Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah

Maskapai adalah sebuah perusahaan pengelola penerbangan dimana mereka


menyediakan moda transportasi udara yang memberi pelayanan untuk
penumpang dan barang. Pada umumnya sebuah maskapai akan memakai
pesawat untuk memberikan pelayanan ini dan mungkin akan membentuk
sebuah aliansi atau bisa juga diartikan sebagai kerja sama dengan maskapai
lain agar dapat membantu sesama maskapai dan atau beroperasi dalam satu
penerbangan yang sama, maskapai memiliki beragam nama yang berbeda
contoh nya seperti garuda Indonesia, lion air dan lain sebagai nya.

Dalam dunia penerbangan maskapai adalah hal yang sangat penting karena
pada zaman sekarang setiap orang berpergian dengan pesawat yang dikelola
suatu maskapai seperti contohnya Garuda Indonesia yang menjadi maskapai
terbaik di Indonesia karena banyak orang yang berpendapat maskapai ini
memiliki layanan lebih baik dari maskapai lain. Tetapi tidak menutup
kemungkinan maskapai lain seperti lion air memiliki kualitas kerja yang sama
dengan garuda Indonesia.

Namun maskapai itu tidak terbentuk dengan sendirinya, awal penerbangan


sipil di Indonesia tercipta karena inisiatif Angkatan Udara Republik Indonesia
(AURI), dengan menyewakan pesawat yang bernamakan Indonesian airways
pada pemerintah Burma pada tanggal 26 januari 1949. Tetapi peran
Indonesian airways harus terhenti ketika penanda tanganan Konferensi Meja
Bundar (KMB).

Pada 21 desember 1949 diadakan kelanjutan perundingan untuk menentukan


apa yang dihasilkan dari KMB, pembicaraan itu berlanjut menjadi rencana
untuk mendirikan sebuah maskapai nasional yang diusulkan presiden soekarno
bernama Garuda Indonesia Airways (GIA), dengan bantuan KLM (nama
maskapai belanda) untuk membantu memantapkan kekuatan staf udara dari
Indonesia KLM menempatkan beberapa satfnya untuk bekerja sekaligus
melatih kemampuan staf udara dari Indonesia.

Pada tanggal 28 desember 1949 dua pesawat Dakota (DC-3) lepas landas dari
bandar udara kemayoran menuju Jogjakarta untuk menjemput soekarno untuk
dibawa kembali ke Jakarta dengan tujuan penanda tanganan perpindahan
ibukota RI kembali ke Jakarta. Sejak saat itu GIA terus berkembang hingga
pada 1950 GIA menjadi garuda Indonesia dan menjadi perusahaan Negara dan
sudah beroperasi dengan 38 buah armada yang terdiri dari 22 buah DC-3, 8
catalina kapal terbang dan 8 convair 240. Seiring waktu jumlah armada dari
garuda Indonesia terus bertambah dan pada 1956 garuda Indonesia melakukan
penerbangan untuk para Jemaah haji untuk yang pertama kali nya ke mekkah,
dan pada 1965 garuda Indonesia melakukan penerbangan ke eropa dengan
Amsterdam sebagai destinasi terakhir.

Selain garuda Indonesia ada juga maskapai lain seperti lion air yang menjadi
maskapai bertarif rendah (low-cost carrier) yang beroperasi dengan pangkalan
yang berpusat di Jakarta. Berdiri pada tanggal 19 oktober 1999 lion air
melakukan penerbangan perdana pada tanggal 30 juni tahun 2000 dengan rute
menuju ke Pontianak dan memakai pesawat boeing 737-200 yang disewa.
Maskapai ini dipimpin dan dikelola oleh pendiri lion air yang bernama rusdi
kirana, bersama keluarganya membuat perkembangan yang pesat bagi lion air.

Maskapai ini memiliki rencana untuk bergabung dengan IATA, tetapi sebelum
dinyatakan bergabung maka suatu maskapai harus melewati dan lulus ujian
IATA dan IOSA, namun gagal karena terjadi mesalahan pada keamanan.
Tetapi lion air tidak patah semangat walaupun mengalami kegagalan,
malahlion mendirikan framework untuk workshop bersama boeing untuk
pengaplikasian prosedur Kinerja Navigasi Berpemandu (KNB) di Indonesia.

Pada bulan November di tahun 2009 Lion Air mendatangkan armada pesawat
udara terbesar yang dimilikinya bernama boeing 747-400 yang sebelum nya
mengudara dengan maskapai tiongkok yang harus gulung tikar pada tahun
2008 bernama Oasis Hong Kong Airlines, lalu pada tahun berikutnya lion air
melaksanakan penerbangan ke Jeddah dengan tambahan jumlah penerbangan
sebanyak lima kali dalam kurun waktu satu minggu dengan 2 armada boeing
747-400 dengan jumlah kursi penumpang yang fantastis berjumlah 992 kursi.

Karena tipe maskapai Lion Air adalah penerbangan bertarif rendah maka ini
membuat lion air sebagai perusahaan swasta terbesar di Indonesia dan menjadi
maskapai regional yang akan berkompetisi dengan maskapai Malaysia yang
bernama AirAsia.

Dari 2 nama maskapai besar yang menjadi andalan bagi warga Indonesia entah
karena itu kualitas armada, pelayanan staf udara, ataupun ketepatan waktu
lepas landas dari penerbangannya. 2 nama besar ini masi akan berkembang
pesat untuk kedepannya dengan menunjukan peningkatan dari segala aspek
tadi.

Sampai saat ini nama dua maskapai ini sangat akrab di telinga banyak orang
tetapi pastinya manusia tidak luput daripada kesalahan ataupun kurangnya
kualitas kinerja suatu maskapai, seperti misalnya “seorang pria ingin
melakukan penerbangan dengan memakai maskapai X karena menurut dia
kualitas mskapai ini sangatlah bagus tetapi pada saat setelah lepas landas dia
merasakan mual karena turbulensi, tetapi staf udara yang sedang bertugas dan
mengudara bersama si pria ini tidak melihat dia yang mual dan tidak
menawarkan bantuan kepada pria tersebut” penyebab dari masalah diatas tadi
bisa disebabkan oleh human factor (faktor SDM), unforced error (kesalahan
yang tidak disengaja), dan lain sebagainya, ini bisa menjadi salah satu kriteria
penilaian dari suatu maskapai yang dipercayakan membawa penumpang.

Sebagian besar manusia ingin mendapatkan yang terbaik dari maskapai yang
ia pilih untuk mengantarnya dan pastinya akan ada penilaian dari si
penumpang terhadap maskapai yang ia percayai, namun banyak factor
penyebab daripada ketidaknyaman yang terjadi seperti sang pria tadi yang
memilih maskapai X, pasti dia akan memberinya nilai pelayanan yang buruk
karena perkara yang ia dapat.

Penilaian ini akan berpengaruh terhadap nama besar maskapai secara


keseluruhan mulai dari staf hingga direktur perusahaan tersebut, seperti
frontier airlines yang dimana setengah pemesan tiket dari maskapai tersebut
menerima email bertuliskan penerbangan mereka telah dibatalkan tanpa ada
penjelasan mengapa pembatalan nya erjadi tetapi sudah dikonfirmasi oleh
pihak airlines bahwa itu hanyalah kesalahan teknis, atau maskapai garuda
Indonesia yang mengalami masalah teknis dan terpaksa harus men-delay
penerbangan Jakarta-denpasar selama 9 jam, dan maskapai lion air yang
pernah mengantongi izin khusus mengudara harus membatalkan penerbangan
nya pada 3 mei tahun 2022 sampai batas waktu yang belum ditentukan, tentu
masalah seperti ini adalah perkara besar yang bisa membuat nama besar
perusahaan menjadi tidak baik.

Tetapi dibalik semua masalah pasti ada solusinya dimana solusi ini harus
mendatangkan keuntungan dikedua belah pihak seperti jika terjadi kenaikan
jumlah penumpang di suatu Bandar udara maka maskapai harus menyiapkan
jadwal penerbangan tambahan dan penambahan personil di dalam Bandar
udara, jika pesawat mengalami kendala untuk lepas landas dalam kurun waktu
lebih dari 1 hari maka maskapai harus menyiapkan fasilitas untuk penumpang
agar tidak bosan menunggu keberangkatan seperti memberi fadilitas
penginapan untuk penumpang yang terkena penundaan, dan maskapai harus
siap sedia untuk melayani penumpang dari saat lepas landas hingga mendarat
kembali ke bandara dengan meningkatkan kualitas kerja dari para staf udara
yang mereka miliki agar para penumpang merasa nyaman dan mempercayai
maskapai tersebut bila ada penerbangan untuk kedepannya.

B. Batasan masalah

Pada makalah yang berjudul “”akan memfokuskan pada analisis kualitas


pelayanan dari 2 maskapai ternama yakni garuda Indonesia dan lion air

Anda mungkin juga menyukai