Anda di halaman 1dari 13

Jenis-Jenis Pesawat Penerbangan Sipil di Indonesia

Sejarah Penerbangan Sipil Indonesia

Awal terciptanya penerbangan sipil Indonesia sebenarnya tidak berlangsung dengan adanya kegiatan
penerbangan di Indonesia, melainkan Angkatan Udara Republik Indonesia (AURI) menyewakan pesawat
yang dinamakan Indonesian Airways terhadap Pemerintah Burma pada 26 Januari 1949. Namun,
Indonesian Airways tidak lagi beroperasi di Burma setelah dilakukan kesepakatan Konferensi Meja
Bundar (KMB) pada 1949. Seluruh awak beserta pesawatnya baru bisa kembali ke Indonesia pada tahun
1950. Setibanya di Indonesia, semua pesawat dan fungsinya dikembalikan kepada AURI ke dalam
formasi Dinas Angkutan Udara Militer.

Setelah penandatanganan perjanjian Konferensi Meja Bundar (KMB) tersebut mengharuskan Belanda
wajib menyerahkan kembali seluruh kekayaan Pemerintah Hindia Belanda kepada pemerintahan
Republik Indonesia Serikat (RIS) yang didalamnya termasuk maskapai KLM-IIB (Koninklijke Luchtvaart
Maatschappij- Inter-Insulair Bedrijf). KLM-IIB merupakan anak perusahaan KLM setelah mengambil alih
maskapai swasta K.N.I.L.M (Koninklijke Nederlandshindische Luchtvaart Maatschappij) yang sudah eksis
sejak tahun 1928 di Hindia Belanda.

Sehari setelah pengakuan kedaulatan Republik Indonesia oleh Belanda. Untuk pertama kalinya
Penerbangan pesawat yang telah resmi menjadi milik Indonesia dimulai pada 28 Desember 1949, yaitu
dua buah pesawat Dakota (DC-3) dengan logo Airways terbang untuk membawa Presiden Soekarno dari
Yogyakarta kembali ke Jakarta yang juga sebagai penanda bahwa Ibukota RI kembali ke Jakarta.

Garuda Indonesia kemudian menjadi perusahaan negara pada tahun 1950. kemudian Garuda Indonesia
mengoperasikan armada dengan jumlah pesawat sebanyak 38 buah yang terdiri dari 22 DC-3, 8 Catalina
kapal terbang serta 8 Convair 240. Perkembangan yang pesat armada Garuda Indonesia kemudian
berhasil melaksanakan penerbangan pertama kali ke Mekah membawa jemaah haji dari Indonesia pada
tahun 1956. Tahun 1965, penerbangan pertama kali ke negara-negara di Eropa dilakukan dengan
Amsterdam sebagai tujuan terakhir.

Perkembangan penerbangan sipil kemudian mulai berkembang seperti pada September 1962 maskapai
Merpati Nusantara Airlnines (MNA) didirikan untuk penerbangan perintis yaitu kegiatan angkutan udara
niaga dalam negeri yang melayani jaringan dan rute penerbangan untuk menghubungkan daerah
terpencil dan tertinggal atau daerah yang belum terlayani oleh moda transportasi lain dan secara
komersial belum menguntungkan. Jenis pesawat yang digunakan kala itu adalah dua pesawat Dakota
dan empat pesawat Otter. Kemudian pada 26 Oktober 1878 MNA resmi menjadi anak perusahaan
Garuda Airways.

Pada tahun 1968, Sempati Air Transport didirikan oleh PT Tri Usaha Bhakti miliki Yayasan Kartika Ekas
Paksi yang bernaung dibawah Angkatan Darat. Awalnya maskapai ini menyediakan carter untuk
perusahaan-perusahaan yang beroperasi di Indonesia seperti perusahaan minyak asing Caltex, Union
serta Stanvac, awalnya yang hanya menawarkan jasa transportasi bagi karyawan perusahaan minyak
dengan pesawat Dakota (DC-3) 1 unit dan Fokker F-27 Friendships sebanyak 2 unit. Pada tahun 1980an,
armada Sempati berkembang dengan masuknya pesawat jenis Fokker 100, Fokker 70 dan Boeing 737-
200. Kemudian Airbus A300B4 juga masuk jajaran armada Sempati sehingga penerbangan ke tempat lain
di Asia Tenggara dan Australia dapat dilakukan.
Pada tahun 1969, Mandala Airline didirikan oleh para prajurit TNI yakni Kolonel Sofjar, Mayjen Raden
Soerjo, Mayor Soegandi Partosoegondo, Mayor Kasbi Indradjanoe, serta Mayor Darwin Ramli. Maskapai
ini dibawah PT Dharma Kencana Sakti. Kemudian Mandala Air ini membuka jalur penerbangan kearah
timur Indonesia untuk pertama kali dengan pesawat Vicker Viscount (VC-8). Rute penerbangan tersebut
meliputi Kota Jakarta, Ambon, Surabaya, Denpasar, Gorontalo, Manado, Yogyakarta, Ujung
Pandang(saat ini Makasar) serta Kendari.

Jangka waktu yang cukup lama dari bedirinya maskapai Mandala Air, maskapai baru kemudian didirikan
pada15 November 1999 oleh warga sipil dari kalangan pengusaha kaka beradik Rusdi dan Kusnan Kirana
yaitu maskapai Lion Air yang beroperasi pertama kali pada 30 Juni 2000 dengan rute penerbangan
Jakarta-Pontianak yang menggunakan pesawat jenis Boeing 737-200 berjumlah dua unit.

Pengoperasian penerbangan sipil di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup pesat hingga
melahirkan maskapai-maskapai baru dengan rute hampir diseluruh dunia. Di Indonesia transportasi
udara adalah sarana yang sangat penting sebagai negara kepulauan untuk menghubungkan antar pulau
dan juga untuk mendukung pembangunan ekonomi, pemerintahan serta pertahanan negara.

Jenis Pesawat yang digunakan Maskapai Penerbangan Indonesia

Garuda Indonesia

Garuda Indonesia merupakan maskapai penerbangan nasional Indonesia yang telah melayani lebih dari
60 destinasi di seluruh dunia dan berbagai lokasi eksotis di Indonesia. Garuda Indonesia meraih
penghargaan sepanjang tahun 2020 yakni peringkat 5-Star On Time Perfomance Rating 2020 dari OAG
Flightview yang merupakan Lembaga pemeringkatan On Time Perfomance Independent yang
berkedudukan di Inggris. Garuda Indonesia juga meraih “The Best Airline in Indonesia” selama 4 tahun
berturut-turut sejak 2017 – 2020, “Major Airlines – Traveler’s Choice Major Airline Asia” selama 3 tahun
berturut-turutsejak 2018 – 2020 dari TripAdvisor 2020 Traveler’s Choice Airlines Awards serta berhasil
dinobatkan menjadi salah satu maskapai dengan penerapan protokol kesehatan terbaik di dunia versi
“Safe Travel Barometer”. Berikut adalah tipe pesawat yang diopersikan oleh Garuda Indonesia
berdasarkan kelas masing-masing:

First Class

Garuda Indonesia menggunakan pesawat Boeing 777-300ER yang menyediakan 8 kursi kelas utama
dengan fasilitas mewah berikut :

 Sliding door di setiap suite


 Kursi ekonomis yang dapat diubah menjadi tempat tidur datar yang dapat diatur melalui seat
control di layar sentuh. Kursi ini juga dilengkapi dengan matras, selimut, dan bantal
 Meja untuk menikmati hidangan makanan, lemari dan lampu baca pribadi
 Pembatas suite di bagian tengah dapat disesuaikan untuk mempermudah percakapan dengan
penumpang suite yang berada di sebelahnya
 In flight entertainment dengan 23.5 inci touch screen LCD yang dilengkapi remote control dan
headphone kedap suara

Executive Class
Garuda Indonesia menggunakan Pesawat Boeing 747-400 dan Boeing 737 yang masih menggunakan
kursi eksekutif lama dengan ruang kaki 46″ dan panjang kursi 16″. Sementara di Boeing 737 seri 300,
400, 500, dan 800 memiliki ruang kaki 41″ dan panjang kursi 19″. Adapun fasilitasnya adalah sebagai
berikut :

 Kursi model flat bed dengan ruang kaki 74″ dan dapat diandalkan hingga 180 derajat yang
dilengkapi sandaran tangan 11 inci
 Layar sentuh LCD dengan AVOD, colokan listrik, serta lampu baca pribadi di setiap kursi

Economy Class

Garuda Indonesia menggunakan tipe pesawat Air bus A330-200, Air bus A330-300, dan Boeing 737-800
NG dengan fasilitas kursi ekonomi yang lebih baru dengan layar sentuh LCD AVOD 9 inci.

Pada 30 September 2018, rata-rata usia armada Garuda Indonesia adalah 6,62 tahun. Saat ini Garuda
Indonesia memiliki total 142 pesawat yang terdiri dari :

 Airbus A330-200 untuk rute jarak menengah


 Airbus A330-300 untuk rute jarak menengah
 Airbus A330-900neo untuk rute jarak menengah
 Boeing 777-300ER untuk rute jarak jauh
 Boeing 737-800NG untuk rute jarak pendek dan regional
 Boeing 737 Max 8
 ATR 72-600 untuk rute terpencil di Indonesia Timur

Citilink

Citilink merupakan maskapai penerbangan yang berada di bawah naungan Garuda Indonesia Group,
melayani penerbangan dengan sistem dari kota ke kota. Sejak tahun 2001, Citilink Indonesia telah
beroperasi sebagai maskapai berbiaya hemat dalam bentuk divisi bisnis Garuda Indonesia hanya dengan
menggunakan beberapa pesawat, manajemen bandwith yang terbatas dan juga beberapa rute dengan
fokus pada perkembangan merk Garuda Indonesia yang merupakan maskapai premium. Kemudian pada
tahun 2020 Citilink telah melayani lebih dari 100 rute ke 47 destinasi diantaranya Jakarta, Surabaya,
Batam, Bandung, Banjarmasin, Denpasar, Balikpapan, Yogyakarta, Medan, Palembang, Padang,
Makassar, Pekanbaru, Lombok, Semarang, Malang, Kupang, Tanjung Pandan, Solo, Palangkaraya,
Pontianak, Manado, Aceh, Jayapura, Gorontalo, Samarinda serta rute internasional ke Timor Leste,
Malaysia, Cina, Australia dan Jeddah.

Berikut adalah jenis pesawat yang digunakan oleh Citilink :

 Airbus A320
 Airbus A320NEO
 ATR 72-600
 Airbus A330-900NEO

Air Asia

Air Asia merupakan maskapai penerbangan bertarif rendah yang berpusat di Malaysia dengan jaringan
di Indonesia, Arab Saudi, Jepang, Malaysia, Thailand, Singapura, dan Vietnam serta rute carter menuju
Cina dan Hong Kong. Saat ini AirAsia Indonesia melayani 26 rute dengan 52 penerbangan yang
terkoneksi melalui lima bandara penghubung, yakni Cengkareng, Bandung, Denpasar, Surabaya, dan
Medan. Berikut adalah tipe pesawat yang dioperasikan oleh Air Asia :

 Airbus A320-200
 Airbus A320Neo
 Airbus A321Neo

Sriwijaya Air

PT Sriwijaya Air merupakan perusahaan swasta yang didirikan oleh Chandra Lie, Hendry Lie, Johannes
Bunjamin, dan Andy Halim. Sriwijaya Air mengawali bisnisnya dengan mengoperasikan satu armada
Boeing 737-200. Berikut adalah tipe pesawat yang dioperasikan oleh Sriwijaya Air :

 Boeing 737-900ER
 Boeing 737-500W
 Boeing 737-800NG
 ATR 72-600

Nam Air

NAM Air resmi diperkenalkan kepada publik pada 26 September 2013. Maskapai ini merupakan bagian
dari Sriwijaya Air Group. NAM Air memulai penerbangan perdana atau inaugural flight dari Jakarta
menuju Pangkal Pinang dengan mengunakan pesawat Boeing 737-500.

Berikut adalah armada pesawat yang dioperasikan Nam Air :

 Boeing 737
 ATR 72-600

Lion Air

Maskapai Lion Air yang beroperasi pertama kali pada 30 Juni 2000 dengan rute penerbangan Jakarta-
Pontianak yang menggunakan pesawat jenis Boeing 737-200 berjumlah dua unit. Pada tahun 2018, kami
mengangkut 36,8 juta penumpang dan menjadi maskapai berbiaya rendah. Sejak tahun 2018, Lion Air
memperluas layanan penumpang di ranah internasional seperti Singapura, Malaysia, Arab Saudi, dan
China. Fokus Lion Air tetap sama yakni sebagai maskapai hemat biaya dan komitmen mutlak untuk
menyediakan penumpang dan pelanggan kargo yang sadar nilai dengan opsi biaya terendah ke semua
tujuan kami. Berikut adalah tipe pesawat yang dimiliki Lion Air :

Boeing 737-900ER

 Lion Air memiliki 65 pesawat Boeing 737-900ER saat ini dan merupakan pengguna pertama
pesawat hybrid ini di Asia.
 Boeing 737-900ER memiliki konfigurasi kelas tunggal dan dapat mengangkut sebanyak 213
penumpang.
 Kecepatan : 853 km per jam
 Panjang: 42.1 m

Boeing 737-800
 Lion Air memiliki 38 pesawat Boeing 737-800
 Boeing 737-800 memiliki konfigurasi kelas tunggal dan dapat membawa sebanyak 189
penumpang
 Kecepatan jelajah: 858km per jam
 Panjang: 39.5m
 Lebar sayap: 35.8m

Boeing 737 Max 8

 Lion Air memiliki 10 pesawat Boeing 737 MAX


 Boeing 737 MAX memiliki konfigurasi kelas tunggal dan dapat mengangkut sebanyak 108
penumpang
 Kecepatan jelajah: 967km per jam
 Panjang: 39.5m
 Lebar sayap: 35.9m

Airbus A330-300

 Lion Air memiliki 5 pesawat Airbus A330-300


 Airbus A330-300 memiliki konfigurasi kelas tunggal dan dapat mengangkut sebanyak 440
penumpang
 Kecepatan jelajah: 871 km per jam
 Panjang: 63.3m
 Lebar Sayap: 60,3m

Batik Air

Batik Air merupakan maskapai penerbangan swasta Indonesia yang didirikan pada tahun 2013. Batik Air
adalah anak perusahaan Lion Air yang berlayanan penuh. Penerbangan perdana dilakukan pada 3 Mei
2013 dari Jakarta ke Manado. Maskapai ini didirikan untuk mengalihkan jumlah pesanan yang banyak
dipesan oleh Lion Air. Batik Air adalah maskapai penerbangan berpelayanan penuh dan menggunakan
pesawat Boeing 737-900ER. Berikut adalah pesawat yang dioperasikan oleh Batik Air :

 A320-200
 Boeing 737-800
 Boeing 737-900

Selain maskapai diatas masih terdapat beberapa maskapai di Indonesia yang beroperasi seperti Cardig
Air, Indonesia Air Transport, Kalstar Aviation, Nusantara Air, Pelita Air, Super Air Jet, Transnusa Aviation
Mandiri, Trigana Air Service, Tri-MG Airlines, Wings Abadi Airlines. Dari sekian banyaknya maskapai di
Indonesia, jenis pesawat yang paling banyak digunakan yaitu Boeing, Airbus, ATR, serta Bombarbdier.

Jenis Pesawat terbanyak digunakan di Indonesia

Boeing

Sejak tahun 1949, Indonesia telah menjalin hubungan dengan Boeing saat maskapai Garuda Indonesia
mengawali operasi penerbangan khususnya menggunakan Douglas DC-3. Boeing adalah jenis pesawat
yang paling dikenal di seluruh dunia. Jenis pesawat ini diproduksi di Chicago, Amerika Serikat oleh
perusahaan yang didirikan William Edward Boeing. Pada tahun 1960an Garuda Indonesia telah
memesan lebih dari 150 pesawat boeing, Garuda Indonesia menerima pesanan pesawat jet Douglas DC-
8, kemudian tipe DC-9, DC-10, dan 747-200 pada tahun 1970an dan 1980an. saat ini Garuda Indonesia
telah menggunakan beragam armada seperti Boeing 737-800NG, Boeing 777-300ER, serta Boeing
keluaran baru 737 Max 8.

Maskapai lain yang juga menggunakan adalah Lion Air yang sejak tahun 2000 telah menggunakan Boeing
737-200 saat itu masih menyewa. Lion Air menjadi pemesan pertama pesawat Boeing 737-900ER serta
menjadi perusahaan pertama di dunia yang menerima pesawat ini pada April 2007. Lion Air Group juga
merupakan pemesan pertama jenis 737 MAX 9. Selain itu Anak perusahaan Lion Air Group, Malindo Air,
menerima pesanan pesawat 737 MAX 8 yang pertama pada Mei 2017. Saat ini Lion Air beserta anak
perusahaannya, yait Malindo Air, Batik Air, serta Thai Lion telah mengoperasikan lebih dari 180 pesawat
boeing seperti 737-800, 737-900ER, dan juga 737 MAX 8.

Maskapai besar lainnya seperti Sriwija Air juga mengoperasikan seluruh armadanya menggunakan
pesawat 737 Classic dan Next-Generation 737. Perusahaan swasta ini menerima pesanan dua pesawat
737-900ER baru pada Agustus 2015.

Boeing telah memproduksi lebih dari 6.000 unit pesawat. Boeing memiliki dua divisi, yaitu Boeing
Integrated Defense System (IDS) yang bertanggung jawab untuk produk militer dan angkasa, dan Boeing
Commercial Airlines (BCA) untuk pesawat sipil. Produk Boeing yang paling laku adalah tipe Boeing 737
yang pertama kali dibuat tahun 1967. Dengan penjualan sebanyak 7000 buah, Boeing berfungsi untuk
melakukan penerbangan jarak dekat dan sederhana. IDS sendiri terbagai menjadi produk militer dan
produk angkasa. Berikut adalah Boeing IDS yaitu produksi Boeing untuk produk militer dan produk
angkasa :

Produk Militer

 AH-6 Light Attack Helicopter


 AH-64 Apache
 Airborne Early Warning and Control
 Air Force One
 Air & Missile Defense
 Autonomous Systems
 B-1B Lancer
 B-52 Bomber
 C-17 Globemaster III
 C-40A
 H-47 Chinook
 Chinook BlockII
 Cybersecurity & Intelligencen Messaging
 EA-18G Growler
 F/A 18 Super Hornet
 F-15EX
 Advanced F-15
 Future Long Range Assault Aircraft
 JADC2
 KC-46A Pegasus Tanker
 MH-139A Grey Wolf
 MQ-25
 P-8
 Phantom Works
 Strategic Deterrence Systems
 T-7A Red Hawk
 V-22 OSPREY
 Weapons

Produk Angkasa

 X-37B
 Boeing Satellite Family
 CST-100 Starliner
 Global Positioning System
 Resilient Aerospace Connectivity
 International Space Station
 Artemis
 Space Launch System
 United Launch Alliance
 Boeing Commercial Satellite Services

Berikut adalah Boeing BCA produksi pesawat terbang sipil

 Boeing Next-Generation 737


1. 737-700
2. 737-800
3. 737-900
 Boeing 737 Max
1. 737 Max 7
2. 737 Max 8
3. 737 Max 9
4. 737 Max 10
 Boeing 747-8 Intercontinental
 Boeing 767
 Boeing 777
1. 777-200LR
2. 777-300ER
 Boeing 777X
1. 777-8
2. 777-9
 Boeing 787
1. 787-8 Dreamliner
2. 787-9 Dreamliner
3. 787-10 Dreamliner
 Freighters
 Commercial Services
 Boeing Business Jets

Airbus

Perusahaan pembuat pesawat ini sudah ada sejak tahun 1967 yang berpusat di Toulouse, Perancis.
Airbus merupakan pesawat komersial yang masuk dalam kategori Medium Range Aircraft yang dapat
menempuh jarak antara 4.000 hingga 10.400 km. Di Indonesia, maskapai yang menggunakan pesawat
jenis ini adalah Citilink hampir seluruh armadanya menggunakan Airbus. Saat ini Citilink memiliki 50
pesawat Airbus A320. Selain itu, maskapai besar seperti Lion Air memiliki Airbus A330-300, lalu Garuda
Indonesia memiiki Airbus A330-200, Airbus A330-300 serta Airbus A330-900Neo.

Sebagai pesaing Boeing, Airbus juga merupakan sebuah perusahaan produsen pesawat komersial, sektor
luar angkasa dan pertahanan serta helikopter, Airbus adalah perusahaan aeronautika dan ruang angkasa
terbesar di Eropa dan dunia. Pesawat buatannya bermesin jet berkapasitas tinggi dengan jarak tempuh
pendek hingga menengah. Selain itu, Airbus juga melakukan perancangan, produksi hingga menjual
produk-produknya untuk sipil dan militer seperti pesawat komersial, helikopter, pertahanan. Airbus juga
memproduksi untuk angksa sejak tahun 1970an. Berikut adalah produksi miliki perusahaan Airbus :

Commercial Aircraft

1. Passenger Aircraft
 A220 Family
 A320 Family
 A330 Family
 A350 Family
 A380
2. Freighter Family
 A350F
 A321P2F
 A330P2F
 A330-200F
 BelugaST
 BelugaXL
3. Corporate Jets
 ACJ TwoTwenty
 ACJ319neo
 ACJ320neo
 ACJ330neo
 ACJ350
Helicopters

1. Civil helicopters
 H125
 H130
 H135
 H145
 H155
 H160
 H175
 H215
 H225
2. Military helicopters
 H125M
 H135M
 H145M
 HIL H160M
 AS565 MBe
 H215M
 H225M
 Tiger
 NH90
 HForce
3. Corporate helicopters – ACH
 ACH125
 ACH130
 ACH135
 ACH145
 ACH160
 ACH175
4. UAS
 VSR700
 Deckfinder

Defence

1. Multi-Domain-Superiority
 Future Combat Air System
 Multi-Domain Combat Cloud
2. Aircraft
 A400M
 Eurofighter
 A330 MRTT
 C295
3. UAS
 UAS Solutions
 UAS Services
4. Connectivity
 Space data highway
5. Intelligence & data
6. MilSatCom
 Syracuse IV
 Skynet 5
 SATCOMBw

Space

1. Earth observation
 Earth Observation Portfolio
 Climate Missions
 Satellite imagery
2. Telecom
 Eurostar Series
 OneSat
 Constellations
 Innovative technologies
3. Navigation
 EGNOS
 Galileo
4. In Space infrastructure
 Bartolomeo
 RemoveDEBRIS
5. On ground infrastructure
6. Equipment
 Avionics
 Power
 Payload
 New space equipment
 Mechanical and thermal
 Launcher products
 On ground
 Mechanism
7. Exploration
 Mars
 Moon
 Solar System

Security

1. Cybersecurity
2. Critical infrastructure
3. Public safety
4. Maritime
5. Crisis management

ATR

Sejak tahun 1981 ATR telah berdiri dan menawarkan jenis pesawat regional, pesawat jenis ATR memiliki
desain turbopop engines. ATR telah memproduksi dan menjual pesawat ke lebih dari 200 maskapai
penerbangan, di 100 negara di seluruh dunia. Kami adalah perusahaan patungan antara dua kelas berat
penerbangan Eropa, yakni Airbus dan Leonardo.

Maskapai di Indonesia paling banyak menggunkanan tipe 72-500 dan 72-600 seperti Wings Air, Garuda
Indonesia, Nam Air, Citilink, Sriwijaya. Tahun 2020 Garuda Indonesia memiliki 13 unit pesawat jenis ATR
72-600, dilansir dari Garuda Colours Magazine.

ATR menyediakan konektivitas regional yang penting bagi masyarakat, bisnis, dan komunitas di seluruh
dunia. Baik itu menghubungkan bisnis lokal ke ibu kota, membawa wisatawan jauh ke pusat keindahan
alam dunia atau memberikan bantuan dan pasokan medis penting kepada komunitas yang tidak dapat
diakses dan dijangkau, pesawat ATR membantu menyatukan masyarakat, ide, barang, dan pasar di tiap
pelosok yang sulit dijangkau.

Efisiensi pesawat ATR adalah membakar lebih sedikit bahan bakar daripada jet regional berukuran sama,
kemudian memancarkan lebih sedikit CO2 daripada jet regional berukuran sama, lalu dapat mengakses
medan yang menantang sehingga dapat memperluas peluang rute, serta berkontribusi pada
penerbangan berkelanjutan. Berikut adalah jenis pesawat produksi ATR :

 ATR 42-600
 ATR 42-600S(STOL)
 ATR 72-600
 ATR 72-600F (Freighter)

Penyebab Terjadinya Kecelakaan Pesawat Boeing Max

Produksi terbaru milik perusahaan Boeing yakni pesawat baru yang digadang-gadang menjadi penerus
kesuksesan keluarga Boeing yakni 737 MAX 8 PK-LQP milik maskapai Lion Air menjadi sorotan dunia
dengan terjadinya insiden di Karawang, Jawa Barat pada 29 Oktober 2018 yang lalu. Sebanyak 189
penumpang dan awak meninggal. Kemudian pada 10 Maret 2019 pesawat Boeing 737 MAX 8 kembali
jatuh yaitu milik Ethiopian Airlines. Sebanyak 157 orang, termasuk 1 WNI, meninggal. Setelah insiden
tersebut banyak otoritas penerbangan dunia termasuk Badan Penerbangan Federal AS (FAA) melarang
Boeing 737 MAX untuk terbang (grounded) sampai batas waktu yang telah ditentukan.

salah satu fitur baru varian Boeing 737 MAX yakni maneuvering characteristics augmentation system
(MCAS) yang menjadi perhatian untuk dilakukan penyelidikan. Dalam ulasan Kompas, salah satu unsur
anyar pada 737 MAX adalah mesin CFM Leap 1B, yang berukuran lebih besar dan lebih bertenaga
dibandingkan dengan mesin CFM56-7 pada Boeing 737 Next Generation (NG, terdiri dari B737-800 dan
B737-900). Diameternya bertambah dari 61 inci (155 cm) menjadi 69,4 inci (176 cm). Bobotnya juga
bertambah hingga 385 kilogram.
Boeing kemudian melakukan berbagai perubahan pada struktur pesawat, mulai dari memperkuat sayap,
kerangka (fuselage), hingga pylon alias cantelan mesin di sayap, dan menempatkan mesin lebih ke
depan. Posisi pesawat dari tanah juga dibuat lebih tinggi guna memberi ruang pada mesin baru
(Kompas, 2 November 2018).

Perubahan desain menimbulkan masalah spesifik bagi aerodinamika pesawat. Menurut Aviation Week,
20 Maret 2019, mesin baru menimbulkan daya angkat lebih besar saat pesawat tinggal landas. Jika hal
ini dibiarkan, pesawat bisa terbang dengan sudut terlalu mendongak sehingga kehilangan daya angkat
(stall) dan jatuh. Guna memitigasinya, Boeing memasang MCAS, yang pada dasarnya perangkat lunak
komputer kendali penerbangan (flight control computer). Sistem baru ini otomatis menurunkan hidung
pesawat jika sensor AOA di dua sisi hidung mendeteksi sudut terbang terlalu besar.

Hal ini sebagai upaya Boeing dalam memberikan pilot pengalaman menerbangkan pesawat tak jauh
berbeda antara 737 MAX dan 737 NG. Artinya, maskapai tak perlu memberi pelatihan khusus bagi pilot
saat beralih dari 737 NG ke 737 MAX. Pengeluaran bisa ditekan.akan tetapi, potensi masalah muncul
saat terungkap sistem MCAS hanya mengandalkan satu masukan data dari sensor sudut terbang AOA,
padahal ada dua sensor di kiri dan kanan hidung pesawat. Jika terjadi masalah pada sensor AOA dan
data dari sensor itu yang dimasukkan ke komputer, MCAS bisa aktif di luar dugaan pilot.

Pada insiden di Karawang terungkap bahwa telah terjadi perbedaan bacaan AOA dari dua sensor sebesar
20 derajat. Perbedaan ini tergolong sangat besar saat menyangkut sudut terbang. Pada kebanyakan
pesawat, stall terjadi saat sudut terbang mencapai 15-20 derajat. Artinya, saat perbedaan bacaan sensor
AOA mencapai 20 derajat dan komputer mendapat masukan dari sensor yang bermasalah, sistem
antistall MCAS bisa aktif. Itulah yang diduga dialami pesawat PK-LQP: MCAS aktif walau pesawat sedang
terbang dengan sudut normal. Komputer berulang kali memaksa hidung pesawat turun karena mengira
pesawat menjelang stall. Akhirnya, pilot tak sanggup mengendalikannya. Pesawat pun menukik ke
permukaan Laut Jawa. Kejadian ini diperparah karena Boeing dinilai tak memberi petunjuk memadai
mengenai fitur MCAS, termasuk prosedur mematikannya jika fitur ini aktif di luar kewajaran.

Fakta Singkat

 Penerbangan sipil pertama pada 28 Desember 1949, yaitu dua buah pesawat Dakota (DC-3)
dengan logo Airways terbang untuk membawa Presiden Soekarno dari Yogyakarta kembali ke
Jakarta yang juga sebagai penanda bahwa Ibukota RI kembali ke Jakarta
 Pada 21 Desember 1949 Garuda Indonesia Airways sebagai maskapai nasional Indonesia
pertama
 Pada September 1962 maskapai Merpati Nusantara Airlnines (MNA) muncul sebagai maskapai
kedua untuk penerbangan perintis
 kerjasama antara Boeing dan Indonesia berlangsung sejak tahun 1949 saat maskapai
penerbangan nasional Garuda Indonesia memulai operasinya dengan penerbangan khusus
menggunakan pesawat Douglas DC-3

Referensi

Kompas, 26 Oktober, 2019, Bayang-bayang MAX Kian Suram


Kompas, 27 Juli,1967, 2 Pesawat Otter untuk “Merpati Nusantara”
Kompas, 31 Oktober, 1978, Sejak 26 Oktober Merpati dialihkan jadi anak perusahaan Garuda
Garuda Indonesia
Citilink
Air Asia
Sriwijaya Air
Lion Air
Batik Air
Nam Air
www.atr-aircraft.com
www.boeing.com

Anda mungkin juga menyukai