Anda di halaman 1dari 18

BAB I

LATAR BELAKANG

Penelitian adalah pekerjaan ilmiah yang bermaksud mengungkapkan rahasia ilmu secara
obyektif, dengan dibentengi bukti-bukti yang lengkap dan kokoh. Penelitian merupakan proses
kreatif untuk mengungkapkan suatu gejala melalui cara tersendiri sehingga diperoleh suatu
informasi. Pada dasarnya, informasi tersebut merupakan jawaban atas masalah-masalah yang
dipertanyakan sebelumnya. Oleh karena itu, penelitian juga dapat dipandang sebagai usaha
mencari tahu tentang berbagai masalah yang dapat merangsang pikiran atau kesadaran seseorang.
Sebagian dari kualitas hasil suatu penelitian bergantung pada teknik pengumpulan data yang
digunakan. Pengumpulan data dalam penelitian ilmiah dimaksudkan untuk memperoleh bahan-
bahan yang relevan, akurat, dan reliable. Untuk memperoleh data seperti itu, peneliti dapat
menggunakan metode, teknik, prosedur, dan alat-alat yang dapat diandalkan. Ketidaktepatan
dalam penggunaan intrumen penelitian tersebut dapat menyebabkan rendahnya kualitas
penelitian.
Penelitian bertujuan menemukan jawaban atas pertanyaan melalui aplikasi prosedur ilmiah.
Prosedur ini dikembangkan untuk meningkatkan taraf kemungkinan yang paling relevan dengan
pertanyaan serta menghindari adanya bias. Sebab, penelitian ilmiah pada dasarnya merupakan
usaha memperkecil interval dugaan peneliti melalui pengumpulan dan penganalisaan data atau
informasi yang diperolehnya.
Dalam penelitian, salah satu bagian dalam langkah-langkah penelitian adalah menentukan
populasi dan sampel penelitian. Seorang peneliti dapat menganalisa data keseluruhan objek yang
diteliti sebagai kumpulan atau komunitas tertentu. Seorang peneliti juga dapat mengidentifikasi
sifat-sifat suatu kumpulan yang menjadi objek penelitian hanya dengan mengamati dan
mempelajari sebagian dari kumpulan tersebut. Kemudian, peneliti akan mendapatkan metode
atau langkah yang tepat untuk memperoleh keakuratan penelitian dan penganalisaan data
terhadap objek. Untuk itu kami akan mengkaji lebih dalam mengenai populasi dan sampel.

1
BAB II
PERMASALAHAN DAN TUJUAN

A. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan populasi dan jenis-jenisnya?
2. Apakah yang dimaksud dengan sampel?
3. Apakah yang dimaksud dengan teknik sampling?
4. Bagamaimanakah cara untuk menentukan ukuran sampel?

B. Tujuan Pembuatan Makalah


1. Menguraikan pengertian populasi dan jenis-jenisnya
2. Menguraikan pengertian sampel
3. Memaparkan teknik sampling
4. Menjelaskan cara untuk menentukan ukuran sampel

2
BAB III
KAJIAN KONSEP DAN TEORI

A. Metodologi Penelitian
Metode penelitian adalah sekumpulan peraturan, kegiatan, dan prosedur yang
digunakan oleh pelaku suatu disiplin. Metodologi juga merupakan analisis teoritis
mengenai suatu cara atau metode. Penelitian merupakan suatu penyelidikan yang
sistematis untuk meningkatkan sejumlah pengetahuan, juga merupakan suatu usaha yang
sistematis dan terorganisasi untuk menyelidiki masalah tertentu yang memerlukan
jawaban. Hakekat penelitian dapat dipahami dengan mempelajari berbagai aspek yang
mendorong penelitian untuk melakukan penelitian. Setiap orang mempunyai motivasi
yang berbeda, di antaranya dipengaruhi oleh tujuan dan profesi masing-masing. Motivasi
dan tujuan penelitian secara umum pada dasarnya adalah sama, yaitu bahwa penelitian
merupakan refleksi dari keinginan manusia yang selalu berusaha untuk mengetahui
sesuatu.  Keinginan untuk memperoleh dan mengembangkan pengetahuan merupakan
kebutuhan dasar manusia yang umumnya menjadi motivasi untuk melakukan penelitian.

B. Jenis Penelitian
Menurut Sugiyono (2003: 11) penelitian berdasarkan tingkat eksplanasinya (tingkat
kejelasan) dapat digolongkan sebagai berikut:
1. Penelitian diskriptif
Penelitian diskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai
variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independen) tanpa membuat
perbandingan, atau menghubungkan dengan variabel yang lain.
2. Penelitian komparatif
Penelitian komparatif adalah suatu penelitian yang bersifat membandingkan. Disini
variabelnya masih sama dengan variabel mandiri tetapi untuk sample yang lebih dari
satu, atau dalam waktu yang berbeda.
3. Penelitian asosiatif
Penelitian asosiatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh
ataupun juga hubungan antara dua variabel atau lebih. Penelitian ini mempunyai

3
tingkatan tertinggi dibandingkan dengan diskriptif dan komparatif karena dengan
penelitian ini dapat dibangun suatu teori yang dapat berfungsi unguk menjelaskan,
meramalkan dan mengontrol suatu gejala.

Menurut Sugiyono, (2003:14) terdapat beberapa jenis penelitian antara lain:


1. Penelitian kuantitatif, adalah penelitian dengan memperoleh data yang berbentuk
angka atau data kualitatif yang diangkakan.
2. Penelitian kualitatif, data kualitatif adalah data yang berbentuk kata, skema, dan
gambar.

4
BAB IV
PEMBAHASAN

A. Populasi
Populasi berasal dari kata bahasa inggris population, yang berarti jumlah penduduk.
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/ subyek yang mempunyai
kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2013: 117). Menurut Nazir (1983:327)
mengatakan bahwa popuasi adalah berkenaan dengn data bukan barang atau bendanya.
Pengertian lainnya, diungkapkan oleh Nawawi yang menyebutkan bahwa populasi adalah
keseluruhan objek penelitian yang terdiri dari manusia, benda-benda, hewan, tumbuh-
tumbuhan, gejala-gejala, nilai tes, atau peristiwa-peristiwa sebagai sumber data yang
memiliki karaktersitik tertentu di dalam suatu penelitian. Sedangkan Riduwan (2002: 3)
mengatakan bahwa populasi adalah keseluruhan dari karakteristik atau unit hasil
pengukuran menjadi objek penelitian.
Dari beberapa pendapat dapat disimpulkan bahwa populasi merupakan objek atau
subjek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat – syarat tertentu berkaitan
dengan masalah penelitian. Kaitannya dengan batasan tersebut, populasi dapat dibedakan
berikut ini :
1. Populasi teoritis (Theoritical Population)
Yakni sejumlah populasi yang batas-batasnya di tetapkan secara kualitatif. Kemudian
agar hasil penelitian berlaku juga bagi populasi yang lebih luas, maka di tetapkan
terdiri dari guru; berumur 25 tahun sampai 40 tahun, program S1, jalur tesis, dll.
2. Populasi yang tersedia (Accessible population),
Yakni sejumlah populasi yang secara kuantitatif dapat di nyatakan dengan tegas.
Misalnya, guru sebanyak 250 di kota Bandung terdiri dari guru yang memiliki
karakteristik yang telah di tetapkan dalam populasi teoritis.

5
Bedasarkan sifatnya, populasi dapat digolongkan menjadi populasi homogen dan populasi
yaitu :
1. Homogeny
Adalah sumber data yang unsurnya memiliki sifat yang sama sehingga tidak perlu
mempersoalkan jumlahnya secara kuantitatif.
2. Populasi heterogen
Adalah sumber data yang unsurnya memiliki sifat atau keadaan yang berbeda
(bervariasi) sehingga perlu ditetapkan batas – batasnya, baik secara kualiatif maupun
kuantitatif.

B. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Bila
populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada pupulasi,
misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti daapat menuggunakan
sampel yang diambil dari populasi itu, kesimpulannya akan diberlakukan untuk populasi.
Untuk itu sampel yangdiambil dari populasi betul-betul representatif (mewakili).

Adapun alasan-alasan penelitian dilakukan dengan mempergunakan sampel beikut ini:


1. Ukuran populasi
Dalam hal populasi tak terbatas (tak terhingga) berupa parameter yang jumlahnya tidak
diketahui dengan pasti, pada dasarnya bersifat konseptual. Karena itu sama sekali tidak
mungkin mengumpulkan data dari populasi seperti itu. Demikian juga dalam populasi
terbatas (terhingga) yang jumlahnya sangat besar, tidak praktis untuk mengumpulkan
data dari populasi 50 juta murid sekolah dasar yang tersebar diseluruh pelosok Indonesia
misalnya.
2. Masalah biaya
Besar-kecilnya biaya tergantung juga dari banyak sedikitnya objek yang diselidiki.
Semakin besar jumlah objek, maka semakin besar biaya yang diperlukan, lebih – lebih
bila objek itu tersebar diwilayah yang cukup luas. Oleh karena itu, sampling ialah satu
cara untuk mengurangi biaya.

6
3. Masalah waktu
Penelitian sampel selalu memerlukan waktu yang lebih sedikit daripada penelitian
populasi. Sehubungan dengan hal itu,apabila waktu yang tersedia terbatas, dan
kesimpulan diinginkan dengan segera, maka penelitian sampel,dalam hal ini, lebih cepat.
4. Percobaan yang sifatnya merusak
Banyak penelitian yang tidak dapat dilakukan pada seluruh populasi karena dapat
merusak atau merugikan. Misalnya semua darah dari tubuh seseorang pasien yang akan
dianalisis keadaan darahnya, juga tidak mungkin mencoba seluruh neon untuk diuji
kekuatannya. Karena itu penelitian harus dilakukan hanya pada sampel.
5. Masalah ketelitian
Adalah salah satu segi yang diperlukan agar kesimpulan cukup dapat dipertanggung
jawabkan. Ketelitian ,dalam hal ini, meliputi pengumpulan, pencatatan, dan analisis data.
Penelitian terhadap populasi belum tentu ketelitian terselengar. Boleh jadi peneliti akan
menjadi bosan dlam melaksanakan tugasnya. Untuk menghindarkan itu semua,penelitian
terhadap sampel memungkinkan ketelitian dalam suatu penelitian.
6. Masalah ekonomis
Pertanyaan yang harus selalu diajukan oleh seseorang penelitian; apakah kegunaan dari
hasil penelitian sepadan dengan biaya ,waktu, dan tenaga yang telah dikeluarkan? Jika
tidak, mengapa harus dilakukan penelitian? Dengan kata lain penelitian sampel pada
dasarnya akan lebih ekonomis daripada penelitian populasi (sudjana, 1975:159-161);
( Hadari Nawawi,1923: 146-148).

Selanjutnya, mengenai penetapan besar kecilnya sample tidaklah ada suatu ketetapan
yang mutlak, artinya tidak ada suatu ketentuan berapa persen suatu sample harus diambil.
suatu hal yang perlu diperhatikan adalah keadaan homogenitas dan heterogenitas populasi.
Jika keadaan populasi homogen, jumlah sample hampir-hampir tidak menjadi persoalan,
sebaliknya,jika keadaan populasi heterogen, maka pertimbangan pengambilan sample harus
memperhatikan hal :
1. Harus diselidiki kategori-kategori heterogenitas

7
2. Besarnya populasi dalam tiap kategori.
Karena itu informasi tentang populasi perlu dikejar seberapa jauh dapat diusah1akan.
Satu hal yang perlu diingat, bahwa penetapan jumlah sampel yang terlalu banyak selalu
lebih baik dari pada kurang (oversampling is always better than undersampling).

Menurut Narbuko & Abu (2013: 108) Petunjuk - petunjuk untuk mengambil sampel :
1. Daerah generalisasi
Yang penting disini adalah menentukan dahulu luas populasinnya sebagai daerah
generalisasi, selanjutnya barulah menentukan sampelnya sebagai daerah penelitiannya. Di
sampling itu, yang penting adalah : “ kalau yang diselidiki hanya satu kelas saja, jangan
diperluas sampai kelas-kelas lainnya apalagi menyimpulkan untuk sekolah-sekolah lain”.
2. Pengesahan sifat-sifat populasi dan ketegasan batas-batasnya
Bila luas populasinya telah ditetapkan , harus segera diikuti penegasan tentang sifat-sifat
populasinnya. Penegasan ini sangat penting bila menginginkan adanya valliditas dan
reabilitas bagi penelitiannya. Oleh sebab itu, haruslah ditentukan terlebih dahulu luas dan
sifat-sifat populasi, dan memberikan batas-batas yang tegas, kemudian menetapkan
sampelnya. Jangan terjadi kebalikannya,yaitu menetapkan populasilah yang lebih dahulu
baru kemudian sampelnya.
3. Sumber-sumber informasi tentang populasi
Untuk mengetahui ciri-ciri populasinya secara terperinci dapat diperoleh melalui
bermacam-macam sumber informasi tentang populasi tersebut. Misalnya, sensus
penduduk dokumen-dokumen yang disusun oleh instansi-instansi dan organisasi-
organisasi, seperti pengadilan, kepolisian, kantor P & K, kantor kelurahan, dan
sebagainnya.
Meskipun demikian, haruslah diteliti kembali apakah informasi tersebut telah
menunjukkan validitasnya (kesahihan) . Hal itu perlu karena jangan sampai terjadi data
tahun 1954 masih dipakai sebagia sumber untuk tahun 1965, misalnya bila tahun 1954
tercatat jumlah anak rata-rata dalam seiap keluarga 4 orang, maka pada tahun 1965
jumlah anak rata-rata mungkin tidak seperti itu (4 orang).

8
4. Menetapkan besar kecilnya sampel
Mengenai berapa besar kecilnya, tidak sampel yang harus diambil untuk sebuah
penelitian, memang tidak ada ketentuan yang pasti.
5. Menetapkan teknik sampling
Dalam masalah sampel , ada yang disebut biased sampel , yaitu sampel yang tidak
mewakili populasi atau disebut juga dengan sample yang menyeleweng. Pengambilan
sampel yang menyeleweng disebut : biased sampling. Biased sampling adalah
pengambilan sampel yang tidak dari seluruh populasi, tetapi hanya dari salah satu
golongan populasi saja, tetapi generalisasinya dikenakan kepada seluruh populasi.Contoh
: misalnya mengadakan penelitian tentang penghasilan rata-rata orang indonesia hanya
diambil sample yang kaya raya saja. Dengan sendirinya akan mengakibatkan adaanya
kesimpulan yang menyeleweng atau disebut biased conclusion.

Keuntungan menggunakan sampel yaitu :


1. Memudahkan peneliti untuk jumlah sampel lebih sedikit dibandingkan dengan
enggunakan populasi dan apabila populasinya terlalu besar dikhawatirkan akan terlewati.
2. Penelitian lebih efesien ( dalam arti menghemat uang, waktu dan tenaga).
3. Lebih teliti dan cermat dalam pengumpulan data artinya jia subjeknya banyak
dikhawtirkan adanya bahaya bias dari orang yang mengumpulkan data, karena sering
dialami oleh staf bagian pengumpulan dat mengalami kelelahan sehingga pencatatan data
tidak akurat.
4. Peneitian lebih efektif, jika penelitian bersifat destruktif(merusak) yang menggunakan
spesemen akan hemat dan bias dijangkau tanpa merusak semua bahan yang ada serta bias
digunakan untuk menjaring populasi yang jumlahnya banyak.

9
C. Teknik Sampling
Teknik sampling adalah cara untuk menentukan sampel yang jumlahnya sesuai
dengan ukuran sampel yang akan dijadikan sumber data sebenarnya, dengan
memperhatikan sifat-sifat dan penyebaran populasi agar diperoleh sampel yang
representatif. Secara umum, ada dua jenis teknik pengambilan sampel yaitu, sampel acak
atau random sampling / probability sampling dan sampel tidak acak atau nonrandom
samping.
1. Random sampling adalah cara pengambilan sampel yang memberikan kesempatan
yang sama untuk diambil kepada setiap elemen populasi untuk dipilih menjadi
anggota sampel. Artinya jika elemen populasinya ada 100 dan yang akan dijadikan
sampel adalah 25, maka setiap elemen tersebut mempunyai kemungkinan 25/100
untuk bisa dipilih menjadi sampel. Sedangkan yang dimaksud dengan nonrandom
sampling atau nonprobability sampling, setiap elemen populasi tidak mempunyai
kemungkinan yang sama untuk dijadikan sampel. Lima elemen populasi dipilih
sebagai sampel karena letaknya dekat dengan rumah peneliti, sedangkan yang
lainnya, karena jauh, tidak dipilih; artinya kemungkinannya 0 (nol).
a. Simple Random Sampling atau Sampel Acak Sederhana
Teknik untuk mendapatkan sampel yang langsung dilakukan pada unit sampling.
Dengan demikian setiap unsur populasi harus mempunyai kesempatan sama untuk
bisa dipilih menjadi sampel.
b. Proportionate Stratified Random Sampling atau Sampel Acak Distratifikasikan
Teknik ini biasa digunakan pada populasi yang mempunyai susunan bertingkat
atau berlapis-lapis. Misalnya sekolah, nonprobability sampling terdapat populasi
yang telah diberi nomor urut.
c. Sampling kuota
Sampling kuota adalah teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang
mempunyai ciri- beberapa tingkatan kelas. Jika tingkatan dalam populasi
diperhatikan, mula-mula harus dipastikan strata yang ada, kemudian tiap strata
diwakili sampel penelitian.

10
d. Disproportionate Stratified Random Sampling
Teknik ini digunakan untuk menentukan junlah sampel, bila populasi berstrata
tetapi kurang proporsional. Misalnya pegawai dari unit kerja tertentu mempunyai;
3 orang lulusan S3, 4 orang lulusan S2, 90 orang S1, 800 orang SMU, 700 orang
SMP, maka tiga orang lulusan S3 dan empat orang S2 itu diambil semuanya
sebagai sampel. Karena dua kelompok ini terlalu kecil bila dibandingkan dengan
kelompok S1, SMU dan SMP.
e. Cluster Sampling atau Area Sampel
Teknik ini digunakan jika populasi tidak terdiri dari individu-individu, melainkan
terdiri dari kelompok atau cluster. Misalnya, penelitian dilakukan terhadap
populasi pelajar SMU di suatu kota. Untuk itu random tidak dilakukan secara
langsung pada semua pelajar, tetapi pada sekolah/kelas sebagai kelompok atau
cluster.

2. Nonprobability/Nonrandom Sampling atau Sampel Tidak Acak


Nonprobability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak
memberipeluang/ kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk
dipilih menjadi sampel (Sugiyono, 2013:122). Tidak semua unsur atau elemen
populasi mempunyai kesempatan sama untuk bisa dipilih menjadi sampel. Unsur
populasi yang terpilih menjadi sampel bisa disebabkan karena kebetulan atau karena
faktor lain yang sebelumnya sudah direncanakan oleh peneliti. Teknik sampel ini
meliputi samling sistematis, kuota, aksidental, purporsive, jenuh, dan snowball.
a. Sampling Sistematis
Sampling sistematis adalah teknik pengambilan sample berdasarkan urutan dari
anggota ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang diinginkan.
b. Sampling incidental
Sampling insidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan yaitu
siapa saja yang secara kebetulan/ insidental bertemu dengan peneliti dapat

11
digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu
cocok sebagai sumber data.

c. Sampling Purporsive
Sampling purporsive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan
tertentu.
d. Sampling jenuh
Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi
digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relatif
kecil, kurang dari 30 orang, atau penelitian yang ingin membuat generalisasi
dengan kesalahan yang sangat kecil.
e. Sampling Snowball
Sampling Snowball adalah teknik penentuan sampel yang mla-mula jumlahnya
kecil, kemudian membesar.

D. Menentukan Ukuran Sampel


Jumlah ukuran sampel sering dinyatakan dengan ukuran sampel. Jumlah sampel
yang diharapkan 100% mewakili populasi adalah sama dengan jumlah anggota populasi
itu sendiri. Jadi bila jumlah populasi 1000 dan hasil penelelitian itu akan diberlakukan
untuk 1000 orang tersebut tanpa ada kesalahan, maka jumlah sampel yang diambil sama
dengan jumlah populasi tersebut yaitu 1000 orang. Makin besar jumlah mendekati
populasi, maka peluang kesalahan generalisasi semakin kecil dan sebaliknya makin kecil
jumlah sampel menjauhi populasi, makin besar kesalahan generalisasi (diberlakukan
umum) (Sugiyono, 2013:126).
Roscoe 1975 (Sugiyono:2013) memberikan acuan umum untuk menentukan ukuran
sampel:
1. Ukuran sampel lebih dari 30 dan kurang dari 500 adalah tepat untuk kebayakan
penelitian
2. Jika sampel dipecah kedalaam subsampel (pria/wanita, junior/senior, dan
sebagainya), ukuran sampel minimum 30 untuk tiap kategori adalah tepat.

12
3. Dalam penelitian mutivariate (termasuk analisis regresi berganda), ukuran sampel
sebaiknya 10x lebih besar dari jumlah variabel dalam penelitian.

Untuk Penelitian eksperimental sederhana dengan kontrol eksperimen .yang ketat,


penelitian yang sukses adalah mungkin dengan ukuran sampel kecil antara 10 sampai
dengan 20 Beberapa rumus untuk menentukan jumlah sampel antara lain :
1. Rumus Slovin
n= sampel: N = populasi: d= nilai presisi 95% atau sig= 0.05
2. Tabel Issac dan Michael
s = dengan dk = 1, taraf kesalahan bisa 1%, 5%, 10%.,
P=Q= 0,5. , D= 0,05.S= jumlah sampel

13
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan pada bab v, dapat ditarik kesimpulan bahwa:
a. Populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian kita dalam suatu ruang lingkup
dan waktu yang kita tentukan.
b. Jenis-jenis populasi: populasi umum dan populasi target
c. Sedangkan sampel adalah sebagian dari populasi, sebagai contoh (monster) yang
diambil dengan menggunakan cara-cara tertentu.
d. Adapun alasan penelitian menggunakan sampel adalah: Ukuran populasi, Masalah
biaya, Masalah waktu, Percobaan yang sifatnya merusak,mMasalah ketelitian,dan
Masalah ekonomis
e. Teknik sampling adalah cara untuk menentukan sampel yang jumlahnya sesuai dengan
ukuran sampel yang akan dijadikan sumber data sebenarnya, dengan memperhatikan
sifat-sifat dan penyebaran populasi agar diperoleh sampel yang representatif.
f. Teknik-teknik yang di gunakan dalam pengambilan sampel adalah :
1. Probability/Random Sampling
2. Nonprobability/Nonrandom Sampling atau Sampel Tidak Acak

B. Saran
Dalam penulisan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu, saran
penulis kepada pembaca yang ingin mengembangkan makalah ini adalah diharapkan
dapat menambah dan memperluas kajian mengenai populasi dan sampel, sehingga bisa
memberikan gambaran secara lebih lengkap dan nyata.

14
DAFTAR PUSTAKA

Alma, Buchari. 2009. BelajarMudah Penelitian. Bandung: Alfabeta


Darmadi, Hamid. 2013. Metode Penelitian Pendidikan dan Sosial. Bandung: Alfabeta
Dedy. 2012. Makalah Populasi dan Sampel. http//www//.populasi dan sampel\makalah-
populasi-dan-sampel2.html. Akses tanggal 10 April 2014
Narbuko, Cholid dan Abu Achamadi.2013. Metodologi Penelitian. Jakarta: PT Bumi
Aksara
Sangadji, Etta Mamang dan Sopiah. 2010. Metodologi Penelitian. Malang: Andi
yogyakarta
Sholihi, Ribbi. 2013. Populasi dan Sampel. http//www//.populasi dan sampel\makalah-
populasi-dan-sampel.html. Akses tanggal 10 April 2014
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabet

15
16
17

Anda mungkin juga menyukai