Anda di halaman 1dari 118

Lanskap

Ilmu Pengetahuan dan


Teknologi di Indonesia

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI


ISBN 9 789796 301034
LANSKAP ILMU PENGETAHUAN dan
TEKNOLOGI INDONESIA
2017

Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia


2017
001.001 Katalog Dalam Terbitan. Kementerian Ristekdikti RI
Ind
P Indonesia. Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi
Buku Lanskap Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Indonesia 2017
Jakarta; Kementerian Ristekdikti RI. 2017

ISBN 9 789796 301034
Judul I. LANSKAP ILMU PENGETAHUAN dan TEKNOLOGI INDONESIA 2017

Buku Ini diterbitkan Oleh:


Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia
Jl. Jendral Sudirman, Pintu Satu, Senayan, Jakarta 10270
Telepon : +62 – 21 – 57956091
Fax no. : +62 – 21 – 57946091
Email : datiniptek@ristekdikti.go.id
Website : http://www.ristekdikti.go.id dan http://www.pusdatin.ristekdikti.go.id
vi LANSKAP ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI INDONESIA
LANSKAP ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI INDONESIA vii

TIM PENYUSUN

Pengarah
Ainun Na’im
(Sekertaris Jenderal Kemenristekdikti)
Andika Fajar
(Kepala Pusat Data dan Informasi Iptek Dikti)

Penanggung Jawab
Rudianto Leksono Sayogyo
(Kepala Bidang Data dan Informasi IPTEK, Pusdatin Iptek Dikti)

Editor
Ibnu Rusdi Fathudin
Laila Juwita Hendriani

Pengumpul Data
Probo Herawani
Suci Wulandari
Endang Febrian Khusnul Hidayati
Argoposo Cahyo Nugroho
Canggih Pramono Gultom

Penulis
Tim CIPG

Administrasi
Aji Ibadurrahman
Aang Fitriurrahman
Yuliastuti

Desain/Layout
Dianto Wiji Nugroho
viii LANSKAP ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI INDONESIA
LANSKAP ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI INDONESIA ix

KATA PENGANTAR
Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek) bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Iptek adalah salah satu
faktor yang memberikan kontribusi signifikan dalam peningkatan daya saing dan kualitas hidup suatu bangsa. Iptek berupaya memecahkan
persoalan kekinian dan mengantisipasi masalah masa depan. Pengembangan Iptek juga berupaya untuk menyediakan alternatif teknologi
melalui penelitian, pengembangan, dan penerapan dalam dua bidang tersebut. Selain itu, perhatian besar juga diarahkan pada pengembangan
iptek bidang kesehatan dan obat-obatan, pertahanan, transportasi, serta informasi dan telekomunikasi.

Dalam pengembangan Iptek, suatu negara perlu mengetahui data yang memadai agar dapat memotret secara akurat kondisi riil dari tingkat
perkembangan Iptek dan kecenderungan perkembangannya pada saat tertentu, baik itu dalam tingkat nasional dan internasional. Data dan
informasi Iptek yang mudah dipahami ini menjadi penting, mengingat para perumus dan pengambil kebijakan Iptek sangat membutuhkan
data dan informasi Iptek dalam merumuskan kebijakan yang tepat bagi pengembangan Iptek. Misalnya, untuk dapat menetapkan secara
tepat titik berat bidang Iptek yang akan mendapat prioritas, diperlukan data tentang aktivitas penelitian dan pengembangan selama ini di
berbagai bidang penelitian, baik yang dilakukan oleh industri, perguruan tinggi dan lembaga litbang pemerintah, dan masyarakat.

Dalam pengembangannya, data Iptek di Indonesia perlu dikaji lebih mendalam untuk mengetahui sudah sejauh mana pemanfaatan dan
pengembangan Iptek di Indonesia bagi kesejahteraan masyarakat. Adapun pengkajian ini dilakukan dengan menggunakan data-data iptek
nasional serta dapat juga dengan membandingkannya dengan data iptek dari negara lain.

Jakarta, 31 Desember 2017


Kepala Pusdatin Iptek Dikti
Kemenristekdikti

Andika Fajar
x LANSKAP ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI INDONESIA
LANSKAP ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI INDONESIA xi

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ix
DAFTAR ISI xi
BAB I. MEMETAKAN LANSKAP DATA IPTEK INDONESIA 1
BAB II. MEMOTRET IPTEK INDONESIA 7
2.1. Indonesia secara umum 9
2.2. Indonesia di mata dunia 10
A. Neraca perdagangan 10
B. Neraca perdagangan produk berdasarkan intensitas teknologi 11
C. Indeks global untuk daya saing dan inovasi 15
D. Kinerja Indonesia dalam pembangunan 16
E. Potret Iptek Indonesia 17
BAB III. MEMBANGUN KAPASITAS DAN KOMPETENSI IPTEK 21
3.1. Kualitas SDM Iptek Indonesia 23
A. Akses (calon) mahasiswa ke pendidikan tinggi 23
B. Profil dosen di Indonesia 23
C. Profil aktor-aktor litbang nasional 28
D. Profil SDM litbang industri 37
3.2. Kelembagaan Iptek di Indonesia 40
A. Perguruan Tinggi 41
B. Lembaga Litbang Pemerintah 42
C. Lembaga Intermediasi (Intermediaries) 44
D. Lembaga Litbang Industri 50
xii LANSKAP ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI INDONESIA

BAB IV. PRODUKSI IPTEK : PRIORITAS dan KOLABORASI 51


4.1. Mencari prioritas riset nasional 53
A. Pangan – Pertanian 54
B. Energi – Energi Baru dan Terbarukan 55
C. Kesehatan – Obat 56
D. Transportasi 57
E. Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) 58
F. Pertahanan dan Keamanan 59
G. Material Maju 60
H. Kemaritiman 61
I. Kebencanaan 62
J. Sosial humaniora – seni budaya – pendidikan 63
4.2. Insentif untuk Riset Indonesia 64
4.3. Kolaborasi dalam Produksi Iptek 65
BAB V. PRODUK IPTEK INDONESIA 69
5.1. Kinerja publikasi ilmiah Indonesia 71
A. Perbandingan publikasi ilmiah Indonesia di level ASEAN 71
B. Perbandingan publikasi nasional dan internasional 72
C. Publikasi jurnal dan konferensi 75
5.2. Kinerja Hak Kekayaan Intelektual 76
A. Pertumbuhan produk inovasi di Indonesia 76
B. Pertumbuhan jumlah produk riset dan HKI di Indonesia 77
C. Pertumbuhan jumlah paten dan paten sederhana di Indonesia 78
D. Produk dan jasa teknologi 79
5.3. Produk litbang industri 81
LANSKAP ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI INDONESIA xiii

BAB VI. MENCIPTAKAN EKOSISTEM IPTEK di INDONESIA 83


6.1. Pemerintah sebagai pengendali iklim iptek 85
6.2. Regulasi yang mengatur dan mendukung iptek 85
A. UU No. 18/2002 dan turunannya 86
B. RIPIN 2015-2035 87
C. RIRN 2017-2045 89
D. SAINS45 : Agenda ilmu pengetahuan Indonesia menyongsong satu abad kemerdekaan 91
E. Agenda Riset Nasional 93
6.3. Data dan Indikator 94
6.4. Sintesis 95
DAFTAR PUSTAKA 97
LANSKAP ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI INDONESIA 1

BAB I
MEMETAKAN LANSKAP DATA
IPTEK INDONESIA
2 LANSKAP ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI INDONESIA
LANSKAP ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI INDONESIA 3

Dalam tataran global, posisi Indonesia ditentukan oleh


sejumlah indeks yang diakui dunia seperti Indeks Daya
Saing Global (Global Competitiveness Index/GCI) dan Indeks
Inovasi Global (Global Innovation Index/GII). Kedua indeks
ini menjadi penting karena menjadi indikator utama
Sumber: Global Innovativeness Index 2017/2018
pemerintah Indonesia dalam mengukur daya saing dan
Data Indonesia yang belum mutakhir untuk perhitungan GII di
ekosistem inovasi nasional. Dengan demikian, kebutuhan
tahun 2017
akan data Ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek) nasional Selain kualitas dan kemutakhiran data, permasalahan lain
yang berkualitas dan mutakhir menjadi sesuatu yang yang dihadapi Indonesia adalah mengenai sumber data,
sangat dibutuhkan karena akan mempengaruhi secara terutama data Iptek. Data Iptek Indonesia tersebar di
langsung posisi Indonesia di mata dunia. berbagai lembaga atau organisasi. Selain itu, masih ada
data yang redundan karena data belum terintegrasi di
Akan tetapi, dari sejumlah data yang dibutuhkan untuk satu sumber atau satu pintu. Contoh, perhitungan Gross
melakukan kalkulasi indeks global, masih banyak data Expenditure on Research and Development (GERD)
Indonesia yang belum tersedia. Kalaupun Pemerintah
Indonesia memiliki data yang dibutuhkan, kualitasnya Berangkat dari permasalahan tersebut, maka Pemerintah
masih jauh dari harapan karena belum diperbaharui. Hal Indonesia, dalam hal ini Kementerian Riset, Teknologi,
ini mengakibatkan hasil kalkulasi data Indonesia yang di dan Pendidikan Tinggi (Ristekdikti), melakukan berbagai
indeks global belum mencerminkan kondisi sesungguhnya. upaya untuk memetakan lanskap Iptek nasional. Tujuannya
adalah agar Indonesia dapat memiliki data Iptek dan inovasi
yang lengkap, berkualitas, dan mutakhir sehingga dapat
menjadi rujukan resmi tidak hanya untuk menghitung nilai
indeks-indeks tersebut, namun juga menjadi rujukan resmi
bagi pihak lain yang membutuhkan. Selain itu, data-data
tersebut juga dapat dimanfaatkan pemerintah sebagai
4 LANSKAP ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI INDONESIA

basis penyusunan kebijakan pendorong pertumbuhan Ristekdikti terus melakukan usaha yang terbaik untuk
Iptek dan inovasi di Indonesia yang dapat berujung pada memperkuat tata kelola data dan informasi Iptek dan
peningkatan daya saing nasional. Tidak hanya itu, pemetaan inovasi nasional. Di dalam struktur organisasi Kementerian
ini juga akan bermanfaat dalam mengetahui seperti apa Ristekdikti, peran ini diampu oleh Pusat Data dan
kondisi terkini pelaksanaan berbagai aktivitas terkait Informasi Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Pendidikan
Iptek dan inovasi di seluruh Indonesia. Dengan demikian, Tinggi (Pusdatin Iptek Dikti). Tugas Pusdatin Iptek Dikti
pemerintah dapat menjalankan fungsinya sebagai pencipta mencakup integrasi data antar lembaga penyedia data
iklim kondusif bagi Iptek dan inovasi. Iptek dan inovasi di Indonesia serta mekanisme kontrol
terhadap kualitas data yang disediakan.
Tantangan yang dihadapi Kementerian Ristekdikti sebagai
lembaga pemerintah yang bertanggung jawab dalam urusan Dari sisi kebijakan, saat ini sedang dilakukan proses revisi
Iptek, inovasi dan pendidikan tinggi sangatlah kompleks. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2002 tentang Sistem
Berbagai data Iptek dan inovasi tersebar di sejumlah Nasional Penelitian, Pengembangan, dan Penerapan
kementerian, lembaga, perguruan tinggi, dan organisasi. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (UU No. 18/2002).
Lebih jauh, kualitas data yang dimiliki tidak merata antara Revisi ini mencakup sistem informasi Iptek nasional yang
satu lembaga dengan lembaga lainnya, bahkan tak jarang akan didukung oleh Peraturan Presiden terkait. Dengan
ditemukan kasus dimana data dikumpulkan oleh dua atau demikian, dibutuhkan keberadaan sistem yang dapat
lebih organisasi sekaligus. Hal ini menimbulkan redundansi mengelola dan mengintegrasikan data dan informasi Iptek
dalam pengumpulan data sehingga kerap kali menimbulkan nasional. Sistem ini diharapkan dapat mengumpulkan dan
kebingungan di tingkat nasional maupun internasional. Fakta mengintegrasikan data dari sumber-sumber data dan
ini menunjukkan adanya pemahaman yang tidak seragam di informasi Iptek yang tersedia dan menyajikannya sebagai
antara lembaga di Indonesia terkait pentingnya data Iptek informasi yang dapat dimanfaatkan untuk perumusan,
dan inovasi nasional. perencanaan, maupun evaluasi kebijakan Iptek. Dalam
proses pengumpulan data, Pusdatin Iptek Dikti, sebagai
Terlepas dari kompleksitas tersebut, Kementerian integrator data, dapat melakukan pemanenan (harvesting)
LANSKAP ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI INDONESIA 5

data dari kementerian, lembaga, perguruan tinggi, dan Buku ini disusun sedemikian rupa sehingga pembaca
organisasi lain, serta memastikan data yang diperoleh mendapatkan pemahaman yang menyeluruh tentang
dapat dipertanggungjawabkan. Pusdatin Iptek Dikti kondisi Iptek terkini di Indonesia. Pertama-tama,
akan membangun komunikasi secara rutin dengan pembaca akan disuguhkan dengan konteks umum Iptek
para penyedia data agar proses integrasi data Iptek di Indonesia, yang meliputi profil Indonesia secara umum,
dan inovasi dapat dilakukan secara berkesinambungan. posisi Indonesia di mata dunia internasional, serta garis
besar kapasitas Iptek yang dimiliki Indonesia. Setelah
Buku ”Lanskap Data Iptek Nasional”ini hadir sebagai itu, pembahasan dilanjutkan dengan memperkenalkan
bentuk kontribusi nyata Pusdatin Iptek Dikti dalam profil sumber daya manusia dan institusi pelaku litbang
menyediakan data Iptek dan inovasi nasional yang di Indonesia yang berperan sebagai masukan/input dalam
berkualitas serta dapat menjadi acuan para pihak yang ekosistem Iptek dan inovasi di Indonesia. Selanjutnya,
membutuhkan data, baik di level nasional maupun pembahasan difokuskan pada tahapan proses produksi
internasional. Saat ini, fokus buku ini adalah menyajikan Iptek nasional. Beberapa hal yang dibahas pada bab ini
kompilasi data Iptek nasional dan belum banyak antara lain: bidang fokus riset nasional, sebaran topik
menyajikan data inovasi nasional. Namun, Pusdatin riset di Indonesia, investasi pemerintah Indonesia dalam
Iptek Dikti berharap ke depannya dapat menyajikan kegiatan litbang, serta berbagai jenis kolaborasi yang
kompilasi data inovasi nasional. Harus diakui bahwa dilakukan dalam produksi Iptek. Dari sini, pembahasan
masih banyak kekurangan dalam penyajian data ini, berlanjut ke berbagai produk Iptek dan inovasi nasional
namun kekurangan ini dapat menjadi pembelajaran yang menjadi luaran/output dari proses produksi yang
untuk terus memperbaiki diri dan meningkatkan kualitas telah dijalani sebelumnya. Buku ini ditutup dengan
data Iptek dan inovasi nasional. Dalam jangka panjang, pembahasan sejumlah aspek yang diperlukan untuk
diharapkan bahwa manfaat dari keberadaan buku ini menciptakan pertumbuhan Iptek dan inovasi yang
dapat meningkatkan kualitas Iptek dan inovasi nasional kondusif di Indonesia.
secara menyeluruh sehingga dapat meningkatkan daya
saing Indonesia di tingkat dunia.
6 LANSKAP ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI INDONESIA

Ilustrasi Alur Buku “Lanskap Data Iptek Nasional 2017”


LANSKAP ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI INDONESIA 7

BAB II
MEMOTRET IPTEK INDONESIA
8 LANSKAP ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI INDONESIA
LANSKAP ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI INDONESIA 9

2.1 Indonesia secara umum


Indonesia, negeri kepulauan terbesar di dunia yang Proyeksi tahun 2016 juga menunjukkan bahwa Pulau Jawa
terbentang di garis khatuliswa, di antara benua Asia, masih merupakan daerah terpadat di Indonesia, dimana 56
Australia, Samudera Pasifik, dan Samudera Hindia. persen dari penduduk Indonesia menghuni pulau seluas
2
Indonesia memiliki 16.056 pulau yang terbagi menjadi 126.700 km tersebut. Provinsi terpadat di Indonesia
34 provinsi, 416 kabupaten, dan 98 kota. Berdasarkan adalah DKI Jakarta dengan kepadatan penduduk sebesar
sensus penduduk tahun 2010, jumlah penduduk Indonesia 15.478 penduduk per km 2. Papua Barat dan Kalimantan
mencapai 237.641.326 jiwa. Angka ini menempatkan Utara merupakan provinsi yang paling jarang penduduk,
Indonesia sebagai negara dengan jumlah penduduk hanya 9 penduduk per km2.
terbesar keempat di dunia, setelah Tiongkok, India, dan
Amerika Serikat. Menurut hasil proyeksi penduduk Merujuk pada sensus penduduk 2010, jumlah penduduk
Indonesia 2010-2035, proyeksi jumlah penduduk laki-laki dan perempuan di Indonesia relatif berimbang,
Indonesia pada tahun 2016 adalah 258,7 juta jiwa. yaitu 119.630.913 orang laki-laki dan 118.010.413 orang
perempuan. Rasio gender penduduk Indonesia adalah 101,
artinya terdapat 101 laki-laki di antara 100 perempuan.

Sumber: Badan Pusat Statistik (2017) Sumber: Badan Pusat Statistik (2017)

Jumlah Penduduk Indonesia Jumlah Penduduk Indonesia Berdasarkan Gender (2010)


10 LANSKAP ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI INDONESIA

Data sensus penduduk 2010 juga menunjukkan bahwa Momentum bonus demografi ini sendiri dapat menjadi
populasi Indonesia didominasi kelompok umur produktif. pedang bermata dua. Di satu sisi, bonus demografi dapat
Tercatat bahwa sebanyak 157.053.112 jiwa penduduk menjadi sumber pertumbuhan ekonomi asalkan dapat
Indonesia (66 %) berada dalam rentang usia 15-64 tahun. dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya, terutama dalam
Angka ini diproyeksikan akan meningkat hingga 174 juta menyeimbangkan ketersediaan dan kebutuhan lapangan
pada tahun 2016. Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia kerja. Namun di sisi lain, apabila ketersediaan lapangan
saat ini telah memasuki era bonus demografi. Diperkirakan kerja tidak diiringi dengan peningkatan kualitas sumber
era bonus demografi ini akan mencapai puncaknya pada daya manusia sejak dini, maka bonus demografi akan
periode tahun 2025-2030, dimana 70% dari jumlah menjadi sia-sia dan menimbulkan masalah besar bagi
penduduk Indonesia berada pada usia produktif. Indonesia. Untuk itu, peran serta berbagai pihak sangat
penting agar Indonesia dapat mendapatkan keuntungan
maksimal dari bonus demografi ini.

2.2 Indonesia di mata dunia

A. Neraca perdagangan
Pada tahun 2016, Indonesia mencatat nilai neraca
perdagangan produk sebesar 8,84 milyar dolar AS. Neraca
perdagangan merupakan selisih dari total nilai ekspor
dikurangi total nilai impor suatu negara pada suatu tahun.
Nilai neraca perdagangan positif mengindikasikan bahwa
negara tersebut lebih banyak menjual dan memproduksi
Sumber: Badan Pusat Statistik (2017) barang tertentu ke negara lain dibandingkan membeli dan
Jumlah Penduduk Indonesia Usia Produktif (15-64 tahun) menggunakan barang dari negara lain.
LANSKAP ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI INDONESIA 11

B. Neraca perdagangan produk berdasarkan intensitas


teknologi
Nilai neraca perdagangan, terutama yang berdasarkan
intensitas teknologi, dapat dijadikan sebagai salah satu
indikator kapasitas produksi Iptek suatu negara. Secara
umum, Lall (2000) membagi klasifikasi produk perdagangan
ke dalam tiga level intensitas teknologi, yaitu: rendah
(low-technology), medium (medium-technology), dan tinggi
(high-technology). Dalam konteks produksi Iptek, neraca
Sumber: UN Comtrade (2016) perdagangan yang positif mengindikasikan suatu negara
Nilai Ekspor-Impor Indonesia Tahun 2016 menjual produk Iptek lebih banyak dibandingkan membeli

Sepuluh negara tujuan ekspor dengan nilai paling besar produk iptek dari negara lain.

antara lain: Tiongkok, Amerika Serikat, Jepang, Singapura,


India, Malaysia, Korea Selatan, Thailand, Filipina, dan
negara Asia lainnya. Total nilai ekspor ke sepuluh negara ini
mencapai 98,83 milyar dolar AS.

Sumber: Diolah dari UN Comtrade (2017)


Sumber: Diolah dari UN Comtrade (2017)
Nilai Ekspor-Impor Indonesia Berdasarkan Intensitas Teknologi
Sepuluh Negara Tujuan Ekspor Indonesia (2012-2016)
12 LANSKAP ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI INDONESIA

Pada periode 2012-2016, Indonesia lebih banyak Untuk memberikan perspektif dimana posisi Indonesia
melakukan ekspor dibanding impor produk-produk dengan dan posisi Iptek Indonesia di mata dunia, maka data
intensitas teknologi rendah (tekstil, garmen, alas kaki, dan Indonesia akan dibandingkan dengan data dari 10
produk lainnya). Untuk produk dengan intensitas teknologi negara lainnya, yaitu: Brazil, Rusia, India, dan Tiongkok
medium (otomotif, processed technology, dan engineering) (negara BRIC); Korea Selatan; Filipina, Malaysia,
Indonesia mencatat nilai impor yang jauh lebih tinggi Singapura, Thailand, dan Vietnam (negara ASEAN).
dibanding nilai ekspor. Sedangkan untuk produk dengan Korea Selatan dipilih karena keberhasilannya mengubah
intensitas teknologi tinggi (elektronika, kelistrikan, dan status ekonomi negara berkembang menjadi negara
produk lainnya), nilai impor Indonesia selalu lebih tinggi maju dalam waktu singkat melalui pemanfaatan dan
dibanding nilai ekspor. Sehingga, jika dikalkulasi, Indonesia pengembangan Iptek. Lima negara ASEAN dipilih atas
memiliki neraca perdagangan positif untuk produk dengan latar belakang kelompok ekonomi kawasan. Sedangkan
intensitas teknologi rendah dan neraca perdagangan negara-negara BRIC dipilih atas kemiripan konteks
negatif untuk produk dengan intensitas teknologi medium (negara dengan jumlah penduduk dan luas wilayah
dan tinggi. yang besar) dan kondisi ekonomi (negara berkembang).

Sumber: Diolah dari UN Comtrade (2017) Sumber: Diolah dari UN Comtrade (2017)

Neraca Perdagangan Indonesia Berdasarkan Intensitas Teknologi Nilai Neraca Perdagangan Indonesia-ASEAN-BRIC-ROK
(2012-2016) untuk Produk dengan Intensitas Teknologi Rendah (2012-2016)
LANSKAP ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI INDONESIA 13

Jika dibandingkan dengan 10 negara lainnya, Indonesia Untuk produk dengan intensitas teknologi medium,
cukup unggul pada neraca perdagangan produk dengan Tiongkok dan Korea Selatan mencatat nilai neraca
intensitas teknologi rendah. Tiongkok, walaupun perdagangan yang tinggi. Sedangkan di antara negara-
mengalami penurunan nilai neraca perdagangan, negara ASEAN, Thailand dan Singapura bersaing untuk
tetap mendominasi perdagangan produk dengan mencatat nilai neraca perdagangan positif. Negara-negara
intensitas teknologi rendah. Pada tahun 2016, nilai ASEAN lainnya (Malaysia, Filipina, Indonesia, dan Vietnam)
neraca perdagangan Tiongkok setidaknya 50 kali lipat mencatat nilai neraca perdagangan negatif.
nilai neraca perdagangan Indonesia. Di antara enam
negara ASEAN, Vietnam secara konsisten mencatat
nilai neraca perdagangan paling tinggi (2012-2015).

Sumber: Diolah dari UN Comtrade (2017) Sumber: Diolah dari UN Comtrade (2017)

Neraca Perdagangan Indonesia-ASEAN-BRIC-ROK (tanpa Tiongkok) Nilai Neraca Perdagangan Indonesia-ASEAN-BRIC-ROK untuk
untuk Produk dengan Intensitas Teknologi Rendah (2012-2016) Produk dengan Intensitas Teknologi Medium (2012-2016)
14 LANSKAP ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI INDONESIA

Sumber: Diolah dari UN Comtrade (2017)

Sumber: Diolah dari UN Comtrade (2017) Neraca Perdagangan Indonesia-ASEAN-BRIC-ROK untuk Produk
dengan Intensitas Teknologi Tinggi (2012-2016)
Neraca Perdagangan Indonesia-ASEAN-BRIC-ROK untuk Produk
dengan Intensitas Teknologi Medium (2012-2016)
C. Indeks global untuk daya saing dan inovasi

Selain neraca perdagangan, indikator yang dapat digunakan


untuk melihat kapasitas Iptek suatu negara adalah indeks-
indeks global, seperti: Global Competitiveness Index (GCI)
dan Global Innovation Index (GII).

Secara umum, Indonesia menempati peringkat 36 dunia


(dari 137 negara) untuk GCI 2017-2018 dan peringkat 87
Sumber: Diolah dari UN Comtrade (2017) dunia (dari 127 negara) untuk GII 2017. Di kedua indeks,

Nilai Neraca Perdagangan Indonesia-ASEAN-BRIC-ROK untuk


Indonesia mengalami peningkatan peringkat dari tahun
Produk dengan Intensitas Teknologi Tinggi (2012-2016) sebelumnya, lima peringkat (dari peringkat 41) untuk GCI
LANSKAP ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI INDONESIA 15

2017-2018 dan satu peringkat (dari peringkat 88) untuk Dari empat pilar GCI di atas, terdapat dua hal yang baik
GII 2017. jika ditelaah dengan lebih cermat. Pertama, peringkat
baik Indonesia pada Pilar ke-10 GCI 2017-2018
mengindikasikan Indonesia sebagai pasar yang potensial.
Dengan kata lain, jika tidak dapat dimanfaatkan oleh
produsen dalam negeri, Indonesia merupakan target pasar
potensial dari produk dan jasa dari luar atau dari negara-
negara lain.

Kedua, peringkat Indonesia cukup tinggi untuk pilar ke-12


GCI, inovasi. Sedangkan pada GII – indeks yang khusus
Sumber : GCI 2017-2018 dan GII 2017 menilai negara dari kapasitas inovasinya – prestasi Indonesia
Peringkat Indonesia-ASEAN-BRIC-ROK pada GCI 2017-2018 belum cukup baik. Perbedaan yang cukup signifikan dari
dan GII 2017 kedua indeks ini perlu ditindaklanjuti secara bijaksana
Jika dilihat dari peringkat Indonesia di GCI dan GII, oleh pengguna data. Sehingga, ketika menggunakan data
terdapat perbedaan peringkat yang cukup signifikan. yang disampaikan dari dua indeks tersebut, pengguna
Indonesia memiliki daya saing yang cukup tinggi namun data dapat lebih berhati-hati dan lebih detail mencermati
masih perlu berjuang meningkatkan daya inovasinya. data. Terutama, untuk data terkait Iptek dan inovasi.

Jika dianalisis lebih detail, pada GCI 2017-2018, Indonesia Dalam kalkulasi indeks, GII menggunakan data dari berbagai
unggul di pilar ke-10 (Market size, peringkat 9), pilar ke-3 sumber data. Sebagian besar data merupakan data yang
(Macroeconomic environment, peringkat 26), pilar ke- langsung dikumpulkan oleh penyedia data, seperti:
12 (Innovation, peringkat 31), dan pilar ke-11 (Business UNESCO, OECD, Bank Dunia, dan lembaga penyedia data
sophistication, peringkat 32). Pada empat pilar ini, Indonesia lainnya baik di level nasional maupun level global. Sedangkan
masuk ke kelompok 25% teratas dunia. pada GCI, sebagian besar data merupakan hasil dari survei
16 LANSKAP ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI INDONESIA

opini eksekutif yang dilakukan oleh perwakilan masing- Baik nilai PDB maupun jumlah penduduk memberikan
masing negara kepada para responden. keunggulan bagi Indonesia. Namun, jika keduanya dijadikan
variabel untuk menghitung PDB per kapita, didapatkan
Proses pengumpulan data yang berbeda antara satu nilai PDB per kapita Indonesia 2016 sebesar 3.604,3
indeks dengan indeks lainnya, terutama di level nasional, dolar AS atau berada pada peringkat 141 dunia. Sebagai
akan berdampak pada bagaimana data dihasilkan. Untuk perbandingan, nilai PDB Singapura pada tahun 2016 adalah
menjaga kualitas sumber data Indonesia, setidaknya di level sebesar 296,97 miliar dolar AS (kurang lebih sepertiga
global, integrasi dan keakuratan metodologi pengambilan nilai PDB Indonesia) atau berada pada peringkat 36 dunia.
data menjadi penting. Jumlah penduduk Singapura hanya sejumlah 5.607.283 jiwa
(kurang lebih hanya 2,1% dari jumlah penduduk Indonesia).
D. Kinerja Indonesia dalam pembangunan
Jika dihitung, nilai PDB per kapita Singapura adalah sebesar
Jika dilihat dari nilai Produk Domestik Bruto (PDB), 52.960,71 dolar AS (kurang lebih 14,8 kali nilai PDB per
Indonesia dipertimbangkan sebagai salah satu ekonomi kapita Indonesia) atau menempati peringkat 11 dunia.
besar dunia. PDB Indonesia 2016 menempati peringkat
16 dunia (dari 195 negara), yaitu sebesar 932,4 miliar
dolar Amerika Serikat (AS). Jumlah PDB ini mengukuhkan
Indonesia sebagai salah satu anggota G20.

Faktor lain yang menyebabkan Indonesia unggul di tataran


global adalah aspek jumlah penduduk. Jumlah penduduk
Indonesia (peringkat empat dunia) berkontribusi terhadap
tingginya peringkat Indonesia pada Pilar ke-10 Indeks
Daya Saing Global atau Global Competitiveness Index (GCI)
2017-2018, yaitu Pilar Ukuran Pasar atau Market Size.
Sumber: GCI 2017-2018
Pada pilar ini, Indonesia menempati peringkat 9 dunia (dari
137 negara). PDB dan PDB per Kapita Indonesia-ASEAN-ROK (2016)
LANSKAP ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI INDONESIA 17

Dari aspek pembangunan manusia, Indonesia masih perlu dari Korea Selatan, negara-negara BRIC, dan negara-negara
berbenah diri. Indonesia menempati peringkat 113 dari ASEAN lainnya. Indonesia hanya sedikit mengungguli
188 negara pada Indeks Pembangunan Manusia atau Filipina (0,1%).
Human Development Index (HDI) dengan skor sebesar
0,689 (pada skala 0 sampai dengan 1). Peringkat ini
menempatkan Indonesia bersama negara-negara dengan
tingkat pembangunan manusia medium (medium human
development). Khusus bidang pendidikan, tingkat literasi
Indonesia adalah 93,9% (% untuk usia 15 tahun ke atas).
Anggaran pemerintah untuk pendidikan adalah 3,3% PDB
dan angka partisipasi kasar pendidikan level tersier 31%
dari populasi usia sekolah.

E. Potret Iptek Indonesia Sumber: GII 2017; Data GERD Indonesia

Gross Domestic Expenditure on R&D (GERD) merupakan GERD dan Jumlah Peneliti (FTE per Satu Juta Penduduk)
Indonesia-ASEAN-ROK
indikator utama dalam perbandingan aktivitas litbang
Belum optimalnya perkembangan Iptek di Indonesia juga
antarnegara. Menurut Frascati Manual 2015, GERD
ditandai oleh indikator jumlah peneliti (satuan: FTE per
merupakan statistik agregat utama yang digunakan untuk
satu juta penduduk). Di antara 11 negara, Indonesia berada
menggambarkan aktivitas litbang dari suatu negara. GERD
di posisi buncit, dengan jumlah peneliti 89,5 FTE per satu
meliputi semua pengeluaran litbang (expenditures for R&D)
juta penduduk.
yang dilakukan di suatu wilayah negara pada periode
tertentu.
Jika dirangkum perbandingan Indonesia dengan 10 negara
lainnya, maka posisi Indonesia dapat ditunjukkan pada
Jika dibandingkan dengan sepuluh negara lainnya, besaran
tabel berikut:
GERD Indonesia masih belum optimal, yaitu sebesar
0,2% dari Produk Domestik Bruto (PDB), jauh tertinggal
18 LANSKAP ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI INDONESIA

Sumber: Diolah dari berbagai data

Posisi Indonesia di antara negara ASEAN, BRIC, dan ROK dalam berbagai indikator

Indikator-indikator potret Iptek Indonesia di mata dunia


masih menunjukkan posisi relatif rendah dibandingkan
10 negara lainnya. Sehingga, meningkatkan kinerja
iptek menjadi pekerjaan rumah selanjutnya yang perlu
diselesaikan bersama oleh semua pemangku kepentingan
Iptek di Indonesia.
LANSKAP ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI INDONESIA 19

Peran LPNK sebagai produsen Iptek di Indonesia


Pada level nasional, terdapat empat LPNK (Lembaga lainnya. Jika dilihat dari perbandingan input (jumlah personil
Pemerintahan Non Kementerian) yang berperan aktif dalam litbang) dengan output yang dihasilkan (produk teknologi, jasa
pengembangan Iptek Indonesia, yaitu: BATAN, BPPT, LAPAN, teknologi, dan paten), maka hasilnya adalah
dan LIPI. Empat LPNK tersebut berada di bawah koordinasi sebagai berikut:
Kementerian Ristekdikti.

Berikut ini adalah beberapa gambaran produksi Iptek dari


empat LPNK tersebut:

Perbandingan Input dan Output 4 LPNK

Jumlah paten yang dihasilkan oleh LAPAN dan BATAN tidak


Belanja Litbang dan Personil Litbang LPNK jauh berbeda dibandingkan dengan jumlah paten LIPI. Dalam
LIPI merupakan LPNK yang memiliki kapasitas Iptek paling produksi jasa teknologi, LIPI memproduksi lebih banyak jasa
besar. Nilai belanja litbang (611,9 milyar rupiah) dan jumlah teknologi, setelah itu posisi kedua ditempati oleh BPPT.
personil litbang (2950 orang) jauh mengungguli LPNK
20 LANSKAP ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI INDONESIA
LANSKAP ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI INDONESIA 21

BAB III
MEMBANGUN KAPASITAS dan
KOMPETENSI IPTEK
22 LANSKAP ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI INDONESIA
LANSKAP ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI INDONESIA 23

3.1 Kualitas SDM Iptek Indonesia


Kualitas sumber daya manusia (SDM) yang mumpuni
akan mendorong lahirnya berbagai produk Iptek yang
berkualitas dan berdaya saing tinggi. Hal ini juga akan
memberikan dampak positif bagi Indonesia, karena akan
mengangkat posisi Indonesia di mata dunia. Oleh karena
itu, Kementerian Ristekdikti terus mencanangkan berbagai Sumber: PDDikti
program peningkatan kualitas SDM Indonesia.
Persentase Angka Partisipasi Kasar Perguruan Tinggi Nasional
A. Akses (calon) mahasiswa ke pendidikan tinggi Periode 2013-2016
Data PDDikti menunjukkan bahwa APK pendidikan
Salah satu indikator yang digunakan untuk mengukur
tinggi mengalami tren yang positif dalam rentang waktu
kesuksesan pemerintah di sektor pendidikan tinggi adalah
2013-2016. Walaupun masih berada di kisaran 25-29%,
Angka Partisipasi Kasar (APK) pendidikan tinggi. Indikator
setidaknya sudah terlihat komitmen dari Kementerian
ini menjadi penting karena partisipasi masyarakat dalam
Ristekdikti untuk meningkatkan pemerataan akses dan
pendidikan tinggi yang semakin meningkat dan merata
partisipasi masyarakat terhadap pendidikan tinggi di
akan berkontribusi pada pembentukan SDM berkualitas
Indonesia.
yang mampu menghasilkan produk-produk Iptek berdaya
saing tinggi. B. Profil dosen di Indonesia
Di Indonesia, tugas dosen tertuang dalam tridarma
Untuk menghitung jumlah APK pendidikan tinggi, maka perguruan tinggi, yaitu: pendidikan, penelitian, dan
cara yang dilakukan adalah sebagai berikut: pengabdian masyarakat. Keberadaan penelitian sebagai
salah satu pilar pendidikan tinggi menggarisbawahi
pentingnya peran dosen sebagai ujung tombak
perkembangan kapasitas serta daya saing Iptek
dan inovasi nasional. Hal ini disadari betul oleh
Kementerian Ristekdikti, sehingga berbagai upaya
24 LANSKAP ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI INDONESIA

peningkatan kapasitas para dosen di Indonesia terus Menariknya, proporsi dosen yang masih bergelar sarjana
diupayakan, seperti akses ke program-program seminar, cukup besar, yaitu sebesar 37.099 orang atau sekitar
lokakarya, dan juga pemberian hibah penelitian. 16% dari jumlah kelompok sarjana. Sebagian besar dosen
Kualifikasi dosen nasional bergelar sarjana ini terkonsentrasi di PTS, tepatnya sekitar
Kementerian Ristekdikti memiliki standar yang mengatur 34.601 dosen (93%). Jika mengacu pada UU Guru dan
kualifikasi minimal para dosen di Indonesia. Hal ini penting Dosen, kelompok ini seharusnya tidak diperbolehkan
dilakukan agar para dosen dapat terus menghasilkan karya- menjadi dosen karena berada di bawah standar minimal
karya yang berkualitas dan mendorong daya saing Iptek kualifikasi pendidikan yang disyaratkan. Meski demikian,
dan inovasi nasional. Standar ini diatur dalam Pasal 45 UU saat ini pemerintah masih memperbolehkan kelompok
14/2005 tentang Guru dan Dosen. Idealnya, keberadaan tersebut untuk menjadi dosen sambil mendorong
dosen bergelar doktor akan semakin mendorong kualitas pemenuhan kualifikasi dosen lewat sejumlah program
Iptek dan inovasi di Indonesia, terutama di level perguruan beasiswa. Upaya ini sendiri membuahkan hasil yang
tinggi. Namun, data PDDikti tahun 2017 menunjukkan cukup positif, dimana berdasarkan data PDDikti jumlah
bahwa jumlah dosen bergelar doktor baru menyentuh angka dosen berkualifikasi S2 dan S3 mengalami pertumbuhan
33.123 atau 14% dari jumlah kelompok sarjana. Sedangkan signifikan dalam kurun waktu 2013-2017. Jumlah dosen
jumlah dosen bergelar magister mencapai 161.853 orang bergelar S2 tumbuh sebesar 53% menjadi 161.853 orang
atau 70 persen dari jumlah kelompok sarjana. dalam rentang waktu tersebut, sedangkan untuk dosen
bergelar S3 pertumbuhannya jauh lebih tinggi yaitu 70%
dalam rentang waktu yang sama.

Sumber: PDDikti
Jumlah dosen berdasarkan jenjang pendidikan tinggi tahun 2017
LANSKAP ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI INDONESIA 25

Meskipun peran profesor disadari sangat penting serta


menjadi tolak ukur kualitas SDM Iptek dan inovasi, faktanya
saat ini jumlah profesor di Indonesia masih sangat terbatas.
Data PDDikti tahun 2017 menunjukkan bahwa jumlah
profesor di Indonesia hanya sebesar 5.351 dosen atau
setara dengan 2,67% dari total 200.110 dosen yang ada
di PTN dan PTS. Angka ini masih jauh dari kebutuhan ideal
profesor di Indonesia yang mencapai 24.000 orang atau
sama dengan jumlah program studi, dimana satu program
studi setidaknya memiliki satu profesor. Para profesor ini
Sumber: PDDikti
juga memegang posisi struktural di kampus, yaitu sebagai
Perkembangan jumlah dosen berkualifikasi S2 dan S3 periode
2013-2017 dekan, rektor, atau posisi lainnya. Hal ini akan memengaruhi
Minimnya jumlah profesor produktivitas profesor, karena profesor tersebut memiliki
Selain mengatur standar minimal untuk kualifikasi dosen waktu yang terbatas untuk mengembangkan Iptek dan
di Indonesia, UU Guru dan Dosen juga membagi klasifikasi inovasi sesuai bidang keilmuannya.
jabatan fungsional yang dapat diduduki oleh para dosen.
Jabatan fungsional dosen ini terdiri dari lima jenjang, yaitu
asisten ahli, lektor, lektor kepala, dan profesor. Profesor
merupakan jenjang karir tertinggi bagi para dosen. Peran
profesor cukup signifikan dalam mendorong peningkatan
kualitas Iptek dan inovasi di perguruan tinggi. Seorang
dosen yang telah menjadi profesor diasumsikan telah
memiliki wawasan yang mumpuni di bidang keilmuannya,
sehingga harus dapat berperan sebagai pemberi arah dan
Sumber: PDDikti
panutan bagi para civitas akademika lainnya.
Sebaran dosen berdasarkan jabatan akademik tahun 2017
26 LANSKAP ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI INDONESIA

Lebih jauh, jika dilakukan perbandingan antara PTN dan Sebaran Dosen Nasional
PTS maka akan terlihat ketimpangan yang cukup signifikan Bicara peningkatan kualitas pendidikan tinggi serta
dalam hal jumlah profesor di kedua jenis institusi tersebut. penelitian di bidang Iptek dan inovasi, tentu tidak lepas
Saat ini terdapat 4.245 profesor di PTN, atau setara dari pentingnya pemerataan akses pendidikan ke seluruh
6,3 persen dari total dosen PTN. Dengan jumlah 122 penjuru nusantara. Salah satu indikator yang dapat
PTN yang ada di Indonesia, maka secara rata-rata dapat digunakan untuk melihat tingkat pemerataan pendidikan
dikatakan bahwa rasio profesor per PTN adalah 35:1 atau adalah ketersediaan dosen yang memadai dari Sabang
35 profesor dalam 1 PTN. Namun hal yang sama tidak sampai Merauke. Sayangnya, saat ini masih terjadi
terlihat di PTS. Hanya terdapat 1.106 profesor di PTS, atau ketimpangan distribusi SDM dosen di Indonesia. Data
setara dengan 0,8 persen dari total dosen PTS. Mengacu PDDikti di tahun 2017 menunjukkan bahwa 74% dosen di
pada jumlah PTS di Indonesia yang mencapai 3.154, maka Indonesia terkonsentrasi di pulau Jawa dan Sumatera. Tiga
rasio profesor per PTS mencapai 1:3 yang artinya setiap 3 provinsi dengan jumlah dosen terbanyak berlokasi di pulau
PTS hanya memiliki 1 profesor. Jawa. Ketiga provinsi tersebut adalah Jawa Barat (31.229
dosen, 13%), Jawa Timur (31.229 dosen, 12%), dan DKI
Jakarta (28.119 dosen, 11%). Hal ini sangat berbanding
terbalik dengan kondisi di Indonesia timur, dimana jumlah
dosen di Bali, Nusa Tenggara, Maluku & Papua bahkan
masih di bawah jumlah dosen di DKI Jakarta.

Sumber: PDDikti

Perbandingan jumlah profesor dan jumlah dosen untuk PTN dan


PTS berdasarkan jabatan akademik tahun 2017
LANSKAP ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI INDONESIA 27

Sumber: PDDikti

Sebaran dosen nasional per provinsi tahun 2017

Sumber: PDDikti

Sebaran dosen berdasarkan wilayah tahun 2017


28 LANSKAP ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI INDONESIA

Berdasarkan jenis kelamin, data PDDikti tahun 2017 mengabdikan diri di bidang keilmuan ini. Bidang lainnya
menunjukkan jumlah dosen laki-laki lebih banyak adalah pendidikan, ekonomi, dan sosial, yang jumlahnya
dibandingkan dosen perempuan. Tercatat, 56% dosen yang mencapai 50 persen dari jumlah dosen laki-laki nasional.
ada di Indonesia, atau sekitar 139.096 dosen, merupakan
dosen laki-laki. Jika ditelusuri lebih jauh berdasarkan bidang C. Profil aktor-aktor litbang nasional
ilmu yang ditekuni, dosen laki-laki mendominasi delapan
Kegiatan litbang di Indonesia memiliki peran yang penting
dari sepuluh bidang ilmu yang ada. Dosen perempuan
dalam meningkatkan kualitas iptek dan inovasi di Indonesia.
hanya unggul di bidang kesehatan dan MIPA. Namun, jika
Untuk mewujudkan penelitian yang berkualitas, maka
berbicara tentang kuantitas, maka dosen perempuan di
dibutuhkan pula sumber daya manusia yang mencukupi
bidang MIPA masih kalah dibanding di bidang lainnya,
dan berkualitas. Sayangnya, saat ini Indonesia masih
karena jumlahnya hanya 5% dari total dosen perempuan di
tertinggal dalam hal jumlah peneliti. Data yang didapat
Indonesia. Bidang yang paling diminati dosen perempuan
dari UNESCO Institute of Statistics mencatat bahwa jika
adalah kesehatan, pendidikan, dan ekonomi, yang totalnya
dihitung menggunakan FTE (Full Time Equivalent), Indonesia
mencapai 56% dari total dosen perempuan di Indonesia.
baru memiliki 89,5 peneliti per 1 juta penduduk. Jumlah ini
Untuk dosen laki-laki sendiri, teknik menjadi bidang yang
paling diminati, dimana satu dari empat dosen laki-laki

Sumber: PDDikti
Sumber: UNESCO Institute of Statistics
Perbandingan jumlah dosen laki-laki dan perempuan berdasarkan
bidang ilmu tahun 2017 Perbandingan jumlah peneliti per satu juta penduduk tahun 2009
LANSKAP ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI INDONESIA 29

bahkan masih sangat jauh jika dibandingkan dengan negara perekayasaan, dan pengoperasian yang diduduki oleh Pegawai
ASEAN lainnya. Namun perlu dicatat bahwa data yang Negeri Sipil dengan hak dan kewajiban yang diberikan secara
digunakan merupakan data tahun 2009 sehingga mungkin penuh oleh pejabat yang berwenang.
saja saat ini sudah mengalami perubahan.
Berdasarkan data yang dihimpun dari Pusbindiklat LIPI dan
Tulang punggung kegiatan litbang di Indonesia diemban BPPT, pada tahun 2016 Indonesia memiliki 9.556 peneliti
oleh dua aktor penting, yaitu peneliti dan perekayasa. dan 2.295 perekayasa. Selama tahun 2010 hingga 2016
Walaupun secara sekilas terlihat sama, namun pada jumlah peneliti Indonesia mengalami pertumbuhan yang
dasarnya kedua aktor ini memiliki tugas dan fungsi yang signifikan, dimana terjadi peningkatan sebesar 21% dalam
berbeda, yang diatur pada Peraturan Kepala LIPI No. kurun waktu tersebut. Di sisi lain, pertumbuhan jumlah
2/2014 tentang petunjuk teknis peneliti dan Keputusan perekayasa selama kurun waktu tersebut cenderung stabil
Kepala BPPT No. 1/Kp/BPPT/I/2009 tentang petunjuk dan hanya tumbuh sebesar 14%.
teknis perekayasa..
Aktor lain yang berkaitan dengan fungsi penelitian di
Peneliti adalah pegawai negeri sipil (PNS) yang diberi tugas, lembaga litbang pemerintah adalah Teknisi Penelitian dan
tanggung jawab, wewenang, dan hak secara penuh oleh Perekayasaan (Teknisi Litkayasa) yang memiliki fungsi
pejabat yang berwenang untuk melakukan penelitian dan/ untuk untuk melakukan kegiatan pelayanan penelitian
atau pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada dan perekayasaan pada instansi pemerintah. Per Juni
satuan organisasi penelitian dan pengembangan (litbang) 2016, terdapat sekitar 2.499 teknisi litkayasa di Indonesia,
instansi pemerintah. dimana jumlahnya turun sebanyak 206 orang dibanding
tahun sebelumnya. Selain itu, Badan Tenaga Nuklir Nasional
Perekayasa adalah jabatan yang mempunyai ruang lingkup, (BATAN) juga memiliki aktor lain yang berkaitan dengan
tugas, tanggung jawab, dan wewenang untuk melakukan fungsi penelitian di lembaga tersebut, yaitu Pranata Nuklir
kegiatan kerekayasaan dalam suatu kelompok kerja yang jumlahnya 437 orang pada tahun 2015.
fungsional pada bidang penelitian terapan, pengembangan,
30 LANSKAP ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI INDONESIA

peneliti di litbang pemerintah. Kementerian Pertanian


menjadi K/L yang memiliki peneliti terbanyak, yaitu 1.850
peneliti atau 19% dari total peneliti litbang nasional.
Kemudian, diikuti oleh Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan (Kemendikbud) serta Kementerian Kelautan
dan Perikanan (KKP) dengan 819 peneliti (9%) dan 537
peneliti (6%). Lebih jauh, dari sepuluh K/L dengan jumlah
peneliti terbanyak, hanya tiga yang berasal dari LPNK,
yaitu LIPI, BATAN, dan LAPAN. LIPI menjadi LPNK dengan
jumlah peneliti terbanyak (1.666 peneliti), disusul BATAN
(451 peneliti) dan LAPAN (280 peneliti).

Sumber: Pusbindiklat LIPI, Pusbindiklat BPPT, BATAN RI

Pertumbuhan jumlah peneliti dan perekayasa periode 2010-2016

Sebaran Peneliti Nasional


Peneliti Indonesia yang berasal dari lembaga litbang
pemerintah tersebar di 42 kementerian/lembaga (K/L),
yang terdiri dari 26 kementerian dan 16 Lembaga
Pemerintah Non Kementerian (LPNK). Sebagian besar Sumber: Pusbindiklat LIPI

peneliti ini terpusat di kementerian, yaitu 69% dari total Jumlah peneliti litbang nasional tahun 2015
LANSKAP ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI INDONESIA 31

Sumber: Pusbindiklat LIPI, Pusbindiklat BPPT Sumber: Pusbindiklat LIPI


Sebaran aktor pelaku litbang pemerintah berdasarkan institusi Sebaran peneliti litbang pemerintah berdasarkan jenjang pendi-
dikan tahun 2016
Dilihat dari jenjang pendidikan, terdapat pola yang hampir
mirip antara dosen dengan peneliti litbang pemerintah di Berdasarkan jenis kelamin, pola yang hampir mirip kembali
Indonesia. Sebanyak 45% peneliti di Indonesia bergelar S2, ditemukan antara peneliti di litbang pemerintah dengan
sedangkan peneliti bergelar doktor hanya berjumlah 13% dosen di perguruan tinggi. Data dari Pusbindiklat LIPI
atau 1.231 orang. Proporsi peneliti bergelar S1 pun cukup menunjukkan bahwa terdapat 5.621 peneliti laki-laki di
besar, yakni sebesar 3.987 orang atau mencapai 42%. litbang pemerintah atau setara dengan 59 persen total
Untuk mengurangi ketimpangan kompetensi SDM litbang peneliti di litbang pemerintah. Jika ditelaah lebih jauh,
di Indonesia, pemerintah perlu mendorong peningkatan dominasi peneliti laki-laki semakin terlihat pada level
kapasitas SDM litbang di Indonesia. K/L, dimana hanya Kementerian Kesehatan, Sekretariat
Jenderal DPR RI, Kementerian Desa PDTT yang memiliki
32 LANSKAP ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI INDONESIA

jumlah peneliti perempuan lebih banyak dibanding peneliti 92% responden menekuni bidang ilmu pada rumpun sains
laki-laki. Hal ini mengindikasikan perlu adanya pemerataan dan teknologi. Sebagian besar peneliti berfokus pada
kesempatan bagi para peneliti perempuan di lembaga bidang agrikultur dan teknologi dengan proporsi yang
pemerintahan. mencapai 52% total responden atau sebanyak 6.309
orang. Responden yang melakukan penelitian di rumpun
sosial hanya sebanyak 509 orang, dengan 48% dari
jumlah ini melakukan penelitian di bidang ilmu ekonomi.
Meskipun angka ini hanya merupakan sampel, namun
setidaknya angka ini dapat memberikan gambaran tentang
kecenderungan bidang fokus yang dijalankan peneliti
litbang pemerintah.

Sumber: Pusbindiklat LIPI

Sebaran peneliti litbang berdasarkan jenis kelamin tahun 2016

Jika dilihat berdasarkan bidang ilmu yang ditekuni, terlihat


bahwa terdapat perbedaan yang cukup signifikan antara
rumpun ilmu sains dan teknologi dengan rumpun ilmu
sosial. Informasi ini diperoleh lewat survei yang dilakukan
Kementerian Ristekdikti terhadap litbang pemerintah Sumber: Pusdatin Iptek Dikti Kemenristekdikti

yang dilaksanakan pada tahun 2016. Survei menunjukkan, Sebaran peneliti litbang pemerintah berdasarkan bidang ilmu dan
rumpun ilmu tahun 2016
LANSKAP ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI INDONESIA 33

Jabatan fungsional aktor litbang nasional Sebaran peneliti berdasarkan jabatan fungsional
Seperti halnya dosen di perguruan tinggi, para pelaku litbang Jika dianalisis berdasarkan jabatan fungsional peneliti,
nasional juga memiliki jabatan fungsional tersendiri. Hal ini maka akan terlihat bahwa terdapat komposisi yang cukup
diatur dalam regulasi terkait, yaitu Peraturan Kepala LIPI berimbang antara peneliti pertama, peneliti muda, dan
No. 2/2014 tentang petunjuk teknis peneliti dan Keputusan peneliti madya, dimana persentase jumlah peneliti di ketiga
Kepala BPPT No. 1/Kp/BPPT/I/2009 tentang petunjuk teknis jenjang tersebut masing-masing berada pada kisaran 28%
perekayasa. Tidak hanya peneliti dan perekayasa, aktor-aktor hingga 30%. Porsi terbesar peneliti pertama dan peneliti
madya berada di Kementerian Pertanian, masing-masing
berjumlah 520 dan 571 peneliti. Sedangkan sebagian
besar peneliti muda terpusat di LIPI, dengan persentase
yang mencapai 20% dari total peneliti muda.

Jabatan fungsional para aktor pelaksana litbang nasional


lain seperti teknisi litkayasa dan pranata nuklir BATAN juga
memiliki jenjang jabatan fungsional yang diatur dalam regulasi
terkait. Keberadaan jabatan fungsional peneliti ini menjadi
penting sebagai bentuk insentif para peneliti agar tetap
Sumber: Pusbindiklat LIPI
produktif menghasilkan karya-karya inovatif dan berdaya
Fungsional peneliti berdasarkan jenjang kepangkatan terbesar
saing.
34 LANSKAP ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI INDONESIA

Komposisi yang sedikit berbeda ditemukan dari sebaran penurunan pada tahun 2014 dan 2015 di karenakan
perekayasa nasional berdasarkan jabatan fungsionalnya. adanya perekayasa yang berhenti sementara dengan
Data Pusbindiklat BPPT mengindikasikan bahwa jumlah berbagai alasan. BPPT menjadi instansi dengan jumlah
perekayasa ahli madya mencapai 931 orang atau 40% perekayasa terbanyak, dimana 60% dari para perekayasa
dari total perekayasa nasional. Angka ini sangat besar nasional mengabdikan diri di instansi tersebut.
dibanding perekayasa ahli utama yang hanya mencapai
155 orang pada tahun 2016. Namun dari sisi pertumbuhan Untuk jabatan fungsional teknisi litkayasa, secara umum
sejak 2010 hingga 2016, perekayasa ahli pertama dan jumlah cukup stabil dari tahun ke tahun. Di tahun 2016,
perekayasa ahli utama mengalami pertumbuhan yang proporsi terbesar berada di teknisi litkayasa penyelia
paling signifikan, dengan laju pertumbuhannya berkisar yang jumlahnya mencapai 1270 orang. Teknisi litkayasa
antara 60 hingga 70%. Sebaliknya, jumlah perekayasa mahir dan terampil menyusul dibawahnya, dengan jumlah
ahli muda dan perekayasa ahli madya sempat mengalami masing-masing sebanyak 614 orang dan 530 orang.
Perubahan yang cukup signifikan hanya terjadi pada jumlah
teknisi litkayasa pemula yang mengalami penurunan dari
228 orang pada 2014 menjadi 85 orang pada 2016.

Dari sisi persebarannya di lembaga, Kementerian Pertanian


dan LIPI menjadi dua institusi yang memiliki jumlah teknisi
litkayasa terbanyak, masing-masing sebanyak 602 orang
dan 325 orang. Selain di kedua institusi tersebut, para
teknisi litkayasa tersebar di Kementerian Lingkungan
Hidup dan Kehutanan (289 orang), Kementerian Kelautan
dan Perikanan (241 orang), dan BPPT (197 orang).
Proporsi teknisi litkayasa di kelima lembaga ini mencapai
Sumber: Pusbindiklat BPPT
66% dari total teknisi litkayasa nasional.
Fungsional perekayasa berdasarkan jenjang kepangkatan terbesar
LANSKAP ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI INDONESIA 35

Sumber: BATAN RI

Sebaran pranata nuklir jenjang ahli dan jenjang terampil berdasar-


kan jabatan fungsional tahun 2015
Sumber: Pusbindiklat BPPT

Sebaran teknisi litkayasa nasional berdasarkan institusi tahun 2016


Profesor riset
Sama halnya dengan profesor di perguruan tinggi, gelar
Khusus untuk pranata nuklir yang ada di BATAN, terdapat profesor riset merupakan jenjang karir tertinggi bagi para
dua jenis jenjang karir yang berbeda yaitu jenjang ahli peneliti di litbang pemerintah. Gelar ini juga merupakan
dan jenjang terampil. Secara komposisi, jumlah pranata bentuk pengakuan dan kepercayaan yang diberikan atas
nuklir jenjang terampil (252 orang) lebih banyak dibanding keberhasilan seorang peneliti dalam menjalankan tugas
jenjang ahli (185 orang). Sekitar 82% dari pranata nuklir dan kewajibannya mengembangkan Iptek dan inovasi
jenjang ahli merupakan pranata nuklir muda dan madya, di institusinya. Gelar profesor riset ini hanya dapat
sedangkan pranata nuklir penyelia mengambil porsi 85% diberikan kepada peneliti ahli utama golongan IV/e yang
dari pranata nuklir jenjang terampil. berpendidikan S3 dan memiliki karya tulis ilmiah (KTI)
36 LANSKAP ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI INDONESIA

terbit pada jurnal internasional bereputasi serta jurnal 471 profesor riset tersebut tersebar di 22 instansi
nasional terakreditasi. Peraturan mengenai pengangkatan pemerintah di Indonesia. Dilihat dari persebarannya,
profesor riset ini diatur lebih jauh dalam Peraturan Kepala Kementerian Pertanian dan LIPI kembali menjadi dua
LIPI Nomor 9 tahun 2015 tentang Profesor Riset. institusi yang memiliki profesor riset dengan jumlah
terbanyak. Pusbindiklat LIPI mencatat bahwa di tahun
Jumlah profesor riset mengalami pertumbuhan yang 2017 Kementerian Pertanian memiliki 125 profesor
signifikan selama 10 tahun terakhir. Berdasarkan data dari riset, sedangkan LIPI memiliki 115 profesor riset. Namun,
Pusbindiklat LIPI, hanya ada 214 profesor riset pada tahun profesor riset yang masih aktif di kedua instansi tersebut
2007. Namun, jumlah ini meningkat hingga mencapai hanya sekitar 50%, tepatnya 51 orang di Kementerian
471 profesor riset pada tahun 2017. Saat ini hanya 214 Pertanian dan 52 orang di LIPI. Idealnya, keberadaan
profesor riset yang masih aktif. Lebih dari 50% profesor profesor riset di lembaga litbang bisa melengkapi
riset lainnya sudah pensiun, wafat, atau diberhentikan dari kebutuhan profesor di perguruan tinggi yang jumlahnya
instansi masing-masing. memang masih belum mencukupi. Sayangnya, angka yang
ada belum dapat memenuhi ekspektasi tersebut. Padahal,
terdapat 1.231 peneliti litbang pemerintah yang bergelar
S3. Hal ini berarti masih terdapat jarak yang sangat besar
antara jumlah profesor riset dengan kandidat profesor
riset.

Sumber: Pusbindiklat LIPI

Pertumbuhan Profesor Riset Periode 2007 – 2017


LANSKAP ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI INDONESIA 37

D. Profil SDM litbang industri


Selain perguruan tinggi dan litbang pemerintah, sektor
lain yang memiliki peran penting dalam pengembangan
Iptek dan inovasi nasional adalah sektor industri. Salah
satu indikator keberhasilan suatu produk hasil penelitian
adalah memiliki nilai jual dan dapat diproduksi massal.
Selain itu, suatu produk riset juga dapat dikatakan berhasil
apabila proses bisnis yang dibutuhkan untuk produksi hasil
penelitian dapat dilakukan secara optimal. Sektor industri
memiliki peran penting untuk dapat mendorong hal ini.
Oleh karena itu, penting untuk mengetahui sejauh mana
kondisi penelitian dan pengembangan yang dilakukan di
sektor industri.

Terdapat banyak tantangan yang dihadapi pemerintah


Indonesia dalam mengumpulkan data dan informasi
penelitian di sektor industri. Pada tahun 2016, Kementerian
Ristekdikti melakukan survei terhadap para pelaku industri
sebagai langkah awal dalam memetakan kegiatan litbang
di sektor industri Indonesia. Dari total 539 responden,
isian survei yang kembali sejumlah 501 responden dari 22
provinsi di seluruh Indonesia. Sebagian besar responden
berasal dari pulau Jawa. Responden terbanyak ada di

Sumber: Pusbindiklat LIPI


Provinsi Jawa Barat, yaitu 175 responden (34 persen).

Sebaran profesor riset berdasarkan institusi tahun 2017


38 LANSKAP ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI INDONESIA

Sebaran SDM litbang industri


Dari hasil survei, terlihat bahwa terdapat 4.778 SDM litbang industri terbanyak, yakni sebanyak 2.033 orang
litbang industri yang tersebar di 17 provinsi di seluruh atau setara dengan 43%. Provinsi Jawa Tengah dan DKI
Indonesia. Sebagian besar tenaga kerja litbang industri Jakarta menyusul setelahnya, dengan jumlah SDM litbang
terpusat di pulau Jawa, yaitu mencapai 94%. Jawa Barat masing-masing sebanyak 1.176 orang dan 658 orang.
kembali menjadi provinsi dengan jumlah tenaga kerja

Sumber: Pusdatin Iptek Dikti

Sebaran tenaga kerja litbang industri berdasarkan provinsi tahun 2016


LANSKAP ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI INDONESIA 39

Tidak semua dari 4.778 tenaga kerja litbang industri litbang industri bergelar SMK atau D3 cukup besar, yakni
tersebut yang merupakan peneliti. Tercatat, hanya 1.887 orang atau setara dengan 39,49%T. Meski demikian,
50% yang merupakan peneliti litbang industri. Sisanya angka ini masih berada di bawah jumlah SDM bergelar S1,
merupakan teknisi ataupun tenaga administrasi, dengan yaitu sebanyak 2.353 orang. Data ini menunjukkan adanya
jumlah masing-masing sebesar 1.217 orang dan 1.099 kemiripan pola dengan sebaran peneliti di perguruan tinggi
orang. Selain itu, terdapat ketimpangan jenjang pendidikan. ataupun di litbang industri, dimana SDM berkualifikasi S3
Hanya 10% dari total tenaga kerja litbang industri yang di sektor litbang industri juga masih sangat minim.
memiliki gelar S2 dan S3. Sebaliknya, proporsi tenaga kerja

Sumber: Pusdatin Iptek Dikti

Sebaran tenaga kerja litbang industri berdasarkan jenjang pendidikan (kiri) dan klasifikasi pekerjaan
(kanan)
40 LANSKAP ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI INDONESIA

3.2 Kelembagaan Iptek di Indonesia

Sumber: Direktorat Kelembagaan

Pemetaan Kekuatan Institusi Iptek setiap Provinsi


LANSKAP ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI INDONESIA 41

A. Perguruan Tinggi
Berdasarkan data PDDikti Kementerian Ristekdikti, pada Bentuk perguruan tinggi di Indonesia diatur dalam UU
tahun 2017 terdapat 3.276 perguruan tinggi. Sebagian No. 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi (UU Dikti).
besar perguruan tinggi berada di wilayah Indonesia bagian Terdapat tujuh bentuk perguruan tinggi yang diatur, yaitu
barat. Jumlah perguruan tinggi di Pulau Sumatera dan akademi komunitas, akademi, sekolah tinggi, politeknik,
Jawa mencapai 74% total perguruan tinggi di Indonesia. institut, dan universitas. Data PDDikti Kementerian
Sebaliknya, jumlah perguruan tinggi di Bali, Nusa Ristekdikti tahun 2017 menunjukkan bahwa porsi terbesar
Tenggara, Maluku dan Papua hanya sebanyak 9%. Data ini perguruan tinggi di Indonesia dimiliki oleh sekolah tinggi,
menunjukkan bahwa jumlah perguruan tinggi di Indonesia dengan jumlah 1.431 (43,68%). Akademi dan Universitas
belum merata di seluruh Indonesia. Hal ini perlu mendapat menyusul di bawahnya, dengan kuantitas masing-masing
perhatian khusus mengingat perguruan tinggi memiliki sebanyak 1.007 (30,74%) dan 555 (16,94%). Jumlah
peran yang sangat penting dalam menggerakkan aktivitas akademi komunitas hanya 15 perguruan tinggi. Pemerintah
penelitian di Indonesia sendiri saat ini terus berusaha merintis sejumlah akademi
komunitas di berbagai daerah. Hal ini dilakukan sebagai
upaya untuk melakukan pemerataan pembangunan antar
wilayah di Indonesia lewat pengembangan pendidikan
vokasi atau kejuruan yang berorientasi pada pemenuhan
kebutuhan tenaga kerja. Beberapa contoh yang dapat
dikedepankan antara lain adalah pendirian akademi
komunitas bidang seni ukir di Jepara dan akademi
komunitas bidang otomotif di Karawang yang juga dibantu
pihak swasta.

Sumber: PDDikti

Persebaran Perguruan Tinggi berdasarkan pulau di Indonesia tahun


2017
42 LANSKAP ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI INDONESIA

Sumber: PDDikti

Jumlah Perguruan Tinggi di Indonesia berdasarkan bentuk pendi-


dikan tahun 2017
Sumber: PDDikti

Jika dilihat dari status pengelolaannya, sebagian besar Jumlah Perguruan Tinggi berdasarkan status pengelolaan tahun
2017
perguruan tinggi di Indonesia merupakan Perguruan Tinggi
Swasta (PTS). Jumlahnya mencapai 2.375 PTS atau setara B. Lembaga litbang pemerintah
dengan 72% dari jumlah perguruan tinggi di Indonesia. Di lembaga pemerintahan, kegiatan litbang berada di
Sebaliknya, Perguruan Tinggi Negeri (PTN) yang berada bawah koordinasi kementerian, LPNK, dan pemerintah
di bawah naungan Kementerian Ristekdikti merupakan daerah di seluruh Indonesia. Saat ini terdapat 263 lembaga
perguruan tinggi dengan komposisi yang paling kecil, litbang pemerintah. Porsi terbesar berada di kementerian
yaitu hanya 118 PTN atau setara dengan 4% dari jumlah dengan jumlah 124 lembaga, disusul LPNK sebanyak 105
perguruan tinggi nasional. Di luar dua tipe perguruan lembaga, dan pemerintah daerah dengan 34 lembaga.
tinggi ini, terdapat pula perguruan tinggi yang berada di Sebagian besar litbang kementerian berada di Provinsi
bawah naungan Kementerian Agama dan K/L lainnya, yaitu Jawa Barat, yaitu sebanyak 32 lembaga. Sedangkan untuk
Perguruan Tinggi Agama (PTA) yang berjumlah 616 PT lembaga litbang LPNK, Provinsi Banten menempati posisi
(18%) dan Perguruan Tinggi Kementerian (PTK) sebanyak pertama dengan 39 lembaga. Khusus untuk pemerintah
167 PT (5%TT). daerah, terdapat beberapa lembaga yang mengampu
LANSKAP ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI INDONESIA 43

fungsi litbang, antara lain: Bappeda, Balitbangda, Balitnov, lembaga. Sedangkan pada kementerian, Kementerian
atau fungsi kombinasi diantara ketiganya. Pertanian membawahi 55 lembaga litbang, disusul
Kementerian Perindustrian dengan 27 lembaga, dan
LIPI dan BPPT sama-sama menjadi LPNK dengan jumlah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK)
lembaga litbang terbanyak, masing-masing memiliki 37 dengan 19 lembaga.

Sebaran Lembaga Litbang Pemerintah


44 LANSKAP ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI INDONESIA

C. Lembaga Intermediasi (Intermediaries) litbang yang menjadi PUI akan mendapat manfaat berupa
dana insentif operasional pengembangan PUI, prioritas
Apa itu Pusat Unggulan Iptek (PUI)? mendapatkan program insentif lain dari Kemenristekdikti, dan
Menurut Kementerian Ristekdikti, PUI merupakan suatu pembinaan intensif secara kelembagaan.
organisasi yang sudah terbentuk setidaknya 3 (tiga) tahun,
baik berdiri sendiri maupun berkolaborasi dengan organisasi
lainnya (konsorsium) yang melaksanakan kegiatan-kegiatan Pusat Unggulan Iptek (PUI)
riset bertaraf internasional pada bidang spesifik secara multi Data yang diperoleh dari Direktorat Jenderal Kelembagaan
dan interdisiplin dengan standar hasil yang sangat tinggi serta Iptek dan Dikti Kemenristekdikti menunjukkan bahwa
relevan dengan kebutuhan pengguna Iptek. Pengembangan terdapat 72 lembaga riset yang dibina dalam kurun waktu
PUI bertujuan untuk meningkatkan kapasitas dan kapabilitas 2012 hingga 2019. Jumlah lembaga riset yang dibina
lembaga litbang agar menjadi lembaga litbang yang unggul sendiri mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.
dan bertaraf internasional dalam bidang prioritas spesifik. Pada periode 2012-2014, hanya empat lembaga riset
Selain itu, dengan adanya PUI diharapkan terjadi peningkatan yang dibina, namun pada periode 2017-2019 jumlahnya
relevansi dan produktivitas serta pendayagunaan Iptek dalam meningkat hingga 23 lembaga atau hampir enam kali lipat.
sektor produksi untuk menumbuhkan perekonomian nasional
dan berdampak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat. Dari 72 lembaga riset yang dibina dalam 5 tahun terakhir,
27 lembaga telah berhasil menjadi PUI. Lembaga litbang
Agar sebuah lembaga litbang dapat menjadi PUI, tahapan yang diangkat pertama kali menjadi PUI adalah Pusat
yang perlu diikuti adalah seleksi awal dan pembinaan selama Unggulan Iptek Kelapa Sawit di Sumatera Utara pada tahun
maksimal 3 tahun. Pembinaan yang dilakukan mencakup tiga 2011. Sejak saat itu, lembaga yang ditetapkan menjadi PUI
kapasitas kelembagaan, yaitu kapasitas lembaga mengakses terus meningkat, dengan penetapan terakhir dilakukan
informasi (Sourcing Capacity), kapasitas riset (Research pada tahun 2016 kepada 8 PUI.
and Development Capacity), dan kapasitas diseminasi
(Disseminating Capacity). Lebih jauh, setiap lembaga Ke-27 PUI yang telah ditetapkan ini tersebar di 8 provinsi
LANSKAP ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI INDONESIA 45

di Indonesia dan berafiliasi dengan sejumlah lembaga induk, Berdasarkan persebaran PUI per koridor, terdapat ketim-
mulai dari kementerian, LPNK, perguruan tinggi, hingga pangan yang signifikan antara koridor Jawa dan luar Jawa.
badan usaha. Sebanyak 55% dari PUI yang ditetapkan Setidaknya terdapat 57 PUI di Pulau Jawa, setara dengan
berlokasi di Provinsi Jawa Barat, sedangkan dilihat dari 79%T dari jumlah PUI nasional. Dengan 28 PUI, Provinsi
tipe lembaga induknya kementerian dan perguruan tinggi Jawa Barat menjadi provinsi dengan jumlah PUI terban-
memegang porsi terbesar (masing-masing 8 PUI).

Sumber: Direktorat Kawasan Sains Teknologi dan Kawasan Lainnya Kemenristekdikti

Sebaran PUI di Indonesia berdasarkan provinsi dan koridor tahun 2016


46 LANSKAP ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI INDONESIA

yak. Provinsi Jawa Timur dan Banten menyusul setelahnya, sarana dengan teknologi terkini.
dengan jumlah PUI masing-masing sebanyak 10 dan 8 PUI.
Mengacu pada definisi yang diperoleh dari International STP memiliki fungsi sebagai wahana kolaborasi riset dan
pengembangan berkelanjutan yang dilakukan berbagai pihak,
terutama universitas, lembaga litbang, dan industri. Selain itu,
STP juga memiliki fungsi lain sebagai fasilitator pertumbuhan
perusahaan yang berbasis inovasi lewat proses inkubasi dan
spin-off. Tidak hanya itu, keberadaan STP juga diharapkan
dapat menarik sektor industri untuk dapat masuk ke kawasan
lewat penyediaan berbagai fasilitas berkualitas tinggi serta
Sumber: Direktorat Kawasan Sains Teknologi dan Kawasan Lainnya layanan bernilai tambah lainnya.
Kemenristekdikti

Jumlah PUI yang dibina periode 2012 – 2019 Kementerian Ristekdikti sendiri memiliki sejumlah tanggung
jawab yang perlu dijalankan sebagai upaya untuk terus
Perwujudan Nawa Cita untuk iptek: Science and Techno Park mendorong pembangunan STP di Indonesia. Salah satu yang

Association of Science Parks, kawasan sains dan teknologi utama adalah penerbitan Peraturan Presiden yang menjadi

(Science and Techno Park/STP) merupakan kawasan yang payung hukum dalam pengembangan STP di Indonesia.

dikelola oleh manajemen profesional untuk mendorong Kementerian Ristekdikti juga bertugas untuk menyusun grand

pertumbuhan ekonomi secara berkelanjutan melalui design dan NSPK untuk pengembangan STP di Indonesia.

penguasaan, pengembangan, dan penerapan Iptek yang Lebih jauh, mengingat ada sejumlah kementerian/lembaga

relevan. Keberadaan STP menjadi penting karena tertuang di yang juga turut membangun dan mengembangkan STP, maka

dalam Nawa Cita Presiden Joko Widodo, yaitu: Kementerian Ristekdikti memiliki tugas dalam melakukan
koordinasi secara nasional dengan berbagai institusi tersebut.

Membangun sejumlah Science dan Techno Park di daerah-


daerah, politeknik dan SMK-SMK dengan prasarana dan Pada tahun 2016, Kementerian Ristekdikti fokus pada
LANSKAP ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI INDONESIA 47

Kawasan sains dan teknologi melaksanakan pembangunan 100 STP di Indonesia, namun
pembangunan dan pengembangan kawasan sains dan saat ini Kementerian Ristekdikti menargetkan 66 STP
teknologi atau STP di 9 lokasi, yaitu: yang akan dibangun/dikembangkan di seluruh Indonesia.
1.Papua Barat Sebagian besar STP berada di Pulau Jawa, tepatnya 26 STP
2.Kalimantan Utara atau 39% dari jumlah STP nasional. Jawa Barat menjadi
3.Sragen provinsi dengan STP terbanyak yaitu 10 STP, disusul Jawa
4.Solo Tengah (9 STP) dan Sulawesi Selatan (6 STP). Proporsi
5.Palembang STP di kawasan Indonesia Timur (Bali, Nusa Tenggara,
6.Kaur Maluku, dan Papua) masih sangat minim, yaitu hanya 11
7.Riau STP. Artinya, hanya 1 dari 6 STP di Indonesia yang berada
8.Sumbawa di kawasan Indonesia Timur.
9.Jepara (dilimpahkan dari Kementerian/Lembaga lain)
Pada awalnya, Presiden Joko Widodo meminta untuk

Sumber: Direktorat Kawasan Sains dan Teknologi Kemenristekdikti


Sebaran STP berdasarkan area di Indonesia tahun 2016
48 LANSKAP ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI INDONESIA

Jika mengacu pada 10 fokus riset yang tercantum dalam Meskipun sebagian besar STP memiliki fokus hanya pada
Prioritas Riset Nasional (PRN) 2017-2019, maka terlihat satu fokus riset saja, namun terdapat beberapa STP yang
bahwa bidang pangan dan pertanian menjadi salah satu fokus pada beberapa bidang. Sebagai contoh, Samosir
fokus utama yang coba dikejar dalam pembangunan Techno Park yang berada di Sumatera Utara memiliki fokus
STP di Indonesia. Hal ini terlihat dari dominasi STP yang pada bidang kemaritiman dan energi terbarukan. Secara
memiliki fokus riset di bidang ini, yaitu sebanyak 37 STP. spesifik, STP ini berfokus pada budidaya ikan, aplikasi
Persebarannya pun cukup merata di seluruh wilayah hybrid renewable energy untuk perikanan, serta aplikasi
Indonesia, walaupun tetap dominan di pulau Jawa yaitu mikro organisme untuk pengolahan limbah perikanan.
sebanyak 14 STP. Bidang lain yang menjadi fokus dari STP Contoh lain adalah Techno Park Cimahi yang memiliki fokus
di Indonesia adalah Kemaritiman (13 STP) dan TIK (7 STP). pada bidang pangan dan digital kreatif. Tercatat, ada 8 STP
yang berfokus pada lebih dari satu bidang.

Sumber: Direktorat Kawasan Sains dan Teknologi Kemenristekdikti


Persebaran STP berdasarkan fokus riset PRN 2017-2019
LANSKAP ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI INDONESIA 49

Klasifikasi kawasan sains dan teknologi di Indonesia juga


dapat dibagi berdasarkan skalanya (nasional dan lokal)
ataupun berdasarkan fokusnya (sains saja, teknologi saja,
ataupun keduanya). Pembagian ini menghasilkan 4 jenis
taman sains dan teknologi, yaitu National Science and Techno
Park (NSTP), Science and Techno Park (STP), Science Park
(SP), dan Techno Park (TP). Data dari Direktorat Kawasan
Sains & Teknologi Kementerian Ristekdikti menunjukkan Sumber: Direktorat Kawasan Sains dan Teknologi Kemenristekdikti
bahwa sebanyak 54 taman sains dan teknologi merupakan Sebaran STP berdasarkan jenis kawasan dan tipe pembangunan
Techno Park, sedangkan hanya 8 taman sains dan teknologi tahun 2016

yang merupakan Science Park. Lebih jauh, porsi STP hanya Pada tahun 2016 telah ditargetkan 14 STP yang sudah
sebanyak 4 buah, dengan 1 STP yang berskala nasional mencapai status mature, namun hasil evaluasi yang dilaku-
(National Science and Techno Park) yaitu Science and kan menunjukkan bahwa terdapat 12 STP mature. Pe-
Technology Park LIPI, Cibinong. nilaian ini didasarkan atas sejumlah indikator, antara lain:
1. Telah melaksanakan riset secara berkesinambungan;
Dari ke-66 kawasan sains dan teknologi ini, tidak 2. Melayani dan menarik industri ke kawasan;
semuanya berstatus baru. Ada 20 lokasi yang merupakan 3. Menghasilkan perusahaan pemula berbasis teknologi;
pengembangan, dan 13 diantaranya adalah Techno Park. dan
Sisanya, yaitu sebanyak 46 lokasi, merupakan proyek 4. Menghasilkan teknologi yang dibutuhkan masyarakat.
baru yang tersebar di seluruh Indonesia. Mayoritas
pembangunannya sendiri kembali terpusat di kawasan Kedua belas STP tersebut adalah:
Indonesia bagian barat, dimana 26 dari 46 lokasi STP baru
berada di pulau Jawa dan Sumatera.
50 LANSKAP ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI INDONESIA

Ristekdikti serta BPPT yang masing-masing bertanggung


jawab terhadap pelaksanaan 8 STP di Indonesia.
D. Lembaga litbang industri

Seperti yang sudah dibahas sebelumnya, kondisi terkini


terkait kegiatan litbang di sektor industri belum banyak
diketahui. Karena itu, Kemenristekdikti kini mencoba
memetakan para pelaku litbang industri lewat survei yang
diadakan pada tahun 2016. Hasil survei ini menunjukkan
bahwa terdapat 210 lembaga litbang industri yang tersebar
Pelaksanaan kawasan sains dan teknologi ini secara umum di 17 provinsi di seluruh Indonesia. 191 industri berada di
dilakukan oleh 4 kementerian dan 3 LPNK. Porsi terbesar Pulau Jawa atau mencapai 91%. Hal ini menunjukkan belum
dipegang oleh Kementerian Pertanian dengan 22 STP, meratanya keberadaan industri di seluruh Indonesia dan
dimana 16 diantaranya merupakan STP yang baru akan masih terlalu terpusat di Pulau Jawa.
dibangun. Kementerian Kelautan dan Perikanan berada di
peringkat kedua dengan total 10 STP, disusul Kementerian

Sumber: Pusdatin Iptek Dikti


Sumber: Direktorat Kawasan Sains dan Teknologi Kemenristekdikti
Persebaran industri pelaku litbang dan tenaga kerja litbang industri
Sebaran STP berdasarkan lembaga pelaksana berdasarkan area tahun 2016
LANSKAP ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI INDONESIA 51

BAB IV
PRODUKSI IPTEK : PRIORITAS
dan KOLABORASI
52 LANSKAP ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI INDONESIA
LANSKAP ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI INDONESIA 53
4.1 Mencari prioritas riset nasional
Dalam sejarah perkembangan Iptek di Indonesia, terdapat kompetensi riset; jaringan kelembagaan dan peneliti di
berbagai dokumen yang berusaha merumuskan fokus atau ranah lokal, regional, dan global yang belum terbangun
prioritas riset yang dibutuhkan oleh Indonesia. Beberapa optimal; hasil litbang nasional yang belum relevan dan
dokumen tersebut antara lain: belum produktif menjawab kebutuhan masyarakat; serta
pendayagunaan litbang yang belum optimal.
1. Buku Putih Penelitian, Pengembangan, dan Penerapan
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi 2005-2025 Tantangan-tantangan di atas menyebabkan beberapa
2. Kebijakan Strategis Nasional Bidang Ilmu Pengetahuan implikasi. Tidak sinerginya aktor-aktor yang memproduksi
dan Teknologi (Jakstranas) Iptek (perguruan tinggi, lembaga litbang pemerintah,
3. Agenda Riset Nasional (ARN) dengan litbang industri) mengakibatkan redundansi
4. Iptek dalam Masterplan Percepatan dan Perluasan Pem riset dan pengembangan. Hasil riset yang dihasilkan pun
bangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) belum dapat menjawab kebutuhan masyarakat dan dunia
industri. Lebih jauh, pemanfaatan sumber daya riset
Setiap dokumen di atas disusun melalui proses (personil litbang, anggaran, fasilitas riset, dan regulasi)
panjang tidak hanya dari segi waktu, melainkan juga belum optimal.
energi yang dikeluarkan untuk itu. Namun, sayangnya,
dalam proses penyusunan belum mempertimbangkan Berbagai ketidaksinambungan yang terjadi menekankan
aspek implementasi, monitoring, serta evaluasi. pentingnya acuan yang dapat mengintegrasikan semua
Sehingga, dokumen-dokumen tersebut tidak dapat sumber daya riset. Oleh karena itu, Kementerian
diimplementasikan secara optimal. Ristekdikti berinisiatif merumuskan Rencana Induk Riset
Nasional (RIRN). RIRN ini akan berlaku untuk kurun
Lebih jauh, Indonesia masih mengalami berbagai waktu 2017-2045. Selama periode tersebut, RIRN terbagi
tantangan dalam produksi Iptek. Tantangan-tantangan ke beberapa tahapan. Pada setiap tahap, diidentifikasi
yang teridentifikasi antara lain: lemahnya kapasitas dan prioritas-prioritas riset nasional.
54 LANSKAP ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI INDONESIA

Untuk tahap atau periode pertama, diidentifikasi 10 6. Pertahanan dan keamanan


prioritas riset yang tergabung pada Prioritas Riset Nasional 7. Material maju
(PRN) 2017-2019: 8. Kemaritiman
1. Pangan – pertanian 9. Kebencanaan
2. Energi – energi baru dan terbarukan 10. Sosial humaniora – seni budaya – pendidikan
3. Kesehatan – obat
4. Transportasi Secara lebih detail, prioritas riset nasional sampai dengan
5. Teknologi informasi dan komunikasi (TIK) tahun 2019 adalah sebagai berikut:

A. Pangan – Pertanian

Program prioritas riset nasional bidang pangan - pertanian


LANSKAP ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI INDONESIA 55

B. Energi – Energi baru dan terbarukan

Program prioritas riset nasional bidang energi-enrgi baru dan terbarukan


56 LANSKAP ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI INDONESIA

C. Kesehatan – Obat

Program prioritas riset nasional bidang kesehatan - obat


LANSKAP ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI INDONESIA 57

D. Transportasi

Program prioritas riset nasional bidang transportasi


58 LANSKAP ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI INDONESIA

E. Teknologi informasi dan komunikasi (TIK)

Program prioritas riset nasional bidang teknologi informasi dan komunikasi (TIK)
LANSKAP ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI INDONESIA 59

F. Pertahanan dan keamanan

Program prioritas riset nasional bidang pertahanan dan keamanan


60 LANSKAP ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI INDONESIA

G. Material maju

Program prioritas riset nasional bidang material maju


LANSKAP ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI INDONESIA 61

H. Kemaritiman

Program prioritas riset nasional bidang kemaritiman


62 LANSKAP ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI INDONESIA

I. Kebencanaan

Program prioritas riset nasional bidang kebencanaan


LANSKAP ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI INDONESIA 63

J. Sosial humaniora – seni budaya – pendidikan

Program prioritas riset nasional bidang sosial humaniora - seni budaya - pendidikan
64 LANSKAP ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI INDONESIA

4.2 Insentif untuk riset Indonesia


Kementerian Ristekdikti telah mengeluarkan insentif riset mencatat setidaknya ada 65.409 judul penelitian yang
selama beberapa dekade. Insentif ini dikeluarkan melalui diberikan insentif dengan total nilai insentif mencapai Rp
berbagai macam program, seperti: PUSNAS (Penelitian 4,2 trilyun. Sekian banyak judul penelitian tersebar ke
Unggulan Strategis Nasional), INSINAS (Insentif Sistem beberapa bidang, antara lain: energi baru dan terbarukan,
Inovasi Nasional), program hibah, program kompetitif humaniora, kemaritiman, ketahanan pangan, material
nasional, penelitian kerja sama, dan sebagainya. maju, teknologi dan manajemen transportasi, teknologi
informasi dan komunikasi, teknologi kesehatan dan obat-
Pada periode 2011-2015, Kementerian Ristekdikti obatan, teknologi pertahanan dan keamanan, dan lain-lain.

Sumber: Simlitabmas
Sebaran judul dan dana penelitian yang diberikan insentif (2011-2015)
LANSKAP ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI INDONESIA 65

Sumber: Simlitabmas
Sumber: Simlitabmas
Jumlah penelitian periode (2011-2015)
Jumlah dana penelitian periode (2011-2015)
Dana penelitian paling besar diberikan pada riset-riset de
ngan topik humaniora. Jumlah penelitian yang paling 4.3 Kolaborasi dalam produksi Iptek
banyak pun adalah penelitian-penelitian dengan topik
Penelitian seringkali memerlukan terjadinya kolaborasi
humaniora. Jika dihitung berapa nilai insentif per judul
antar aktor. Kolaborasi yang selaras antara masing-masing
penelitian, maka riset-riset dengan topik humaniora
pemangku kepentingan akan mendorong pengembangan
menjadi riset-riset yang mendapatkan insentif paling kecil,
produksi Iptek yang dapat memanfaatkan sumber
rata-rata Rp 39,34 juta per judul penelitian. Riset yang
daya penelitian secara optimal. Saat ini, Kementerian
mendapatkan rata-rata insentif paling besar adalah riset-
Ristekdikti dan LPNK yang berada di bawah koordinasinya
riset dengan topik material maju, yaitu rata-rata Rp 2,1
berkolaborasi dengan banyak aktor.
milyar per judul penelitian.
66 LANSKAP ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI INDONESIA

Sumber: KSKP Ristekdikti

Jumlah Kerja Sama antara Kemenristekdikti dan LPNK-nya Saat Ini (2017)

Sumber: KSKP Ristekdikti

Jumlah Kerja Sama antara Kementerian Ristekdikti dan LPNK-nya Saat Ini (2017)
LANSKAP ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI INDONESIA 67

Kerja sama dilakukan dengan berbagai jenis lembaga dan/ prioritas riset nasional. Sehingga, redundansi judul
atau organisasi, antara lain: pihak swasta, perguruan tinggi penelitian, inefisiensi pemanfaatan sumber daya riset, atau
negeri dan swasta, pemerintah daerah, sesama LPNK yang ketidakjelasan arah pengembangan Iptek dapat dihindari.
berada di bawah Kementerian Ristekdikti, K/L lain, luar
negeri, organisasi masyarakat sipil, dan kerja sama yang
melibatkan banyak pihak.

Kementerian Ristekdikti saat ini memiliki perjanjian


kerja sama dengan 194 lembaga lainnya. Sedangkan
di antara LPNK, LIPI adalah LPNK yang paling banyak
memiliki perjanjian kerja sama dengan lembaga lain, yaitu
sebanyak 187 kerja sama. Kementerian Ristekdikti sebagai
perwakilan pemerintah Indonesia di bidang Iptek, banyak
melakukan kerja sama dengan pihak luar negeri (total
60 kerja sama). LIPI, LAPAN, dan BPPT paling banyak
melakukan kerja sama dengan pemerintah daerah dengan
jumlah kerja sama sebanyak 57, 48, dan 28 kerja sama.
BAPETEN dan BATAN paling banyak melakukan kerja
sama dengan perguruan tinggi negeri, yaitu sebanyak 25
dan 16 kerja sama. Sedangkan BSN paling banyak kerja
sama dengan perguruan tinggi swasta, yaitu sebanyak 15
kerja sama.

Kultur kolaborasi perlu ditingkatkan tidak hanya pada


tataran kelembagaan, namun juga dalam tataran rumusan
68 LANSKAP ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI INDONESIA
LANSKAP ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI INDONESIA 69

BAB V
PRODUK IPTEK INDONESIA
70 LANSKAP ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI INDONESIA
LANSKAP ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI INDONESIA 71

5.1 Kinerja Publikasi Ilmiah Indonesia A. Perbandingan publikasi ilmiah Indonesia di level
ASEAN
Publikasi ilmiah merupakan salah satu luaran produk Iptek
Data yang didapat dari Scopus menyebutkan bahwa
yang diharapkan dapat dihasilkan oleh para peneliti litbang
Indonesia telah menghasilkan 44.835 publikasi ilmiah
nasional. Dengan mempublikasikan hasil penelitian, maka
selama kurun waktu tahun 2013 hingga 2017. Jumlah ini
wawasan keilmuan para peneliti akan diketahui dan diakui
masih cukup tertinggal jika dibandingkan dengan pesaing
oleh masyarakat yang lebih luas. Hal ini tentunya akan
terdekat Indonesia di ASEAN. Sebagai perbandingan,
memberikan manfaat yang besar bagi berbagai pihak,
dalam periode yang sama, jumlah publikasi Indonesia
terutama bagi mereka yang benar-benar membutuhkan.
hanya 69% dari jumlah publikasi Thailand, 46,8% dari
Lebih jauh, keberadaan publikasi ilmiah dapat menjadi
jumlah publikasi Singapura, dan hanya 33,8% dari jumlah
wujud kontribusi nyata insan akademik di Indonesia dalam
publikasi Malaysia. Hal ini cukup ironis mengingat
mendorong perkembangan Iptek dan inovasi di tataran
secara kuantitas sumber daya manusia jumlah penduduk
global. Dengan demikian, nama Indonesia pun secara tidak
Indonesia mencapai 8 kali lipat jumlah penduduk Malaysia.
langsung akan terangkat dan memberikan citra yang positif.
Namun dari sisi produktivitas, jumlah publikasi Indonesia
justru tertinggal 4 kali lipat dibandingkan Malaysia.
Sayangnya, fakta yang ada menunjukkan bahwa budaya
mendokumentasikan hasil penelitian dalam bentuk
Meskipun secara kuantitas masih teringgal, namun jika
publikasi ilmiah masih relatif rendah di Indonesia. Masalah
dilihat dari pertumbuhan jumlah publikasi terlihat bahwa
ini cukup terasa terutama di level perguruan tinggi, dimana
publikasi Indonesia mengalami kenaikan yang cukup
para dosen dan mahasiswa cenderung memilih untuk
signifikan. Tercatat bahwa selama periode tahun 2013
menjalankan kegiatan belajar mengajar tanpa disertai
hingga 2017 jumlah publikasi Indonesia tumbuh sebesar
pelaksanaan kegiatan penelitian secara mendalam.
61%, paling tinggi dibanding negara ASEAN lainnya.
Akibatnya, kualitas dan kuantitas publikasi ilmiah di
Bahkan, pada tahun 2017 jumlah publikasi Indonesia sudah
Indonesia menjadi semakin tertinggal dibandingkan
melewati Thailand sebagai salah satu pesaing terdekat
negara-negara lain, bahkan di antara negara-negara
di ASEAN. Jika pada tahun 2013 selisih publikasi antara
ASEAN sekalipun.
72 LANSKAP ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI INDONESIA

Indonesia dan Thailand mencapai 7.139 publikasi, maka B. Perbandingan publikasi nasional dan internasional
pada tahun 2017 jumlah publikasi Indonesia sudah unggul
Dalam skala nasional, analisis yang lebih mendalam dapat
1.536 publikasi dibandingkan Thailand. Ke depannya,
dilakukan dengan melakukan komparasi antara statistik
diperkirakan tren publikasi ilmiah Indonesia akan terus
publikasi nasional dan publikasi internasional. Data yang
meningkat, dimana hal ini didorong oleh berbagai insentif
didapat dari PDII LIPI dan disandingkan dengan data
penelitian yang diberikan oleh Kementerian Ristekdikti.
Scopus menunjukkan bahwa para peneliti Indonesia
cenderung membuat publikasi nasional dibandingkan
internasional. Hal ini terlihat dari rasio rata-rata publikasi
nasional terhadap publikasi internasional yang mencapai
5:1. Bahkan, pada tahun 2013 rasio tersebut sempat
mencapai 15:1. Namun, dalam tiga tahun terakhir terjadi
tren penurunan total publikasi nasional hingga hanya
memiliki 31.205 publikasi pada tahun 2016, sedangkan
total publikasi internasional terus mengalami peningkatan
hingga mencapai angka 11.964 publikasi pada tahun 2016.

Sumber: SCImago Journal and Country Rank Sumber: PDII LIPI dan SCImago Journal and Country Rank
Perbandingan publikasi ilmiah internasional Indonesia dengan Perbandingan publikasi nasional dan internasional periode 2011-
Malaysia, Singapura, dan Thailand periode 2011-2016 2016
LANSKAP ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI INDONESIA 73

Sebaran publikasi internasional


Jika dilihat berdasarkan lembaga yang menghasilkan yang mencapai 187 publikasi. Kementerian Pertanian dan
publikasi internasional, maka terlihat ketimpangan Kementerian ESDM menyusul di bawahnya dengan jumlah
produktivitas yang cukup besar antara satu institusi dengan publikasi masing-masing 47 publikasi dan 17 publikasi.
institusi lainnya. Secara spesifik, dapat dikatakan bahwa
LPNK yang berada di bawah koordinasi Kementerian Hal lain yang menarik adalah konsistensi lembaga litbang
Ristekdikti cukup produktif dalam menghasilkan publikasi pemerintah dalam menghasilkan publikasi internasional.
internasional. Data yang dirilis Pusdatin Iptek Dikti Ternyata, sejak tahun 2010 hingga 2016 hanya 5 lembaga
Kemenristekdikti menyebutkan bahwa selama tahun 2010 (LIPI, BPPT, BATAN, LBM Eijkman, dan Kementerian
hingga 2016 LIPI menjadi lembaga terproduktif dalam Kesehatan) yang rutin menghasilkan publikasi internasional
menghasilkan publikasi internasional dengan capaian setiap tahun. Sisanya masih belum cukup produktif dan
1.433 publikasi. Pertumbuhannya pun cukup baik hingga konsisten dalam menghasilkan publikasi internasional.
mencapai 4 kali lipat dalam kurun waktu 7 tahun. BPPT,
BATAN, dan LBM Eijkman menyusul di bawahnya, masing-
masing dengan capaian 258 publikasi, 244 publikasi, dan
159 publikasi. Akan tetapi, LAPAN produktivitas yang
kurang karena hanya menghasilkan 28 publikasi yang
terakhir dibuat pada tahun 2013.

Ada tiga kementerian yang turut berkontribusi dalam Sumber: Pusdatin Iptek Dikti
melakukan publikasi ilmiah di level internasional. Ketiga Jumlah publikasi internasional berdasarkan lembaga periode 2010-
2016
kementerian itu adalah Kementerian Kesehatan, Kemen-
terian Pertanian, dan Kementerian ESDM. Kementerian Jika dilihat dari bidang ilmunya, maka terlihat bahwa
Kesehatan menjadi kementerian yang cukup menonjol 86% publikasi berasal dari rumpun sains dan teknologi,
dalam hal publikasi internasional, dengan jumlah publikasi sedangkan 13% berasal dari rumpun sosial. Di luar kedua
74 LANSKAP ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI INDONESIA

rumpun ini, terdapat 1% publikasi dengan multidisiplin ilmu. untuk rumpun ilmu sosial, publikasi terbanyak adalah dari
Untuk rumpun sains dan teknologi, publikasi terbanyak bidang sains sosial (6%), bisnis, manajemen, dan akuntansi
adalah dari bidang teknik, ilmu komputer, dan agrikultur, (3 %) serta ekonomi (2%).
dengan total porsi ketiganya mencapai 37 %. Sedangkan

Sumber: Pusdatin Iptek Dikti


Sebaran publikasi internasional berdasarkan bidang ilmu tahun 2015
LANSKAP ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI INDONESIA 75

C. Publikasi jurnal dan konferensi


Publikasi jurnal yang dilakukan oleh peneliti Indonesia nasional terakreditasi. Tercatat bahwa pertumbuhan
mengalami pasang surut selama periode tahun 2011 publikasi untuk tipe jurnal ini cenderung stagnan, bahkan
hingga 2015. Data yang diperoleh dari Direktorat Jenderal sempat mengalami penurunan sebesar 7,4% dan 6,8% bila
Penguatan Riset dan Pengembangan Kementerian dibandingkan pada tahun sebelumnya. Jumlah publikasi
Ristekdikti menunjukkan bahwa terdapat tiga jenis jurnal nasional tertinggi terdapat di tahun 2011, yaitu
publikasi jurnal, yaitu jurnal internasional, jurnal nasional sebanyak 1.413 publikasi. Namun jumlah ini bahkan
terakreditasi Kementerian Ristekdikti, serta jurnal masih di bawah jumlah publikasi terendah pada jurnal
nasional yang tidak terakreditasi namun memiliki ISSN. internasional, yaitu sebesar 2.057 publikasi pada tahun
Perbandingan jumlah publikasi pada ketiga jenis jurnal 2011.
tersebut menunjukkan bahwa lebih dari 60% publikasi
jurnal yang dihasilkan merupakan publikasi pada jurnal Selain jurnal, konferensi merupakan bentuk luaran lain
nasional yang tidak terakreditasi. Bahkan, jumlah publikasi dari publikasi ilmiah. Biasanya, fokus dari publikasi ilmiah
di jurnal nasional tidak terakreditasi ini sempat mencapai konferensi adalah menyampaikan temuan-temuan dari
20.948 di tahun 2013 yang berarti tumbuh 45% dibanding penelitian yang sedang dikerjakan. Oleh karena itu,
tahun sebelumnya. publikasi konferensi akan bermanfaat bagi peneliti karena
mereka akan mendapatkan umpan balik dan masukan dari
Tren yang cukup positif juga ditemukan pada jumlah para peninjau sehingga kualitas penelitian tersebut dapat
publikasi jurnal internasional. Jika pada tahun 2011 baru ditingkatkan.
terdapat 2.057 publikasi jurnal internasional, maka pada
tahun 2015 jumlahnya meningkat 4 kali lipat menjadi Data dari Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan
8.091 publikasi. Pertumbuhan rata-rata publikasi jurnal Pengembangan Kemenristekdikti mencatat bahwa
internasional sendiri adalah sebesar 28,8% per tahun. terdapat tiga jenis publikasi konferensi, yaitu konferensi
internasional, regional dan nasional. Secara umum,
Sayangnya, hal yang berbeda ditemukan pada jurnal jumlah publikasi konferensi Indonesia terus mengalami
76 LANSKAP ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI INDONESIA

pertumbuhan yang positif dari tahun ke tahun. Jika pada 5.2 Kinerja Hak Kekayaan Intelektual
tahun 2011 hanya terdapat sebanyak 4.560 publikasi
Hak Kekayaan Intelektual (HKI) merupakan bentuk
konferensi, maka pada tahun 2015 jumlah ini meningkat
luaran lain dari suatu penelitian selain publikasi jurnal
lebih dari 3 kali lipat menjadi 14.809 publikasi konferensi.
dan konferensi. Secara definisi, HKI merupakan hak
eksklusif yang diberikan negara kepada penemu/pencipta/
Jika ditelaah lebih dalam, publikasi konferensi internasional
pendesain atas hasil karya cipta yang dihasilkan. Beberapa
dan nasional selalu mengalami pertumbuhan yang positif
tipe HKI yang akan dibahas lebih dalam antara lain
dari tahun ke tahun. Proporsi dari kedua jenis publikasi
hak cipta, paten, dan paten sederhana. Selain itu, akan
konferensi ini bahkan mencapai lebih dari 90 persen
dijabarkan juga sejumlah produk dan jasa teknologi yang
setiap tahun. Sedangkan untuk konferensi regional,
dihasilkan oleh para pelaku litbang untuk memperlihatkan
pertumbuhannya dapat dikatakan cukup dinamis. Setelah
tingkat produktivitas sektor litbang di Indonesia.
sempat menyentuh angka tertinggi yaitu 1.214 publikasi
pada tahun 2014, jumlah publikasi konferensi regional A. Pertumbuhan produk inovasi di Indonesia
merosot hingga 42% ke angka 704 publikasi pada tahun
Salah satu indikator untuk mengukur pencapaian
2015. Lebih jauh, proporsi konferensi regional bisa dibilang
program Kementerian Ristekdikti tahun 2015-2019
cukup kecil yaitu kurang dari 10%.
adalah meningkatnya kapasitas inovasi di Indonesia.
Hal ini dijabarkan dengan parameter jumlah produk
inovasi, yaitu produk hasil litbang yang telah diproduksi
dan dimanfaatkan pengguna. Pada tahun 2016 sendiri
ditargetkan ada 15 produk inovasi yang direalisasikan.
Namun ternyata terdapat 30 produk inovasi yang berhasil
direalisasikan pada tahun 2016, yang berarti melebihi
Sumber: Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan target yang dicanangkan. Angka ini pun lebih tinggi 200%
Kemenristekdikti dari pencapaian tahun 2015. Untuk tahun 2017 sendiri
Jumlah publikasi jurnal dan konferensi periode 2011-2015
Kementerian Ristekdikti menargetkan adanya 20 produk
LANSKAP ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI INDONESIA 77

inovasi yang dimanfaatkan di masyarakat. intelektual dengan jumlah paling sedikit dengan hanya 218
kekayaan intelektual dalam kurun waktu tersebut.

Jika dianalisis berdasarkan persebaran HKI di berbagai


bentuk institusi pendidikan, maka terlihat bahwa
universitas memegang porsi terbesar untuk HKI dengan
persentase mencapai 83%. Hak cipta menjadi tipe HKI yang
Sumber: Laporan tahunan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi paling dominan ditemui di universitas, dengan persentase
2016 yang mencapai lebih dari 50%. Posisi kedua institusi
Indikator dan capaian Program Kemenristekdikti (Indikator Nomor pendidikan dengan HKI terbanyak ditempati institut
05) 2015-2019
dengan 338 kekayaan intelektual (9,3%) disusul sekolah
tinggi dengan 176 kekayaan intelektual (4,8%). Berbeda
dengan universitas, paten justru menjadi kekayaan
B. Pertumbuhan jumlah produk riset dan HKI
intelektual yang dominan di institut (276 paten) walaupun
di Indonesia
jumlahnya masih jauh di bawah paten di universitas (1257
Data yang diperoleh dari Direktorat Jenderal Penguatan paten).
Riset dan Pengembangan Kementerian Ristekdikti
memperlihatkan bahwa selama tahun 2010 hingga 2015
terdapat tren pertumbuhan jumlah kekayaan intelektual
Hak Cipta
yang cukup positif. Jika pada tahun 2010 hanya terdapat
349 kekayaan intelektual, maka pada tahun 2015
jumlahnya hingga hampir 4 kali lipat menjadi 1.112
kekayaan intelektual. Sebanyak 50% dari jumlah kekayaan
intelektual yang dihasilkan selama periode tersebut sumber: Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan
merupakan hak cipta, diikuti dengan paten yang jumlahnya Kemenristekdikti
Pertumbuhan jumlah HKI periode tahun 2010-2015
mencapai 43%. Paten sederhana sendiri menjadi kekayaan
78 LANSKAP ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI INDONESIA

Sumber: Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan


Kemenristekdikti
Sebaran HKI berdasarkan bentuk pendidikan tahun 2010-2015 Sumber: Direktorat Jenderal HKI Kemenkumham

C. Pertumbuhan jumlah paten dan paten sederhana Pertumbuhan Jumlah Paten yang terdaftar di Ditjen HKI tahun
di Indonesia 2010-2015

Informasi mengenai paten-paten yang terdaftar secara Jika dilihat berdasarkan lembaga litbang pemerintah,
nasional bisa didapatkan di Direktorat Jenderal HKI di terlihat bahwa sepanjang tahun 2013 hingga 2015
Kementerian Hukum dan HAM. Data yang diperoleh terdapat 172 paten yang diusulkan. Namun, hanya 81
menunjukkan bahwa sejak tahun 2010 hingga 2015 terjadi paten yang disetujui atau setara dengan 47%. Dari angka
peningkatan yang cukup signifikan hingga hampir 2 kali ini, tidak semua paten dikomersialisasikan karena hanya
lipat dalam hal jumlah paten terdaftar. Namun jika ditelaah 31 paten yang dikembangkan untuk proses komersialisasi.
lebih jauh terdapat perbedaan yang cukup mencolok jika BPPT menjadi lembaga yang mengusulkan paling banyak
dilakukan perbandingan antara paten domestik dengan paten dalam kurun waktu tersebut dengan jumlah 39 paten.
paten asing. Dapat dilihat bahwa paten asing masih sangat Namun, hanya 36% dari jumlah tersebut yang disetujui.
mendominasi dibandingkan paten domestik, dengan Sebaliknya, LIPI memiliki jumlah paten yang disetujui
perbandingan yang bisa mencapai 10 kali lipat. Lebih jauh, yang tertinggi. Tercatat, dari 36 paten yang diusulkan ada
pertumbuhan paten domestik juga cenderung stagnan bila 25 paten yang disetujui. Sayangnya, jumlah paten yang
dibandingkan paten asing. dikomersialisasi oleh LIPI dan BPPT masih rendah, yaitu
LANSKAP ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI INDONESIA 79

masing-masing 3 paten. LAPAN menjadi lembaga dengan paten yang disetujui dan tidak ada paten sederhana yang
jumlah paten tertinggi yang dikomersialisasi, 12 paten yang dikomersialisasikan.
berhasil dikomersialisasi dari 16 yang diusulkan. Data yang
berasal dari survei ini menunjukkan bahwa terdapat jarak
yang cukup besar antara paten yang diusulkan dengan
yang disetujui dan dikomersialisasikan.
t
172
Usulan

Sumber: Hasil survei Pusdatin Iptek Dikti (2016)

Sebaran paten berdasarkan lembaga litbang pemerintah tahun Sumber: Hasil survei Pusdatin Iptek Dikti (2016)
2013 -2015
Sebaran paten sederhana berdasarkan lembaga litbang pemerintah
Statistik yang kurang lebih mirip ditemukan juga pada tahun tahun 2013 -2015
sebaran paten sederhana. Survei yang dilakukan
D. Produk dan jasa teknologi
Kementerian Ristekdikti mencatat bahwa hanya terdapat
13 paten sederhana yang diusulkan oleh 4 lembaga, yaitu Selain paten dan paten sederhana, kinerja luaran penelitian
LIPI, Kementerian Pertanian, Kementerian Kesehatan, dan dapat dilihat juga dari jenis produk atau jasa teknologi yang
Kementerian Kelautan dan Perikanan. Sayangnya, hanya 4 dihasilkan. Beberapa contoh produk atau jasa teknologi
80 LANSKAP ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI INDONESIA

tersebut antara lain desain, karya seni, kebijakan, model, 2013 hingga 2015 terdapat 203 produk yang dihasilkan
prototipe, rekayasa sosial, serta teknologi tepat guna (TTG). oleh 4 LPNK dan 7 kementerian. Sebanyak 61% dari
Berdasarkan data Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan jumlah produk ini merupakan produk yang telah berhasil
Pengembangan Kemenristekdikti, model dan TTG menjadi dikomersialisasikan, dengan jumlah rata-rata 41 produk
produk dan jasa teknologi yang paling banyak dihasilkan per tahun. Walaupun sempat mengalami penurunan
selama kurun waktu tahun 2014 hingga 2015 dengan pada tahun 2014, namun jumlah produk yang berhasil
proporsi rata-rata kedua produk ini mencapai lebih dari 50%. dikomersialisasikan meningkat di tahun 2015 hingga
Mengacu pada survei Kementerian Ristekdikti, pada tahun mencapai 51 produk.

Berdasarkan jenis lembaga, Kementerian Pertanian menjadi


kementerian dengan produk teknologi terbanyak yang
dihasilkan. Selama tahun 2013 hingga 2015, Kementerian
Pertanian berhasil menghasilkan 64 produk, 58 produk di
antaranya berhasil dikomersialisasikan. Jumlah ini sangat
tinggi bila dibandingkan dengan Kementerian Lingkungan
Hidup dan Kehutanan yang hanya menghasilkan 16
produk dalam kurun waktu 3 tahun tersebut. Sementara
untuk LPNK, LIPI dan BPPT bersaing cukup ketat dalam
menghasilkan produk teknologi, dimana LIPI menghasilkan
38 produk sedangkan BPPT menghasilkan 35 produk.

Sumber: Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan


Kemenristekdikti

Jumlah produk berdasarkan kategori tahun 2014-2015


LANSKAP ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI INDONESIA 81

Sumber: Hasil survei Pusdatin Iptek Dikti (2016)

Jumlah produk teknologi yang dihasilkan lembaga tahun 2013-2015

Selain produk teknologi, lembaga-lembaga di atas juga


menghasilkan jasa teknologi sebanyak 189 jasa dalam
kurun waktu 2013 hingga 2015. Pertumbuhannya sendiri Sumber: Hasil survei Pusdatin Iptek Dikti (2016)

cenderung dinamis karena pada tahun 2014 sempat Jumlah jasa teknologi yang dihasilkan lembaga tahun 2013-2015
mengalami penurunan dari 63 jasa ke 25 jasa. Namun
pada tahun 2015 jumlah jasa teknologi yang dihasilkan
meningkat hingga mencapai 101 jasa. Kementerian
5.3 Produk litbang industri
Ristekdikti menjadi kementerian yang paling produktif Selain oleh perguruan tinggi dan litbang pemerintah, litbang
dalam menghasilkan jasa teknologi, dengan jumlah rata- industri juga berperan dalam menghasilkan berbagai
rata 15 jasa per tahun. Untuk LPNK, LIPI menjadi lembaga macam luaran hasil kegiatan litbang. Survei yang dilakukan
terproduktif dengan capaian 41 jasa teknologi, dimana 31 Kementerian Ristekdikti pada tahun 2016 berhasil
diantaranya dihasilkan pada tahun 2015. menjaring sejumlah luaran yang dihasilkan oleh para pelaku
82 LANSKAP ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI INDONESIA

litbang industri. Hasil survei tersebut menunjukkan bahwa dan 70 buah (17%). Menariknya, publikasi ilmiah yang
spesifikasi produk dan desain industri menjadi luaran dihasilkan pelaku litbang industri cenderung minim, yaitu
yang paling banyak dihasilkan litbang industri, dengan hanya sebanyak 35 publikasi atau setara dengan 8,4%
persentase mencapai 29,61% atau setara dengan 122 dari total luaran litbang industri. Sebagian besar publikasi
buah. Luaran lain yang banyak dihasilkan adalah luaran yang dihasilkan merupakan publikasi nasional, dengan
dalam bentuk penyelesaian masalah litbang dan prototipe, rincian 14 jurnal ilmiah nasional dan 11 prosiding nasional.
dengan jumlah masing-masing sebanyak 82 buah (19,9%)

Sumber: Pusdatin iptek dikti

Luaran litbang industri berdasarkan jenisnya tahun 2016


LANSKAP ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI INDONESIA 83

BAB VI
MENCIPTAKAN EKOSISTEM
IPTEK di INDONESIA
84 LANSKAP ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI INDONESIA
LANSKAP ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI INDONESIA 85

6.1 Pemerintah sebagai Pengendali Iklim Tidak hanya oleh Kementerian Ristekdikti, namun juga K/L
Iptek lainnya yang terlibat dan terkait dengan pengembangan

Fungsi pemerintah di bidang Iptek termaktub dalam ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia.

Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2002 tentang Sistem 6.2 Regulasi yang mengatur dan
Nasional Penelitian, Pengembangan, dan Penerapan Ilmu mendukung Iptek
Pengetahuan dan Teknologi (UU No. 18/2002), pasal 18, Pemerintah berperan penting dalam mengatur ekosistem
ayat 1: Iptek Indonesia. Pengaturan ekosistem tersebut utamanya
dipengaruhi oleh ada tidaknya kebijakan yang memayungi
“Pemerintah berfungsi menumbuhkembangkan motivasi, berbagai kegiatan Iptek. Di samping masalah keberadaan
memberikan stimulasi dan fasilitas, serta menciptakan iklim kebijakan yang terkait, selaras atau tidaknya kebijakan
yang kondusif bagi perkembangan Sistem Nasional Penelitian, tersebut menjadi penting. Hal ini sudah sering dikemukan
Pengembangan, dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan dalam kerangka sistem inovasi (Kemenristek, 2014),
Teknologi di Indonesia.” UU No. 18/2002, Pasal 18 (1)” pembahasan Triple Helix (ACDP, 2013; Lakitan, 2013) dan
kolaborasi antara pendidikan tinggi dengan industri secara
Jika dilihat dari posisinya, pemerintah dapat berperan umum (Brodjonegoro dan Moeliodiharjo, 2014). Persoalan
aktif dalam mengendalikan iklim pengembangan yang sering mengemuka adalah kesulitan koordinasi lintas
Iptek di Indonesia. Pemerintah dapat memantau iklim sektor dan lintas lembaga yang sering diistilahkan dengan
pengembangan Iptek dengan perspektif yang menyeluruh. ‘ego sektoral’.
Di sini, pemerintah berperan layaknya pengendali iklim
atau pengendali cuaca. Jika iklim yang ada belum kondusif, Nyatanya, tidak ada satu kebijakan tunggal yang dapat
pemerintah dapat mengeluarkan instrumen-instrumen memayungi seluruh sektor sains dan Iptek, sehingga
kebijakan untuk “menyetel” iklim agar dapat mendukung dibutuhkan beberapa kebijakan sektoral yang saling
pengembangan Iptek. mengkonfirmasi keberadaan masing-masing kebijakan.

Berbagai instrumen kebijakan telah dibuat oleh pemerintah. Bagian berikut ini akan membahas kebijakan dan program
86 LANSKAP ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI INDONESIA

yang berpengaruh terhadap sektor sains dan Iptek. memperkuat daya dukung ilmu pengetahuan dan teknologi
bagi keperluan mempercepat pencapaian tujuan negara,
A. UU No. 18/2002 dan turunannya
serta meningkatkan daya saing dan kemandirian dalam
Kementerian Ristekdikti merupakan kementerian yang memperjuangkan kepentingan negara dalam pergaulan
diberikan mandat untuk mengatur hal-hal terkait Iptek internasional.
dan pendidikan tinggi di Indonesia. Dalam menjalankan
perannya, Kementerian Ristekdikti mengacu pada Terdapat beberapa regulasi khusus yang disahkan untuk
beberapa regulasi. Namun, regulasi atau peraturan mengatur iklim Iptek di Indonesia. Berikut ini beberapa
perundangan yang utama yang menjadi acuan Kementerian regulasi tersebut:
Ristekdikti adalah UU No. 18/2002 tentang Sistem
Nasional Penelitian, Pengembangan, dan Penerapan Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi. Tujuan dari UU adalah untuk

Sumber: Diolah dari berbagai sumber

Regulasi spesifik terkait iptek


LANSKAP ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI INDONESIA 87

B. RIPIN 2015-2035 Komponen, Bahan Penolong dan Jasa Industri.

Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional (RIPIN)


Industri Hulu: (8) Industri Hulu Agro, (9) Industri
merupakan dokumen kunci pembangunan industri nasional.
Logam Dasar dan Bahan Galian Bukan Logam Industri
RIPIN menjelaskan lebih lanjut bangun industri nasional
Hulu, (10) Industri Kimia Dasar Berbasis Migas dan
yang akan dikembangkan, berisikan industri andalan masa
Batubara.
depan, industri pendukung, dan industri hulu, di mana
ketiga kelompok industri tersebut memerlukan modal
dasar berupa sumber daya alam, sumber daya manusia,
serta teknologi, inovasi, dan kreativitas. Pembangunan
industri di masa depan tersebut juga memerlukan prasyarat
berupa ketersediaan infrastruktur dan pembiayaan yang
memadai, serta didukung oleh kebijakan dan regulasi yang
efektif. Pembangunan industri di masa depan tersebut juga
memerlukan prasyarat berupa ketersediaan infrastruktur
dan pembiayaan yang memadai, serta didukung oleh
kebijakan dan regulasi yang efektif. Adapun 10 (sepuluh)
industri prioritas, yaitu:

Industri Andalan: (1) Industri Pangan, (2) Industri


Farmasi, Kosmetik dan Alat Kesehatan, (3) Industri
Tekstil, Kulit, Alas Kaki dan Aneka, (4) Industri Alat
Transportasi, (5) Industri Elektronika dan Telematika/
ICT, (6) Industri Pembangkit Energi.

Industri Pendukung: (7) Industri Barang Modal,


88 LANSKAP ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI INDONESIA

Sumber: RIPIN 2015-2035

Bangun Industri Nasional


LANSKAP ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI INDONESIA 89

Keberadaan RIPIN sangat penting karena memberi acuan C. RIRN 2017-2045


kebutuhan pengembangan teknologi, kebutuhan sumber
Rencana Induk Riset Nasional (RIRN) merupakan
daya manusia, serta inovasi yang perlu dikembangkan
dokumen perencanaan yang memberikan arah prioritas
untuk mendukun proses industrialisasi dalam kurun waktu
pembangunan Iptek untuk jangka waktu 25 tahun (2015-
20 tahun ke depan. Sinkronisasi kebijakan maupun program
2040). RIRN diharapkan akan membangun sinergi riset
antara Kementerian Perindustrian dan Kementerian
nasional, yang bukan saja memperbaiki efisiensi riset
Ristekdikti juga harus diperhatikan agar tidak terjadi
tetapi juga meningkatkan efektivitasnya. Dokumen ini
tumpang tindih kebijakan maupun regulasi.
diharapkan dapat menjadi rujukan utama pembangunan
Iptek di Indonesia, sekaligus menjadi dokumen yang
RIPIN merupakan salah satu dokumen utama yang diacu
mengintegrasikan semua dokumen perencanaan Iptek.
dalam penyusunan Rencana Induk Riset Nasional (RIRN)
yang akan dielaborasi lebih lanjut setelah ini.

Sumber: RIRIN 2017-2045

Penetapan Bidang Fokus Prioritas Riset Nasional 2017-2019


90 LANSKAP ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI INDONESIA

Penyusunan RIRN mengintegrasikan dua pendekatan, negara yang relevan dalam proses pembangunan dan
yakni pendekatan top-down dan bottom-up. Proses mempertimbangkan aspek riset di dalamnya.
top-down dilakukan dengan memeriksa dokumen

Sumber: RIRIN 2017-2045

RIRIN sebagai pedoman dalam perencanaan dan pelaksanaan sektor riset


LANSKAP ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI INDONESIA 91

Proses top-down dilakukan dengan memeriksa dokumen I. Identitas, Keragaman, dan Budaya
negara yang relevan dalam proses pembangunan dan 1. Apa yang Menjadikan Indonesia “Indonesia”?
mempertimbangkan aspek riset di dalamnya, yakni: 2. Torang Samua Basudara: Satu Bangsa di Tengah
1. Rencana Jangka Panjang Pembangunan Nasional (RP- Keragaman
JPN) 2005-2025 3. Nasionalisme di Era Transnasionalisme, Bagaimana
2. Rencana Induk Pembangunan Ilmu Pengetahuan dan Bertahan?
Teknologi 2005-2025 4. Bagaimana Teknologi akan Membentuk Ulang
3. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Kemanusiaan?
(RPJMN) 2015-2019 5. Nusantara, Tapak Perjalanan Evolusi Manusia?
4. Buku Putih Iptek 6. Arsitektur Sains Berubah: Bagaimana Indonesia
5. Agenda Riset Nasional (ARN) 2015-2019 Menghadapinya?
6. Riset Iptek sektoral dan akademik II. Kepulauan, Kelautan, dan Sumber Daya Hayati
7. Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional (RIP-
7. Megabiodiversitas: Bagaimana ‘Bahtera Nuh’ Ini
IN) 2015-2035
Akan Bertahan?
8. Nawa Cita
8. Merawat Keragaman Hayati Laut adalah Merawat
9. Dokumen-dokumen capaian lembaga penelitian dan
Masa Depan
pengembangan
9. Di Laut Kita Jaya?
D. SAINS45: Agenda Ilmu Pengetahuan Indonesia 10. Pada Lautan, Bisakah Kita Sandarkan Masa Depan?
Menyongsong Satu Abad Kemerdekaan 11. Kemiskinan Masyarakat Pesisir: Ironi dalam
Agenda Ilmu Pengetahuan Indonesia ini digagas dan Kelimpahan
disusun oleh para ilmuwan muda Indonesia sebagai 12. Potensi Laut Dalam yang Serba Ekstrem
dokumen acuan mengenai isu-isu keilmuan yang perlu
III. Kehidupan, Kesehatan, dan Nutrisi
dijawab oleh para ilmuwan Indonesia. Berikut adalah topik-
13. Apakah Kuta Apa yang Kita Makan?
topik utama yang diangkat dalam dokumen SAINS45.
14. Kuman Mengalir Sampai Jauh: Memahami Interak-
92 LANSKAP ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI INDONESIA

sinya dengan Hewan, Manusia, dan Lingkungan 31. Menakar Bencana Laten di Pesisir dan Laut
15. Tantangan Kini dan Masa Depan: Bagaimana Mela- 32. Hidup Serumah dengan Bencana
wan Infeksi Secara Cerdas? VII. Material dan Sains Komputasi
16. Menyigi Nusantara, Mencari Obat 33. Mengindra Bumi, Menghitung Kado Alam
17. Panjang Umurnya serta Mulia: Bagaimana Tetap Se- 34. Mencari Teknologi Hijau Tambang: Dari Alam hingga
hat di Usia Tua? Ladang
18. Bagaimana Mengantisipasi Penduduk yang Akan 35. Menjaring Energi Matahari, Mari Mencari Jalanya!
Menua? 36. Industri Strategis: Perlu Desain Material Seperti Apa?
19. Setelah Sel Punca, Apa Lagi? 37. Sains Komputasi dan Sistem Kompleks bagi Indonesia
IV. Air, Pangan, dan Energi VIII. Ekonomi, Masyarakat, dan Tata Kelola
20. Air untuk Semua: Bagaimana Mengamankannya? 38. Satu Nusa, Satu Bangsa, Satu Ekonomi, Mungkinkah?
21. Pertanian Lebih Pintar untuk Pangan Lebih Banyak 39. Dicari! Institusi yang Menjamin dan Mendorong Ke-
22. Selain Pangan, Bisakah Vaksin dan Obat Dipanen di makmuran
Ladang Pertanian? 40. Orang Muda akan Terus Menulis Sejarah Indonesia?
23. Panas Bumi Andalan Energi Kita 41. Bagaimana Bentuk Baru Kemiskinan dan
V. Bumi, Iklim, dan Alam Semesta Ketimpangan di Masa Depan?

24. Memahami Pergolakan Perut Bumi Pertiwi 42. Bagaimana Menapis Banjir Informasi?

25. Hutan Tropis: Cuma Ditebang, Sampai Kapan? 43. Kebijakan Publik dan Republik: Bagaimana

26. Limbah Jadi Berkah, Caranya? Dirumuskan?

27. Memaknai Benua Maritim Indonesia 44. Pendidikan yang Membangun Manusia

28. Karbon dan Perubahan Iklim: Dari Bumi, Bagaimana 45. Untuk Manusia dan Kemanusiaan, di mana Hukum

Kembali ke Bumi? Harus Berdiri?

29. Dari Khatulistiwa Meneropong Semesta Berbeda dengan dokumen lain yang dikeluarkan oleh
VI.Bencana dan Ketahanan Masyarakat Terhadap Bencana lembaga pemerintah, SAINS45 tidak menjadi dasar atau
30. Hidup di Atas Bumi yang Terus Bergerak acuan legal dalam penyusunan dan pelaksanaan riset. Ia
LANSKAP ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI INDONESIA 93

bersifat rujukan sukarela yang utamanya berpengaruh ARN 2015-2019 selain menghimpun agenda riset 8 bidang
bagi kalangan ilmuwan, tanpa terkait secara langsung fokus (pangan dan pertanian, energi, transportasi, TIK,
dengan rencana pembangunan jangka menengah maupun Hankam, Kesehatan dan Obat, Material Maju, dan Sosial
panjang. Dengan demikian, dokumen ini tidak memiliki humaniora), juga secara khusus menyajikan kelompok riset
sifat memaksa ataupun mengikat, namun menyediakan prioritas di bidang pangan, energi, air dan kemaritiman
tawaran penting bagi kalangan akademisi tentang arah yang dapat dilaksanakan dalam konsorsium riset untuk
perkembangan riset dasar (frontier science) yang semestinya menghasilkan produk target secara lintas disiplin.
dituju hingga tahun 2045.
ARN 2015-2019 diterbitkan bersamaan dengan
awal pemerintahan baru 2014-2019, sehingga dalam
E. Agenda Riset Nasional penyusunannya selain memperhatikan RPJPN 2005-
2015, diwarnai oleh visi-misi pemerintahan Presiden Joko
Dewan Riset Nasional secara berkala menerbitkan
Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla. Pembangunan
dokumen berjudul Agenda Riset Nasional (ARN).
Iptek diarahkan untuk mendukung agenda ke 6
Dokumen ARN yang kini diacu adalah ARN 2015-2019.
pembangunan nasional pada RPJMN 2015-2019, yaitu
Agenda Riset Nasional merupakan dokumen yang
Meningkatkan Produktivitas Rakyat dan Daya Saing di
diharapkan memberi arah dan prioritas riset yang perlu
Pasar Internasional, melalui sub agenda Meningkatkan
dilakukan untuk mendukung pembangunan nasional.
Kapasitas Inovasi dan Teknologi.
Agenda Riset Nasional didorong pula sebagai instrumen
untuk koordinasi antar lembaga riset baik dari kalangan
Dalam praktiknya, ARN tidak mengikat secara hukum
lembaga litbang pemerintah, perguruan tinggi, maupun
lantaran tidak ditopang oleh landasan hukum dalam
pelaku usaha. Berbagai disiplin ilmu yang dimiliki para
implementasinya. Hal ini berakibat pada minimnya
peneliti dan perekayasa yang tersebar di berbagai lembaga
pengetahuan dan komitmen pelaku riset dalam merujuk
litbang maupun perguruan tinggi perlu dihimpun dalam
ARN sebagai dasar penyusunan rencana riset.
konsorsium riset untuk menghasilkan produk teknologi
yang diperlukan sebagai solusi permasalahan nasional.
94 LANSKAP ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI INDONESIA

6.3 Data dan indikator Untuk melengkapi kekurangan data, pengelola data dapat
mengumpulkan dan menyatukannya dari berbagai sumber,
Di samping keberadaan regulasi, ketersediaan data
seperti:
dan indikator yang tepat adalah prasyarat lain dalam
Pusdatin Kemenristekdikti 

menciptakan ekosistem Iptek yang konstruktif. Hal ini
Direktur Pengelolaan Kekayaan Intelektual Dirjen
memerlukan perhatian khusus karena ketersediaan
Penguatan Riset dan Pengembangan,Kemenristekdikti
data harus diupayakan secara lintas sektor, dan bukan
PAPPIPTEK, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
oleh salah satu institusi saja. Saat ini, ketiadaan atau
(LIPI) 

ketidaklengkapan data masih merupakan salah satu
Kontributor GCI untuk Indonesia, Pusat Studi Indus-
persoalan utama sebagaimana telah diulas dalam laporan
tri, UKM dan Daya Saing, Universitas Trisakti 

Perbandingan Data dan Indikator Ilmu Pengetahuan dan
Badan Pengkajian dan Pengembangan Perdagangan,
Teknologi (Ristekdikti, 2016), seperti:
Kementerian Perdagangan 

Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia 

Kementerian Komunikasi dan Informatika 

Direktorat Jendral Hak Kekayaan Intelektual, Kemen-
terian Hukum dan HAM
Kesekretariatan Bidang Ilmu Pengetahuan, Komisi
Nasional Indonesia untuk UNESCO 

World Bank, kantor perwakilan Indonesia 

Sekretariat ASEAN 


Akan tetapi masing-masing lembaga tersebut masih


minim integrasi (Ristekdikti, 2016). Padahal, integrasi data
akan memudahkan pembuat kebijakan dalam merancang
Sumber: Ristekdikti 2016
program prioritas, mendukung terciptanya pembangunan
Tabel 67. Daftar data yang belum tersedia atau tidak lengkap berdaya saing tinggi. Inisiatif seperti Peraturan Presiden
LANSKAP ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI INDONESIA 95

Satu Data dan Rancangan Perpres Sistem Informasi Iptek 6.4 Sintesis
Nasional perlu ditindaklanjuti dalam bentuk implementasi
Pentingnya ketersediaan data Iptek semakin nyata di
yang baik agar memberikan hasil yang optimal. Inisiatif
era keterbukaan informasi. Posisi pemerintah sebagai
yang berasal dari Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan
penyedia data yang sahih dan kredibel tidak hanya
dan Pengendalian Pembangunan dan kini dilanjutkan oleh
meningkatkan kepercayaan para pemangku kepentingan,
Kantor Staf Presiden, menjadi contoh integrasi data lintas
tetapi juga menunjang perencanaan pembangunan. Dalam
sektor dan lintas institusi.
hal ini, inisiatif seperti Open Data dan One Data perlu
disambut baik dan diikuti oleh Kementerian Ristekdikti
Untuk sektor Iptek, peran Kementerian Ristekdikti,
secara khusus.
khususnya Pusdatin, menjadi penting dalam hal ini karena
berperan sebagai pengendali data, baik secara internal
Keterbatasan anggaran untuk mencari data masih menjadi
dalam Kemenristekdikti maupun sebagai penyatu data
salah satu kendala dalam mengkonsolidasikan data,
yang terdapat dalam sektor lain.
sebagaimana diutarakan Dudi Hidayat (2016) dari LIPI dan
dikuatkan oleh Tambunan (2016) selaku penyedia data dari
Fungsi yang harus dioptimalkan di sini adalah peran
pihak non-pemerintah. Anggaran diperlukan karena data
Kementerian Ristekdikti dalam tata kelola data. Kementerian
tersebar dan keberadaannya tidak terkoordinasi, sehingga
Ristekdikti sebagai pembina data dan integrator data iptek
butuh sumber daya untuk melacak dan menyatukannya.
dapat berperan lebih dengan mengeluarkan inisiatif baik
dalam bentuk Perpres Sistem Informasi Iptek Nasional.
Dalam mengatasi tumpang tindih data, Pusdatin
Perpres ini menjadi dasar pengelolaan data iptek yang
Kemenristekdikti dapat menjadi fasilitator yang
terintegrasi dan sesuai dengan tujuan pemanfaatannya,
melakukan pemanenan (harvesting) data yang sudah ada
yakni memudahkan pembuatan kebijakan.
di lembaga-lembaga terkait dan memastikan data dapat
dipertanggungjawabkan (Ristekdikti, 2016). Selain dari
itu, record keeping juga masih belum tertata dengan baik
dan masih minim data yang bersifat time series sehingga
96 LANSKAP ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI INDONESIA

sulit untuk diperbandingkan. Oleh karenanya kedua pihak


mengusulkan untuk adanya System of National Accounts
yang baik (Ristekdikti, 2016). Hal ini akan dipermudah
dengan kebijakan yang tepat, seperti pembuatan Sistem
Informasi Iptek Nasional serta naskah akademik yang
melatarbelakanginya penyusunan. Ketersediaan Sistem
Informasi Iptek Nasional dapat menjadi pondasi data
Iptek untuk jangka panjang, sehingga menunjang berbagai
kebijakan dan program Iptek di tiap sektor yang juga sudah
diproyeksikan untuk jangka waktu yang lama.

i
Menurut Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, Indonesia telah mencatat sebanyak 17.504 pulau yang masuk ke wilayah kedaulatan Negara Kesatuan Republik
Indonesia Namun, baru 16.056 pulau yang terverifikasi (tercatat nama, koordinat, dan lokasinya) di Persatuan Bangsa-Bangsa. https://maritim.go.id/pbb-verifikasi-16-056-nama-
pulau-indonesia/
ii
Badan Pusat Statistik. (2017). Statistik Indonesia 2017. Jakarta: Badan Pusat Statistik.
LANSKAP ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI INDONESIA 97

DAFTAR PUSTAKA

Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia, 2015. Agenda Ilmu Pengetahuan Indonesia Menyongsong Satu Abad Kemerdekaan. Jakarta:
Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia.

Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, 2017. Data Perekayasa dan Teknisi Litkayasa Nasional - Pusbindiklat BPPT. [Online]
Available at: pusbindiklat.bppt.go.id/unduh-16/rekapitulasi-16

Badan Pusat Statistik, 2017. Statistik Indonesia 2017, Jakarta: Badan Pusat Statistik.

Biro Kerja Sama dan Komunikasi Publik, 2017. Daftar Kerja Sama. Jakarta Pusat(DKI Jakarta): Kementerian Ristekdikti RI.

Cornell University, INSEAD and WIPO, 2017. The Global Innovation Index 2017: Innovation Feeding the World, Ithaca, Fountainbleau,
and Geneva: s.n.

Dewan Riset Nasional, 2015. Agenda Riset Nasional 2015-2019. Jakarta: Dewan Riset Nasional.

Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan, 2017. Sistem Informasi Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat.
Jakarta Pusat(DKI Jakarta): Kementerian Ristekdikti RI.

Direktorat Kawasan Sains dan Teknologi dan Lembaga Penunjang Lainnya, 2017. Data Penetapan dan Pembinaan PUI. Jakarta
Pusat(DKI Jakarta): Kementerian Ristekdikti RI.

Kementerian Perindustrian RI, 2015. Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional 2015-2035. Jakarta: Kementerian
Perindustrian RI.
98 LANSKAP ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI INDONESIA

Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, 2017. Laporan Tahunan 2016, Jakarta: Kementerian Ristekdikti RI.

Kementerian Ristekdikti RI, 2016. Perbandingan Data dan Indikator Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, Jakarta: Kementerian
Ristekdikti RI.

Kementerian Ristekdikti RI, 2016. Puspawarna Pendidikan Tinggi Indonesia, Jakarta: Kementerian Ristekdikti RI.

Kementerian Ristekdikti RI, 2017. Buku Iptek dalam Angka 2016, Jakarta: Kementerian Ristekdikti RI.

Kementerian Ristekdikti RI, 2017. Rencana Induk Riset Nasional 2017-2045. Jakarta: Kementerian Ristekdikti RI.

Lall, S., 2000. The technological structure and performance of developing country manufactured exports, 1985-1998. QEH
Working Paper Series, June.

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, 2017. Data Peneliti | Pusbindiklat Peneliti LIPI. [Online]
Available at: pusbindiklat.lipi.go.id/pembinaan-peneliti/data-peneliti/

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, 2017. Profesor Riset | Pusbindiklat Peneliti LIPI. [Online]
Available at: http://pusbindiklat.lipi.go.id/pembinaan-peneliti/profesor-riset

Pemerintah Republik Indonesia, 2005. Peraturan Pemerintah No. 20 Tahun 2005 tentang Alih Teknologi Kekayaan Intelektual serta
Hasil Kegiatan Penelitian dan Pengembangan oleh Perguruan Tinggi dan Lembaga Penelitian dan Pengembangan. Jakarta: Pemerintah
Indonesia.

Pemerintah Republik Indonesia, 2006. Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 2006 tentang Perizinan Melakukan Kegiatan Penelitian
LANSKAP ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI INDONESIA 99

dan Pengembangan bagi Perguruan Tinggi Asing, Lembaga Penelitian dan Pengembangan Asing, Badan Usaha Asing, dan Orang Asing.
Jakarta: Pemerintah Republik Indonesia.

Pemerintah Republik Indonesia, 2002. Undang-Undang No. 18 Tahun 2002 tentang Sistem Nasional Penelitian, Pengembangan, dan
Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Jakarta: Pemerintah Republik Indonesia.

Pemerintah Republik Indonesia, 2007. Peraturan Pemerintah No. 35 Tahun 2007 tentang Pengalokasian sebagian Pendapatan
Badan Usaha untuk Peningkatan Kemampuan Perekayasaan, Inovasi, dan Difusi Teknologi. Jakarta: Pemerintah Republik Indonesia.

Pemerintah Republik Indonesia, 2009. Peraturan Pemerintah No. 48 Tahun 2009 tentang Perizinan Pelaksanaan Kegiatan Penelitian,
Pengembangan, dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang Berisiko Tinggi dan Berbahaya. Jakarta: Pemerintah Republik
Indonesia.

SCImago, 2007. SJR - SCImago Journal & Country Rank. [Online] Available at: http://www.scimagojr.com [Accessed 12 June 2017].

UNESCO Institute for Statistics, 2017. UIS.Stat. [Online] Available at: http://data.uis.unesco.org/

United Nations COMTRADE, 2017. UN Comtrade Database. [Online] Available at: https://comtrade.un.org/

World Economic Forum, 2017. The Global Competitiveness Report 2017-2018, Geneva: World Economic Forum.
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI

9 789796 301034

Anda mungkin juga menyukai