1. a) Macam-macam Hard competency, misalnya: pengetahuan (knowledge) dan keterampilan
(skill). Sedangkan untuk Soft competency, misalnya: integritas (integrity), kepemimpinan (leadership), komunikasi (Communication), dll. b) Menurut saya yang lebih penting adalah soft competency karena, setiap pegawai diminta untuk selalu memiliki sikap dan perilaku yang baik, inovatif dalam bekerja, dan dapat menyesuaikan diri dengan perubahan. Sikap tersebut harus terus dikembangkan dan terus dijaga karena merupakan bagian penting dan kunci dari kesuksesan. Sedangkan bagi sebuah organisasi/perusahaan, soft competency yang baik pada setiap orang di dalamnya akan menentukan keberhasilan organisasi/perusahaan tersebut dalam mencapai visi dan misinya serta menentukan kualitas pelayanannya kepada para penyelenggara kepentingan (stakeholders). c) Jika saya seorang pemimpin yang saya lakukan agar skill dan knowledge karyawan meningkat yaitu dengan cara memotivasi SDM (karyawan), menyesuaikan pekerjaan sesuai kemampuan dan minat, tujuan dan target perusahaan harus jelas, memberikan program pelatihan, melakukan cross-training (pelatihan yang melibatkan karyawan untuk melakukan aktivitas kerja dalam bidang lainnya selain pekerjaan yang ditugaskan), menyediakan fasilitas yang mendukung, job enrichment (pemberian tugas yang levelnya di atas pekerjaan pokoknya saat ini), melakukan studi banding, pemberian apresiasi, insentif, merayakan keberhasilan karyawan, uji kompetensi, melakukan pengawasan, dan melakukan evaluasi kinerja secara berkala. d) Yang lakukan sebagai seorang pemimpin agar sikap karyawan berprilaku positif adalah dengan mengelola waktu dengan baik, bersikap jujur, memahami kondisi yang terjadi untuk menemukan solusi, memiliki selera humor untuk menciptakan suasana lebih ringan, percaya diri, kreatif, membangun kinerja tim yang baik, beratnggung jawab, dan berkomunikasi dengan baik ke seluruh karyawan hingga ke pihak luar perusahaan. 2. a) Komitmen Efektif (Affective Commitment), Komitmen Berkelanjutan (Continuance Commitment), Komitmen Normatif (Normative Commitment). b) Komitmen organisasi, yaitu suatu sikap atau tingkah laku seseorang kepada organisasi berupa loyalitas dan tercapainya visi, misi serta tujuan organisasi. 3. a) Kepemimpinan transaksional merupakan upaya pemimpin untuk mendorong bawahan dalam mencapai kinerja yang disepakati antara pemimpin-bawahan dalam bentuk sasaran yang ditetapkan (Burns, 1978). Sedangkan, kepemimpinan transformasional merupakan suatu proses meningkatkan moral dan motivasi pemimpin dan bawahan ke tingkat yang lebih tinggi dan berusaha meningkatkan kesadaran bawahan dengan mendorong idealisme dan nilai-nilai moral, memberikan respon emosional pada pengikut dan mendorong pengikut untuk merubah kepercayaan, nilai, kapabilitas dan motif agar dapat meningkatkan kinerja melampaui keinginan sendiri demi kebaikan organisasi (Burns, 1978). b) Menurut pendapat saya, Keduanya memiliki kesamaan dalam hal perlunya memberikan “sesuatu” kepada anggota agar mereka bergerak sesuai tujuan organisasi/perusahaan yang dijalankan, karena transaksional memberi imbalan berupa kebutuhan fisiologis bagi para karyawannya sedangkan transformasional memberi inspirasi dan motivasi untuk mendapatkan self esteem/harga diri dan aktualisasi diri. Dalam hal kepentingan yang didahulukan, kepemimpinan transaksional mementingkan kepentingan pribadi anggota untuk ditukar dengan imbalan agar ia mau bekerja demi kepentingan bersama sedangkan transformasional mementingkan kepentingan bersama dengan menjelaskan betapa pentingnya hal tersebut sehingga anggota rela mengesampingkan kepentingan pribadinya. Jadi, jika kedua cara kepemimpinan ini digabungkan maka akan sangat efektif untuk menunjang kinerja para karyawan di suatu perusahaan tersebut. 4. a) Pemberdayaan karyawan merupakan filosofi dan strategi yang digunakan organisasi/ perusahaan untuk memberi ruang bagi karyawannya membuat keputusan dan berperilaku yang baik sesuai tujuan organisasi trsebut. Pemberdayaan karyawan itu sendiri mampu membuat karyawan lebih punya rasa bangga dan ownership terhadap pekerjaan yang mereka lakukan. b) Jika karyawan diberdayakan, maka kinerja karyawan cenderung meningkat, karena dengan adanya pemberdayaan ini, karyawan yang berdaya tidak perlu lagi pasif dengan menunggu petunjuk pengarahan dari Bos/atasannya, melainkan mempunyai inisiatif untuk memulai, mengerjakan dan menyelesaikan pekerjaannya dengan sebaik mungkin. Hal ini jelas mendorong kemajuan dan perubahan kinerja karyawan dan organisasi untuk semakin maju dan lebih baik lagi. 5. a) Pengertian kinerja adalah suatu prestasi kerja atau hasil kerja seseorang berdasarkan kuantitas dan kualitas yang dicapainya dalam melaksanakan fungsinya sesuai dengan tanggung jawab yang diterima. b) Menurut saya pentingnya motivasi, berkaitan dengan kinerja karyawan, karena didalam sifat manusia itu perlu semacam pancingan, dorongan/insentif untuk mendapatkan kinerja yang lebih baik. Adanya bentuk dorongan positif yang ditujukan kepada karyawan agar mereka terdorong dan memiliki semangat lagi dalam menjalankan pekerjaannya. Hal ini sangat berkaitan erat dengan kinerja karyawan dan hasil pekerjaan mereka. Bila karyawan memiliki motivasi yang cukup kuat untuk terus melakukan pekerjaan di perusahaan dengan baik, maka hasil yang diperoleh juga akan baik. Pasti hal ini juga berdampak pada keberhasilan usaha yang sedang dijalankan.