“Kita meminta majelis hakim berperan secara aktif, hingga notaris Atika bisa
dihadirkan di persidangan. Jelas, tujuannya sangat penting guna
didengarkan keterangannya. Ini semua demi penegakan hukum yang
menyangkut nasib seseorang,” tegas Hotma saat ditemui usai sidang, Senin
(18/11/219).
Tuntutan peran aktif majelis hakim ini beralasan, mengingat perkara yang
tengah diperiksa saat ini adalah perkara pidana, bukan perdata.
“Kami harap hakim lebih aktif lah. Ini kan perkara pidana bukan perdata.
Supaya kebenaran materiilnya bisa dibuktikan. Hakim harus memanggil
notaris Atika dan Ketua MKN agar semuanya jadi terang benderang
permasalahannya,” pungkas Hotma.
Hotma juga menegaskan, sejauh ini, semua saksi yang dihadirkan disidang,
dinilai belum memberikan kontribusi besar yang bisa menguatkan dakwaan
jaksa.
“Saya pakai bahasa awam aja. Jaksa mendakwa Henry dan istrinya
menyuruh memasukkan keterangan palsu kedalam akta otentik pada notaris.
Dakwaan itu harus dibuktikan dengan orang yang melihat. Henry bersama
istrinya menyuruh notaris memasukkan keterangan palsu tapi tidak ada yang
melihat. Di BAP juga tidak ada yang lihat. Menjadi pertanyaan pokok, semua
keterangan yang ada berdasarkan katanya dari akta 15 dan 16,” beber
Hotma.
“Dasar (pembuatan akta) ini harus sesuai hukum. Pembuatan akta haruslah
dikantor notaris, harus dibacakan dan dihadiri saksi-saksi yaitu dari saksi
dari kantor notaris. Jika salah satu saksi aja menyebutkan dirinya tidak
hadir, tahunya udah jadi langsung tinggal teken. Lha terus dasar hukumnya
apa,” imbuhnya.
Yang membuat heran Hotma kembali yakni keterangan dalam BAP dan surat
dakwaan yang menyebutkan puluhan kali nama notaris Atika Asiblie, namun
yang bersangkutan tidak dihadirkan untuk diperiksa di kepolisian dan
persidangan.
Dalam kasus ini, Henry dan Iuneke didakwa melanggar Pasal 266 ayat (1)
KUHP Jo Pasal 55 ayat (1) ke 1 KUHP dengan ancaman hukuman 7 tahun
penjara. eno
Foto: Tim penasehat hukum Henry J Gunawan dan Iuneke Anggraini yang
diketuai Hotma Sitompoel saat diwawancarai wartawa usai sidang, Senin
(18/11/2019). Henoch Kurniawan