Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Diploma tiga merupakan salah satu sarana yang mendidik mahasiswa


tenaga kerja terampil siap pakai dan dalam dunia usaha industri guna membekali
mahasiswa setelah lulus dari pendidikannya. Guna mendukung perkuliahan di
Jurusan Manajemen Administrasi, maka mahasiswa perlu dibekali wawasan
mengenai praktek kerja secara nyata sesuai dengan ilmu-ilmu yang diperoleh di
perkuliahan, dengan melihat secara langsung aktivitas-aktivitas yang ada pada
industri, baik industri manufaktur maupun jasa. Melalui Studi Ekskursi (SE),
diharapkan mahasiswa dapat mengenal lingkungan industri jasa penerbangan
secara lebih dekat.

Studi Ekskursi dilaksanakan pada tanggal 28 Februari 2020 ditiga tempat


yakni GITC,GOC dan KNKT yang dilaksanakan ini diharapkan mahasiswa dapat
memahami secara kompleks pada lingkungan industry jasa penerbangan.Dengan
begitu saat mahasiswa berhadapan langsung untuk memulai praktek kerja maka
mahasiswa sudah setidaknya mengetahui gambaran-gambaran secara terarah
mengenai hal-hal apa saja yang terjadi dan dilakukan dalam dunia kerja terutama
di dunia penerbangan domestik dan internasional.

Diharapkan semua mahasiswa dapat benar-benar mengikuti secara


menyeluruh dalam pelaksanaan Studi Ekskursi ini sehingga mahasiswa dapat
benar-benar paham mengenai aspek-aspek yang ada dalam sebuah industri sharing
budaya antara Indonesia dan Bangkok, Thailand sebagai bekal dalam memasuki
dunia kerja praktek nanti disamping juga sebagai wawasan dan pengetahuan dasar
mengenai dunia kerja yang berhubungan dengan perkuliahan sesuai jurusan yang
telah ditempuh.

Setelah selesai mengikuti Kunjungan Industri, mahasiswa diharuskan


membuat laporan tentang hasil kunjungan. Laporan tersebut merukan bukti bahwa
mahasiswa telah mengikuti SE. Laporan Kunjungantersebut berisi data-data
tentang Perusahaan atau Instansi yang dikunjunginya.

B.Rumusan Masalah

1. .Bagaimana deskripsi tentang bandara Adisucipto Yogyakarta?


2. .Bagaimana deskripsi tentang Bandara SOETTA Jakarta di terminal 3 saat
melakukan check-in
3. Deskripsi Garuda Indonesia?
4. .Bagaimana profil perusahaan di GITC?
5. Bagaimana deskripsi kunjungan di GITC?
6. Bagaimana profil KNKT?

C.Tujuan Penulisan

1.Untuk mengetahui deskripsi tentang bandara Adisucipto Yogyakarta.

2.Untuk mengetahui deskripsi tentang Bandara SOETTA Jakarta di terminal 3


saat melakukan check-in .

3.Untuk mengetahui profil dari perusahaan GITC.

4.Untuk mengetahui deskripsi tentang kunjungan di GITC.

D.Manfaat

1.Bagi Mahasiswa

a. Mahasiswa dapat mengetahui secara langsung proses pekerjaan di suatu


perusahaan.
b. Mahasiswa dapat mencari gambaran tentang dunia usaha yang paling
tepat.
c. Memupuk kerja keras dan semangat untuk mencari peluang usaha.
d. Mahasiswa akan lebih bersungguh-sungguh dalam belajar karena
menyadari bahwa dunia usaha tidaklah mudah.
e. Mahasiswa dapat mengajukan berbagai pertanyaan dan mendapatkan
jawaban secara langsung dari perusahaan.

2.Bagi Kampus

a. Kampus dapat mempererat tali persaudaraan dengan tempat Studi


Ekskursi.
b. Sebagai tempat memperkenalkan kampus ke dunia luar.
c. Dapat menyalurkan para mahasiswanya untuk bekerja di tempat Studi
Ekskursi maupun sebagai tempat praktik (magang).
d. Sebagai ajang promosi kampus untuk daerah luar.

3.Bagi instansi.

1).Dapat mencari calon-calon kandidat yang bisa untuk direkrut menjadi salah
satu staff-nya

2).Mempromosikan tentang Garuda Indonesia kepada masiswa melalui kunjungan


SE
BAB II

PEMBAHASAN

A.Bandara Adi Sucipto Yogyakarta

Bandar Udara Internasional AdisutjiptoYogyakarta (JOG) merupakan


gerbang udara wisata terpenting bagi kawasan segitiga JOGLOSEMAR (Jogja-
Solo-Semarang). Dengan daerah pelayanan yang mencakup wilayah DIY, Jawa
Tengah Bagian Selatan dan Jawa Timur Bagian Barat serta jumlah penumpang
yang selalu meningkat, JOG telah menempatkan diri sebagai bandar udara
tersibuk ke 3 di Pulau Jawa, setelah Bandar Udara Soekarno-Hatta Jakarta dan
Juanda Surabaya.

Bandara Adisutjipto Yogyakarta terletak pada lokasi yang bukan


merupakan daerah banjir. Lingkungan di luar bangunan bersih. Tempat/halaman
parkir kendaraan bersih, rata/tidak bergelombang kuat dankedap air serta tidak
becek/berdebu. Antara lingkungan bandara dengan lingkungan luar terdapat pagar
tembok/pembatas yang jelas dan pagar tembok bersih dan terpelihara, tetapi
tingkat kebisingan setelah dilakukan pengukuran melebihi ketentuan maksimalhal
tersebut disebabkan oleh adanya aktivitas pesawat udara kedatangan dan
keberangkatan hal tersebut tidak menyebabkan resiko kepada para petugas sebab
seluruh petugas yang berada di lingkungan luar menggunakan earplug khusus, dan
kepada para calon penumpang berada di ruang tunggu.

Tempat pemberangkatan/tempat kedatangan,ruang tunggu dan ruang


kantor bersih, lantai kedap air, rata dan tidak licin. Dinding, langit-langit dan
tempat duduk bersih, berwarna terang, mudah dibersihkan, bebas bercak noda,
bebas laba-laba/serangga. Tetapi untuk tempat duduk penumpang masing-masing
gate tidak ada sekat pemisah.

B.Bandara Soekarno-Hatta Jakarta

Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta (IATA: CGK, ICAO: WIII)


merupakan sebuah bandar udara utama yang melayani kota Jakarta di pulau Jawa,
Indonesia. Bandar udara ini diberi nama seperti nama Presiden Indonesia pertama,
Soekarno, dan wakil presiden pertama, Muhammad Hatta. Bandar udara ini sering
disebut Cengkareng, dan menjadi kode IATA-nya, yaitu CGK.

Kemudian saat masuk, penumpang harus melewati gate check-in berupa


area pemeriksaan body scan, penumpang akan melewati palang dengan simbol
Sky Team. Simbol ini menunjukkan bahwa Garuda Indonesia merupakan Sky
Team. Area pemeriksaan body scan selain melalui Aviation Security juga
disediakan dua alat Provision Scan, Alat scan berbentuk tabung yang gunanya
untuk mendeteksi logam pada tubuh penumpang.Memasuki area imigrasi,
penumpang akan dilayani 7 gate manual dan 12 auto gate. Penunjuk arah atau
Guidance Sign di Terminal 3 tidak hanya berbahasa Indonesia dan Inggris,Ada 3
bahasa lagi yang digunakan untuk mempermudah Warga Negara Asing, yaitu
Bahasa Arab, Korea, dan Jepang.

Petugas bandara yang beroperasi juga menggunakan segway guna


mempercepat memberikan bantuan kepada penumpang.Segway adalah sejenis
kendaraan listrik yang bergerak dan menyeimbangkan diri melalui dua roda.

E. Garuda Indonesia

1. Profil perusahaan
PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (call sign sebagai Garuda
Indonesia) (IDX: GIAA) adalah maskapai penerbangan nasional
Indonesia. Garuda adalah nama wahana tunggangan Dewa Wisnu dalam
mitologi India kuno. Pada tahun 2007, maskapai ini bersama dengan
maskapai Indonesia lainnya (termasuk anak perusahaan Garuda Indonesia,
Citilink), dilarang terbang menuju Eropa karena kejadian yang menimpa
pesawat Garuda Indonesia nomor penerbangan 200.Setahun kemudian,
maskapai ini menerima sertifikasi IATA Operational Safety Audit (IOSA)
dari IATA yang menunjukkan Garuda Indonesia telah memenuhi standar
keselamatan penerbangan Internasional. Perbaikan layanan dan
meningkatnya kualitas layanan maskapai membuat Garuda menjadi
pemenang kategori "World's Most Improved Airline" dari Skytrax. 1 Juni
2010 menjadi hari bersejarah bagi Garuda Indonesia, di mana pembukaan
kembali rute Amsterdam dilaksanakan menggunakan Pesawat Airbus
A330-200 dengan perhentian di Dubai. Pada bulan Juni 2012, Garuda
Indonesia dengan klub sepak bola Liverpool FC, Inggris mengadakan
perjanjian kerja sama dan kini merupakan sponsor global untuk Liverpool
FC.Tahun 2013, Garuda Indonesia mendapat dua penghargaan dari
Skytrax yaitu "World Best Economy Class" dan "World Best Economy
Class Seat". Pada pertengahan tahun 2014, Garuda Indonesia mendapat
penghargaan "World's Best Cabin Crew".

Pada tanggal 5 Maret 2014, Garuda Indonesia resmi bergabung


dengan aliansi SkyTeam sebagai anggota ke-20 yang peresmiannya
berlangsung di Denpasar, Bali.Pada tanggal 30 Mei 2014, Garuda
Indonesia melayani rute ke Amsterdam dengan nonstop menggunakan
pesawat Boeing 777-300ER yang memiliki kabin terbaru dari semua
armada. Pada tanggal 8 September 2014, Garuda Indonesia
memperpanjang rute penerbangannya menuju London.Pada tanggal 11
Desember 2014, bertepatan dengan mundurnya Dirut Garuda Indonesia
saat itu, Emirsyah Satar. Garuda Indonesia mendapat Anugerah
penghargaan sebagai maskapai "berbintang 5" sedunia dari Skytrax dan
menjadi anggota dari 8 maskapai dunia yang mendapat penghargaan
tersebut.
Pada tanggal 8 November 2019. Kerjasama Operasional diantara
maskapai Garuda Indonesia dan Sriwijaya Air dihentikan karena terjadi
konflik internal ditandai dengan mulai beroperasinya kembali peralatan
ground service milik Sriwijaya Air yang semula disimpan saat Kerja Sama
Operasional (KSO) sedang berlangsung. Yang menyebabkan penundaan
hingga pembatalan penerbangan Sriwijaya Air yang menyebabkan ribuan
penumpang terlantar.
2. Sejarah
Dekade 1920-1930-an: Perintis transportasi udara
Berhasilnya penerbangan pertama yang diawali oleh Wright Bersaudara
pada Tahun 1903 di Kitty Hawk, Carolina Utara. Membuat para penerbang
lain bermunculan dan mulai melakukan berbagai penjelajahan yang luar
biasa seperti yang dilakukan oleh Charles Lindbergh yang melakukan
penerbangan dari New York menuju Paris melintasi Samudera Atlantik
yang dinilai sebagai salah satu pencapaian fantastis pada saat itu, tak
hanya menggugah para masyarakat yang kelak menjadi penerbang yang
ulung, tapi juga mendorong para negara penjajah untuk memanfaatkan
daerah jajahannya dengan melengkapi teknologi yang baru saja diadakan
ini, termasuk Belanda.
Belanda dalam rangka memperkuat sistem penjajahannya, mereka
memperkuat sistem perhubungan yang berpengaruh, dengan mendirikan
perusahaan tranportasi udara yang bernama KNILM pada tanggal 24
Oktober 1928 dengan modal sebesar 5 juta Gulden yang dihimpun dari 32
perusahaan dan pengusaha besar. Kemudian, dana yang telah dikumpulkan
ini digunakan untuk mendatangkan pesawat jenis Fokker VIII Trimotor
yang berjumlah sebanyak 4 armada dari Belanda. Setelah menempuh
perjalanan yang rentang waktunya berbeda-beda, operasional pertama
KNILM diresmikan pada tanggal 1 November 1928 oleh Gubernur
Jenderal Belanda, De Graef yang disaksikan oleh H. Nieuwenhuis sebagai
kepala KNILM, TH.J. De Bruyn sebagai kepala administrasi keuangan dan
Behege sebagai kepala dinas teknik serta Meal De Jong sebagai
handelszaken (Kepala Bagian Niaga) bersama warga Batavia di Bandara
Cililitan. Setelah berkembang lama, maskapai ini mati akibat Perang
Dunia 2 yang diakibatkan oleh invasi Jepang ke Asia Tenggara
Dekade 1940-1950-an: Awal pendirian, perjuangan, dan menjadi
maskapai nasional.Setelah penerbangan KNILM bubar pada bulan Maret
1942 bersamaan dengan Hindia Belanda jatuh ke tangan Jepang, Belanda
kembali mendirikan maskapai lagi yang bernama KLM Interinsulair
Bedrijf pada tanggal 1 Agustus 1947 atau setelah Jepang menyerah kepada
Sekutu dan Belanda kembali ke Hindia Belanda. Tujuan Belanda
mendirikan KLM Interinsulair Bedrijf ini adalah untuk kembali melayani
daerah jajahannya dengan menggunakan pesawat Dakota sebanyak 20 unit
yang merupakan bekas pakai dari KLM. Namun, tak lama kemudian pada
tanggal 28 Desember 1949 sebagai bagian dari pelaksanaan perjanjian
KMB (Konferensi Meja Bundar) di Den Haag, KLM IIB diserahkan
kepada pihak Indonesia lalu diganti namanya menjadi Garuda Indonesian
Airways (GIA) (Sehingga hari tersebut dijadikan sebagai hari jadi de facto
Garuda Indonesia), di mana satu Dakota beregistrasi PK-DPD yang
membawa Presiden Soekarno terbang dari Jogjakarta (ibu kota
perjuangan) menuju Jakarta (ibu kota negara). Garuda Indonesia
mendapatkan konsesi monopoli penerbangan dari pemerintah Republik
Indonesia pada tahun 1950 dari KLM. Garuda Indonesia pada awalnya
adalah hasil joint venture antara pemerintah Indonesia dengan KLM
dengan kalkulasi pemerintah Indonesia memiliki 51% saham. Selama 10
tahun pertama, perusahaan ini dikelola oleh KLM. Tetapi karena paksaan
nasionalis, KLM menjual sebagian dari sahamnya pada tahun 1954 ke
Pemerintah Indonesia dan pada waktu yang bersamaan, maskapai ini
memiliki 46 pesawat, termasuk 14 pesawat DeHavilland Heron yang dibeli
Garuda antara 1953-1954. Tahun 1955, Garuda Indonesia meresmikan
pelayanan penerbangan haji menuju Jeddah dengan rute Jakarta - Bangkok
- Kolkata - Karachi - Sarjah - Jeddah menggunakan pesawat Convair CV-
340.
Saat itu, Garuda Indonesia telah memiliki 27 pesawat terbang, staf
terdidik, bandara, dan jadwal penerbangan. Kesiapan Garuda Indonesia ini
membuat mereka berbeda dengan maskapai pionir lainnya di Asia.
Dekade 1960-1970-an: Perkembangan signifikan dan berekspansi
Convair 990 "Majapahit" Garuda Indonesian Airways di Bandar Udara
Internasional Schiphol, Amsterdam pada tahun 1965.
Memasuki dekade baru, garuda me-phase out De Havilland Heronnya
pada 1960. Tidak diketahui secara pasti alasan mereka menjualnya,
Garuda menjual Heron mereka kepada Fujita Airlines asal Jepang, salah
satunya jatuh pada 17 Agustus 1963. Dekade ini merupakan dekade
pembangunan sekaligus kemajuan untuk Garuda. Pada tahun 1961, Garuda
mendatangkan pesawat turboprop Lockheed L-188C Electra, ketiga
pesawat baru itu masuk dinas aktif pada bulan Januari 1961 dan diberi
nama "Pulau Bali", "Candi Borobudur" dan "Danau Toba", yang
merupakan nama tujuan wisata Indonesia yang paling dikenal di luar
negeri, tahun 1963, Garuda membuka rute penerbangan menuju Tokyo
dengan pesawat L-188 dengan perhentian di Hongkong, rute ini kemudian
dikenal dengan nama "Emerald Route". Garuda memasuki era jet pada
tahun 1964 dengan datangnya tiga pesawat baru Convair 990A yang diberi
nama "Majapahit", "Pajajaran" dan "Sriwijaya", yang merupakan nama
kerajaan kuno di Indonesia dan menjadikan Garuda Indonesia maskapai
pertama di Asia Tenggara yang mengoperasikan pesawat jet subsonik.
Saat itu, jet bermesin empat Convair 990 merupakan pesawat berteknologi
canggih dan memiliki kecepatan tertinggi dibandingkan pesawat-pesawat
lain yang sejenis, seperti Boeing 707 dan Douglas DC-8. Dengan pesawat
ini pula Garuda membuka penerbangan antarbenua dari Jakarta ke
Amsterdam melewati dengan rute Jakarta - Bangkok - Mumbai - Karachi -
Kairo - Roma - Frankfurt - Amsterdam Pada tahun 1966, Garuda kembali
memperkuat armada jetnya dengan mendatangkan sebuah pesawat jet
baru, yaitu Douglas DC-8. Sementara, pada akhir tahun 1960-an, Garuda
membeli sejumlah pesawat turboprop baru seperti, Fokker F27. Pesawat
ini datang secara bertahap mulai tahun 1969 hingga 1970 dari hasil
penjualan beberapa pesawat berbadan lebar untuk memenuhi pasar
domestik yang terus berkembang. Pada 1970, rute menuju Kairo diganti
menuju Athena
Dekade 1970-1980-an: Berkembang maju dan mendunia
Boeing 747-200 Garuda Indonesia mendarat di Bandara Internasional
Zurich pada bulan Mei 1985.Dilanjutkan pada dekade 1970-1980-an.
Wiweko Soepono Dirut Garuda Indonesia, melakukan program revitalisasi
perusahaan yang mencakup perbaikan layanan, mengganti sistem
manajemen, anti-KKN, memperbarui dan menambah armada serta
menambah rute Domestik dan Internasional kemudian, beberapa pesawat
di jual untuk menggarap pasar domestik dengan Fokker F-27 dan Fokker
F-28 dan pada pertengahan 1970an, muncul di mana sebuah tren kenaikan
jumlah penumpang yang naik pesawat dan tren tersebut tidak disia-siakan
oleh Wiweko dalam rencananya yang bernama Buy now for tomorrow
profit untuk membeli pesawat berbadan lebar dengan jarak jangkauan yang
jauh dan penumpang yang banyak yaitu, Boeing B747-200 dan Douglas
DC-10-30 yang di peruntukkan Garuda menerbangi rute baru di Benua
Asia, Australia dan Eropa dan pada tahun 1982 Garuda Indonesia menjadi
maskapai pengguna pertama Airbus A300B4-600 FFCC (Modifikasi
kokpit dengan 2 awak). Memiliki inisiatif dan inovasi yang menarik di
Garuda Indonesia, Wiweko yang menjabat menjadi Dirut selama 16 tahun
berhasil membawa GIA menjadi maskapai terbesar ke 2 se Asia setelah
Japan Airlines serta menjadi maskapai terbesar dan berpengaruh di
belahan bumi bagian selatan.
Kemudian pada tahun 1985, pimpinan GIA digantikan oleh R.A.J
Lumenta. Kemudian, Ia melakukan re-branding terhadap maskapai dengan
mengubah nama dari Garuda Indonesian Airways menjadi Garuda
Indonesia dan memindahkan pangkalan utama yang sebelumnya berada di
Bandara Kemayoran dan Bandar Udara Halim Perdanakusuma
dipindahkan ke Soekarno Hatta dan melakukan perbaikan sistem
manajemen dan penambahan rute. Pada tahun 1985, Garuda Indonesia
berhasil merintis penerbangan menuju Amerika Serikat dengan Douglas
DC-10-30 bersama maskapai Continental Airlines dengan destinasi Los
Angeles dan berhenti di Denpasar-Biak-Hawaii dengan menggunakan logo
spesial gabungan dari Continental Airlines dan Garuda Indonesia.
Dekade 1990-2000-an: Kesulitan ekonomi, kecelakaan beruntun
dan reputasi buruk.Boeing 747-400 Garuda Indonesia mendarat di
Bandara Internasional Frankfurt.McDonnell Douglas MD-11 Garuda
Indonesia mendarat di Hawaii sebelum melanjutkan penerbangan ke Los
Angeles pada tahun 1990-an.
Selama dekade 1990an, Garuda Indonesia melakukan peremajaan armada
dengan melakukan pembelian armada pesawat 9 unit McDonnell-Douglas
MD-11 yang datang pada tahun 1991 untuk mengganti peran sebagai
Pesawat Douglas DC-10, yang diikuti oleh berbagai seri keluarga Boeing
737 Classic yang datang tahun berikutnya, sebagai pengganti DC-9, serta
Boeing 747-400 yang datang tahun 1994, dengan skema pembelian yang
terdiri dari 2 dibeli langsung dari Boeing, 1 dibeli dari Varig dan Airbus
A330-300 yang datang tahun 1996. Pada masa ini juga, Garuda Indonesia
mengalami dua musibah besar yang terjadi di dua tempat yang memakan
korban dalam jumlah yang cukup besar, yaitu peristiwa Garuda Indonesia
Penerbangan 865 yang terbang dari Fukuoka, Jepang, dan satunya lagi
terjadi pada pesawat Garuda Indonesia Penerbangan 152 yang bertempat
kejadiankan di Desa Sibolangit, Sumatra Utara. Musibah yang kedua ini
menewaskan seluruh penumpangnya, disamping itu, maskapai ini sejak
1997 juga terkena imbas Krisis Finansial Asia yang juga membuat
keuangan Indonesia menjadi lesu. Hal ini membuat Garuda harus
memotong semua rute yang tidak menguntungkan, terutama rute jarak jauh
menuju ke Eropa maupun Amerika. Disamping menutup rute jarak jauh
yang tidak menguntungkan, maskapai ini juga melakukan penyesuaian
ulang terhadap rute domestik yang ada, serta mengganti jumlah pesawat
yang sudah tua secara bertahap dengan menjual, mengalihkan dan
memensiunkan armada Fokker F28 dan Airbus A300 yang ada.
Deregulasi maskapai penerbangan Indonesia yang dinaungi
peraturan perundangan-undangan UU No 5/1999 (membahas tentang
pembatasan praktik monopoli usaha) dan SK Menteri Perhubungan No
11/2001 (membahas tentang tata operasional awal maskapai penerbangan
dengan batasan armada minimal 2 pesawat), menyebabkan Garuda
Indonesia kehilangan hegemoni besarnya dalam pasar penerbangan
Indonesia, yang berakibat pada menurunnya pangsa kemilikan pasar
Garuda Indonesia yang telah kosong dan dimanfaatkan oleh maskapai
berbiaya rendah seperti, Pelita Air Service, Awair, Lion Air dan Jatayu
Airlines. Hal ini makin memperparah dan menyudutkan posisi Garuda
yang berada pada situasi yang sulit. Bagaimana tidak, sudah merugi sejak
tahun 1994 dan terus berutang tanpa membayar, ditambah lagi dengan
budaya kerja yang sangat birokratis dan lamban eksekusinya membuat
sistem yang ada menjadi "tidak ramah dengan ide dan kreativitas" yang
berakibat pada terhambatnya performa kompetitivitas Garuda Indonesia
dengan maskapai penerbangan lain, belum lagi dengan banyaknya pejabat
yang memanfaatkan hubungannya dengan maskapai ini untuk mendapat
kemudahan tersendiri yang berdampak pada rendahnya indeks ketepatan
waktu yang tercermin pada seringnya terjadi penundaan keberangkatan
pesawat.
Maskapai penerbangan PT Indonesian Airlines Aviapatria
(Indonesian Airlines) didirikan tahun 1999 dan mulai beroperasi Maret
2001. Pada September 1999, ia memperoleh izin dari pemerintah
Indonesia untuk melakukan penerbangan berjadwal di 46 rute. Perusahaan
ini dimiliki oleh investor perorangan (75%) dan Rudy Setyopurnomo
(25%), Presiden Direktur maskapai ini. Indonesian Airlines menghentikan
operasinya pada tahun 2003. Setelah itu kantor pusatnya digabungkan
dengan Garuda Indonesia.
Rudy Setyopurnomo kemudian bekerja pada Grup RGM Group yang
mengoperasikan 4 pesawat kecil.
Hal ini belum ditambah lagi dengan berbagai kejadian-kejadian
baru diberbagai negara lain, seperti Serangan 11 September 2001 yang
didasari pada motif Jihad ala Al-Qaeda, dilanjutkan dengan terjadinya
Bom Bali I dan Bom Bali II, wabah SARS, serta meninggalnya aktivis
HAM, Munir Said Thalib yang (diduga) diracuni oleh seseorang yang
diyakininya "ingin mendiamkannya" di mana pelaku pembunuhan tersebut
hingga hari ini kerap dihubungkan dengan Badan Intelijen Negara, serta
Bencana Tsunami Aceh 26 Desember 2004. Selain itu, Garuda Indonesia
juga menghadapi masalah keselamatan penerbangan, terutama setelah
peristiwa Garuda Indonesia Penerbangan 200, akibat hal ini, Uni Eropa
memberi surat larangan terbang ke Eropa bagi semua maskapai Indonesia.
Namun, setelah perbaikan besar-besaran, tahun 2010 maskapai ini
diperbolehkan kembali terbang ke Eropa, setelah misi inspeksi oleh tim
pimpinan Frederico Grandini yang bertugas untuk memastikan segala
kemungkinan yang ada untuk memulai pembukaan kembali rute dengan
merekomendasikan pembukaan rute Jakarta – Amsterdam
3. Slogan perusahaan
Slogan perusahaan yang digunakan oleh Garuda Indonesia lebih
berorientasi ke arah gerakan untuk menyediakan jasa transportasi udara
yang terjangkau dan menjangkau semua kawasan. Slogan sendiri berasal
dari frasa (penggabungan 2 kalimat) yang bertujuan agar mudah diingat
khalayak umum dan memperkuat memori masyarakat terhadap layanan
yang diberikan oleh maskapai, bahkan beberapa slogan membuat
perubahan yang drastis dalam penyampaiannya (seperti Pan American
World Airways yang mengusung tema, You can't beat experience.
Menjadi hal yang terkenal dan populer, karena slogan yang setara dengan
kualitas yang ditawarkan). Berikut slogan Garuda Indonesia:
a. The Airline of Indonesia (1992–1998, 2012–sekarang)
b. Kini Lebih Baik (1999–2002)
c. Wawasan Nusantara (2003–2004)
d. Bangga Bersamanya (2004–2007)
e. Nusantara Bangsa (2007–2008)
f. Garuda Indonesia Experience (2009–2015)
g. Look Forward (2009–2012)
4. Pelaksanaan kegiatan strategis maskapai
Kemudian, setelah melakukan berbagai penguatan sistem keuangan
manajemen. Garuda Indonesia melakukan rilis sukuk sebesar US$ 500
Juta Dolar[18] untuk membiayai pemesanan pesawat Airbus A350, Boeing
737 MAX 8 dan Boeing 787-9 dengan jumlah masing masing sebanyak 30
armada dengan keterangan pesanan pasti dan pesanan pilihan lewat Letter
of Intent (LoI) yang bertujuan untuk mengadakan kerja sama pengadaan
armada yang disebut tadi. Pemesanan ini dilakukan menyeimbangkan
pasar Garuda Indonesia yang hanya berfokus pada layanan penuh. Airbus
A330 diandalkan oleh maskapai sebagai modal untuk bersaing dengan
maskapai LCC seperti, Indonesia AirAsia X dan Lion Air yang
konfigurasinya akan dijadikan kelas ekonomi total dengan jarak
operasional menengah-jauh.
Sementara itu, untuk pendalaman yang lebih teknis. Arif Wibowo
dalam wawancaranya disela-sela acara AGM (Annual Grand Meeting)
IATA di Miami 9 Juni 2015 yang lalu, terkait rencana kedepan setelah
melakukan pembelian pesawat terbaru itu, Garuda akan melakukan
penyesuaian pesawat dan rute, terutama 6 armada Boeing 777-300ER versi
3 kelas yang ada. Garuda Indonesia optimistis rute yang akan dibuka oleh
Garuda, terutama ke Eropa akan membuat persaingan lebih ngeri-ngeri
sedap, karena Garuda akan menghadirkan pesawat berkonfigurasi 3 kelas
tersebut dalam rute jarak jauh secara nonstop tanpa transit (Hal ini
berlainan dengan 3 maskapai Eropa {Air France, KLM dan Lufthansa}
yang membuka rute ke Indonesia, semuanya menggunakan transit di Kuala
Lumpur dan Singapura). Sehingga hal ini memungkinkan Garuda
Indonesia untuk bersaing lebih tinggi, karena Garuda akan hadir di antara
mereka dengan rute nonstop tanpa transit, yang tentunya akan membuat
persaingan yang ketat, terutama dalam rute yang pasarnya terus
berkembang. Tetapi, setelah melihat situasi Tahun 2015 yang lalu tidak
kondusif secara internal maupun eksternal dan menggeliatnya
perkembangan maskapai dikawasan teluk atau timur tengah yang diwakili
oleh Emirates Airline, Etihad Airways dan Qatar Airways.Garuda
Indonesia akhirnya memutuskan untuk menunda pembukaan rute kembali
menuju Paris dan Frankfurt[20][21] setelah sempat berkali-kali tertunda
dari tahun 2014, 2015 dan 2016. Hal ini membuat Garuda harus
mengalihkan pandangan ekspansinya turun satu tingkat, yaitu berekspansi
dikawasan Timur Tengah dan Asia Timur
Dalam perencanaan Garuda Indonesia, maskapai akan melakukan
rotasi ulang terhadap pesawat yang ada dengan menggunakan 4 armada
Boeing 777-300ER versi 2 kelas menuju Saudi Arabia dan Shanghai,
alasannya adalah rendahnya peminat First Class di dalam rute tersebut
menjadi penyebab pengalihan pesawat untuk memperkuat kehadiran
Garuda Indonesia di dua rute Eropa Garuda Indonesia saat ini, Amsterdam
dan London. Selain itu, armada Airbus A330-300 akan diretrofit oleh
perusahaan untuk memenuhi penerbangan charter dan reguler dari
Solo[23], Surabaya[24], Balikpapan[25], Makassar, dan Medan menuju
Jeddah dengan mengubah konfigurasi 2 kelas menjadi satu kelas dengan
jumlah kursi sebanyak 360 kursi.
Dalam langkah lebih lanjut, maskapai dalam mewujudkan rencana
ekspansi Internasional akan mengalihkan Bandara tujuan untuk London
dari Bandar Udara Internasional London Gatwick menuju Bandara
Internasional London Heathrow, karena letaknya yang berada dekat pada
pusat kota London dan jumlah anggota aliansi maskapai yang banyak bisa
lebih memberikan kemudahan Garuda Indonesia untuk memiliki
konektivitas dan meningkatkan performa kulitas dan kuantitas maskapai.
Pengalihan tujuan terbang menuju London Heatrow terhitung
mulai terlaksana pada Tanggal 31 Maret 2016 dengan pemberhentian di
Singapura.[29][30] Sementara itu, Garuda Indonesia juga melakukan
penambahan frekuensi terbang menuju Amsterdam dari 5 kali dalam
seminggu menjadi 6 kali seminggu, dengan rincian 3 penerbangan dilayani
secara nonstop dan 3 penerbangan sisanya dilayani secara transit lewat
Singapura.
Sementara itu, disaat Garuda Indonesia melakukan perhitungan
ulang terkait menurunnya harga minyak dunia dan dibebaskannya bea
pajak masuk komponen imporyang telah dialihbebankan dari maskapai
penerbangan nasional kepada pemerintah pada tahun 2015 yang lalu,
menjadi alasan utama Garuda Indonesia untuk mencetak laba lebih besar
dari tahun lalu hingga mencapai sebesar Rp 84 Triliun di mana Garuda
Indonesia berhasi mencetak laba pada tahun 2015 hingga Rp 1,01 triliun,
memicu Garuda Indonesia untuk mengisi potensi dan peluang
pengembangan minat pasar penerbangan Indonesia.
Direktur Niaga Garuda Indonesia, Handayani dalam Jumpa Pers
Akhir Tahun Kementerian Pariwisata Indonesia, menuturkan lebih lanjut
bahwa Garuda Indonesia masih dalam tahap wait and see sebelum
mengoperasikan penerbangan reguler dari Indonesia ke India. Meski
begitu, Garuda Indonesia sudah membuka peluang layanan penerbangan
charter dari Indonesia ke India maupun sebaliknya, hal ini didukung atas
keberhasilan maskapai dalam memenuhi permintaan pasar Negeri tirai
bambu yang jumlah penumpangnya terus meningkat dengan melakukan
intensifikasi kualitas dan ekstensifikasi rute lewat charterisasi 10 rute
sekunder di Negara Republik Rakyat Tiongkok yang berdampak pada
makin beragamnya cara untuk mencapai Indonesia maupun China baik
dari dan ke negara tersebut dengan rute reguler maupun carter.Oleh karena
alasan itu, jika pasar India memang memiliki ketertarikan dan minat pasar
yang besar pada penerbangan charter menuju Indonesia, Garuda Indonesia
tidak menutup kemungkinan untuk menyiapkan opsi terbang secara
reguler.
Sementara itu, disaat yang bersamaan. Kota lain di Timur Tengah
yang juga jumlah penumpangnya mengalami peningkatan dan diminati
para penumpang Garuda Indonesia adalah Istanbul, Turki. Direktur Utama
Garuda Indonesia, Arif Wibowo mengatakan "permintaan pasar
penerbangan dari Jakarta ke Istanbul sudah mulai tumbuh. Namun jumlah
penumpang harus terus didorong agar lebih tinggi lagi sehingga ekonomis
untuk diterbangi secara nonstop",urai Arif. Lebih lanjut oleh Arif, rute
penerbangan Jakarta-Istanbul memang sangat potensial untuk dilayani.
Pihak manajemen Garuda Indonesia pun terus melakukan perhitungan
mengenai peluang pembukaan rute penerbangan itu. “Jakarta-Istanbul
termasuk rute potensial yang sedang kami perhitungkan dengan baik dan
cermat. Namun, rute itu masih dalam status 'wait and see' seiring dengan
situasi akhir-akhir ini di Eropa dan Timur Tengah,” perjelas Arif.[47]
Garuda Indonesia, baru-baru ini telah memutuskan untuk
berpindah tempat operasional maskapai penerbangan dari Terminal 2E dan
Terminal 2F Bandara Internasional Soekarno-Hatta ke Terminal 3
Ultimate yang akan diresmikan Angkasa Pura II selaku pengelola Bandara
pada Bulan Agustus 2016. Pada pemakaiannya kedepan, Terminal 3
Ultimate diprioritaskan untuk melayani rute dari maskapai penerbangan
Garuda Indonesia, maskapai penerbangan sesama anggota aliansi
SkyTeam, dan maskapai penerbangan lain yang melayani penerbangan
internasional. Hal ini juga berdampak pada kocok ulang letak operasional
maskapai penerbangan AirAsia dan Lion Air yang selama ini menempati
Terminal 3, berpindah tempat ke Terminal 1 dan Terminal 2. Lion Air
secara keseluruhan akan mengoperasionalkan penerbangannya secara
penuh di Terminal 1, sedangkan AirAsia beroperasi di Terminal 2.
Direktur Komersial dan Pengembangan Usaha Angkasa Pura II,
Faik Fahmi. Pada tahap awal, Terminal 3 Ultimate didesain hanya untuk
menampung penumpang sebanyak 15 juta orang per tahun. Namun,
perusahaan akan terus melakukan pengembangan sehingga terminal ini
kedepannya bisa menampung kapasitas jumlah penumpang hingga 25 juta
orang per tahun. Apabila dirinci lebih dalam, dari total kapasitas 25 juta
penumpang itu, 18 juta penumpang dialokasikan untuk Garuda Indonesia
dan maskapai penerbangan anggota SkyTeam, sedangkan maskapai lain
dengan rute penerbangan internasional mendapatkan jatah kapasitas 7 juta
penumpang per tahun. Menurut Faik, Angkasa Pura II memang sengaja
memberikan Terminal 3 Ultimate kepada Garuda Indonesia untuk
melayani rute penerbangan domestik, karena jika hanya untuk melayani
penerbangan internasional kapasitas daya tampung bandaranya terlalu
besar. Padahal, jumlah penumpang penerbangan internasional dari
Bandara Soekarno-Hatta hanya mencapai 12 juta penumpang per tahun.
5. Layanan sebelum penerbangan
a. First Class Lounge
Lounge yang terbaru ini merupakan bentuk perwujudan
Garuda Indonesia untuk meningkatkan kualitas pengalaman para
penumpang maskapai yang ingin merasakan kenikmatan First
Class setelah ditiadakan selama 28 tahun, kini telah dikembalikan
untuk memberikan kesan "segala layanan yang dilakukan
merupakan yang terbaik dari segala aspek yang ada di Indonesia".
Lounge ini memiliki berbagai fasilitas yang berkelas dunia
kualitasnya seperti, hidangan selamat datang yang terdiri dari
minuman dan makanan, Wi-fi dan Spa selagi menunggu
penerbangan dengan dibantu oleh First Class Assistant
Disamping itu, penumpang juga dapat menikmati
ketenangan anda sambil tidur dengan duduk di kursi panjang yang
terletak di quiet room dan jika Anda bersama sekeluarga, juga
terdapat ruang keluarga. Garuda Indonesia sejak awal telah
meneliti dan meniti setiap detail telah dirancang khusus untuk
memberi kenyamanan penumpang. Apabila Anda ingin melakukan
hal lain, tersedia berbagai bahan bacaan, perpustakaan kecil,
ruangan merokok, pantry, ruang sholat (Mushola), ruang perawatan
bayi, dan toilet. Setelah menikmati kenyamanan First Class
Lounge, Anda tentunya akan diantar menuju pesawat dengan
keistimewaan menggunakan layanan prioritas pada saat boarding
atau pada saat transfer dan transit sebagai bentuk layanan Garuda
Indonesia First Class.
b. Business Class Lounge
Executive Lounge at Terminal 3 of Soekarno-Hatta Airport
Berlanjut di Lounge yang kedua, dalam Lounge Business Class
terdapat beberapa gerai khusus dan fasilitas penunjang para
penumpang seperti business center, wireless internet connection,
refreshing area, reflexology machine, shower, nursery room dan
ruang beribadah. Selain fasilitas, amskapai juga menyediakan
menu makanan dan minuman untuk dinikmati oleh para
penumpang. Setiap minggu, maskapai selalu menyajikan menu
yang berbeda untuk mempromosikan berbagai variasi makanan
Indonesia yang beraneka macam. Tidak hanya itu saja, maskapai
untuk membuat penumpang lebih nyaman dalam menunggu
dengan melengkapi gerai mini bar. Saat ini, Garuda Indonesia
memiliki dua Executive Lounge yang berada di Bandara
Internasional Soekarno-Hatta dan Bandara Internasional Ngurah
Rai, Executive Lounge berlaku untuk penumpang kelas Executive
Class, anggota GarudaMiles Platinum dan anggota GarudaMiles
Gold.
6. Layanan dalam penerbangan
Pada tahun 2010, Garuda dalam rencana Quantum Leap yang salah
satunya bertujuan untuk melakukan re-branding, mulai melakukan
perbaikan layanan dalam kursi pesawat selama penerbangan jarak jauh
maupun dekat dengan mendatangkan pesawat baru berkursikan nyaman
nan empuk dan di lengkapi fasilitas AVOD serta colokan listrik dalam
memberikan kenyamanan dalam penerbangan untuk menyamakan kualitas
fasilitas kursi dalam penerbangan dengan maskapai internasional kelas
dunia seperti Emirates, Etihad Airways dan Qatar Airways. Garuda juga
memperkenalkan kursi baru dalam memberi kenyamanan penumpang
dalam pesawat.
a) Kelas utama/first class
Pada pesawat Boeing 777-300ER, tersedia 8 kursi kelas utama
dengan konfigurasi 1-2-1. Kabin kelas utama memiliki fasilitas
yang mewah seperti:[60]
b) Sliding door disetiap suite.
Kursi ergonomis yang dirancang secara optimal, dengan luas 82
inci dan lebar 22 inci yang dapat diubah menjadi tempat tidur datar
(180°) dan dilengkapi dengan matras, selimut, bantal, dan lengkap
dengan ottoman.
Meja yang bisa digunakan untuk menikmati hidangan menu yang
disajikan.
Seat control dengan panel layar sentuh untuk kemudahan
penggunaan.
Pembatas untuk suite pada lini tengah yang dapat disesuaikan
untuk mempermudah percakapan dengan penumpang suite yang
berada di sebelahnya.
In-flight entertainment dengan 23.5 inci touch screen LCD,
dilengkapi dengan remote control dan headphone kedap suara.
Lemari penyimpanan pribadi.
Lampu baca pribadi.
Kelas bisnis/executive class
Garuda Indonesia Boeing 777-300ER Executive Class
Terdapat beberapa fasilitas dari Executive Class, yaitu:
1. Flat-Bed seats yang memiliki ruang kaki 74" dan dapat
disandarkan hingga 180 derajat dan dilengkapi dengan
sandaran tangan 11 inci.
Layar sentuh LCD dengan AVOD di setiap kursi,
Colokan listrik di setiap kursi dan lampu baca pribadi.
Pesawat Boeing 747-400 dan Boeing 737 masih menggunakan
kursi eksekutif lama. Boeing 747–400 memiliki ruang kaki
46"-48" dengan panjang kursi 16". Sementara di Boeing 737,
termasuk seri -300, -400, -500, dan seri -800 terbaru memiliki
ruang kaki 41" hingga 44" dengan panjang 19". Di beberapa
pesawat, tersedia TV di setiap kursi.
2. Kelas ekonomi/economy class
Tersedia di semua pesawat. Ruang kaki terdiri dari 30"
hingga 35" tergantung jenis pesawat, dengan panjang kursi 17".
Pesawat Airbus A330-200, Airbus A330-300 dan Boeing 737-
800 NG memiliki kursi kelas ekonomi yang lebih baru yang
menawarkan layar sentuh LCD 9-inci dengan AVOD.
Makanan dan minuman ditawarkan tergantung lamanya
penerbangan. Garuda Indonesia menyediakan makanan gratis
di atas pesawat berupa makanan ringan serta minuman untuk
penerbangan kurang dari 60 menit. Untuk penerbangan lebih
dari 60 menit akan ditambah dengan makanan hangat tanpa
dipungut biaya tambahan. Anggur dan bir juga ditawarkan
dalam penerbangan internasional.
3. Layanan Wi-Fi
Diperkenalkan pertama kali di dalam armada Boeing 777-
300ER Tahun 2013, Garuda Indonesia menyediakan jasa Wi-Fi
di dalam rute jarak jauhnya, terutama rute ke Eropa. Pada
Akhir 2013, Garuda memasang Wi-Fi di armada A330-200 dan
A330-300 baru yang akan datang. Rencananya, Garuda
Indonesia akan memperluas jaringan Wi-Fi ini ke semua
armada mereka.

D.Profil Garuda Indonesia Training Center (GITC)

GITC (Pusat Pelatihan Garuda Indonesia) berlokasi di Jakarta Barat, salah


satu daerah paling berkembang di Jakarta, ibu kota Indonesia. Pada jam normal,
dibutuhkan sekitar 30-45 menit dari Bandara Soekarno Hatta, Cengkareng, dan
juga dari pusat kota. GITC mencakup area sekitar 7 hektar yang terdiri dari
fasilitas pelatihan dan gedung perkantoran.Dari lokasi ini, Garuda Indonesia
Group mengandalkan keunggulan dan talenta para pegawainya.

Lima tahun setelah operasi pertamanya, pada awal 1950an, Garuda


Indonesia memulai pelatihan hanya untuk awak pesawat dan mekanik pesawat
terbang yang hanya berjalan dengan lima ruangan kelas sederhana. Sejalan dengan
meningkatnya permintaan dari manajemen dan pelanggannya untuk program
pelatihan berkualitas tinggi, GITC berkembang dengan pesat dan memiliki
fasilitas dan prasarana pelatihan modern.Dan sekarang, pusat pelatihan telah
berkembang dan menjadi salah satu institusi pelatihan penerbangan
terkemuka.Sudah berjalan untuk melayani program pelatihan bisnis penerbangan
dan operasi penerbangan berkualitas tinggi untuk memenuhi standar industri.

1.PUSAT TALEN MARVELOUS

Bisnis penerbangan semakin menantang dan bergerak ke lingkungan bisnis


yang sangat kompetitif. Dibandingkan dengan bisnis lain, bisnis penerbangan
mencakup semua risiko tinggi dari aspek industri lain. Dari kebutuhan teknologi
tinggi, standar investasi, keselamatan dan operasi yang tinggi serta persyaratan
untuk sumber daya manusia yang berkualitas.Meskipun GITC mengambil bagian
terakhir dari perannya, namun yang terpenting adalah menyediakan karyawan
yang berkualitas.Pembangunan berkelanjutan merupakan prioritas pertama
kegiatan untuk membangun talenta luar biasa Garuda Indonesia.

Bakat bakat ini akan secara signifikan memperluas keunggulan kompetitif


perusahaan. Sementara pada saat bersamaan maskapai lain mencoba
menyesuaikan standar GA dari praktik bisnis penerbangan, maka secara tidak
langsung ia juga mendistribusikan standar kualitas yang lebih tinggi ke
lingkungan maskapai penerbangan di Indonesia.

2.MITRA UNTUK KESUKSESAN MASA DEPAN ANDA

GITC memfasilitasi operasi penerbangan yang paling dasar dan maju serta
pelatihan bisnis penerbangan yang dipersyaratkan oleh perusahaan dan pelanggan
lainnya.

3.FASILITAS

Untuk mendukung kegiatan pelatihan dan memenuhi kebutuhan pelanggan, GITC


menyediakan fasilitas berikut:

a. 34 ruang kelas
b. 3 Clasess Lab Komputer dengan Jaringan terintegrasi
c. 2 Clasess of Computer Based Training
d. Asrama dengan 40 kamar
e. Kantin Mahasiswa dan
f. Cockpit Crew Lounge
g. WIFI gratis untuk akses internet
h. Flight Simulator Penuh (F28, B737CG, B747-200)
i. Cabin Service Mockup Wide Body dan Badan Sempit
j. Mockup statis dan mockup gerak untuk Pelatihan Prosedur Darurat
k. Pelatih pintu untuk sebagian besar jenis pesawat terbang
l. Aula Auditorium untuk konferensi, seminar dan pertemuan
m. Kolam renang untuk latihan pengebom kabin / kokpit awak basah
n. Mesjid
o. situs web e-learning
p. Pusat Olahraga (lapangan tenis, bulutangkis, jogging track, bola basket)
q. Ruang senam
r. Musik Modern dan set gamelan tradisional
s. Helli pad
E .Deskripsi Kunjungan Kegiatan di GITC

Kegiatan yang dilakukan pada hari Kamis,29 JANUARI 2020 ini disambut
baik dengan Keramahan, kesantunan, dan keindahan oleh pihak GITC yang
langsung memberikan informasi secara umum mengenai Garuda Indonesia yang
dimana Garuda Indonesia adalah maskapai penerbangan nasional Indonesia yang
terbang ke lebih dari 40 tujuan domestik dan 36 tujuan internasional. Garuda
Indonesia meraih penghargaan sebagai World's Best Cabin Crew (Skytrax Awards
2017). Terbang untuk pertama kalinya di tahun 1949, saat ini Garuda Indonesia
membawa lebih dari 25 juta penumpang setiap tahunnya.

Pusat pelatihan Garuda Indonesia Training Center (GITC) yang sudah


dibangun sejak 25 tahun ini adalah satu-satunya pusat training penerbangan di
Indonesia.Sehingga tak hanya Garuda Indonesia, pilot, pramugari dan teknisi
seluruh maskapai penerbangan yang ada di Indonesia harus dilatih di GITC untuk
mendapatkan sertifikat.Saya sebagai mahasiswi Ama Yogyakarta sangat
berapresiasi sekali terhadap kesempatan yang diberikan Garuda Indonesia untuk
dapat melihat langsung pusat pelatihan crew maskapai yang dikenal sebagai
maskapai penerbangan dengan awak kabin terbaik di dunia tersebut sehngga tidak
mengherankan Garuda berhasil mempertahankan prestasinya sebagai “The
World’s Best Cabin Crew”selama tiga tahun berturut-turut,

Seluruh Mahasiswa yang mengikuti SE diajak berkeliling untuk melihat


apa saja yang dilakukan di dalam sejumlah bangunan yang berdiri di lahan seluas
7 hektare yang disebut-sebut sebagai training center yang memiliki fasilitas
terlengkap. Menuju ke sebuah aula luas, yang di dalamnya berisi dua buah maket
pesawat dan satu buah kolam renang untuk simulasi Wet Drill atau simulasi
respons saat melakukan pendaratan di air.Maket pesawat tersebut yang satu
merupakan static maket yang terhubung langsung dengan evacuation slide yang
sudah mengembang. Ini untuk melatih pendaratan darurat di darat.
Beranjak menuju ke gedung yang berisi simulator pilot. Untuk diketahui,
Garuda Indonsia merupakan satu-satunya maskapai di Indonesia yang memiliki
flight-simulator dan diberi kesempatan untuk masuk ke dalam salah satu flight-
simulator dengan ruang server di seberangnya.

F.Komite Nasional Keselamatan Transportasi( KNKT)

1. Frofil perusahaan

Komite Nasional Keselamatan Transportasi, disingkat KNKT (bahasa


Inggris: National Transportation Safety Committee, disingkat NTSC) adalah
sebuah lembaga pemerintahan nonstruktural Indonesia yang melaksanakan tugas
dan fungsi investigasi kecelakaan transportasi. KNKT dibentuk berdasarkan
Keputusan Presiden Nomor 105 Tahun 1999. Komisi ini bertanggung jawab untuk
melakukan investigasi atas kecelakaan transportasi baik darat, laut maupun udara
kemudian memberikan usulan-usulan perbaikan agar kecelakaan yang sama tidak
lagi terjadi pada masa depan.

KNKT berada di bawah dan bertanggung jawab kepada presiden. Komisi


ini beranggotakan lima orang yang ditunjuk oleh Presiden untuk masa lima tahun.

KNKT direncanakan akan menjadi lembaga pemerintah nonkementerian


sesuai yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2007 tentang
Perkeretaapian, Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran, dan
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan. Sampai dengan
peralihan status tersebut, keberadaan KNKT diteruskan berdasarkan Peraturan
Presiden Nomor 2 Tahun 2012.

2. Sejarah KNKT

a. Tahun 1997 pemerintah membentuk AAIC ( Aircraft Accident


Investigation Committee ) sebagai lembaga pelaksana investigasi
kecelakaan penerbangan
b. Tahun 1999 berubah menjadi Komite Nasional
KeselamatanTransportasi (KNKT-NTSC/National Transport
Safety Committee) berdasarkan KEPRES no 105 sebagai lembaga
fungsional dilingkup kementrian perhubungan ,berada di bawahdan
bertanggungjawab kepada Menteri Perhubungan
c. KNKT bertugas melakukan safety investigation untuk kecekaan
tranportasi pada modajalan raya,kareta api,pelayaran,dan
penerbangan.
d. Perpres nomor 2 tahun 2012 menyatakan bahwa KNKT berada
dibawah dan bertanggung jawab kepada presiden.
3. Tugas KNKT
a. Melaksanakan investigasi kecelakaan taransportasi
b. Memberikan rekomendasi hasil investigasi kecelakaan transportasi
kepada pihak terkait.
c. Memberikan saran dan pertimbangan kepada pesiden berdasarkan
hasil investigasi keecelakaan transportasi dalam rangka
mewujudkan keselamatan transportasi
4. Fungsi KNKT
a. Pelaksanaan investigasi terhadap penyebab kecelakaan transportasi
b. Permintaan data dan keterangan kepada instansi
terkait,lembaga/organisai profesi terkait ,masyarakat dan/ataupihak
lain yang dipandan perlu
c. Pengumpula,pengolahan,analisis dan penyajian data sistematisdan
obyektif penyebab kecelakaan transportasi.
d. Penyusunan laporan hasil investigasi kecelakaan transportasi
e. Pemberian dan/atau penyampaian rekomendasi hasil investigasi
kecelakaan transportasi
f. Pelaksanaan monitoring/pemantauan dan klarifikasi terhadap
proses tindak lanjut atas rekomendasi hasil investigasi kecelakaan
transportasi
g. Penyusunan pemberian saran dan pertimbangan kepada presiden
melalui menteri perhubungan
h. Pelaksanaan kerjasama investigasi kecelakaan transportasi dan/atau
peningkatan peengetahaun SDM
i. Penyampaian laporan kinerja kepada presiden dan laporan kinerja
akhir masa jabatan
j. Pelaksanaan pengangkatan dan pemberhentian investigator dan
tenaga ahli
BAB III

PENUTUP

A.Kesimpulan

1. Bandara Adisucipto merupakan bandara yang tersibuk ke 3 di pulau Jawa.


Bandara adisucipto bertempat dilokasi yang bebas banjir . Sedangkan guna
mencegah aktivitas penumpang yang tinggi di ruang tunggu,sebaiknya
setiap gate diberikan sekat.
2. Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta menjadi unggulan karena standar
fasilitas dan pelayanan yang tinggi perkembangan atau peningkatan
fasilitas yang sangat siginifikan/cepat.
3. Garuda Indonesia Training Center (GITC)berlokasi di Jalan Raya Duri
Kosambi, Cengkareng, Jakarta Barat. GITC merupakan pusat pendidikan
dan pelatihan bagi karyawan Garuda Indonesia, baik itu karyawan darat
maupun karyawan udara (seperti pilot dan pramugari).
4. GITC melayani program pelatihan bisnis penerbangan dan operasi
penerbangan berkualitas tinggi untuk memenuhi standar industri. Disana
terdapat ruang simulator berbagai macam jenis pesawat Garuda Indonesia,
mulai dari pesawat jenis Boeing hingga airbus.
5. KNKT berada di bawah dan bertanggung jawab kepada presiden. Komisi
ini beranggotakan lima orang yang ditunjuk oleh Presiden untuk masa lima
tahun.
6. KNKT direncanakan akan menjadi lembaga pemerintah nonkementerian
sesuai yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2007 tentang
Perkeretaapian, Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang
Pelayaran, dan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang
Penerbangan. Sampai dengan peralihan status tersebut, keberadaan KNKT
diteruskan berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2012
B.Kesan dan pesan
1. Kesan
Kesan yang kami dapatkan selama kami mengikuti study ekskursi banyak
sekali. Kami merasa senang karena kami bisa mengikuti SE ini bersama
teman – teman dan bapak dosen.Selain itu kami juga mendapatkan banyak
sekali ilmu baru. Kami juga mendapatkan pengalaman baru yang tidak
akan pernah kami lupakan.
2. Pesan
a. Untuk Kampus:
1) Informasi tentang biaya kegiatan SE, sebaiknya
diberikan informasinya beberapa bulan sebelumnya
sehingga mahasiswa bisa berkomunikasi dengan
orangtua dalam waktu yang cukup.
2) Waktu yang diberikan pada tiap tempat harap lebih
diperlama agar kami semua dapat lebih puas
berkeliling objek.
b. Untuk Mahasiswa:
3) Di harapkan mahasiswa dapat mematuhi peraturan
yang telah ditetapkan kampus Ama Yogyakarta dan
mengantisipasi diri agar kegiatan Studi Ekskursi
berjalan dengan lancar dan sesuai rencana.
4) Untuk mahasiswa yang ingin mengikuti SE sebaiknya
mempersiapkan diri baik dari segi persyaratannya
maupun perlengkapan yang dibutuhkan.
5) Bersamaan dengan berlangsungnya kegiatan SE,
sebaiknya mahasiwa/mahasiswi langsung bisa
menulis

Anda mungkin juga menyukai