Anda di halaman 1dari 13

PENGUMPULAN BAB II PRAKTEK KERJA LAPANGAN

PT. DIRGANTARA INDONESIA ( PERSERO )

PRAKTEK KERJA LAPANGAN

Disusun Oleh :

Rafly Fernanda

NIM : 171311020

POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

2019
BAB II

TINJAUAN PERUSAHAAN

2.1 SEJARAH PT.DIRGANTARA INDONESIA

PT. Dirgantara Indonesia (DI) (nama bahasa Inggris: Indonesian Aerospace


Inc.) adalah industri pesawat terbang yang pertama dan satu-satunya di Indonesia
dan di wilayah Asia Tenggara. Perusahaan ini dimiliki oleh Pemerintah Indonesia.
DI didirikan pada 26 April 1976 dengan nama PT. Industri Pesawat Terbang
Nurtanio dan BJ Habibie sebagai Presiden Direktur. Industri Pesawat Terbang
Nurtanio kemudian berganti nama menjadi Industri Pesawat Terbang Nusantara

Gambar 2.1 Gedung PT. DIRGANTARA INDONESIA (Persero)

(IPTN) pada 11 Oktober 1985 . Setelah direstrukturisasi, IPTN kemudian


berubahnama menjadi Dirgantara Indonesia pada 24 Agustus 2000. Dirgantara
Indonesia tidak hanya memproduksi berbagai pesawat tetapi juga helikopter,
senjata, menyediakan pelatihan dan jasa pemeliharaan (maintenance service) untuk
mesin-mesin pesawat. Dirgantara Indonesia juga menjadi subkontraktor untuk
industri-industri pesawat terbang besar di dunia seperti Boeing, Airbus, General
Dynamic, Fokker dan lain sebagainya.
Cikal bakal PT Dirgantara Indonesia sebenarnya telah mulai muncul sejak
masa awal kemerdekaan Indonesia. Saat itu upaya perintisan dilakukan dengan
peralatan dan material yang cukup sederhana. Tercatat dalam sejarah, pesawat
pertama yang diterbangkan tahun 1948 di lapangan udara Maospati dengan nama
RI-X WEL-1 hasil rancangan Wiweko Soepono. Disusul tahun 1954, Nurtanio
Pringgoadisuryo pun berhasil merancang sebuah pesawat dengan nama NU-200.
Tidak hanya itu, badan yang diprakarsai Nurtanio bernama Depot Penyelidikan,
Percobaan dan Pembuatan Pesawat Terbang (DPPP) yang didirikan Agustus 1961
telah mampu membuat pesawat terbang eksperimental seperti Belalang (pesawat
latih), Si Kunang (pesawat olah raga), Kolintang dan Gelatik.
Pada tahun 1962 nama DPPP diubah menjadi Lembaga Persiapan Industri
Penerbangan (Lapip) sesuai dengan misi dan sasaran yang ingin dicapainya.
Selanjutnya pada tahun 1966 diubah lagi menjadi Lembaga Industri Penerbangan
Nurtanio (Lipnur) sebagai penghormatan jasa-jasa Nurtanio yang meninggal saat
uji terbang. Fase pendahuluan perkembangan industri penerbangan nasional
kemudian memasuki tonggak pertama ketika aset Lipnur (TNI AU) dengan ATTP
(Pertamina) dilebur menjadi Industri Pesawat Terbang Nurtanio, 23 Agustus
1976. Industri ini menjadi salah satu kekuatan dirgantara nasional sebab dari situlah
sejarah industri pesawat terbang modern selanjutnya dibangun untuk menghadapi
tantangan zaman serta dipacu percepatannya. Pada periode ini juga, segala aspek
baik infrastruktur, fasilitas, sumber daya manusia, hukum dan peraturan, beserta
semua yang berkaitan dan mendukung
Dengan di pelopori oleh pemuda-pemuda seperti Wiweko Supomo
(mantan direktur utama garuda) dan Nurtanio Pringgo Adisuryo pada tahun 1946
di magetan, di buatlah bengkel pesawat di sebuah bengkel kecil yang di kenal
dengan nama seksi percobaan yang berada di bawah penguasaan komando depot
perawatan mayor udara Nurtanio, mereka mampu merencanakan serta membuat
pesawat terbang yang pertama dengan nama “SIKUMBANG”
Sejalan dengan pertumbuhan dan perkembangan republik indonesia maka
semakin tumbuh pula kesadaran akan pentingnya penerbangan baik dalam masa
damai maupun dalam keadaan perang. Untuk itu pada tanggal 16 desember 1961 di
bentuk LAPIP (Lembaga Persiapan Industri Pesawat Terbang) yang ditugaskan
untuk mempersiapkan pembangunan unit industri penerbangan yaitu membuat
pesawat terbang dan menyediakan suku cadang.
Dengan gugurnya komandan udara Nurtanio Pringgo Adisuryo pada tanggal 21
maret 1966 karena kecelakaan pesawat terbang yang terjadi di tengah kota
Bandung, maka untuk menghormati dan mengabdikan jasa-jasanya LAPIP di rubah
menjadi LIPNUR (Lembaga Pesawat Terbang Nurtanio).
Pada masa kegiatan itu LIPNUR hanya memiliki kurang lebih 500 personil,
kemudian berdasarkan Akta Notaris no 15 tanggal 28 april 1976 di Jakarta
didirikan sebuah perseroan PT IPTN (PT Industri pesawat Terbang Nusantara).
Maka secara resmi PT IPTN yang berlokasi di kota Bandung, dimulai dengan hanya
500 karyawan pada tahun 1976, dan dengan 900 karyawan pada tahun 1983 dan
akhir tahun 1990 sampai tahun 1997 sudah mencapai kurang lebih 16000 karyawan,
sejak tahun 2003 sampai sekarang jumlah karyawan kurang lebih 4500 orang. Hal
ini penting artinya dalam hubungan keterbukaan secara luas lapangan kerja
teknologhi tinggi sekaligus peningkatan kemampuan SDM indonesia, program
beasiswa maupun “Praktek Kerja” di PT IPTN maupun mitra kerja lainnya.
Menginjak usia 10 tahun diselenggerakan Indonesia Air Shoup (IAS) 1986 yang
menaruh perhatian masyarakat baik nasional maupun internasional. Tahun 1987
kerja sama timbal balik produksi dengan general dynamic untuk pembuatan
komponen pesawat terbang boeing 767 dan 737 dimulai dengan menggunakan
teknologi maju dan modern.
Kini memasuki dasawarsa kedua PT IPTN tidak hanya mempertahankan dan
meningkatkan penguasaan teknologi ketahap pengembangan teknologi, tetapi juga
mulai mengarah kepda upaya industri pesawat terbang yang sesungguhnya hal ini
dibuktikan dengan dikembangkannya suatu produksi N-250 yang sepenuhnya hasil
rancangan bangsa indonesia.
Adapun jenis pesawat terbang lain yang di produksi : “NC-212, NC-235, N-
219, NBO-105, NSA-330,(PUMA), NAS-332 (SUPER PUMA), NBK-117,
NBELL-412.
Untuk lebih memperluas pemasaran bagi produk-produknya khususnya di
wilayah Amerika sejak tahun 1992 yang lalu, PT IPTN memilik Branch Office yang
berkedudukan di Seatlle America, PT IPTN pada dasawarsa pertama dalam
mewujudkan teknologi pembuatan pesawat terbang sekaligus sebagai dasar langkah
lanjut yang lebih maju.
Selama 24 tahun PT IPTN telah berkembang dengan pesat untuk itu guna
memperluas bidang usahanya di berbagai jenis bidang maka PT IPTN dirubah
menjadi PT Dirgantara Indonesia pada tahun 2000 pada masa kepemimpinan
Presiden Abdurrahman Wahid. Dengan nama yang baru PT Dirgantara Indonesia
tidak hanya khusus memproduksi pesawat terbang tetapi berbagai produk contohya
sistem persenjataan didalam pesawat terbang.

2.2 PROFIL PERUSAHAAN


PT. Dirgantara Indonesia merupakan Perusahaan BUMN (Badan Usaha Milik
negara) yang telah berdiri sejak tahun 1976. Proses Manufacturing PT. Dirgantara
Indonesia terletak di bandung, Indonesia. Produk utama Perusahaan adalah aircraft,
aircraft structure component, aircraft services, dan enginering. PT. Dirgantara
Indonesia memproduksi berbagai tipe pesawat yakni CN235 untuk keperluan
transportasi sipil atau transportasi militer. Pesawat jenis lain yang diproduksi dan
dirakit oleh PT. Dirgantara Indonesia dibawah Lisensi adalah NC212-200,NAS332
Super Puma dan Nbell 412-EP. Dibawah persetujuan strategis dengan Airbus xxiii
Military, PT. Dirgantara Indonesia juga mempunyai perakitan lini produksi
NC212-400 dan PT. Dirgantara Indonesia juga akan melayani pemesanan CN295
dari Bandung Indonesia. PT. Dirgantara Indonesia telah memenuhi pesanan
pesawat sebanyak 400 unit ke 49 operator pesawat militer dan sipil.
PT. Dirgantara Indonesia bidang manufacturing memproduksi komponen, suku
cadang, peralatan, dan fixtures untuk Airbus A320/321/330/340/380, MK2, EC725
Euro copter, CN235, CN212-400, dan C295 Airbus Military.
PT. Dirgantara Indonesia bidang Aircraft services menyediakan layanan
maintanance, overhaul, repair, alteration, dan logistic untuk pesawat jenis CN235,
Bell412, BO-105, NC212-100/200, NAS332 Super Puma, B737-200/300/400/500,
A320, Fokker 100, dan Fokker 27.
PT. Dirgantara Indonesia mempunyai lahan gedung seluas 86,98 hectares.
Aktifitas produksi perusahaan berkelanjutan dengan didukung oleh 232 unit tipe
mesin dan peralatan. Sebagian mesin dan peralatan diantaranya tersebar di lini
perakitan, laboratorium, unit servis, dan unit maintenance.
Pada awal tahun 2004, program restrukturisasi perusahaan yang mencakup
reorientasi bisnis dan penataan ulang SDM digulirkan,postur karyawan menyusut
dari 9670 menjadi sekitar 3500 orang dan dirgantara indonesia memfokuskan
bisnisnya dari 18 menjadi 5 satuan usaha, yang meliputi :
a. Aircraft
b. Aerostucture
c. Aircraft Services
d. Defence
e. Engineering Services
Dengan demikian diharapkan industri ini menjadi institusi bisnis yang adaptif
dan efisien.

2.3 VISI dan MISI PT.DIRGANTARA INDONESIA


a. Visi
Visi PT Dirgantara Indonesia adalah menjadi perusahaan kelas
dunia dalam penguasaan teknologi tinggi berbasis pada penguasaan
teknologi tinggi dan mampu bersaing dalam pasar global, dengan
mengandalkan keunggulan biaya.

b. Misi
1) Menjalankan usaha dengan selalu berorientasi pada aspek bisnis dan
komersial serta dapat menghasilkan produk dan jasa yang memiliki
keunggulan biaya.
2) Sebagai pusat keuntungan bidang industri dirgantara terutama dalam
rekayasa, rancang bangun manufaktur, produksi dan pemeliharaan
untuk kepentingan komersial dan militer serta untuk aplikasi di luar
industri dirgantara.
3) Menjadikan perusahaan sebagai kelas dunia di industri global yang
mampu bersaing dan melakukan aleansi strategidengan industri
dirgantara lainnya.
4) Bisnis harga bersaing
5) Menyalurkan produk dan jasa dengan harga bersaing

2.4 LOGO PT. DIRGANTARA INDONESIA

Gambar 2.2 Logo PT. DIRGANTARA INDONESIA

Makna logo :
Bentuk lingkaran menggambarkan lingkaran dunia, memberikan makna
aktifitas usaha yang mencakup pasar global. Bentuk sayap berjumlah tiga buah
dengan ukuran yang berbeda, menggambarkan kekuatan usaha untuk mencapai
tujuan yang lebih tinggi.
1. sayap besar menggambarkan bisnis inti (Core Business)
2. sayap sedang, menggambarkan bisinis plasma (Non-Core Bussiness)
3. sayap kecil, menggambarkan korporasi (Corporate)
Ketiganya menjalin persatuan dan kesatuan menuju ke atas dalam sudut
kecondongan / elevasi 45 o yang berarti arah yang seimbang dan optimal dalam
pencapaian target. Warna biru memiliki makna dirgantara, kemantapan dan
kekuatan, mencerminkan tekad untuk berusaha semaksimal mungkin sesuai
kompetensi dan etika usaha.
Makna lain dari logo tersebut adalah :
a. Warna Biru Angkasa melambangkan langit tempat pesawat terbang.
b. Sayap pesawat terbang sebanyak 3 buah, yang melambangkan fase PT.
Dirgantara Indonesia yaitu :
1. PT. Industri Pesawat Terbang Nurtanio
2. PT. Industri Pesawat Terbang Nusantara
3. PT. Dirgantara Indonesia
c. Ukuran pesawat terbang yang semakin membesar melambangkan
keinginan PT. DI untuk menjadi parusahaan dirgantara yang semakin
membesar disetiap fasenya.
d. Lingkaran melambangkan bola dunia dimana PT. DI ingin menjadi
perusaan kelas dunia.
2.5 Budaya Perusahaan
Budayakerjadalam PTDI diisyaratkandengan 5R. Jargon 5R ini selalu terpampang
hamper diseluruh ruangan PTDI. 5R tersebutadalah:
1. R1 : Ringkas
Maksud dari RINGKAS adalah “Singkirkan barang-barang yang tidak
diperlukan dari tempat kerja”.
2. R2 : Rapi
Maksud dari RAPI adalah “Susun/tata dan rapihkan semua barang yang
diperlukan sehingga dapat dilihat dengan mudah oleh siapa saja yang
menggunakannya. RAPI adalah menstandarkan tempat penyimpanan”.
3. R3 : Resik
Maksud dari RESIK adalah “Bersihkan segala sesuatu yang ada di lingkungan
kerja dengan seksama dan teratur “.
4. R4 : Rawat
Maksuddari RAWAT adalah “Pertahankan dan tingkatkan 3R yang telah
dilaksanakan serta cegah kemungkinan kotor atau rusak”.
5. R5 : Rajin
Maksuddari RAJIN adalah “Rajin melatih setiap orang untuk berdisiplin,
mengikuti cara/metode dan aturan 5R, sehingga mereka melaksanakan 5R atas
kesadaran sendiri”.

2.6 SATUAN USAHA


1. AIRCRAFT
Memproduksi beragam pesawat untuk memenuhi berbagai misi sipil,
militer, dan juga misi kusus. Bidang garapan utama PT. Dirgantara Indonesia
adalah part-part aircraft. PT. Dirgantara Indonesia memproduksi beragam
pesawat untuk memnuhi berbagai mesin sipil, militer, dan juga misi khusus.
Beberapa contoh produksi pesawat terbangnya adalah sebagai berikut :
a. NC – 212 Pesawat berkapasitas 19 sampai 24 penimpang, dengan
beragam versi, dapat lepas landas dan mendarat dalam jarak pendek serta
mampu beroperasi pada landasan rumput atau tanah.
b. CN – 235 Pesawat angkut komuter serba guna dengan kapasitas 35
sampai 40 penumpang, dapat digunakan dalam berbagai misi, dapat lepas
landas dan 22 mendarat dalam jarak pendek dan mampu beroperasi pada
landasan rumput, tanah, ataupun es.
c. NBO – 105 Helicopter multiguna ini mampu membawa 4 penumpang,
sangat baik untuk berbagai macam misi, mempunyai kemampuan hovering dan
maneuver dalam situasi penerbangan apapun.
d. SUPER PUMA NAS – 332 Helicopter yang mampu membawa 17
penumpang, dilengkapi dengan aplikasi multi misi yang aman dan nyaman.
e. NBELL – 412 Helicopter yang mampu membawa 13 penumpang,
memiliki prioritas rancangan yang rendah resiko, keamanan yang tinggi, biaya
perawatan dan operasional yang rendah.

2. AEROSTRUCTURE
Didukung oleh tenanga ahli yang berpengalaman dan mempunyai
kemampuan tinggi dalam manufaktur dengan dilengkapi pula dengan fasilitas
manufaktur dengan kecepatan tinggi (high precision), seperti : mesin-mesin
canggih, bengkel sheet metal & welding / pengelasan , compisite & bonding
center ,jig & tool shop, calibration, testing equipment & quality inpection
(peralatan test & uji kualitas), pemeliharaan, dsb bisnis satuan usaha
Aerostructur meliputi:
a. Pembuatan komponen aerostructure (machined parts, sub-asembly,
asembly) .
b. Pengembangan rekayasa ( engineering package ) pengembangan
komponen aerostructur yang baru.
c. perancangan dan pembuatan alat-alat ( tool design & manufacturin
Memberikan program-program kontrak tambahan (subcontract programs)
dan offset, untuk boeing, Airbus industries, BAe System, Korean Airlines
Aerospace division, mitsubishi heavy industries, AC CTRM malaysia.

3. AIRCRAFT SERVICES
Dengan keahlian dan pengalaman bertahun-tahun, unit usaha Aircraft
Service menyediakan service pemeliharaan pesawat dan helicopter berbagai
jenis, yang meliputi: penyediaan suku cadang, pembaharuan dan modifikasi
struktur pesawat, pembaharuan interior maintenance& overhaul.

4. ENGINEERING SERVICES
Dilengkapi dengan peralatan perancangan dan analisis yang canggih,
fasilitas uji berteknologi tinggi, serta tenaga ahli yang berlisensi dan
berpengalaman standar international, satuan usaha engineering services siap
memenuhi kebutuhan produk dan jasa bidang engineering.

5. DEFENCE
Bisnis utama satuan usaha defence, terdiri dari, : produk-produk militer,
perawatan, perbaikan, pengujian dan kalibrasi baik secara mekanik maupun
elektrik dengan tingkat akurasi yang tinggi, integrasi alat-alat penyerang,
produksi beragam system senjata antara lain : FFAR 2,75”rocket, SUT torpedo,
dll.

2.7 TATA TERTIB DAN PERATURAN PERUSAHAAN

Sejak PT IPTN dirubah menjadi PT Dirgantara Indonesia pada tahun 2000


oleh Presiden Abdurahman Wahid telah terjadi dua peraturan, yaitu :
1. Instruksi Direktur utama PT Dirgantara Indonesia, ins / 011 /
1981tentang peningkatan disiplin dan tata tertib yang dikeluarkan pada
tanggal 22 Januari 1981.
a. Agar karyawan dapat selalu mempelajari, mengingat dan
memperhatikan peraturan-peraturan yang berlaku.
b. Mengerti akan tanggungjawab serta kewajiban dengan selalu
menghindari tindakan – tindakan yang sudah digariskan.
2. Ketentuan-ketentuan yang harus diperhatikan oleh seluruh karyawan.
3. Mentaati segala peraturan kedinasan yang berlaku serta melaksanakan
segala perintah – perintah kedinasan yang diberikan oleh atasan.
4. Memanfaatkan jam kerja
5. Melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya dan dengan rasa penuh
tanggung jawab.
6. Berinisiatif penuh untuk mencapai kesempurnaan dalam kerja.
7. Melakukan perbuatan untuk menjunjung karyawan.
8. Menggunakan dan memelihara barang – barang dinas sebaiknya.
9. Tepat waktu masuk pukul 07.30 sampai pulang 16.45.
10. Memakai tanda pengenal.
11. Menampilkan kepribadian yang baik dan sopan.
12. Menjaga kebersihan dan keamanan.
Berdasarkan keputusan, KEP / 003 / V / 1986 tentang peraturan,
disiplin dan tata tertib dikeluarkan pada tanggal 14 Mei 1986 yang terdiri
dari :
Bab 1 : Ketentuan – ketentuan umum.
Bab 2 : Tata tertib dan disiplin karyawan.
Bab 3 : Jenis sanksi dan hukum.
Maka dengan adanya segala peraturan dan tata tertib tersebut
diharapkan kepada seluruh karyawan agar dapat memajukan dan
menjunjung tinggi PT DI.

2.8 LOKASI DAN TATA LETAK PERUSAHAAN

Lokasi pelaksanaan Kerja Praktek berada di PT. Dirgantara Indonesia


Area Bandung, Jl Pajajaran No. 154 Bandung 40174.

Gambar 2.9 Peta lokasi PT. Dirgantara Indonesia (PERSERO)


2.9 STRUKTUR ORGANISASI PT.DIRGANTARA INDONESIA

Division of Design Center

Divisi Rancang Bangun Sistem

DC3100 DC3200 DC3300 DC3400 DC3500

Bidang Supervisor Supervisor Supervisor Supervisor


Rancang Rancang Rancang Rancang Rancang
Bangun Bangun Bangun Bangun Bangun
Sistem Sistem Sistem Sistem Sistem
Lanjut Propulsi & Kendali Avionik & Integrasi
Proteksi Terbang & Ruang Elektrik
Penggerak Kemudi
Note: Lingkaran merah = letak divisi penulis bekerja

Gambar 2.10 Struktur Organisasi PT Dirgantara Indonesia (PERSERO)

Anda mungkin juga menyukai