologi & faktor resiko : DM, Glomeluronefritis kronis, Bakteri E.Coli, Obstruksi saluran kemih, Hipertensi tidak terkontrol, Lesi herediter,dan agen berbahaya.
Penurunan GFR
Hipertofi nefron
Proteinuria Produksi urin dan Renin me Produksi eritropoetin me Pekreatinin & BUN Tekanan darah me
Penurunan tek.osmotik kepekatan me Angiotensin I Pe pembentukan eritrosit Asotemia Kelemahan tonus otot
dan II me
Untuk mengatasi edema pada penderita gagal ginjal, salah satu golongan obat yang berfungsi
untuk membuang kelebihan garam dan air dari dalam tubuh melalui urine adalah diuretik.
Jumlah garam, terutama natrium, yang diserap kembali oleh ginjal akan dikurangi. Natrium
tersebut akan ikut membawa cairan yang ada di dalam darah, sehingga produksi urine
bertambah. Akibatnya, cairan tubuh akan berkurang dan tekanan darah akan turun.
b. Diuretik loop. Diuretik loop merupakan obat diuretik yang bekerja pada loop (lengkung)
Henle di dalam ginjal. Obat jenis ini bekerja dengan menurunkan penyerapan kalium,
klorida, dan natrium sehingga memaksa ginjal meningkatkan jumlah urine. Dengan
produksi urine yang meningkat, tekanan darah akan turun serta kelebihan cairan yang
menumpuk di dalam tubuh dan paru-paru akan berkurang. Contoh obat jenis diuretik
loop, antara lain adalah bumetanide.
e. Diuretik osmotik. Obat jenis ini meningkatkan jumlah cairan tubuh yang disaring keluar
oleh ginjal, sekaligus menghambat penyerapan cairan kembali oleh ginjal. Contoh obat
diuretik jenis ini adalah mannitol.
Salah satu jenis dari golongan diuretik adalah furosemid , dapat digunakan sendiri atau bersama-
sama dengan obat lain untuk mengobati tekanan darah tinggi (hipertensi).
2. Injeksi:
Dosis :
a. Edema karena penyakit jantung
1. Tablet
b. Edema karena penyakit hati (asites)
a. Dewasa
c. Edema karena penyakit ginjal
Awal: 20-80 mg per hari.
Pemeliharaan: 20-40 mg sehari. Dewasa dan anak lebih dari 15 tahun
2. Injeksi
Sedangkan untuk mengatasi tekanan darah, ada obat-obatan penghambat ACE (ACE inhibitor)
yaitu segolongan obat yang menghambat kinerja enzim angiotensin-converting enzyme (ACE),
yakni enzim yang berperan dalam sistem renin-angiotensin tubuh yang mengatur volume
ekstraseluler (misalnya plasma darah, limfa, dan cairan jaringan tubuh), dan vasokonstriksi
arteri. ACE inhibitor berguna untuk menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi,
meningkatkan kerja jantung, dan mengurangi beban kerja jantung pada pasien gagal jantung.
ACE inhbitor merupakan analog nonpeptida dari AT I. ACE inhibitor terikat kuat pada sisi aktif
ACE, dimana terjadi kompleks dengan ion Zn dan berinteraksi dengan gugus bermuatan positif
dan kantong hidrofobik.
Pada pasien hipertensi ACE inhibitor menurunkan tekanan darah dengan mekanisme :
Selanjutnya untuk mengatasi anemia, ada beberapa yang bisa membantu untuk meningkatkan sel
darah merah dalam tubuh yaitu :
Langkah pertama dalam mengobati anemia adalah meningkatkan kadar zat besi. Pil zat
besi dapat membantu meningkatkan kadar zat besi dan hemoglobin. Namun, untuk pasien
hemodialisis, banyak penelitian menunjukkan pil tidak bekerja sebaik yang diberikan
secara intravena.
b. Erythropoietin
Jika tes darah menunjukkan penyakit ginjal sebagai penyebab paling mungkin dari
anemia, pengobatan dapat mencakup suntikan bentuk rekayasa genetika dari EPO.
Perawat akan menyuntikkan pasien dengan EPO subkutan, atau di bawah kulit, sesuai
yang diperlukan. Beberapa pasien belajar bagaimana untuk menyuntikkan EPO sendiri.
Pasien hemodialisis dapat menerima EPO intravena selama hemodialisis. Para ahli
menyarankan untuk menggunakan dosis terendah EPO yang akan mengurangi kebutuhan
untuk transfusi sel darah merah. Selain itu, penyedia layanan kesehatan harus
mempertimbangkan penggunaan EPO hanya bila kadar hemoglobin pasien di bawah 10
g/dL. Penyedia layanan kesehatan tidak boleh menggunakan EPO untuk mempertahankan
tingkat hemoglobin pasien di atas 11,5 g/dL. Pasien yang menerima EPO harus memiliki
tes darah rutin untuk memantau hemoglobin mereka sehingga penyedia layanan
kesehatan dapat menyesuaikan dosis EPO ketika tingkat terlalu tinggi atau terlalu rendah.
Dokter harus mendiskusikan manfaat dan risiko dari EPO dengan pasien mereka.
Jika hemoglobin pasien jatuh terlalu rendah, dokter mungkin menyarankan transfusi sel
darah merah. Transfusi sel darah merah ke dalam vena pasien meningkatkan persentase
darah pasien yang terdiri dari sel-sel darah merah, meningkatkan jumlah oksigen yang
tersedia bagi tubuh.
Vitamin B12 dan suplemen asam folat dapat dikonsumsi bagi sebagian orang dengan
CKD dan anemia. Menggunakan suplemen vitamin dapat mengobati rendahnya tingkat
vitamin B12 atau asam folat dan membantu mengobati anemia.
Potensi Contoh
Ringan hidrokortison 1%
Kuat-sedang Klobetason butirat 0.05%
Kuat Betametason 0,1% (sebagai valerat)
Hidrokortison butirat
Sangat Kuat Klobetasol propionat 0,05%
Yang terakhir untuk mengatasi rasa mual dan muntah dapat mengkonsumsi obat Antiemetik
seperti metoklopramid atau domperidon atau fenotiazin dan antiemetik antihistamin, ini dapat
meredakan mual akibat serangan migren. Antiemetik dapat diberikan melalui injeksi
intramuskular atau melalui rektal jika mual menyebabkan masalah pemberian obat.
Metoklopramid dan domperindon mempunyai kelebihan dalam mempercepat pengosongan
lambung dan peristaltik normal, dosis tunggal sebaiknya diberikan pada saat gejala mulai
nampak. Sediaan analgesik oral yang mengandung metoklopramid atau domperidon merupakan
alternatif yang lebih nyaman. Untuk peringatan terkait efek ekstrapiramidal metoklopramid
terutama pada anak dan dewasa muda, Antimuntah atau antiemetik adalah obat yang dapat
mengatasi muntah dan mual. Antimuntah biasanya diberikan untuk mengobati penyakit mabuk
kendaraan dan efek samping dari analgesik opioid, anestetik umum dan kemoterapi terhadap
kanker.
Jenis antimuntah:
- Antihistamin (antagonis reseptor - Kanabinoid .
histamin H1).
- Sativex
- Siklizin
- Benzodiazepin
- Difenhidramin
- Lorazepam
- Dimenhidrinat
- Antikolinergik
- Meklizin
- Hyoskin (atauSkopolamin)
- Prometazin (Pentazin, Fenergan,
- Steroid
Promakot)
- Deksam
- Hidroksizin