N
urtanio! Nama tersebut sudah melekat pada pesawat transportasi nasional N219, hasil
pengembangan LAPAN dan PT Dirgantara Indonesia (PTDI). Penyematan nama diberikan
Presiden RI Joko Widodo saat tinjauan di Lanud Halim Perdanakusuma pada Jumat, 10
November 2017.
Pesawat ini menjadi ikon baru dalam pengembangan pesawat terbang nasional secara mandiri.
Sebab, pesawat ini menjadi simbol kebangkitan kembali industri dirgantara nasional setelah N250.
Pesawat ini dibuat untuk menjawab tantangan kebutuhan nasional untuk melayani operasional
bandara perintis. Rasa optimis muncul dari para engineer bidang penerbangan untuk merancang
bangun pesawat dengan kriteria tersebut. Hal ini diimbangi dengan sambutan sektor industri
nasional yang yakin dengan kemampuannya bisa menguasai pasar pesawat terbang di kelasnya.
Nurtanio dirancang untuk menyambung transportasi tol laut yang berorientasi pada pengangkutan
logistik dan penumpang bagi daerah pedalaman. Hal tersebut untuk mengurangi biaya yang
mengakibatkan harga komoditas yang tinggi di daerah pedalaman.
Mengapa Nurtanio?
Nama tersebut untuk mengenang tokoh
penerbangan nasional. Nurtanio adalah salah satu
perintis industri pesawat terbang Indonesia, bernama
lengkap Laksamana Muda (Anumera) Nurtanio
Pringgoadisuryo. Ia membuat pesawat pertama all
metal dan fighter Indonesia bernama Sikumbang.
Karya rancangannya yang lain yaitu Kunang-kunang
(mesin VW), Belalang, Gelatik, dan langkahnya
mempersiapkan produksi F-27.
19 www.lapan.go.id
Nurtanio belajar aeromodeling dan dasar- Unggul di Kelasnya
dasar aerodinamika melalui serangkaian
penelitian. Ia pernah mengenyam pendidikan Nurtanio dibuat sebagai pesawat transportasi
Aeronautical Engineering di FEATI University bermesin 2 dan berpenumpang 19 orang.
Filipina. Berdasarkan pengalamannya, ia Pesawat N219 merupakan pesawat angkut
kemudian merancang dan membuat pesawat ringan yang memiliki kemampuan dapat
terbang tersebut. beroperasi di daerah penerbangan perintis.
21 www.lapan.go.id
sekaligus menjadi feeder (pengisi) bagi penerbangan lokal dan regional, sehingga sistem rute
menjadi lebih efektif secara nasional.
Nurtanio diujiterbangkan oleh Kapten Esther Gayatri Saleh, selaku Pilot In Command (PIC), bersama
dengan First Officer (FO) Kapten Adi Budi Atmoko, Andri Kaunang (FTE) dan Yustinus (FTE) dan Flight
Test Engineer (FTE) Yustinus K.
Pesawat transport ini menjadi simbol kebangkitan kedua bagi dunia industri dan pengembangan
pesawat terbang nasional. Pesawat ini akan diproduksi massal oleh PTDI setelah mendapatkan
Sertifikasi pada tahun 2018. Selanjutnya, akan berpeluang bagi program berikutnya, seperti N219
Amphibi dan variannya, N245, serta N270, sebagaimana roadmap pengembangan penerbangan
nasional yang tersirat di RPJMN.
Semoga Nurtanio membawa kemajuan bangsa, menginspirasi generasi muda, berkontribusi pada
pertumbuhan ekonomi rakyat Indonesia khususnya daerah pedalaman, serta mempersatukan
nusantara. Bravo!