Anda di halaman 1dari 20

PT GARUDA INDONESIA

1. Profil PT. Garuda Indonesia

Garuda Indonesia mempersembahkan layanan penerbangan full service


terbaik, Garuda Indonesia – maskapai flag carrier Indonesia – saat ini melayani lebih
dari 90 destinasi di seluruh dunia dan berbagai lokasi eksotis di Indonesia. Dengan
jumlah penerbangan mencapai 600 penerbangan per hari, Garuda Indonesia
memberikan pelayanan terbaik melalui konsep “Garuda Indonesia Experience” yang
mengedepankan “Indonesian Hospitality” - keramahtamahan dan kekayaan budaya
Indonesia. Konsep Garuda Indonesia Experience, Garuda Indonesia menciptakan ciri
khas yang membanggakan, sekaligus meningkatkan citra Indonesia di dunia
internasional. Konsep Garuda Indonesia Experience didasarkan pada pancaindra atau
“5 senses” (sight, sound, scent, taste, dan touch) dan mencakup 24 “customer touch
points”; mulai dari pelayanan pre-journey, pre-flight, in-flight, post-flight dan post-
journey

Garuda Indonesia group mengoperasikan 202 armada pesawat sebagai jumlah


keseluruhan dengan rata-rata usia armada dibawah lima tahun. Adapun Garuda
Indonesia sebagai mainbrand saat ini mengoperasikan sebanyak 144 pesawat,
sedangkan Citilink mengoperasikan sebanyak 58 armada.

Memasuki tahun ke 70 tahun di industri penerbangan, Garuda Indonesia telah


diakui sebagai Maskapai Penerbangan Regional Terbaik di Dunia, Maskapai
Penerbangan Kelas Ekonomi Terbaik di Dunia, Maskapai Penerbangan dengan Kru
Kabin Terbaik di Dunia, dan banyak penghargaan bergengsi lainnya dari lembaga-
lembaga yang dihormati di dunia seperti Skytrax yang berbasis di London.

2. Sejarah PT. Garuda Indonesia

Garuda Indonesia adalah maskapai penerbangan nasional Indonesia. Garuda


adalah nama burung mitos dalam legenda pewayangan. Garuda Indonesia
berkantor pusat di Cengkareng, Jakarta, Indonesia. Selain berpusat di Jakarta, Garuda
Indonesia juga memiliki kantor perwakilan yang tersebar di hampir seluruh kota
besar di Indonesia dan juga kota-kota di luar negeri. Pada tanggal 26 Januari 1949
pesawat Dakota RI-001 “Seulawah” diterbangkan dari Calcutta menuju Rangoon
untuk melaksanakan misi niaganya yang pertama kali. Itulah perusahaan pembawa
bendera negara Republik Indonesia pertama yang mengudara di angkasa jagad raya.
Peristiwa tersebut dijadikan sebagai hari lahirnya Garuda Indonesia yang baru
dapat beroperasi pada tanggal 1 Maret 1950 dengan sejumlah pesawat yang diterima
pemerintah Republik Indonesia dari perusahaan penerbangan KLM. Armada Garuda
Indonesia yang pertama untuk melayani jaringan penerbangan di dalam negeri terdiri
dari 20 pesawat DC-3/C-47 dan 8 pesawat jenis PBY – Catalina Amphibi. Untuk
melebarkan sayapnya, Garuda kemudian mengadakan pembaruan armadanya yang
tiba antara bulan Oktober 1950 dan Februari 1958 sehingga menjadi : DC 3/C-47 20
pesawat, Convair liner –240 8 pesawat, Convair liner- 340 8 pesawat, Convair liner –
440 8 pesawat, De Haviland Heron 14 pesawat. Jaringan penerbangan Garuda
Indonesia kemudian diperluas meliputi seluruh wilayah Republik Indonesia kecuali
Irian Jaya sedangkan ke luar negeri menjangkau kota-kota Singapura, Bangkok dan
Manila. Disebabkan alasan teknis maka seluruh pesawat De Haviland Heron di hapus
dari kekuatan armada Garuda.
Selanjutnya antara tahun 1960 dan 1966 Garuda Indonesia mendapatkan
tambahan armadanya lagi berupa pesawat-pesawat bermesin jet seperti : Convairliner
990 A 3 pesawat, Lockheed Electra L188C 3 pesawat, Douglas DC-8-55 1pesawat.
Garuda semakin berkembang dan seluruh pesawatnya kemudian terdiri dari pesawat
bermesin jet. Kekuatan armadanya berturut-turut ditambah dengan tipe-tipe pesawat
seperti; Douglas DC-10, Boeing B-747, Airbus A-300, dan A-330.
Kegiatan Garuda lainnya adalah mengangkut ribuan jemaah haji setiap
tahunnya. Selain itu Garuda Indonesia juga merupakan sarana angkutan bagi
kunjungan resmi Kepala Negara ke berbagai negara. Sebagai perusahaan
penerbangan pembawa bendera bangsa nasional, Garuda Indonesia berjuang sekuat
tenaga dalam menegakkan citra bangsa dan negara melalui pelayanannya. Kini
jaringan penerbangan Garuda Indonesia telah menjangkau seluruh wilayah Republik
Indonesia, sedangkan keluar negeri meliputi kota-kota di benua Asia, Australia dan
Eropa.

 Asal Nama Garuda Indonesia


Pada tanggal 25 Desember 1949, wakil dari KLM yang juga teman dari
Presiden Soekarno yaitu Dr. Konijnenburg, menghadap dan melapor kepada Presiden
di Yogyakarta bahwa KLM Interinsulair Bedrijf akan diserahkan kepada
pemerintah sesuai dengan hasil Konferensi Meja Bundar (KMB) dan meminta
kepada beliau memberi nama bagi perusahaan tersebut karena pesawat yang akan
membawanya dari Yogyakarta ke Jakarta nanti akan dicat sesuai nama itu.
Menanggapi hal tersebut, Presiden Soekarno menjawab dengan mengutip satu
baris dari sebuah sajak bahasa Belanda gubahan pujangga terkenal, Raden Mas Noto
Soeroto di zaman kolonial, yaitu Ik ben Garuda, Vishnoe’s vogel, die zijn vleugels
uitslaat hoog boven uw eilanden yang berarti Aku adalah Garuda, burung milik
Wisnu yang membentangkan sayapnya menjulang tinggi di atas kepulauanmu
Maka pada tanggal 28 Desember 1949, terjadi penerbangan yang bersejarah
yaitu pesawat DC-3 dengan registrasi PK-DPD milik KLM Interinsulair terbang
membawa Presiden Soekarno dari Yogyakarta ke Kemayoran – Jakarta untuk
pelantikannya sebagai Presiden Republik Indonesia Serikat (RIS) dengan logo baru,
Garuda Indonesian Airways, nama yang diberikan Presiden Soekarno kepada
perusahaan penerbangan pertama ini.

 Logo Perusahaan

Logo perusahaan mengandung arti sebagai berikut :


 Kepala Burung Garuda melambangkan Lambang Negara Republik Indonesia.
 Lima (5) Bulu Sayap melambangkan Pancasila.
 Warna Biru melambangkan Langit Angkasa.

3. Visi dan Misi PT. Garuda Indonesia

 Visi Perusahaan :
“Perusahaan Penerbangan Pilihan Utama di Indonesia dan Berdaya Saing di
Internasional”

 Misi Perusahaan :
 Melaksanakan usaha jasa angkutan udara yang memberikan kepuasan kepada
pengguna jasa yang terpadu dengan industri lainnya melaluipengelolaan
secara profesional dan didukung oleh sumber daya manusia yang mempunyai
kompetensi tinggi.
 Menghasilkan keuntungan dengan jaringan domestik yang kuat untuk terus
meningkatkan pangsa pasar domestik dan internasional bagi usahawan,
perorangan, wisatawan dan kargo termasuk penerbangan borongan.
 Memiliki bisnis unit yang mendukung produk inti untuk meningkatkan
keuntungan serta menghasilkan pendapatan tambahan dari usaha unit
pendukung tersebut.

4. Struktur Organisasi PT. Garuda Indonesia


Struktur organisasi merupakan elemen penting untuk menjalankan aktivitas
perusahaan yang menggambarkan hubungan wewenang dan tanggung jawab bagi
setiap karyawan yang ada dalam perusahaan. Dengan adanya struktur organisasi
yang jelas, maka seluruh aktivitas perusahaan dapat dilaksanakan dengan baikdan
mengarah pada tujuan yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Selain itu, untuk
mencapai tujuan dasar kerja sama yang mempunyai bentuk dan susunan yang jelas
dalam tiap-tiap tugasnya serta menegaskan hubungan antara satu sama lain.
Struktur organisasi pada PT. Garuda Indonesia adalah sebagai berikut :
a. General Manager
b. Secretary
c. General Affair
d. Sales Manajer
e. Sales Rep. Pax
f. Sales Rep. Cargo
g. Sales Office SPV.
h. Finance Manager
i. Accounting SPV.

5. Produk atau jasa yang dimiliki Garuda Indonesia


 Produk sebelum Penerbangan
1) GarudaMiles
Diperuntukan bagi para penumpang yang setia menggunakan Garuda.
Penumpang maskapai bisa mendapatkan Miles setiap melakukan
penerbangan yang dilakukan bersama Garuda bersama partner yang
akumulasinya dapat ditukarkan menjadi Award Ticket yang memberi setiap
penumpang kesempatan untuk mencoba destinasi favorit atau Upgrade
Awards penumpang dari kelas ekonomi ke bisnis pada penerbangan pilihan
Anda.
2) First Class Lounge
Lounge ini memiliki berbagai fasilitas yang berkelas dunia kualitasnya
seperti, hidangan selamat datang yang terdiri dari minuman dan makanan,
Wi-fi dan Spa selagi menunggu penerbangan dengan dibantu oleh First
Class Assistant, juga dapat menikmati ketenangan anda sambil tidur dengan
duduk di kursi panjang yang terletak di quiet room dan jika Anda bersama
sekeluarga, juga terdapat ruang keluarga.
3) Business Class Lounge
Lounge Business Class terdapat beberapa gerai khusus dan fasilitas
penunjang para penumpang seperti business center, wireless internet
connection, refreshing area, reflexology machine, shower, nursery room dan
ruang beribadah. Setiap minggu, maskapai selalu menyajikan menu yang
berbeda untuk mempromosikan berbagai variasi makanan Indonesia yang
beraneka macam.
 Merchandise Garuda Indonesia
Garuda Indonesia bekerja sama dengan JD.ID dalam hal pemasaran dan
penjualan merchandise atau Cenderamatanya, diantaranya:
1) Scraf pramugari Garuda Indonesia

2) Baju Tidur
3) Bantal

4) Powerbank Logo Garuda Indonesia

5) Miniatur Pesawat Garuda Indonesia

6) Tas

 Jasa yang dimiliki Garuda Indonesia


Jasa yang dimiliki Garuda Indonesia adalah jasa Penerbangan diantaranya:
1. Kelas utama/first class
Pada pesawat Boeing 777-300ER, tersedia 8 kursi kelas utama dengan
konfigurasi 1-2-1. Kabin kelas utama memiliki fasilitas yang mewah
2. Kelas bisnis/executive class
Garuda Indonesia Boeing 777-300ER Executive Class, Pesawat Boeing
747-400 dan Boeing 737 masih menggunakan kursi eksekutif lama.
Boeing 747–400 memiliki ruang kaki 46"-48" dengan panjang kursi 16".
Sementara di Boeing 737, termasuk seri -300, -400, -500, dan seri -800
terbaru memiliki ruang kaki 41" hingga 44" dengan panjang 19". Di
beberapa pesawat, tersedia TV di setiap kursi.
3. Kelas ekonomi/economy class
Tersedia di semua pesawat. Ruang kaki terdiri dari 30" hingga 35"
tergantung jenis pesawat, dengan panjang kursi 17". Pesawat Airbus
A330-200, Airbus A330-300 dan Boeing 737-800 NG memiliki kursi kelas
ekonomi yang lebih baru yang menawarkan layar sentuh LCD 9-inci
dengan AVOD.

6. Analisis Garuda Indonesia

 Analisis SWOT

Analisis SWOT akan mengdentifikasi berbagai faktor yang akan


mempengaruhi potensi-potensi yang ada disebuah perusahaan. Potensi tersebut bisa
berfiat baik maupun buruk.Alangkah baiknya, jika hal itu buruk dapat diantisipiasi
namun juga hal nya jika baik dapat berpotensi sebagai strategi untuk
mengembangkan perusahaan tersebut. Sama halnya mengenai analisis SWOT yang
dilakukan oleh Garuda Indonesia. Berikut adalah faktor-faktor analisis Garuda
Indonesia:

A. Kekuatan (Strengths):
a. Maskapai penerbangan terbesar di Indonesia;
b. Garuda saat ini mengoperasikan 89 pesawat yang terdiri dari 3 pesawat jenis
Boeing 747-400, 6 pesawat jenis Airbus 330-300, 5 pesawat jenis Airbus
330-200 dan 33 pesawat jenis B737 Classic (seri 300, 400, 500) dan 42
pesawat B737-800 NG;
c. Garuda mempunyai 36 rute penerbangan domestik dan 26 rute internasional
hingga tahun 2010;
d. Konsep layanan yang selalu menempatkan pelanggan sebagai fokus utama
yang didasarkan keramahtamahan dan keunikan Indonesia yang disebut
dengan “Garuda Indonesia Experience” yang didasarkan pada 5 senses yaitu
sight, sound, smell, taste, and touch, menyebabkan Garuda Indonesia
mempunyai ciri khas tersendiri dibandingkan dengan maskapai penerbangan
lain;
e. Adanya layanan “Immigration on Board” yang merupakan inovasi Garuda
dan merupakan satu-satunya di dunia, yaitu layanan pemberian visa di atas
pesawat;
f. Memiliki teknologi informasi yang mutakhir dalam menjalankan bisnis
sehingga menempatkan Garuda Indonesia sebagai maskapai penerbangan
dengan TI tercanggih di Indonesia;
g. Garuda Indonesia banyak melakukan kegiatan CSR seperti program
kemitraan dan bina lingkungan sebagai bentuk kepedulian dan tanggung
jawab kepada masyarakat;
h. Garuda Indonesia termasuk dalam kategori baik untuk hal tata kelola
perusahaan;
i. Garuda Indonesia telah memiliki brand yang kuat dan telah diakui di pasar
domestik;

2. Kelemahan (Weakness)
a. Adanya faktor teknis dan flight operations seperti keterbatasan jumlah
cockpit dan cabin crew sehingga menyebabkan keterlambatan penerbangan;
b. Tingginya tingkat hutang lancar yang diakibatkan adanya peningkatan dalam
jumlah kewajiban pada akun-akun lancar seperti hutang usaha dan biaya yang
masih harus dibayar;
c. Garuda sangat bergantung kepada sistem otomatisasi dalam menjalankan
bisnis sehingga apabila terjadi kesalahan sistem, proses bisnis perusahaan
akan terganggu;
d. Perseroan memiliki atau tetap memiliki defisit pada modal kerja pada masa
yang datang; Biaya operasional yang tinggi menyebabkan harga tiket
pesawat lebih tinggi dibandingkan dengan maskapai penerbangan lainnya;

3. Peluang (Opportunities)
a. Telah dikeluarkannya Garuda Indonesia dari daftar perusahaan penerbangan
yang dilarang terbang di kawasan Eropa, yang menyebabkan semakin
terbukanya kesempatan untuk mewujudkan pengembangan jaringan
penerbangan internasional jarak jauh;
b. Indonesia merupakan salah satu pasar penerbangan udara yang memiliki
pertumbuhan yang pesat. Karena pertumbuhan penumpang transportasi udara
di Indonesia tahun 2010 mencapai 22,39% dibandingkan dengan
pertumbuhan dunia yang hanya sebesar 8,20%;
c. Bergabungnya Garuda sebagai anggota aliansi global maskapai penerbangan
yang bernama SkyTeam Global Airline Alliance.
d. Berkembangnya secara cepat industri penerbangan Asia Pasifik

4. Ancaman (Threats)
a. Adanya faktor fasilitas bandara merupakan faktor yang tidak dapat dikontrol
yang menghambat ketepatan waktu penerbangan (On Time
Performance/OTP), seperti landasan pacu/runway yang terbatas;
b. Sumber utama pasokan bahan bakar pesawat Garuda Indonesia berasal dari
Pertamina, sehingga harga bahan bakar pesawat, persediaan bahan bakar
sangat tergantung dengan Pertamina.
c. Adanya bencana alam seperti letusan gunung merapi, wabah penyakit dsb
yang dapat mengakibatkan penurunan permintaan;
d. Adanya peningkatan kapasitas, penurunan harga tiket dan semakin banyaknya
rute penerbangan baru yang dibuka oleh maskapai penerbangan lain;
e. Maskapai asing yang melakukan penetrasi pasar ke Indonesia untuk
mengimbangi penurunan penumpang internasional akibat adanya krisis
global.

 Analisis Porter
Strategi bisnis PT. Garuda Indonesia dalam persaingan industri penerbangan
di Indonesia dapat dianalisis dengan menggunakan strategi five forces analysis yang
dikemukakan oleh Porter. Pada hakikatnya, persaingan dalam industri dapat dilihat
dari persaingan lima kekuatan berikut ini :

1. Persaingan antar perusahaan saingan


a. Maskapai penerbangan internasional
Garuda bersaing dengan maskapai yang berbeda pada setiap rute
internasional yang dilayani, seperti di Asia, antara lain: Japan Airlines,
Korean Air, China Southern Airlines, Singapore Airlines, Malaysia Airlines
dan Thai Airways untuk rute-rute dari dan ke Jepang, Korea, China,
Singapura, Malaysia dan Thailand. Pada pasar Australia, Garuda bersaing
dengan Qantas dan Jetstar, pada pasar Timur Tengah, bersaing dengan Saudi
Airlines, Emirates, dan Qatar Airways, sedangkan untuk pasar Eropa bersaing
dengan KLM, Singapore Airlines, dan Emirates.
b. Maskapai penerbangan domestik
Untuk rute domestik, Garuda merupakan satu-satunya maskapai FSC (Full
Service Carrier) yang memberikan layanan maksimum dengan tarif yang juga
premium dengan sasaran para pebisnis sehingga Garuda memiliki pangsa
pasar tersendiri. Sedangkan untuk segmen budget traveler, Garuda bersaing
dengan maskapai jenis LCC (Low Cost Carrier) seperti Lion Air, Air Asia,
Sriwijaya Air dan sebagainya yang menawarkan harga dibawah Garuda
dengan pelayanan berstandard medium dan minimum.
c. Jasa kargo udara
Garuda bersaing dengan perusahaan layanan kargo udara yang terintegrasi
seperti DHL dan UPS yang memiliki ground transport sendiri. Garuda juga
bersaing dengan Singapore Airlines, Malaysia Airlines, Cathay Pasific,
Korean Air dan China Airlines yang mengoperasikan armada yang lebih
besar dengan pesawat berbadan lebar dibandingkan dengan Garuda yang
memiliki kapasitas kargo yang terbatas.
Garuda Indonesia melaksanakan layanan FSC perseroan dengan brand Garuda
Indonesia dan mengembangkan layanan LCC pereroan dengan brand Citilink.
Persaingan yang dihadapi oleh Garuda Indonesia dan juga maskapai lain, didasarkan
pada beberapa faktor, seperti harga, jadwal, jaringan rute, kualitas pelayanan, tipe
dan umur pesawat. Garuda Indonesia juga dikenal sebagai premium airlines
menawarkan harga tiket yang relatif mahal jika dibandingkan dengan maskapai LCC
dan cenderung membidik pangsa pasar kelas menengah ke atas. Dengan demikian
Garuda Indonesia harus menghadapi persaingan yang semakin intensif dengan
maskapai penerbangan lainnya.
Garuda Indonesia yang mengadapi persaingan kompetitif dalam Industri
penerbangan terus melakukan inovasi bagi pertumbuhan usahanya. Salah satunya
dengan meluncurkan rencana ekspansi yang agresif bernama Quantum Leap.
Quantum Leap berencana melakukan penggandaan armada pesawat dan menaikkan
jumlah penumpang dengan cara menambah rute tujuan domestik maupun
internasional. Selain itu Garuda juga mengadakan overhaul tampilan maskapai
seperti mengubah livery maskapai, seragam staf dan logo yang diharapkan dapat
menangkap semangat keramahan dan keunikan khas Indonesia yaitu Garuda
Indonesia Experience. Pelayanan ini mencakup berbagai aspek dari kebudayaan,
masakan dan keramahan Indonesia dimana mini nasi tumpeng nusantara dan jus
martebe (markisa dan terong Belanda) menjadi tanda masakan Garuda Indonesia
yang baru. Dengan segala upaya tersebut diharapkan Garuda Indonesia bisa menjadi
pemimpin pasar penerbangan Indonesia.

2. Potensi masuknya Pesaing Baru


Sebagai akibat dari persaingan yang kompetitif dalam industri penerbangan,
Garuda Indonesia menghadapi masuknya pesaing baru baik dari pasar domestik
maupun internasional. Pesaing baru ini sebagian besar adalah penerbangan dengan
biaya murah (Low Cost Carrier). Masuknya pesaing baru khususnya LCC
menimbulkan beberapa perubahan dalam industri penerbangan secara keseluruhan.
Perubahan-perubahan yang dialami telah meningkatkan kapasitas tempat duduk
penumpang dan meningkatan persaingan harga pada rute-rute penerbangan yang
telah tersedia.
PT. Citilink Indonesia adalah anak perusahaan PT. Garuda Indonesia
(Persero) Tbk yang bergerak di bidang angkutan niaga yang berjadwal yang berbiaya
murah. Pengembangan layanan LCC melalui Citilink adalah cara perusahaan untuk
bersaing dengan pesaing baru dan mendapatan pangsa pasar ekonomi yang telah
dikuasai oleh para pesaing. Sehingga dengan perusahaan mengembangkan layanan
FSC perusahaan yakni Garuda Indonesia dan layanan LCC perusahaan yakni
Citilink, diharapkan perusahaan dapat mampu bersaing dengan pesaing baru dan
menguasai pangsa pasar di industri penerbangan Indonesia.

3. Ancaman dari produk substitusi

Produk substitusi (pengganti) transportasi udara adalah jasa transpotasi laut


dan darat. Penggunaan jasa transportasi pengganti dapat menjadi pilihan bagi
pelanggan jika jarak yag ditempuh pendek dan biayanya lebih rendah dibandingkan
dengan menggunakan transportasi udara. Jasa transportasi darat yang dapat menjadi
produk pengganti adalah berupa kereta api, bus atau mobil. Pelanggan yang lebih
memilih produk pengganti kereta api adalah pelanggan yang berasal dari dan hendak
menuju kota-kota yang ada di Pulau Jawa yang tersedia layanan kereta api.
Sedangkan penggunaan produk pengganti berupa bus/mobil ataupun jasa transportasi
laut akan dilakukan pelanggan dengan pertimbangan biaya yang dikeluarkan.
Namun, tingkat mobilitas yang tinggi saat ini mengakibatkan jasa transportasi
angkatan udara menjadi pilihan yang tepat bagi masyarakat untuk menunjang
aktivitasnya. Karena dengan menggunakan jasa transportasi angkutan udara
memberikan waktu tempuh yang jauh lebih cepat bagi pelanggannya.

4. Daya Tawar Pemasok (bargaining power of supplier)


Bahan bakar sangat diperlukan dalam pelaksanaan operasional perusahaan
penerbangan. Pemasok bahan bakar Garuda Indonesia terdiri atas Pertamina dan
beberapa pemsok Internsaional. Sebagian besar bahan bakar pesawat yang digunakan
oleh Garuda Indonesia, yakni sebesar 70% termasuk semua bahan bakar pesawat
yang diperlukan untuk penerbangan domestik berasal dari satu sumber yaitu
Pertamina. Perjanjian pasokan bahan bakar dengan Pertamina berlangsung selama
lima tahun. Penetapan harga bahan bakar mengacu pada harga posting produksi
dalam negeri. Sedangkan, perjajian dengan pemasok internasional berlaku selama
satu sampai dua tahun dimana penetapan harga bahan bakar internasional mengacu
pada harga dasar rata-rata minyak yang dipublikasikan oleh Platts melalui Singapura
berdasarkan Mean of Platts Singapore (MOPS), Mean of Platts Arab Gulf (MOPAG),
Teluk Arab, Saudi Arabia dan Belanda yang diterbitkan oleh ARAMCO atau
Rotterdam.
Garuda Indonesia juga memerlukan pemasok armada pesawat dan mesin yang
mendukung penyediaan suku cadang terkait kegiatan usaha penerbangan perusahaan.
Garuda Indonesia menggunakan armada pesawat yang diproduksi oleh dua pemasok
yakni Boeing dan Airbus. Sedangkan mesin yang digunakan oleh armada pesawat
diproduksi oleh CFM International S.A. (joint venture) antara Snecma (SAFRAN
Group) di Perancis dan General Electric di Amerika Serikat dan Rolls-Royce Plc.
Pembelian armada pesawat dan suku cadang yang diperlukan Garuda Indonesia
dilaksanakan sesuai dengan perjanjian pembelian. Sehingga Garuda Indonesia dapat
mendapatkan persetujuan harga yang terjangkau dengan kualitas suku cadang terbaik
dengan para pemasok.

5. Daya Tawar Konsumen ( bargaining power of buyer)


Pelanggan Garuda Indoesia dapat dikategorikan menjadi dua kelompok,
yakni pelanggan yang mengunakan rute penerbangan domestik dan internasional.
Sebagai premium airlines, konsumen layanan FSC dengan brand Garuda Indonesia
yang menggunakan rute penerbangan domestik adalah pelanggan yang berada pada
pangsa pasar menengah ke atas. Layanan LCC yakni Citilink ditunjukan kepada
konsumen yang menggunakan rute penerbangan domestik yang berada pada pangsa
pasar kelas ekonomi. Dengan demikian untuk melayani pelanggan rute penerbangan
domestik, perusahaan telah megembangkan layanan FSC dan LCC yang dapat
menjangkau seluruh pangsa pasar di Industri penerbangan domestik. Menggunakan
rute penerbangan internasional antara lain jamaah haji, pihak pemerintah, dan
konsumen lain yang menggunakan layanan penerbangan Garuda Indonesia. Jamaah
haji merupakan konsumen tetap layanan penerbangan internasional Garuda Indonesia
setiap tahun. Layanan penerbangan kepada jamaah haji memberikan kontribusi yang
cukup besar bagi pendapatan usaha PT. Garuda Indonesia.
Persaingan dengan sebagian besar maskapai pesaing yang berusaha merebut
kesetiaan pelanggan dilakukan dengan menawarkan kepada pelanggan harga tiket
yang lebih murah dapat diantisipasi oleh PT. Garuda Indonesia dengan menawarkan
tiket dengan harga promosi kepada pelanggan. Keuntungan bagi pelanggan adalah
mendapatkan tiket yang murah dengan tetap menikmati kualitas pelayanan terbaik
dari Garuda Indonesia.

 Analisis PEST

1. Analisis Politik
Industri penerbangan sangat rentan terhadap perubahan politik. Salah satu
masalah yang dihadapi oleh maskapai penerbangan milik pemerintah adalah
intervensi politik. Pemerintah sering melakukan control berlebihan pada tariff
penerbangan domestik yang menyebabkan jrangnya kenaikan atau malah tidak sama
sekali. Namun tariff domestik yang dijaga terlalu rendah dapat menyebabkan efek
kerugian. Pada saat yang sama juga, tariff rendah ini dapat memunculkan permintaan
dan passenger load factor yan tinggi. Campur tangan pemerintah dapat dilihat pada
jadal dan rute yang diatur oleh pemerintah.

2. Analisis Ekonomi
Seperti yang kita ketahui bersama, Garuda Indonesia merupakan
perusahaan maskapai penerbangan yang menjadi pelopor transportasi udara di
Indonesia. Namun pada kenyataannya pada tahun 2014 Garuda Indonesia
mengalami kerugian yang sangat besar yaitu sebesar Rp 4,8 triliun. Aspek Ekonomi
merupakan aspek yang paling utama penyebab permasalahan yang dialami Garuda
Indonesia, yaitu antara lain :
- Depresiasi nilai Rupiah dan naiknya harga bahan bakar pesawat terbang.
Depresiasi Rupiah terhadap USD sangat berpengaruh bagi Garuda
Indonesia, mengingat sebagian besar rute Garuda Indonesia memberikan
pendapatan dalam Rupiah sedangkan pembiayaan hampir didominasi
dalam USD. Persentase beban bahan bakar pesawat terbang cukup besar
berkontribusi pada total beban operasional perusahaan yaitu sebesar
36%.
- Persaingan penerbangan domestik dan Internasional yang semakin ketat
karena ekspansi maskapai penerbangan murah, terkait dengan gencarnya
pertumbuhan LCC (Low Cost Carrier). Hal ini menyebabkan banyak
beralihnya penumpang ke penerbangan yang menyediakan harga tiket
yang lebih murah. Kompetitor di dalam negeri yang gencar memasarkan
tiket harga murah diantaranya adalah Lion Air dan Air Asia. Selain itu,
meningkatnya persaingan di kawasan internasional, terutama persaingan
dengan maskapai penerbangan dari wilayah Timur-Tengah
yang memiliki subsidi dan dukungan promosi dari pemerintahnya, dan
juga di kawasan Asia-Pasifik sudah memasuki situasi oversupply,
sehingga persaingan penurunan harga semakin gencar dilakukan.
Terjadi inefisiensi dalam biaya-biaya operasional perusahaan. Biaya-biaya
tersebut antara lain : biaya bahan bakar pesawat terbang, biaya perawatan dan
pemeliharaan pesawat, biaya bandara dan biaya per unit penerbangan lainnya. Tidak
efisiennya biaya-biaya tersebut disebabkan antara lain karena pemborosan dalam
waktu tunggu/antri pesawat untuk take off dan landing, dan juga pemborosan karena
beberapa rute dan jumlah penerbangan yang kurang profitable/merugikan.

3. Analisis Sosial
Komponen utama dari factor social adalah perubahan perilaku konsumen
yang terjadi akibat perubahan dalam mode dan gaya. Sejak diberlakukannya
deregulasi di Indonesia, banyak maskapai penerbangan murah yang masuk ke
Indonesi sehingga persingan harga menjadi sangat ketat, mengakibatkan turunnya
harga tiket pesawat. Akan tetapi, semenjak hadirnya maskapai peerbangan yang
memakai konsep low-cost carrier, kecelakaan pesawat semakin tinggi. Bahkan ada
juga yang hilang (AdamAir). Kecelakaan yang terjadi megakibatkan maskapai
penerbangan untuk bertaggung jawab dalam melakukan berbagai kompensasi kepada
masyarakat.

4. Analisis Teknologi
Teknologi berperan penting dalam menentukan efisiensi sebuah perusahaan
penerbangan. Banyak maskapai penerbangan di Indonesia telah menggunaka
teknologi online ticketing, dimana pembelian tiket tidak lagi dilakukan melalui agen,
melainkan melalui sistem booking lewat internet. Dengan beadaptasi dengan tekologi
yang sudah maju, sebuah perusahaan akan medapatkan keuntungan yaitu data yang
di akses berupa real-time serta pengurangan biaya yag signifikan. Sebagai contoh,
Garuda Indonesia, dengan inovasi dan kreatifitasnya dapat memanfaatkan sumber
daya murah, yakni dengan program open source bernama moodle untuk
dikembangkan menjadi software learning management system (MLS). Selain itu
Garuda Indonesia telah menerapkan aplikasi berbasis teknologi informasi,
diantaranya yaitu proses pengadaan secara online (E-Procurement) dan melakukan
real-time online atau (E-Auction).

7. Target Bisnis Jangka Pendek Dan Jangka Panjang Perusahaan

A. Target bisnis jangka pendek


 Menekan kinerja operasional dan performa keuangan perusahaan yang on
track guna perbaikan kinerja agar kinerjanya terus tumbuh secara progresif
 Garuda Indonesia juga berhasil mencatatkan capaian tingkat ketepatan waktu
(on time performance / OTP) pada periode peak season Lebaran 2018 sebesar
89.93 persen yang akan ditingkatkan pada periode Tahun Baru
 Garuda Indonesia Group berusaha dalam memaksimalkan potensi pasar low
cost carrier (LCC), agar meningkat seperti anak perushaannya yaitu Citilink
 Mengembangkan jaringan penerbangan dengan membuka sejumlah rute baru
yang diantaranya adalah rute Denpasar – Xi’an, Denpasar – Zhengzhou,
Makassar – Palembang, Jakarta – Sorong hingga Mumbai – Denpasar.

B. Target bisnis jangka panjang

 Pengakuan global atas capaian Garuda Indonesia sebagai satu-satunya


maskapai penerbangan dunia yang berhasil meraih predikat sebagai The
World's Best Cabin Crew dari Skytrax selama 5 tahun berturut-turut. Dan
akan terus memertahankan agar bisa mencaai 6 tahun berturut-turut
 Garuda Indonesia juga berhasil mempertahankan posisi dalam The World's
Top 10 Airlines Skytrax dimana GarudaIndonesia berhasil menduduki
peringkat ke-9 atau naik 1 peringkat dibandingkan capaian tahun lalu. Dan
akan terus meningkatkan posisinya
 Garuda Indonesia bersama jajaran anak perusahaan diawal tahun 2018
mencanangkan strategi bisnis jangka panjang bertajuk Garuda Indonesia
Group Sky Beyond 3.5, dengan pencapaian target valuation group sebesar
USD 3.5 milyar pada tahun 2020
PT. GARUDA INDONESIA

TUGAS INTERPERSONAL DAN KOMUNIKASI BISNIS

Disusun oleh :
Angelia Natasha Sipayung / 1402160094
Divia Mahdalena Mahtopani / 1402164112
Intan Layuk Lebang / 1402164124
Putri Apriosela Muhdi / 1402164355
Shinta Prameswari/ 1402164268

PROGRAM STUDI SARJANA AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS TELKOM
BANDUNG
2018

Anda mungkin juga menyukai