Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

ATRIBUT-ATRIBUT INOVASI
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Difusi dan Inovasi Pendidikan
yang diampu oleh:
Suyantiningsih, M. Ed.

Disusun Oleh:
Reza Pahlevi (18105241051)
Hasna Maretta Sausana (18105241016)
Jeviera Vanesha Azhari (18105244005)
Awan Kurniawan (18105244026)

JURUSAN KURIKULUM DAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2019

i
KATA PENGANTAR
Segala puja dan puji syukur senantiasa kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa
yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
makalah ini dengan baik. Makalah ini disusun guna memahami lebih detail tentang teori
pendidikan dan untuk memenuhi tugas kelompok.

Terimakasih tak lupa kami sampaikan kepada Ibu Suyantiningsih, M. Ed., sebagai dosen
pengampu Mata Kuliah Difusi Dan Inovasi Pendidikan yang telah membimbing kami. Makalah
ini telah kami usahakan semaksimal mungkin dan tentunya dengan bantuan dari berbagai pihak,
sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu tak lupa juga kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam
pembuatan makalah ini.
Kami sangat menyadari bahwa tidak ada manusia yang sempurna, begitu juga dalam
penulisan makalah ini, apabila nantinya terdapat kekurangan dan kesalahan dalam makalah ini,
kami selaku tim penyusun sangat berharap kepada seluruh pihak agar dapat memberikan kritik
dan juga saran yang sifatnya membangun agar kedepannya kami dapat memperbaiki kekurangan
kami dalam penulisan makalah ini. Akhir kata, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
kepada kita semua.

Yogyakarta, 20 Oktober 2019

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul ................................................................................................................................. i


Kata Pengantar ................................................................................................................................ ii
Daftar Isi ........................................................................................................................................ iii
BAB I .............................................................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ..................................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................................ 1
C. Tujuan .................................................................................................................................. 2
D. Manfaat ............................................................................................................................... 2
E. Metode Penulisan ................................................................................................................. 2
BAB II............................................................................................................................................. 3
A. Elemen Dalam Difusi Inovasi .............................................................................................. 3
B. Inovasi .................................................................................................................................. 3
C. Saluran Komunikasi ............................................................................................................. 4
D. Jangka Waktu ....................................................................................................................... 5
E. Sistem Sosial ........................................................................................................................ 6
BAB III ........................................................................................................................................... 8
A. Kesimpulan .......................................................................................................................... 8
B. Saran .................................................................................................................................... 8
Daftar Pustaka ................................................................................................................................. 9

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pendidikan memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap pertumbuhan ekonomi
dan sumber daya manusia, suatu bangsa berpengaruh pada produktivitas dan kreativitas
masyarakat. Pendidikan dapat menjadikan masyarakat yang cerdas memiliki keterampilan
dan keahilan serta mampu menghadapi tantangan, perubahan, dan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi dan akhirnya masyarakat suatu bangsa akan mampu bersaing
dengan bangsa lain dalam era globalisasi, untuk itu perlu diadakan inovasi dalam
pendidikan.
Inovasi pendidikan akan terus menjadi pembahasan yang tidak akan ada habisnya
bagi praktisi pendidikan atau orang-orang yang berada dalam dunia pendidikan. Karena
inovasi merupakan suatu tindakan pembaharuan yang akan terus dilaksanakan selama
proses pendidikan masih berlangsung.
Inovasi harus disebarluaskan agar terjadi pembaharuan yang diharapkan. Namun
sistem norma juga dapat menjadi faktor penghambat untuk menerima suatu ide baru.
Lemahnya pengetahuan tentang karakteristik struktur sosial, norma, dan orang kunci dalam
suatau sistem sosial (misal: suatu institusi pendidikan) memungkinkan ditolaknya suatu
inovasi walaupun secara ilmiah inovasi tersebut terbukti lebih unggul dibandingkan dengan
apa yang sedang berjalan saat itu. Berdasarkan uraian di atas, unsur-unsur dan karakteristik
inovasi pendidikan berperan penting dalam dunia pendidikan yang menjadi tujuan dari
sebuah inovasi dapat terwujud. Dalam dunia pendidikan inovasi adalah hal yang mutlak
dilakukan karena tanpa inovasi maka dunia pendidikan tidak akan berkembang yang
kemudian berimbas pada elemen-elemen kehidupan yang lain.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa saja elemen dalam difusi inovasi?
2. Apa yang dimaksud dengan inovasi?
3. Apa yang dimaksud dengan saluran komunikasi?
4. Apa yang dimaksud dengan jangka waktu?
5. Apa yang dimaksud dengan sistem sosial?

1
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui apa saja elemen dalam difusi inovasi.
2. Untuk mengetahui dan menjelaskan mengenai inovasi.
3. Untuk mengetahui dan menjelaskan mengenai saluran komunikasi.
4. Untuk mengetahui dan menjelaskan mengenai jangka waktu.
5. Untuk mengetahui dan menjelaskan mengenai sistem sosial.

D. MANFAAT
Melalui makalah ini diharapkan penulis dan pembaca dapat menambah wawasan dan
pengetahuan mengenai macam-macam elemen dalam difusi inovasi.

E. METODE PENULISAN
1. Studi Pustaka
Melalui metode ini penulis melakukan telaah buku dan akses internet sebagai bahan
referensi mengenai inovasi pendidikan.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. ELEMEN DALAM DIFUSI INOVASI
Pada dasarnya, teori difusi inovasi menjelaskan proses bagaimana suatu inovasi
dikomunikasikan lewat channel tertentu sepanjang waktu kepada anggota kelompok dari
suatu sistem sosial. “Diffusion is the process by which an innovation is communicated
through certain channels over time among the members of a social system.” (Rogers,
1983:5).
Tujuan utama dari difusi inovasi adalah diadopsinya suatu inovasi (ilmu
pengetahuan, teknologi, bidang pengembangan masyarakat) oleh anggota sistem sosial
tertentu. Sistem sosial dapat berupa individu, kelompok informal, organisasi sampai
kepada masyarakat.
Menurut Rogers (1983) dalam proses difusi inovasi terdapat 4 (empat) elemen
pokok, yaitu: Inovasi, Saluran Komunikasi, Jangka Waktu, dan Sistem Sosial. Proses difusi
ini sangat mirip dengan model komunikasi yang dirumuskan oleh Berlo (1969), yaitu:
sumber, pesan, saluran, penerima, dan efek (SMCR). Sementara itu, pada proses
komunikasi sumbernya membawa semua bentuk pesan sehingga dapat dikatakan difusi
merupakan bagian dari komunikasi. Istilah difusi dalam bahasa Indonesia adalah penyebar
serapan.

B. INOVASI
Inovasi adalah ide, gagasan, praktik, tindakan atau barang yang dipersepsikan
sebagai sesuatu yang baru oleh individu atau oleh unit yang mengadopsinya. Kebaruan
inovasi diukur secara subjektif menurut pandangan individu yang menerimanya.
Baru di sini diartikan mengandung ketidak tentuan (uncertainty), artinya sesuatu
yang mengandung berbagai alternatif. Sesuatu yang tidak tentu masih terbuka berbagai
kemungkinan bagi orang yang mengamati, baik mengenai arti, bentuk, manfaat, dan
sebagainya. Dengan adanya informasi berarti mengurangi ketidak tentuan tersebut, karena
dengan informasi itu berarti memperjelas arah pada satu alternatif tertentu.

3
Rogers membedakan dua macam informasi, pertama informasi yang berkaitan
dengan pertanyaan “Apa inovasi (hal yang baru) itu?”, “Bagaimana menggunakannya?”,
“Mengapa perlu itu?”. Informasi yang kedua berkaitan dengan penilaian inovasi atau
berkaitan dengan pertanyaan “Apa manfaat menerapkan inovasi?”. “Apa konsekuensinya
menggunakan inovasi?” Jika anggota sistem sosial (warga masyarakat) yang menjadi
sasaran inovasi dapat memperoleh informasi yang dapat menjawab berbagai pertanyaan
tersebut dengan jelas, maka akan hilanglah ketidak tentuan terhadap inovasi. Mereka telah
memperoleh pengertian yang mantap apa inovasi itu. Mereka akan menerima dan juga
menerapkan inovasi. Cepat lambatnya proses penerimaan inovasi dipengaruhi juga oleh
atribut dan karakteristik inovasi.
Namun demikian, tak selamanya inovasi selalu disukai oleh suatu sistem sosial.
Sejumlah studi menunjukkan, ada inovasi yang justru menimbulkan keborosan atau
menjadi penyebab kecelakaan.

C. SALURAN KOMUNIKASI
Saluran komunikasi adalah alat untuk menyampaikan pesan-pesan inovasi dari
sumber kepada penerima. Kondisi kedua pihak yang berkomunikasi akan memengaruhi
pemilihan atau penggunaan saluran yang tepat untuk mengefektifkan proses komunikasi.
Isi pesan yang dipertukarkan mengandung ide baru.
Saluran komunikasi yang digunakan akan sangat berpengaruh terhadap seberapa
besar efek dari pertukaran informasi tersebut sehingga diperlukan ketepatan dalam memilih
atau menggunakannya. Kondisi kedua belah pihak yang akan bertukar informasi pun perlu
diperhatikan karena memengaruhi keefektifan penyampaian pesan.
Menurut Rogers ada dua saluran komunikasi yang dapat digunakan, yaitu media
massa dan interpersonal. Jika komunikasi dimaksudkan untuk memperkenalkan suatu
inovasi kepada khalayak yang banyak dan tersebar luas, maka saluran komunikasi yang
lebih tepat, cepat dan efisien, adalah media massa. Tetapi jika komunikasi dimaksudkan
untuk mengubah sikap atau perilaku penerima secara personal, maka saluran komunikasi
yang paling tepat adalah saluran interpersonal.
Misalnya saluran media massa seperti radio, televisi, suratkabar, dan sebagainya
telah digunakan untuk menyampaikan informasi dari seorang atau sekelompok orang

4
kepada orang banyak (massa). Biasanya media massa digunakan untuk menyampaikan
informasi kepada audien dengan maksud agar audien (peneriam informasi) mengetahui dan
menyadari adanya inovasi. Sedangkan saluran interpersonal (hubungan secara langsung
antar individu), lebih efektif untuk memengaruhi atau membujuk seseorang agar mau
menerima inovasi, terutama antara orang yang bersahabat atau mempunyai hubungan yang
erat. Dalam penggunaan saluran interpersonal dapat juga terjadi hubungan untuk beberapa
orang, dengan kata lain saluran interpersonal dapat dilakukan dalam suatu kelompok.

D. JANGKA WAKTU
Waktu merupakan pertimbangan yang penting dalam proses difusi. Dalam inovasi,
waktu berarti periode yang dibutuhkan untuk mengadopsi suatu inovasi. Menurut Rogers
(1996) keterlibatan waktu dalam proses difusi inovasi adalah dalam hal:
1. Proses pengambilan keputusan inovasi oleh individu
Dalam hal ini waktu diukur mulai dari pertama kali individu mengetahui adanya
suatu inovasi sampai dengan individu mengadopsi atau menolak inovasi tersebut.
Adapun tahapan yang dilalui oleh individu dalam proses pengambilan keputusan
inovasi adalah sebagai berikut:
a. Individu mulai mengetahui adanya suatu inovasi.
b. Muncul keyakinan (persuasion) pada diri individu untuk menerima atau menolak
inovasi tersebut.
c. Tahap di mana individu memutuskan untuk menerima atau menolak inovasi.
d. Individu mulai melaksanakan apa yang telah ia putuskan pada tahap ketiga.
e. Individu melakukan konfirmasi.
Masing-masing tahapan tersebut di atas membutuhkan sejumlah waktu tertentu
untuk melaksanakannya, dan jumlah waktu yang dibutuhkan antara satu individu
dengan individu lainnya berbeda.
2. Tingkat kecepatan individu dalam mengadopsi suatu inovasi dibandingkan individu
lain.
Dalam hal ini derajat inovasi individu diukur berdasarkan waktu yang digunakan
individu untuk kecepatan seseorang dalam mengadopsi suatu inovasi. Semakin sedikit

5
waktu yang digunakan oleh individu untuk mengadopsi suatu inovasi dibandingkan
individu lain maka semakin inovatif individu tersebut dibandingkan individu lainnya.
Berdasarkan perbandingan waktu yang digunakan oleh masing-masing individu
dalam mengadopsi suatu inovasi, Rogers (1996) kemudian membuat kategori adopter
sebagai berikut:
a. Innovator
b. Penerima dini
c. Mayoritas dini
d. Mayoritas belakangan
e. Penerima akhir (laggards).
3. Jumlah anggota sistem yang mengadopsi inovasi dalam kurun waktu tertentu.
Derajat adopsi dalam suatu sistem sosial biasanya diukur dari panjangnya waktu yang
diperlukan untuk mengadopsi suatu inovasi berdasarkan jumlah anggota sistem sosial
yang mengadopsi inovasi tersebut.

E. SISTEM SOSIAL
Sistem sosial merupakan salah satu elemen difusi yang tidak kalah pentingnya
dengan tiga elemen difusi lainnya karena di dalam sistem sosial inilah suatu proses difusi
berlangsung. Sistem sosial diartikan oleh Rogers (1996) sebagai seperangkat unit yang
saling berhubungan dan terkait satu sama lain dalam upaya memecahkan masalah untuk
mencapai cita-cita bersama. Anggota dari suatu sistem sosial berupa individu, kelompok
informal, organisasi serta sub sistem. Sedangkan sistem yang dianalisis dalam studi difusi
dapat terdiri dari petani, anak SMA, dokter di suatu rumah sakit atau para konsumen.
Menurut Rogers (1996) hal-hal yang perlu dibahas dalam penelitian difusi berkaitan
dengan sistem sosial adalah:
1. Struktur Sosial dan Difusi Proses difusi terjadi di lingkungan sistem sosial. Sedangkan
di dalam sistem sosial terdapat berbagai unit-unit sistem, yang mana masing-masing
unit memiliki struktur sosial yang berbeda-beda. Struktur sosial ini menciptakan
keteraturan dan kestabilan anggota sistem sosial dalam berperilaku. Oleh karena itu,
ketika seorang agen pembaharu akan melakukan proses difusi di dalam suatu unit

6
sistem sosial maka agen pembaharu tersebut harus mengetahui dan memahami terlebih
dahulu struktur sosial yang ada pada unit sistem sosial.
Di dalam unit sistem sosial terdapat dua jenis struktur sosial, yaitu struktur formal dan
struktur informal. Struktur formal dipakai pada unit sistem sosial yang bersifat formal,
seperti organisasi birokrasi (kantor pemerintah, kantor swasta). Sedangkan struktur
informal dipakai di dalam suatu jaringan hubungan antarpribadi oleh anggota suatu
sistem.
2. Sistem Norma dan Difusi Norma adalah suatu pola kebiasaan yang menjadi acuan dan
standar yang dipakai untuk melakukan berbagai aktivitas kehidupan oleh seluruh
anggota suatu sistem sosial. Sebagai standar acuan anggota sistem sosial, norma bisa
memengaruhi anggota sistem sosial untuk mau menerima atau menolak suatu program
difusi inovasi. Untuk itu, seorang agen perubahan harus menyesuaikan proses difusi
inovasi yang akan ia lakukan dengan norma yang berlaku di dalam sistem sosial yang
dituju.
3. Pemuka Pendapat dan Agen Perubahan Pemuka pendapat adalah individu yang secara
informal dapat memengaruhi sikap atau perilaku anggota suatu sistem sosial sesuai
dengan keinginannya. Biasanya pemuka pendapat lebih berpengaruh dibandingkan.

7
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Atribut inovasi adalah segala sesuatu yang dapat memengaruhi cepat lambatnya laju
suatu inovasi untuk diadopsi oleh anggota sistem sosial. Atribut inovasi juga dapat
diartikan sesuatu yang dapat memengaruhi suatu inovasi diterima atau tidak oleh suatu
anggota sistem sosial. Cepat lambatnya penerimaan inovasi oleh masyarakat dipengaruhi
oleh karakteristik inovasi itu sendiri. Rogers mengemukakan difusi inovasi terdapat 4
(empat) elemen pokok, yaitu: Inovasi, Saluran Komunikasi, Jangka Waktu, dan Sistem
Sosial. Dan demikian juga dengan atribut inovasi memengaruhi cepat atau lambatnya
penerimaan suatu inovasi. Tingkat adopsi dipengaruhi oleh jenis keputusan inovasi
(opsional, kolektif atau atas dasar otoritas), jenis saluran komunikasi yang digunakan,
norma, sifat kesaling terhubungan individu dalam komunitas adopter dan upaya agen
perubahan.

B. SARAN
Penulis menyadari bahwa makalah diatas banyak sekali kesalahan dan jauh dari
kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut dengan berpedoman pada
banyak sumber yang dapat dipertanggungjawabkan. Maka dari itu penulis mengharapkan
kritik dan saran mengenai pembahasan makalah dalam kesimpulan di atas.

8
DAFTAR PUSTAKA
Boettcher Judith V. (l999). Faculty Guide for Moving Teaching and Learning to the Web. USA:
Leage for Innovation in the Community College.
Cronin Mary J. (1996). The Internet Strategy Hanbook: Lessons from the New Frontier Business.
USA: Library of Congress.
Coburn, P.,et al. (1985). Practical Guide to Computer in Education. California: Addison-Wisley
Publication C ompany Inc.
Departemen Pendidikan Nasional. (2002). Pedoman Umum Pelaksanaan Pendidikan Berbasis
Keterampilan Hidup (Life Skill) Melalui Pendidikan Broad Based Education Dalam
Pendidikan Luar Sekolah dan Pemuda. Jakarta: Ditjen PLS dan Pemuda.
Hardjito. (2001). Pola Hubungan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemanfaatan Internet: Studi
Survai Motif Pemanfaatan Internet Siswa SMU dan SMK DKI Jakarta. Tesis. Program
Pasca Sarjana Universitas Indonesia.
Heinich Robert. (1996). Instructional Media and Technologies for Learning. New Jersey:
Prentice-Hall Inc..
Kasali Rhenald. (1999). Membidik Pasar Indonesia. Segmentasi, Targeting dan Postioning.
Cetakan ketiga. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Nina W. Syam. 2004. Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Dunia
Pendidikan. Makalah. Disajikan pada Diskusi Panel. UPI Bandung.
Oos Anwar, 2003. Internet: Peluang dan tantangan Pendidikan Nasional Jurnal teknodik, Jakarta
Pusat Teknologi Komunikasi dan Informasi Pendidikan Depniknas.
Porbowono, 1996. Internet untuk dunia Pendidikan. Makalah, Bandung: Institut Teknologi
Bandung.

Anda mungkin juga menyukai