Anda di halaman 1dari 17

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/357015921

Perkembangan IPTEK dan Hubungannya dengan Budaya di Indonesia

Preprint · December 2021

CITATION
S READS

0 21,690

3 authors, including:

Muhammad Risalan Uzhma


18 PUBLICATIONS 0 CITATIONS

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

PENGEMBANGAN KOMPETENSI DAN KARIR GURU UNTUK TERCAPAINYA KUALITAS PEMBELAJARAN View project

All content following this page was uploaded by Muhammad Risalan Uzhma on 14 December 2021.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


MAKALAH

Perkembangan IPTEK dan Hubungannya dengan Budaya di Indonesia


Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah “Sains, Teknologi dan Masyarakat”

Dosen Pengampu:
Dr. Syaharuddin, MA

Muhammad Rezky Noor Handy, M.Pd.

Disusun Oleh:

KELOMPOK 7
Karunia Santi (1810128220034)

Muhammad Rival (2010128310001)

M. Risalan Uzhma (2010128110004 )

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPS

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

BANJARMASIN

2021

i
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
KATA PENGANTAR.............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................................2
C. Tujuan Penulisan...........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................3
A. IPTEK dan Budaya.......................................................................................................3
B. Masyarakat dan IPTEK...............................................................................................4
C. Terbentuknya Pengetahuan.........................................................................................5
D. Perkembangan IPTEK dan Kehidupan Manusia......................................................5
E. Hubungan antara IPTEK dan Kebudayaan di Indonesia.........................................6
F. IPTEK dalam Kajian IPS pada Budaya.....................................................................7
BAB III PENUTUP................................................................................................................10
A. KESIMPULAN............................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA

i
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
kami kelancaran sehingga kami dapat menyelesaikan makalah “Perkembangan IPTEK dalam Kajian
IPS Pada Budaya” ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan bisa
menyelesaikan makalah ini dengan baik.

Tak lupa kami mengucapkan terimakasih kepada Bapak/Ibu dosen pengampu mata kuliah
“Sains, Teknologi dan Masyarakat” yang telah memberikan kesempatan untuk membuat makalah ini.
kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada yang telah membimbing
dalam menulis makalah ini, semoga makalah ini dapat bermanfaat.

Dengan penyusunan makalah ini, kami menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan
baik isi maupun cara penulisan, yang dikarenakan keterbatasan ilmu pengetahuan dan pengalaman
yang kami miliki. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat kami harapkan guna menjadikan makalah
ini menjadi lebih baik. Dan kita dapat berharap semoga mendapatkan informasi dan manfaat dari
laporan ini.

Akhir kata kami mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada semua pihak
yang telah terkait. Semoga segala bantuan, bimbingan dan arahan yang diberikan mendapat ganjaran
yang berlipat ganda dari Tuhan Yang Maha Esa.

Banjarmasin, November 2021

Kelompok 7

i
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Meskipun perkembangan IPTEK saat ini sangatlah mengesankan kita, pada dasarnya
pengaruh informasi yang dibawa terhadap kita adalah yang merupakan aspek
terpentingnya. Tetapi, informasi tidak pernah bebas-nilai. Informasi selalu mengandung
bias-budaya, seberapa kecil pun bias tersebut. Oleh karena itu, informasi yang harus di
serap dan kembangkan adalah seharusnya yang sesuai dengan jati-diri kita sebagai
bangsa. Gagasan penting dalam pengembangan IPTEK di negara mana pun adalah
bagaimana negara yang bersangkutan harus menerima, memproses, dan mengambil
keputusan secara efektif berdasarkan informasi untuk mencapai tujuan bersama yang di
dasari oleh moralitas.

Dalam kaitan ini, teknologi komunikasi, khususnya yang paling berpengaruh seperti video,
audio visual, dan lainnya dapat berfungsi mempercepat pembangunan nasional dengan
menyebarkan ilmu pengetahuan, teknologi yang relevan yang sesuai dengan nilai-nilai budaya
dan kebutuhan bangsa kita dan meningkatkan martabat kita sebagai bangsa. Namun sayangnya,
penelitian dan pengamatan menunjukkan bahwa televisi tidak banyak kita gunakan untuk tujuan
itu. Sebagai contoh, Televisi swasta kita yang lebih banyak menyiarkan acara-acara hedonistik
dan remeh-temeh seperti sinetron-sinetron alay dan tidak masuk akal seperti sinetron azab, reality
show, dan infotainment yang menyebarkan keburukan orang lain terkhususnya selebriti dan para
selebriti baru (orang-orang yang viral lalu di undang).
Sementara itu, penyebaran ilmu pengetahuan dan teknologi yang berguna pun tak jarang
menghadapi kendala budaya terlebih di negara kita Indonesia yang mempunyai beragam budaya
ini. Sejumlah pertanyaan kunci yang dapat diformulasikan terkait dengan urgensi IPTEK berbasis
budaya yang perlu dikembangkan adalah “Bagaimana keterkaitan IPTEK dan kebudayaan?”,
“Bagaimana posisi dan peran manusia dalam pengembangan IPTEK?, dan “Bagaimana
pengembangan IPTEK berbasis budaya supaya tidak menjauhkan manusia dari harkat
kemanusiaannya?”. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka tujuan dari penulisan makalah ini
adalah mendeskripsikan bagaimana pengembangan IPTEK berbasis budaya untuk meningkatkan
harkat kemanusiaan dan kemuliaaan hidupnya.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan IPTEK?
2. Apa yang dimaksud dengan Budaya?
3. Apa definisi IPTEK dan Budaya menurut para ahli?
4. Bagaimana Perkembangan IPTEK di Indonesia?
5. Bagaimana IPTEK dalam Kajian IPS pada Budaya?

C. Tujuan Penulisan
Dari rumusan masalah diatas maka tujuan penulisan yaitu:
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan IPTEK
2. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan budaya
3. Untuk mengetahui definisi IPTEK dan budaya menurut para ahli
4. Untuk mengetahui bagaimana perkembangan IPTEK di Indonesia
5. Untuk mengetahui bagaimana IPTEK dalam Kajian IPS pada Budaya.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. IPTEK dan Budaya


Kebudayaan memiliki banyak definisi, salah satu diantaranya bahwa kebudayaan
merupakan endapan dari kegiatan dan karya manusia. Kebudayaan terdiri dari berbagai
unsur, baik material maupun non material. Aspek-aspeknya meliputi nilai-nilai, kebiasaan
atau perilaku hingga teknologi dan peralatan yang penting untuk mempertahankan
eksistensi manusia. Konsep kebudayaan kini dipandang sebagai sesuatu yang cair atau
dinamis, bukan sesuatu yang kaku dan statis. Istilah kebudayaan tidak lagi hanya
dimaknai sebagai kata benda, namun sebagai kata kerja. Kebudayaan sebagai kata benda,
berarti kebudayaan dilihat sebagai hasil, produk kreativitas yang berciri sudah jadi, beku,
dan kaku.

Sedangkan kebudayaan sebagai kata kerja berarti kebudayaan merupakan suatu proses
yang mengalami pertumbuhan dan perkembangan secara terus menerus, menjadi ekspresi
dari tindakan sadar manusia dalam mengelola ekosistem kehidupannya. Kebudayaan
sebagai kata kerja mengandung makna yang dinamis, aktif, dan kreatif. Manusia sebagai
pemilik kebudayaan, mempunyai beberapa pilihan untuk menerima, menolak, dan bahkan
mengubah kebudayaan.

Kebudayaan juga menjadi kekuatan konstitutif yang berperan penting untuk


melakukan transformasi sosial. Lebih lanjut Clifford Geertz dalam Harrison &
Huntington menguatkan bahwa kebudayaan bermakna sebagai referensi bersama bagi
anggota suatu kelompok sosial. Manusia adalah makhluk yang dilingkupi oleh jaring-
jaring makna. Untuk mengungkap kompleksitas jaringan tersebut Geertz menempuh suatu
metode yang disebut sebagai thick description atau anthropology interpretative.
Tujuannya untuk menarik kesimpulan yang luas dari hal-hal yang kecil, namun yang
tersusun dari fakta-fakta yang padat. Dengan kata lain, thick description (deskripsi
mendalam) merupakan interpretasi yang dipahami bersama sebagai fokus etnografi dalam
peristiwa-peristiwa kecil dan pada waktu-waktu yang riil. Deskripsi mendalam tersebut

3
merupakan catatan tebal tentang budaya, untuk mengungkap dan menuliskan tentang
irama, cara berpikir, praktik, dan pola kerja sistem budaya.

Harrison & Huntington juga meyakini bahwa faktor budaya merupakan titik tolak
dalam menjelaskan realitas sosial dalam masyarakat. Tesis yang diajukan adalah bahwa
budaya merupakan faktor determinan yang menentukan kemajuan maupun keberhasilan
dan mempengaruhi ketertinggalan atau kegagalan suatu masyarakat. Kunci keberhasilan
dalam pembangunan, dengan demikian tidak hanya terletak pada faktor fisik dan material
yang tangible (bisa dilihat dan diamati), namun juga terletak pada faktor non material
yang intangible (tidak mudah diamati), seperti: nilai budaya, asumsi, keyakinan, dan
spirit. Kekuatan besar yang ditengarai memiliki kemampuan pengubah kehidupan antara
lain IPTEK, globalisasi, dan demokratisasi.

B. Masyarakat dan IPTEK


Penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan prasyarat (prerequisite)
untuk meraih kemakmuran (prosperity) dalam kancah pergaulan internasional. Karena
itu, fokus pembangunan yang kini dianut oleh banyak negara adalah mengutamakan
usaha untuk menempatkan kegiatan penelitian, pengembangan dan rekayasa sebagai
bagian integral dari pembangunan ekonomi, sehingga sangat menitikberatkan pada
tersedia dan terserapnya inovasi yang secara nyata akan meningkatkan produksi nasional.
Hasil semua itu dijadikan modal untuk membangun masyarakat untuk membangun
masyarakat berbasis ilmu pengetahuan (knowledgebased society) yang mampu
memahami dan mendukung kegiatan dan kiprah ilmuwan selajutnya. Dengan demikian,
lambat laun terbentuklah peradaban berlandasan budaya iptek, yaitu masyarakat modern
yang kehidupan sehari-harinya mendasarkan segala sesuatu pada kemudahan dan solusi
yang disediakan oleh kemajuan iptek itu sendiri. Pengetahuan merupakan basis baru bagi
kesejahteraan suatu bangsa, yang bentuknya akan ditentukan oleh cara bangsa atau
masyarakat itu mampu mewujudkan pengetahuan sebagai landasan sistem perekonomian
dan perindustriannya.
Masyarakat perlu menyadari bahwa peran iptek dalam pembangunan akan membawa
dampak yang signifikan pada peningkatan produktifitas total suatu bangsa dan pada
gilirannya akan mampu menumbuhkan inovasi untuk meningkatkan daya saing bangsa
pada persaingan global. Suatu masyarakat berbasis pengetahuan terbentuk paling sedikit
oleh lima elemen dasar (Lester C. Thurow:1999) yaitu (1) Penataan masyarakat (2)
Kewiraswastaan (3) Pembentukan Pengetahuan (4) Keterampilan (5) Pengelolaan sumber

4
daya alam dan lingkungan hidup. Diharapkan kelima elemen ini dapat dibentuk sesuai
dengan kondisi sosial, ekonomi, budaya, alam, sumber daya manusia dan politik suatu
bangsa, maka bangsa tersebut akan lebih siap dalam menghadapi era kompetisi.

C. Terbentuknya Pengetahuan
Pengetahuan akan mampu menciptakan berbagai terobosan mendasar di bidang
teknologi yang mampu menciptakan kondisi ketidak keseimbangan (diseqilibrium).
Kondisi ini diperlukan untuk menciptakan laju high returns dan high growth.
Pengetahuan memungkinkan terbentuknya suatu barang dengan cara yang baru atau juga
barang yang berbeda. Secara keseluruhan keinginan umat manusia di seluruh dunia untuk
memacu pengetahuan tidak pernah padam. Arab dan China merupakan pusat belajar
dunia hampir 1000 tahun. Tetapi terjadi pembalikan mendadak. Di paruh milenium II
mendadak perkembangan pengetahuan berhenti baik Arab maupun China dan keduanya
mengalami masa retrogression, sedangkan di Eropa timbul renaissance. Sebab semua
pengetahuan Yunani dan Romawi kembali ke Eropa melalui para cendekiawan Arab.

Untuk menciptakan berbagai pengetahuan diperlukan berbagai kreativitas.


Kreativitas akan bersemi bila ada chaos. Tetapi, bila tidak ada keteraturan (order) sama
sekali, tidak akan mungkin untuk menciptakan kreativitas. Dalam system ketatanegaraan,
kreativitas tidak akan muncul bila harus menghadapi otoriter.

D. Perkembangan IPTEK dan Kehidupan Manusia


Dalam sebuah pidatonya pada hari peringatan ulang tahun kemerdekaan RI di tahun
1963, Bung Karno (BK) sebagai founding fathers negara Republik Indonesia menyatakan
bahwa tanpa budaya ilmu pengetahuan dan teknologi nasional (ipteknas) yang mandiri
dan menjadi tuan rumah di negeri sendiri, maka bangsa Indonesia hanya akan menjadi
bangsa buruh dan kuli. Pernyataan BK disampaikan pada 16 Agustus 1963 adalah sebagai
berikut:
”Dan sejarah akan menulis di sana antara Benua Asia dan Benua Australia, antara
Lautan Teduh dan Lautan Indonesia, adalah hidup suatu bangsa yang mula-mula hidup
sebagai bangsa, akhirnya hidup menjadi kuli di antara bangsa-bangsa, kembali menjadi
“Een natie van koelies en een koelies onder natie“. Sungguh bisa jadi kenyataan, yang
membuat bangsa Indonesia sebagai bangsa pencari upah belaka, bangsa sebagai pemakan
upah di antara bangsa-bangsa”.

5
Negarawan lain yakni Jawaharlal Nehru pernah memberikan pernyataan senada
tentang betapa pentingnya iptek dalam kehidupan manusia :
”Hanya ilmu pengetahuan sajalah yang dapat memecahkan masalah-masalah kelaparan
dan kemiskinan, insanitasi dan buta aksara, takhayul dan hilangnya adat istiadat, serta
habisnya sumber daya alam, atau sebuah negeri kaya yang didiami oleh penduduk miskin.
Siapakah sesungguhnya yang sanggup mengabaikan iptek sekarang ini? Pada setiap
kesempatan kita pasti membutuhkan bantuannya. Masa depan manusia ditentukan oleh
IPTEK dan orang-orang yang bersahabat dengannya”.
Perkembangan teknologi suatu negara merupakan indikator yang dapat digunakan
untuk mengukur tingkat kemajuannya. Bahkan dengan leadership dan koordinasi yang
baik, iptek pun diyakini merupakan bagian integral dan tak terpisahkan dengan
permasalahan martabat bangsa. Untuk itu, menjadi kewajiban kita semua untuk
mempersiapkan Indonesia sebagai negara berbasis iptek yang kuat dan memiliki
penguasaan dan kemandirian sistem ipteknas.
Bukan hanya sekadar sebagai technology user, namun juga menjadi technology
provider, dengan dukungan kekayaan sumber daya alam (SDA) dan kekuatan sumber
daya manusianya (SDM) serta ketersediaan sistim pendanaan yang cukup dan baik,
ipteknas diharapkan dapat menjadikan Indonesia sebagai negara industri dalam arti luas
yang meliputi sektor sosial-budaya-ekonomi. Sehingga nantinya Indonesia akan menjadi
negara kuat yang akan diperhitungkan dalam percaturan ekonomi global, dan akan
menempatkan bangsa kita sebagai mitra sejajar negara-negara maju.

E. Hubungan antara IPTEK dan Kebudayaan di Indonesia


Permasalahan sosial sebagai konsekuensi adanya transformasi moda relasi dalam
kehidupan dapat menimpa semua kalangan, mulai anak-anak, remaja, dewasa, hingga
orang tua. Dalam teori pengembangan generasi, anak muda yang hidup di era digital saat
ini dapat dipilah ke dalam kategorisasi yang dinamakan generasi Z. Generasi Z
merupakan generasi pertama di dunia digital. Berbeda dengan generasi sebelumnya
(generasi X dan Y), generasi Z merupakan generasi digital yang memiliki kemudahan
akses dan bahkan akrab dengan teknologi informasi serta berbagai aplikasi komputer.
Generasi Z lebih sering berkomunikasi dan mengekspresikan diri melalui jejaring sosial
online seperti facebook, twitter, line, whatsapp, telegram, instagram, dan lainlain.
Kehadiran telepon genggam dan media sosial tidak lagi dilihat semata-mata sebagai

6
perangkat, tapi lebih dipandang sebagai cara hidup baru dalam mengadaptasi teknologi
digital.
Perubahan sosial budaya yang terjadi menunjukkan sifat yang tidak lagi linier dalam
konteks lokal, namun juga mengarah pada transformasi substantif dan eksponensial pada
tataran global. Kemajuan IPTEK ditandai oleh kemajuan pesat teknologi beserta
penerapannya untuk meningkatkan kesejahteraan manusia. Namun tidak dapat dipungkiri,
IPTEK juga membawa berbagai implikasi yang tidak semuanya positif. Selanjutnya dapat
muncul resiko-resiko sebagai dampak ikutan dari perkembangan IPTEK yang dapat
dikatakan mengganggu dalam kehidupan sosial masyarakat (risk society). Resiko dan sisi
negative berupa persoalan-persoalan perlu segera diantisipasi, sehingga IPTEK dapat
berkembang untuk kemajuan dan kesejahteraan masyarakat.
Industrialisasi dan proses McDonaldisasi dalam kehidupan telah melanda berbagai
institusi termasuk institusi pendidikan di dunia, dengan prinsip utama: kuantifikasi,
efisiensi, keterprediksian, dan teknologisasi. Perkembangan IPTEK seringkali tidak
sejalan dengan upaya peningkatan kesejahteraan, keadilan, dan harkat kemanusiaa.
Sejumlah problematika global yang merupakan dampak penyalahgunaan IPTEK seperti:
prejudice and conflict (prasangka, pertentangan, konflik, dan peperangan), population
(masalah kependudukan termasuk ledakan penduduk/population bomb), poverty
(kemiskinan dan kesenjangan sosial), pollution (persoalan lingkungan seperti kerusakan
lingkungan serta pencemaran air, tanah, udara, dan suara), dan peacefull (perdamaian
yang belum terwujud secara utuh) atau sering disebut isu 5 P tersebut masih membayangi
dalam proses dinamika IPTEK dalam kehidupan global saat ini.

F. IPTEK dalam Kajian IPS pada Budaya


Perkembangan IPTEKS mencerminkan perkembangan kemampuan berpikir dan
berkreasi manusia sebagai anggota masyarakat dan berdampak terhadap kehidupan
global. Sejalan dengan pendapat (Srisawasdi & Panjaburee, 2014; Wang, Vogel, & Ran,
2011; Pipit, Wahyu, & Waspodo, 2017.) yang menyatakan pendidikan IPS haruslah
berangkat dari lingkungan agar mempunyai dampak yang baik bagi siswa. Diperlukan
terobosan baru agar pembelajaran IPS dapat menarik minat belajar siswa. Salah satunya
ialah dengan teknologi. Teknologi menjadi bagian tidak terpisahkan dalam era globalisasi
modern ini. Berpandangan seirama dengan teori generasi, bahwa siswa sekarang
merupakan generasi Z. Pada generasi Z (generasi yang lahir pada tahun 1995-2010),
teknologi menjadi kebutuhan primer, bahkan sudah dikenal sebelum kelahiran.

7
Teknologi menjadi pendukung lini kehidupan. Dalam rangka meningkatkan kualitas
pembelajaran IPS, teknologi menjadi penting. Dengan memadukan dua konteks antara
sumber belajar yang berangkat dari lingkungan dengan desain berbasis teknologi, tentu
hal ini akan sangat membantu dalam pembelajaran. Untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran IPS yang secara otomatis akan meningkatkan kesadaran sosial dalam
pelestarian lingkungan, peneliti tertarik untuk memanfaatkan lingkungan dan pendekatan
Sains Teknologi Masyarakat (STM). Semakin mudahnya akses internet maka semakin
mudah manusia mendapatkan berbagai sumber hiburan, pendidikan, serta informasi. Pada
masa kini, penelusuran terhadap ilmu pengetahuan juga perkembangan media
pembelajaran sangat mudah untuk ditemukan seiring dengan perkembangan teknologi.
Hal tersebut sesuai dengan yang dikemukakan oleh Rosenberg (dalam Mukarom dan
Rusdiana, 2017; Reza &Vismania) yakni berkembangnya penggunaan teknologi
informasi dan komunikasi menyebabkan terjadinya lima pergeseran dalam proses
pembelajaran. Kelima pergeseran tersebut yaitu (1) dari pelatihan ke penampilan; (2) dari
ruang kelas ke tempat lain dan tidak hanya selama jam pelajaran berlangsung; (3) dari
kertas ke komputer online atau saluran; (4) dari fasilitas fisik ke fasilitas jaringan kerja;
dan (5) dari waktu siklus ke waktu nyata.

Selain itu dari segi nasionalisme, Anderson memberikan pendapat apabila suatu
bangsa (nation) dari segi antropologi sebagai an imagined political community, maka
saya ingin mengatakan bahwa nasionalisme adalah the imagined spirit of a nation sebuah
semangat yang membangun semangat kebangsaan melalui nasionalisme dari persamaan
rasa yang mereka alami. Kesadaran sejarah penting dalam pembinaan budaya bangsa
karena memerlukan dukungan dan peran serta secara aktif segenap anggota masyarakat.
Untuk menggerakkan peran serta masyarakat dalam membina dan mengembangkan
kebudayaan nasional perlu dibangkitkan kesadaran bahwa mereka merupakan suatu
kesatuan sosial yang terwujud melalui proses sejarah yang akhirnya mempersatukan
sejumlah bangsa kecil dalam suatu bangsa Indonesia.

Pendekatan STM merupakan salah satu pendekatan pembelajaran kontekstual yang


dapat membantu siswa untuk membuat pelajaran menjadi lebih berarti. Sebab Putra
(2013) dalam sitti (2018) bahwa pendekatan STM berkaitan dengan kehidupan nyata,
siswa memiliki perasaan, perhatian, kemauan, ingatan, dan pikiran yang mengalami
perubahan berkat pengalaman hidup. Pada pemahaman konsep Sains Teknologi
Masyarakat (STM) ini, maka dengan adanya pendekatan tersebut dapat mengenalkan

8
sesuatu yang dekat dengan kehidupan siswa, contohnya adalah kaitannya “Sains” yaitu
sampah dengan lingkungan sekitar siswa. Kaitannya “Teknologi” yaitu siswa dapat
mengolah atau mendaur ulang sampah tersebut menjadi sesuatu yang berguna bagi orang
lain. Dalam hal ini, siswa dituntut untuk mencari solusi atau cara yang tepat dalam
memecahkan masalah yang ada kaitanya dengan kehidupan sekitarnya. Kaitannya dengan
“Masyarakat” yaitu jika teknologi yang dilakukan tersebut dapat memiliki nilai manfaat,
maka di sisi masyarakat pun juga akan menguntungkan dan saling berkaitan, yakni
sampah memiliki nilai guna yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar dengan
diolah menjadi kerajinan.

Adanya pendekatan STM ini, maka akan membekali siswa dalam memiliki
pengalaman hidup dan mampu mengenalkan siswa pada suatu masalah agar mencari cara
atau solusi dalam pemecahannya selain itu dapat memberikan wawasan yang ada
kaitannya tentang teknologi. Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Sains
Teknologi Masyarakat yang sekarang sudah merupakan model, secara utuh dapat
mengembangkan kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor yang dibentuk dalam diri
individu sebagai peserta didik, dengan harapan agar diaplikasikan dalam kehidupan
sehari-harinya.

9
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dari uraian-uraian yang telah kami tuliskan, beberapa kesimpulan dari uraian
tersebut yang dapat di ambil, yaitu:

1. Sebagian pembangunan di Indonesia hingga saat ini belum sepenuhnya didukung oleh
potensi yang unggul baik pendidikan, termasuk sumber daya manusianya.
2. Indonesia belum sepenuhnya memanfaatkan iptek serta mengembangkan penelitian
secara optimal.
3. Pentingnya Indonesia membangun iptek terutama Masyarakat dan Ekonomi Berbasis
Penggetahuan, Penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi yang merupakan
prasyarat (prerequisite) untuk meraih kemakmuran (prosperity) dalam kancah
pergaulan internasional.
4. Upaya-upaya yang dilakukan adalah dengan masyarakat berbasis pengetahuan yaitu
penataan masyarakat, kewiraswastaan, pembentukan pengetahuan, keterampilan dan
pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup.
Makalah ini mengangkat masalah utama tentang reposisi peran manusia dalam
pengembangan IPTEK. Sebagai bagian dari kebudayaan, IPTEK sudah semestinya dapat
mendukung eksistensi manusia. Namun kenyataannya tidak selalu demikian, sehingga
gagasan utama tentang pengembangan IPTEK berbasis budaya dengan manusia sebagai
pusatnya (human centered) menjadi fokus penting. Dengan demikian, IPTEK tidak
semakin menjauhkan manusia dari harkat kemanusiaannya, namun justru dapat
meningkatkan kemuliaan hidupnya.
Untuk mengantisipasi perkembangan IPTEK ini tidak menjadi bumerang bagi
kehidupan manusia, maka perlu ditekankan tentang esensi IPTEK yang bergayut dengan
kebudayaan untuk mempermudah praktik kehidupan manusia. IPTEK harusnya menjadi
sarana, bukan tujuan utama. Manusia perlu bersikap terbuka terhadap segala
perkembangan yang ada, tapi tidak sampai terbawa arus yang justru membuat manusia
terjinakkan oleh IPTEK itu sendiri. IPTEK yang telah mengubah banyak hal dalam
kehidupan menuntut pemikiran reflektif atas nilai dan etika. Opsi solusi yang dapat
ditawarkan adalah dengan mengembangkan IPTEK berkemanusiaan yang memberi ruang

1
partisipasi bagi masyarakat untuk berperan aktif mengatasi berbagai permasalahan
bangsa.

1
DAFTAR PUSTAKA

Andriani, P., Sukartiningsih, W., & Subroto, W. T. (2017). PEMANFAATAN


PENDEKATAN BERORIENTASI LINGKUNGAN ILMU TEKNOLOGI
MASYARAKAT (STM) UNTUK MENINGKATKAN KESADARAN SOSIAL
DALAM PELESTARIAN LINGKUNGAN. Jurnal Ilmiah Sekolah Dasar, 1(4), 288-
295.
Dewan Riset Nasional. (2013). Kebijakan Riset-Iptek-Inovasi Menuju Bangsa Yang Berdaya
Saing. Jakarta: Dewan Riset Nasional.

Efianingrum, A. PENGEMBANGAN IPTEK BERBASIS BUDAYA. JURNAL MAJELIS,


1.

Handy, M. R. N. (2021). Pembelajaran Sejarah Dalam Membangun Historical Awarness dan


Sikap Nasionalisme Pada Peserta Didik. Prabayaksa: Journal of History
Education, 1(1), 49-54.

Jauhar, S. (2018, September). Pengembangan bahan ajar IPS berbasis pendekatan Sains
Teknologi Masyarakat (STM) untuk meningkatkan kreativitas siswa. In Seminar
Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat (Vol. 2018, No. 1).
Mulyana, D. (2008). Peran komunikasi dalam pengembangan dan penerapan IPTEK di
Indonesia. Jurnal Sosioteknologi, 7(15), 468-480.

Nazwirman, N. (2010). PEMBANGUNAN IPTEK DI INDONESIA. Cakrawala-Jurnal


Humaniora, 10(1), 43-49.

Rachman, R., & Damaianti, V. (2019). Peran Sains-Teknologi Dalam Pembelajaran Bipa:
Pengembangan Webtoon Berbasis Komunikasi Lintas Budaya Sebagai Antisipasi
Gegar Budaya. Konferensi Internasional Pengajaran Bahasa Indonesia Bagi Penutur
Asing Xi.
View publication stats

Anda mungkin juga menyukai