Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Minyak bumi merupakan salah satu sumber daya alam yang

dimiliki Indonesia, bahkan minyak bumi merupakan komoditi ekspor terbesar

bagi Indonesia. Minyak bumi yang telah dikelola menghasilkan berbagai

produk turunan yang memiliki nilai ekonomi tinggi, produk–produk turunan

tersebut antara lain minyak tanah, bensin, oli, solar, dan avtur. Riau

merupakan daerah yang kaya akan sumber daya alam, baik kekayaan yang

terkandung di perut bumi, seperti minyak, gas bumi dan emas. Begitu juga

dengan kekayaan laut, sungai, hutan dan perkebunan. Bahkan, daerah ini

memiliki cadangan minyak terbesar di Indonesia. Dengan kuantitas serta

kualitas minyak yang dimilikinya, Riau merupakan daerah potensial untuk

menjadi penghasil minyak terbesar dengan kualitas terbaik di dunia.

PT Chevron Pacific Indonesia adalah anak perusahaan dari Chevron

yang bertugas mengeksplorasi minyak bumi yang berada di Riau. Sebelum

diambil alih oleh Chevron, perusahaan ini bernama Caltex Pacific Indonesia.

Para karyawan PT Chevron Pacific Indonesia ditempatkan di 4 kota di Riau

yaitu Dumai, Duri, Minas dan Rumbai. PT Chevron Pacific Indonesia juga

merupakan perusahaan minyak kontraktor terbesar di Indonesia, dengan

produksinya yang hingga tahun ini sudah mencapai 11 miliar barrel.

1
B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa analisis kekuatan budaya dan sosial kultural antar Negara


Indonesia dan Negara Amerika Serikat pada perusahaan PT.
Chevron Pacific Indonesia?
2. Apa kekuatan ekonomi dan sosioekonomi antar Negara Indonesia
dan Negara Amerika Serikat pada perusahaan PT. Chevron Pacific
Indonesia?
3. Apa kekuatan sumberdaya alam antar Negara Indonesia dan Negara
Amerika Serikat pada perusahaan PT. Chevron Pacific Indonesia?
4. Apa kekuatan politik dan hukum antar Negara Indonesia dan
Negara Amerika Serikat pada perusahaan PT. Chevron Pacific
Indonesia?
5. Apa kekuatan tenaga kerja dan SDM Negara Indonesia dan negara
Amerika Serikat pada perusahaan PT. Chevron Pacific Indonesia?

C. TUJUAN PENULISAN

1. Mengetahui kekuatan budaya dan sosio kultural di masing-masing


Negara.
2. Mengatahui kekuatan ekonomi dan sosioekonomi di masing-
masing Negara.
3. Mengetahui kekuatan sumberdaya alam di masing-masing Negara.
4. Mengetahui kekuatan politik dan hukum di masing masing
Negara.
5. Mengetahui kekuatan tenaga kerja dan SDM di masing-masing
Negara.

2
BAB II

PEMBAHASAN

Profil PT. Chevron Pacific Indonesia

Chevron Pacific Indonesia (CPI) adalah anak perusahaan dari Chevron


yang bertugas mengeksplorasi minyak yang ada di Riau. Sebelum diambil alih
oleh Chevron, perusahaan ini bernama Caltex Pacific Indonesia. Para
karyawan CPI ditempatkan di 4 kota di Riau yaitu Dumai, Duri, Minas dan
Rumbai. CPI juga merupakan perusahaan minyak kontraktor terbesar di
Indonesia, dengan produksi sudah mencapai 2 miliar barrel.

CPI pertama kali didirikan di Indonesia pada awal tahun 1924. Standard
Oil Company of California (Socal) dan Texas Oil Company (Texaco)
membentuk sebuah perusahaan patungan di daerah Sumatra, bernama N.V.
Nederlandsche Pacific Petroleum Maatschappij atau NPPM. Perusahaan ini
menemukan sebuah sumur minyak non-produktif yang akhirnya ditutup. Pada
tahun 1944, ahli geologi NPPM, Richard H. Hopper dan Toru Oki bersama
timnya menemukan sumur minyak terbesar di Asia Tenggara, Minas. Sumur
ini awalnya bernama Minas No. 1. Minas terkenal dengan jenis minyak
Sumatra Light Crude (SLC) yang baik dan memiliki kadar belerang rendah.

3
Pada masa awal 1950-an, NPPM berubah nama menjadi Caltex Pacific Oil
Company (CPOC), dan mulai melakukan ekspor minyak dari Minas, melalui
Perawang. Sumur minyak barupun ditemukan di Duri, Bengkalis, dan
Petapahan. Nama Caltex pun berubah kembali di awal 1960-an menjadi Caltex
Pacific Company (CPC). Seiring semakin banyaknya sumur minyak yang
ditemukan di daerah operasi Caltex, peta daerahpun dibuat. Peta daerah
operasi ini biasa disebut Kangaroo Block, karena bentuknya yang seperti
kangguru. Di luar Kangaroo Block, Caltex (yang pada dekade 1970-an
mengubah kembali namanya menjadi PT Caltex Pacific Indonesia) pada saat
itu juga mengopeasikan daerah Coastal Plains Pekanbaru Block (CPP Block)
dan Mount Front Kuantan Block (MFK Block). Pada 1980, CPI merasa
memerlukan suatu terobosan untuk meningkatkan produksi minyak di ladang
minyak Duri. Pada tahun ini dibangunlah proyek Sistem Injeksi Uap terbesar
di dunia, yaitu Duri Steam Flood, yang diresmikan Presiden Soeharto pada
pertengahan 1980an.

Pada tahun 2005, Caltex, sebagai anak perusahaan Chevron dan Texaco
Inc. diakuisisi oleh Chevron bersama dengan Texaco dan Unocal. Maka, resmi
nama PT Caltex Pacific Indonesia berubah menjadi PT Chevron Pacific
Indonesia.

A. KEKUATAN BUDAYA DAN SOSIOKULTURAL


Chevron bermitra dengan komunitas setempat melalui berbagai macam
cara untuk memberikan kontribusi bermakna bagi pengembangan sosial
budaya. Chevron taat pada perundang-undangan lingkungan yang berlaku dan
terus melakukan investasi dalam bentuk program-program yang bertujuan
meningkatkan kesejahteraan sosial budaya di komunitas lapangan
operasionalnya. Program-program pengembangan komunitas Chevron
mengacu kepada tema yang telah dicanangkan, yaitu menciptakan
pertumbuhan ekonomi melalui investasi pada masyarakat dan pengembangan
kapasitas. Pelaksanaan Program Corporate Social Responsibility (CSR)

4
Chevron dengan pemerintah Indonesia melakukan Community Engagement
dalam beberapa bidang yaitu :
1. Pendidikan/Pelatihan dengan memberikan gedung untuk proses
pendidikan dalam rangka memberikan dukungan PKBM untuk Program
Paket A/B/C dan berkoordinasi dalam pelatihan keterampilan hidup
bekerjasama dengan Yayasan Paramitra Lingkungan, memberikan
dukungan pelatihan vokasi (seperti kerajinan tangan) untuk Komunitas
Pemuda Lokal berkoordinasi dengan Dompet Dhuafa, Chevron 2012
Scholarship Program untuk 15 siswa-siswa dari 3 Kecamatan
berkoordinasi dengan Dompet Dhuafa (Program Tahunan sejak 2007).
2. Kebutuhan Dasar Manusia dengan mengadakan perbaikan sarana
kesehatan Umum seperti mendirikan kamar mandi untuk komunitas di
Palasarigirang-Kecamatan Kalapanunggal, persiapan untuk mendukung
perbaikan Fasilitas Kesehatan Publik dengan desa-desa dan kabupaten-
kabupaten (seperti Sanitasi Umum, Fasilitas Air Bersih dan
Posyandu),Program Pelayanan Kesehatan Umum, Program Donor Darah
di Kecamatan Pamijahan.
3. Pengembangan Bisnis Usaha Kecil dan Menengah melalui Program Micro
Finance untuk Konservasi Lingkungan Sosial dan Komunitas di Taman
National berkoordinasi dengan Yayasan Bina Usaha Lingkungan (program
beberapa tahun 2010-2013), untuk mendukung pelatihan dan pengajaran
untuk Program Perkembangbiakan domba di Kabandungan dan Desa Tugu
Bandung dengan Koperasi Riung Mukti Group, mengembangkan Program
Kewirausahaan Pemuda dengan

B. KEKUATAN EKONOMI DAN SOSIOEKONOMI


1. Kekuatan perusahaan PT. Chevron dari Amerika Serikat
Beberapa yang dimiliki dan menjadi kekuatan AS dalam menjalin
kerja sama ekonomi dan keuangan dengan negara lain terutama adalah
sebagai berikut:

5
a. Kemudahan dalam melakukan usaha Survei Doing Business 2012 yang
dilakukan oleh International Finance Corporation (IFC) menempatkan
Amerika Serikat sebagai salah satu negara terbaik untuk melakukan
usaha, sehingga berpotensi menjadi tujuan Foreign Direct Investment
(FDI). Secara keseluruhan, Amerika Serikat berada di posisi 4 pada
2012 (tidak mengalami perubahan sejak 2011). Peringkat ini relatif
lebih baik apabila dibandingkan dengan rata-rata negara OECD high
income (seperti Kanada, Jerman, dan lain-lain). Secara spesifik,
Amerika Serikat menempati peringkat 13 untuk kemudahan dalam
memulai bisnis, peringkat 17 dalam hal izin konstruksi/ pendirian
bangunan, posisi 16 untuk registrasi properti, posisi 4 untuk
mendapatkan kredit, peringkat 7 dalam contract enforcement, dan
peringkat 17 dalam mendapatkan listrik. Peringkat Amerika Serikat
tidak terlalu baik dalam hal pembayaran pajak, yakni di posisi 72 dari
183 negara.
b. Amerika Serikat merupakan salah satu negara pelopor dari sistem
perdagangan internasional modern. Negara ini juga memiliki peranan
penting di dalam berbagai organisasi internasional, termasuk yang
bergerak di bidang ekonomi dan perdagangan, seperti World Trade
Organization (WTO). Posisi penting membuat Amerika Serikat
memiliki pengaruh yang kuat dalam menentukan arah kebijakan
organisasi internasional, yang seringkali dijadikan sebagai acuan bagi
negara-negara dalam merumuskan kebijakan.
2. Kekuatan Indonesia Beberapa kekuatan Indonesia yang dapat menjadi
modal dalam meningkatkan hubungan ekonomi dengan negara lain
terutama adalah sebagai berikut:
a. Kondisi makro-ekonomi Stabilitas makro-ekonomi sebuah negara
merupakan faktor yang sangat penting untuk menarik negara-negara
lain agar tertarik untuk terlibat dalam hubungan ekonomi dengan
Indonesia. Sebagai contoh, defisit fiskal secara berkepanjangan dapat
menghambat kemampuan pemerintah untuk merespon siklus bisnis.

6
Angka inflasi yang terlampau tinggi juga bisa membuat perusahaan
tidak bisa beroperasi secara efisien. Pasca diterpa krisis ekonomi pada
akhir dekade 1990an, perekonomian Indonesia terus mengalami
pertumbuhan. Antara tahun 2004 – 2008, pertumbuhan ekonomi
Indonesia berada dalam kisaran 5% - 6% per tahun, dan mengalami
penurunan tahun 2009 sebagai dampak dari krisis global, yakni
menjadi 4,5%. Dari segi pengelolaan fiskal, nilai rasio utang Indonesia
terhadap PDB mengalami penurunan secara konstan, dari angka 83%
di tahun 2001 menjadi 29% di 2009. Apabila dibandingkan dengan
negara-negara lain di kawasan Asia Tenggara (dengan pengecualian
Singapura karena tidak memiliki utang pemerintah), rasio utang
terhadap PDB Indonesia merupakan salah satu yang terendah.
Keberhasilan penurunan tingkat utang ini membuat Indonesia
dinobatkan sebagai negara dengan pengelolaan fiskal terbaik di
kawasan Asia Pasifik oleh Standard & Poor, salah satu lembaga
pemeringkat kredit internasional yang diakui. Selain itu, sebagai akibat
dari membaiknya kondisi perekonomian Indonesia, dua lembaga
pemeringkat kredit internasional, yakni Fitch dan Moody’s telah
meningkatkan peringkat Indonesia menjadi investment grade pada
akhir 2011 dan awal 2012. 15 World Economic Forum menggunakan
beberapa kriteria untuk menentukan peringkat daya saing dalam hal
lingkungan makroekonomi: keseimbangan APBN, utang negara,
inflasi, tingkat simpanan nasional, spread tingkat suku bunga, dan
peringkat kredit negara. Dalam lima tahun belakangan, sebagaimana
yang telah dijelaskan di atas, kondisi makroekonomi Indonesia
mengalami perbaikan, rasio utang terhadap GDP saat ini berada di
bawah 30%, dan inflasi relatif terkendali. Dalam hal stabilitas
ekonomi, Indonesia menempati posisi ke 35, lebih baik dibandingkan
India, Rusia, dan Brazil, Malaysia, Thailand, dan Filipina. Cina dan
Singapura memiliki lingkungan makroekonomi yang lebih stabil.
Peringkat ini menunjukkan kemajuan yang pesat, mengingat tahun

7
2007 Indonesia menempati peringkat ke 89. Bagi Indonesia, ancaman
makroekonomi terbesar adalah tingkat inflasi yang tidak terkendali.
b. Potensi pasar yang besar Ukuran pasar yang besar akan menarik minat
investor asing untuk melakukan bisnis di suatu negara dan menarik
mitra dagang yang potensial. Hal ini didukung oleh tren globalisasi
yang menyebabkan pasar internasional menjadi sesuatu yang sangat
penting. Indonesia merupakan negara dengan lebih dari 240 juta
penduduk, sekaligus negara dengan jumlah penduduk keempat terbesar
di dunia. Selain itu, masyarakat yang masuk ke dalam golongan kelas
menengah mengalami pertumbuhan yang pesat. Atas dasar inilah,
berdasarkan survey daya saing World Economic Forum, dalam hal
ukuran pasar, Indonesia menempati peringkat ke 15.
Sejak penandatanganan Indonesia-US Comprehensive Partnership
Agreement (CPA) tahun 2010, hubungan ekonomi Indonesia dan Amerika
Serikat (AS) makin diwarnai oleh kepentingan meningkatkan kerja sama
energi mengingat energi menjadi komoditas strategik kedua negara. Kerangka
kerja sama antara pemerintah Indonesia dan Amerika Serikat dapat dijelaskan
oleh gambar sebagai berikut:

Dalam rangka mendukung kerjasama ekonomi antara Indonesia dan AS,


Pemerintah AS telah mengembangkan beberapa inisiatif seperti yang tertuang
di Fact Sheet Economic and Trade Cooperation with Indonesia yang
diterbitkan oleh Gedung Putih pada tahun 2010 sebagai berikut:

8
1. US-Indonesia Trade and Investment Dialogue Pemerintah Indonesia dan
Amerika Serikat secara rutin terlibat dalam pembahasan isu-isu
perdagangan dan investasi melalui US-Indonesia Trade and Investment
Agreement (TIFA). Indonesia dan Amerika Serikat memiliki komitmen
untuk meningkatkan hubungan bilateral, termasuk di bidang perdagangan
dan investasi. Beberapa pertemuan telah dilakukan antara pimpinan kedua
belah negara, termasuk: pertemuan bilateral di tahun 2005 dan 2006 di
Washington, D.C. dan Bogor; pertemuan di konferensi APEC di Santiago,
Chile, pada 2004, dan Busan, Korea, pada 2005, dan Sydney, Australia,
tahun 2007.
2. USAID Economic Growth Assistance Program Pemerintah Amerika
melakukan investasi di beberapa proyek bantuan dalam rangka
meningkatkan pertumbuhan ekonomi secara cepat, inklusif, dan
berkesinambungan. Investasi senilai USD 65 juta, bekerja sama dengan
Pemerintah Indonesia dan World Bank, diharapkan dapat meningkatkan
penciptaan lapangan kerja dan akses yang lebih baik terhadap infrastruktur
dasar pedesaan. Pemerintah Amerika Serikat juga menawarkan bantuan
penasehat bagi Kementerian Perdagangan Indonesia untuk mendorong
perdagangan dan investasi internasional, serta memperbaiki lingkungan
bisnis untuk produk pertanian yang bernilai tinggi.
3. Export Sucesses for American Businesses Indonesia merupakan salah satu
dari enam National Export Initiatives (NEI) yang difokuskan untuk
menjadi sasaran ekspor Amerika Serikat. Adapun bidang-bidang ekspor ke
Indonesia dari Amerika Serikat difokuskan pada transportasi, energi,
teknologi informasi, lingkungan, pendidikan, pangan / pertanian,
kesehatan, pertahanan, dan industri kreatif.
4. Perjanjian Overseas Private Investment Corporation (OPIC) OPIC
merupakan perjanjian yang relatif baru baru untuk mendorong investasi
Amerika Serikat di Indonesia. Pada bulan April 2010 ditandatangani
perjanjian investasi baru yang menggantikan perjanjian tahun 1967,

9
dengan kerangka yang telah diperbaharui, termasuk project finance dan
jasa asuransi risiko politik untuk proyek-proyek besar.
5. Global Entrepreneurship Program (GEP) Indonesia Program ini berfungsi
untuk mendukung dan memberdayakan wirausaha Indonesia, di mana
Pemerintah Amerika Serikat mengembangkan program-program yang
mendukung ekosistem bagi wirausahawan dan wirausahawati. Indonesia
sendiri merupakan salah satu dari dua negara percobaan atas GEP global.
6. United States Trade and Development Agency (USTDA) Geothermal
Development Sebagaimana yang dapat dilihat dari gambar 1 di atas, salah
satu bagian dari kerjasama ekonomi Indonesia dan Amerika Serikat adalah
bidang energi. USTDA dan Pemerintah Indonesia serta sponsor dari pihak
swasta mengembangkan beberapa proyek terkait energi, seperti proyek
geothermal Kerjasama Pemerintah dan Swasta (KPS) di Jawa Barat,
proyek geothermal swasta di daerah Halmahera, dan program pelatihan
untuk memperkuat kemampuan pemerintah daerah dalam
mengembangkan proyek berbasis energi panas bumi.

C. KEKUATAN SUMBER DAYA ALAM


Perusahaan PT Chevron ini sangat erat bersinggungan dengan manusia di
dalamnya, yang mana menimbulkan keseimbangan antara kegiatan manusia,
pertambangan minyak terhadap alam. Dengan adanya kondisi kegiatan
pertambangan minyak, menyebabkan kondisi keseimbangan terganggu. Jika
hal tersebut tidak diterima oleh daya dukung alam, maka tentunya terjadi
kerusakan.

D. KEKUATAN POLITIK DAN HUKUM


Kekuatan hubungan politik antara Amerika dengan Indonesia merupakan
pekerjaan yang belum usai samp ai sekarang (unfinished business).
perkembangan hubungan bilateral Amerika dan Indonesia tersebut dalam
perspektif sejarah dimulai pada tahun 1945 sampai dengan sekarang. secara

10
optimis menjelaskan hubungan Amerika - Indonesia berlansung penuh
pengertian.
Terbentuknya masyarakat yang demokratis didasarkan pada reformasi
politik dan reformasi politik terjadi bila perekonomian tumbuh dengan baik
dan dapat meningkatkan taraf hidup kaum miskin dan kaum miskin akan
bertahan hidup apabila mereka memiliki pertahanan sosial yang tinggi.

E. KEKUATAN TENAGA KERJA DAN SDM

Selain sebagai perusahaan multinasional yang beroperasi di lebih dari 180


negara, yang tentunya menghadapi beragam latar belakang karyawan yang
berbeda, hal ini dapat menjadi dasar kenapa Chevron menanamkan nilai
keberagaman/ diversitas. Nilai-nilai lainnya yang ditanamkan oleh Chevron
juga didasari oleh segmen bisnis dari Chevron dimana pengembangan energi
alternatif yang tentunya memerlukan inovasi dan kreativitas dan asumsi ini
yang mungkin mendasari Chevron untuk menempatkan terobosan sebagai
nilai penting yang harus dianut oleh para karyawannya.
PT. Chevron Pacific Indonesia bertanggung jawab, baik secara perorangan
maupun sebagai kelompok untuk setiap hal yang dikerjakan maupun untuk
setiap tindakan yang dilakukan serta memberikan perlindungan keselamatan
kerja dan kesehatan, baik terhadap manusia maupun lingkungan.
PT. CPI kurang lebih memiliki 7000 tenaga kerja yang 98% diantaranya
adalah pekerja yang berkebangsaan Indonesia. Sejak tahun 1996 PT. CPI telah
dipimpin oleh orang Indonesia. Saat ini PT. CPI telah melaksanakan proses
alih teknologi dan alih keterampilan, yang pada dasarnya terdiri dari tiga
aspek yaitu, keterampilan pertukaran gagasan, proses komunikasi antara
tenaga kerja Indonesia dengan tenaga kerja asing, dan program pengembangan
sumber daya manusia meliputi kursus keahlian dasar (pelatihan bahasa
inggris), keahlian teknik (pelatihan kejuruan), serta program pengembangan

11
manajemen (kursus manajemen dan pelatihan khusus bagi para karyawan
senior.
Untuk menyiapkan tenaga Indonesia yang dapat menduduki jabatan yang
lebih tinggi, serta untuk melakukan alih teknologi, setiap tahunnya diadakan
pengiriman karyawan untuk mengikuti pelatihan sambil bekerja di Amerika
Serikat. Kesempatan dan pengembangan karir terus disediakan untuk setiap
karyawan. Investasi dalam sumber daya manusia merupakan salah satu
falsafah dari PT. CPI. Tugas serta tanggung jawab divisi SDM adalah :
1. Menjalankan proses strategi pertumbuhan SDM perusahaan
2. Pengorganisasian SDM guna menjamin kenutuhan operasional dengan
kinerja yang tinggi, serta produktivitas yang berkesinambungan atau
berkelanjutan sesuai dengan harapan perusahaan.

12
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Bahwa hubungan antara Indonesia-Amerika Serikat bersifat
fluktuatif, tergantung dari situasi saat itu dan karakteristik pemimpin. Era
Orde Lama, hubungan kedua negara kurang baik karena Soekarno tidak
berpihak pada Amerika. Era Orde Baru, hubungan kedua negara membaik
karena Indonesia membutuhkan bantuan ekonomi dari Amerika Serikat.
Pada era reformasi saat ini kekuatan dunia saat ini bersifat multi polar
yang kemudian berimbas pada keharusan bagi setiap negara untuk saling
menjalin kerja sama.
Motivasi terbesar dalam hubungan antar negara adalah pencapaian
kepentingan. Kepentingan ini didasarkan pada kapabilitas dan potensi
yang dimiliki oleh suatu negara. Selain itu kepentingan juga berlatar
belakang kelemahan negara itu sendiri sehingga mendorong negara
tersebut untuk bekerja sama dengan negara lain. Dalam hubungan
Indonesia-Amerika, landasan tersebut juga berlaku. Masing-masing pihak
memiliki posisi strategis dalam kacamata pihak lain.

13

Anda mungkin juga menyukai