Anda di halaman 1dari 21

KONSEP DASAR INOVASI PENDIDIKAN

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Terstruktur


Mata Kuliah : Inovasi Pendidikan
Dosen Pengampu : Yandi Herandi, M.Pd

Oleh :
Rahmatika Anjani (1808105025)
Marisa Nurmaliasari (1808105026)
Titin Kartini (1808105033)
Kelas / Semester : A / 6

JURUSAN TADRIS MATEMATIKA


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN (FITK)
IAIN SYEKH NURJATI CIREBON
2021

1
Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
limpahan rahmat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
kami yang berjudul “Konsep Dasar Inovasi Pendidikan”. Pada makalah ini kami
banyak mengambil dari berbagai sumber dan refrensi dan pengarahan dari
berbagai pihak .oleh sebab itu, dalam kesempatan ini kami mengucapkan terima
kasih sebesar-sebesarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan makalah ini.
Penyusunan menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini sangat jauh dari
sempurna, untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun guna kesempurnaan laporan ini.
Akhir kata penyusun mengucapkan terima kasih dan semoga makalah ini
dapat bermanfaat untuk semua pihak yang membaca.

           

Cirebon,  21 Februari 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar..........................................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I ......................................................................................................................1
PENDAHULUAN....................................................................................................1
A. Latar Belakang..................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.............................................................................................2
C. Tujuan Penulisan...............................................................................................2
D. Manfaat Penulisan.............................................................................................2
BAB II Kajian Teoritis.............................................................................................3
A. Pengertian Inovasi Pendidikan..........................................................................3
B. Tujuan dan Manfaat Inovasi Pendidikan...........................................................5
C. Bentuk – Bentuk Inovasi Pendidikan................................................................7
D. Prinsip – Prinsip Inovasi Pendidikan..............................................................12
E. Ciri - Ciri Inovasi Pendidikan.........................................................................13
F. Faktor Pendorong Inovasi Pendidikan............................................................14
G. Hambatan - Hambatan dalam Inovasi Pendidikan..........................................15
BAB III...................................................................................................................17
PENUTUP..............................................................................................................17
A. Kesimpulan.....................................................................................................17
B. Saran................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................18

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tuntutan kehidupan di zaman modern ini semakin kompleks, sehingga
memunculkan persyaratan tertentu bagi individu yang akan memasuki dunia kerja,
diharapkan sekolah mampu menyelenggarakan pendidikan yang membekali
lulusan dengan ketrampilan, khusunya bagi masyrakat setempat, tanpa
bertentangan dengan kurikulum yang berlaku secara nasional. Maka muncullah
untuk memberikan pelajaran muatan lokal bagi peserta didik, lebih lanjut dalam
Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 0412/U/1987, secara
tersirat mencantumkan bahwa muatan lokal adalah program pendidikan yang isi
dan media penyampainya dikaitkan dengan lingkungan alam, sosial, budaya, dan
kebutuhan daerah yang perlu dipelajari murid (Y. Padmono, 2010 : 11).

Muhammad Anwar HM dalam junalnya yang berjudul Inovasi Sistem


Pendidikan mengatakan bahwa SDM merupakan prasyarat mutlak untuk
mencapai tujuan pembangunan bangsa. Salah satu wahana untuk membangun
kualitas SDM, pean pendidikan sangat dibutuhkan, sebab pendidikan merupakan
sarana untuk membangun watak bangsa. Oleh karena itu, kualitas pendidikan
harus senantiasa ditingkatkan sebab masyarakat yang cedas akan memberi nuansa
kehidupan yang cerdas pula dan secara progresif akan membentuk kemandirian.
Inovasi atau pembaharuan merupakan ide, barang, metode yang dirasakan atau
diamati sebagai hal yang baru bagi seseorang atau kelompok masyarakat, baik
berupa hasil intervensi (penemuan baru) atau discovery (baru ditemukan orang),
yang digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan atau memecahkan masalah
pendidikan nasional (Subadi, 2011 : 01). Adanya tuntutan inovasi tersebut
menjadikan guru sebagai ujung tombak dalam pelaksanaan pendidikan diharuskan
untuk memiliki ide atau barang yang dapat digunakan dalam rangka memecahkan
permasalahan pendidikan di Indonesia lebih khusus lagi permasalahan yang ada di
sekolah.

1
Berbagai permasalahan dan kenyataan negatif tentang hasil pendidikan dan
pengajaran menuntut adanya pembaharuan pendidikan, sehingga diharapkan mutu
dan hasil pendidikan semakin baik dan meningkat. Pembaharuan (inovasi)
pendidikan tersebut supaya pendidikan selalu adapif terhadap perubahan dan
pekembangan zaman, sekaligus agar tidak terjadi kesenjangan antara idealitas dan
realitas.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian inovasi pendidikan?
2. Apa bentuk – bentuk inovasi pendidikan?
3. Apa saja prinsip inovasi pendidikan?
4. Faktor apa yang mendorang inovasi pendidikan?
C. Tujuan Penulisan
1. Memahami pengertian inovasi pendidikan
2. Mengetahui bentuk – bentuk inovasi pendidikan
3. Mengetahui prinsip – prinsip inovasi pendidikan
4. Mengetahui faktor pendorong inovasi pendidikan
D. Manfaat Penulisan
Selain untuk memenuhi tugas terstruktur mata kuliah Inovasi Pendidikan,
penulisan ini juga bermanfaat untuk pembaca. Yaitu, pembaca dapat mengetahui
pengertian inovasi pendidikan menurut beberapa ahli, dapat mengetahui prinsip –
prinsip, bentuk, dan faktor pendorong inovasi pendidikan. Penulisan makalah ini
uga dapat dijadikan sebagai salah satu referensi untuk pendidik dan calon
pendidik.

2
BAB II
KAJIAN TEORITIS

A. Pengertian Inovasi Pendidikan


a. Pengertian Inovasi
Berbicara mengenai inovasi (pembaharuan) mengingatkan kita pada istilah
invention dan discovery. Invention adalah penemuan sesuatu yang benarbenar
baru, artinya hasil karya manusia. Adapun discovery adalah penemuan sesuatu
(benda yang sebenarnya telah ada sebelumnya). Secara etimologi, inovasi
berasal dari bahasa Latin, yaitu innovaation yang berarti pembaharuan dan
perubahan. Kata kerjanya innovo, yang artinya memperbarui dan mengubah.
Jadi, inovasi adalah perubahan baru menuju arah perbaikan dan berencana
(tidak secara kebetulan) (Idris, Lisma Jamal, 1992: 70).
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, inovasi diartikan sebagai
pemasukan satu pengenalan halhal yang baru; penemuan baru yang berbeda
dari yang sudah ada atau yang sudah dikenal sebelumnya (Tim penyusun
kamus pusat pembinaan dan pengembangan bahasa, 1989: 333). Dengan
demikian, inovasi dapat diartikan sebagai usaha menemukan benda yang baru
dengan jalan melakukan kegiatan (usaha) invention dan discovery. Dalam
kaitan ini, Ibrahim (1989) mengatakan bahwa inovasi adalah penemuan yang
dapat berupa sesuatu ide, barang, kejadian, metode yang diamati sebagai
sesuatu hal yang baru bagi seseorang atau sekelompok orang (masyarakat).
Inovasi dapat berupa hasil dari invention atau discovery. Inovasi dilakukan
dengan tujuan tertentu atau untuk memecahkan masalah (Subandiyah, 1992:
80).
Inovasi secara etimologi berasal dari bahasa latin innovation yang berarti
pembaharuan atau perubahan. Kata kerjanya Innova yang artinya
memperbaharui dan mengubah, inovasi ialah suatu perubahan yang baru
menuju ke arah perbaikan yang lain atau berbeda dari yang ada sebelumnya
yang dilakukan dengan sengaja dan berencana (tidak secara kebetulan).

3
Istilah perubahan dan pembaharuan ada perbedaan dan persamaannya.
Perbedaannya yaitu pada pembaharuan ada unsur kesengajaan sedangkan
perubahan tidak. Persamaannya yaitu memiliki unsur yang baru atau lain dari
sebelumnya. Kata "baru" dapat juga diartikan apa saja yang baru dipahami,
baru diterima, atau dilaksanakan oleh si penerima inovasi atau dilaksanakan
oleh si penerima inovasi, meskipun bukan baru lagi bagi orang lain. Namun
setiap yang baru itu belum tentu baik setiap kondisi, situasi dan tempat (Tjipto
Subadi, 2012:1).
Semua pendapat di atas menyatakan bahwa inovasi adalah suatu ide, hal-hal
yang praktis, metode, cara dan barang-barang buatan manusia yang diamati
atau dirasakan sebagai suatu yang baru bagi seseorang atau kelompok orang.
Sesuatu yang baru itu dapat berupa hasil diskoveri atau invensi yang
dimanfaat-kan dalam mencapai tujuan tertentu dan untuk memecahkan masalah
tertentu.
b. Pengertian inovasi pendidikan
Inovasi pendidikan adalah inovasi untuk memecahkan masalah dalam
pendidikan. Inovasi pendidikan mencakup halhal yang berhubungan dengan
komponen sistem pendidikan, baik dalam arti sempit, yaitu tingkat lembaga
pendidikan, maupun arti luas, yaitu sistem pendidikan nasional. Inovasi dalam
dunia pendidikan dapat berupa apa saja, produk ataupun sistem. Produk
misalnya, seorang guru menciptakan media pembelajaran mock up untuk
pembelajaran. Sistem misalnya, cara penyampaian materi di kelas dengan
tanya jawab ataupun yang lainnya yang bersifat metode. Inovasi dapat
dikreasikan sesuai pemanfaatannya, yang menciptakan hal baru, memudahkan
dalam dunia pendidikan, serta mengarah pada kemajuan. Inovasi di sekolah,
terjadi pada sistem sekolah yang meliputi komponen-komponan yang ada. Di
antaranya adalah sistem pendidikan sekolah yang terdiri atas kurikulum, tata
tertib, dan manajemen organisasi pusat sumber belajar. Selain itu, yang lebih
penting adalah inovasi dilakukan pada sistem pembelajaran (yang berperan di
dalamnya adalah guru) karena secara langsung yang melakukan pembelajaran

4
di kelas ialah guru. Keberhasilan pembelajaran sebagian besar tanggung jawab
guru.
Inovasi pendidikan adalah suatu ide, barang, metode yang dirasakan atau
diamati sebagai hal yang baru bagi seseorang ataus sekelompok orang
(masyarakat), baik berupa hasil inversi (penemuan baru) atau discovery (baru
ditemukan orang), yang digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan atau
untuk memecahkan masalah yang dihadapi.
Karena besar dan kompleksnya masalah pendidikan serta karena
keterbatasan kemampuan yang dimiliki, tindakan inovasi atau pembaharuan
sangat diperlukan. Secara implisit, manajemen inovasi mengacu pada
komponen perencanaan, pengawasan, pengarahan, dan perintah. Urwick dalam
Nicholls (1993: 3) mengidentifikasi bahwa manajemen atau pengolahan adalah
aktivitas yang berkenaan dengan perencanaan, pengaturan, pemberian perintah,
koordinasi, pengawasan, dan penilaian. Hal ini dikaitkan dengan kegiatan atau
aktivitas yang berkenaan dengan upaya pendayagunaan segala materiel dan
nonmateriel untuk mencapai tujuan inovasi. Manajemen inovasi dari sudut
proses berhubungan dengan kegiatan perencanaan, sedangkan dalam
perencanaan inovasi menuntut untuk melakukan asesmen situasi dan
mengidentifikasi tujuan inovasi. Inovasi akan berjalan baik jika didukung oleh
perencanaan inovasi yang efektif.
Tindakan menambah anggaran belanja supaya dapat mengadakan lebih
banyak murid, guru kelas, buku, dan sebagainya meskipun perlu dan penting
bukan merupakan tindakan inovasi. Tindakan mengatur kembali jenis dan
pengelompokan pelajaran, waktu, ruang kelas, caracara menyampaikan
pelajaran, sehingga dengan tenaga, alat, uang, dan waktu yang sama dapat
dijangkau jumlah sasaran murid yang lebih banyak, dan dicapai kualitas yang
lebih tinggi, itulah tindakan inovasi.
B. Tujuan dan Manfaat Inovasi Pendidikan
Tujuan inovasi adalah efisiensi, relevansi, dan efektivitas mengenai sasaran
jumlah anak didik sebanyakbanyaknya, dengan hasil pendidikan yang sebesar-
besarnya (menurut kriteria kebutuhan anak didik, masyarakat, dan pembangunan)

5
dengan menggunakan sumber tenaga, uang, alat, dan waktu dalam jumlah sekecil-
kecilnya (Suryosobroto, 1990: 129).
Tujuan utama dari inovasi adalah berusaha meningkatkan kemampuan, yaitu
kemampuan sumber tenaga, uang, sarana, dan prasarana, termasuk struktur dan
prosedur organisasi. Jadi, keseluruhan sistem perlu ditingkatkan agar semua
tujuan yang telah direncanakan dapat dicapai dengan sebaikbaiknya (Hasbullah,
2001: 189).
Secara lebih terperinci, maksud diadakannya inovasi pendidikan adalah sebagai
berikut (Hasbullah, 2001: 199201). Pertama, inovasi/pembaharuan pendidikan
sebagai tanggapan baru terhadap masalah-masalah pendidikan. Tugas
inovasi/pembaharuan pendidikan yang utama adalah memecahkan masalah-
masalah yang dijumpai dalam dunia pendidikan dengan cara inovatif. Inovasi atau
pembaharuan pendidikan juga merupakan tanggapan baru terhadap masalah
kependidikan yang dihadapi. Titik pangkal pembaharuan pendidikan adalah
masalah pendidikan yang aktual, yang secara sistematis akan dipecahkan dengan
cara inovatif. Akhirakhir ini, semua usaha pembaharuan pendidikan ditujukan
untuk kepentingan siswa atau subjek belajar demi perkembangannya, yang sering
disebut student centered approach. Pembaharuan pendidikan yang memusatkan
pada masalah pendidikan umumnya dan perkembangan subjek pendidikan
khususnya mengutamakan segi efektivitas dan segi ekonomis dalam proses
belajar.
Inovasi pendidikan dapat dikatakan sebagai sebuah usaha untuk mengadakan
suatu perubahan dengan tujuan untuk memperoleh hal yang lebih baik dalam
bidang pendidikan (Muhammad Kristiawan dkk, 2018: 25).
Dengan kata lain inovasi dalam pendidikan masih sangat diperlukan dalam
upaya menghasilkan sistem pendidikan yang mampu menghasilkan generasi yang
memiliki kecerdasan nalar, emosional, dan spiritual, bukan manusia yang kerdil,
pasif, dan tidak mampu mengatasi persoalan yang dihadapi (Muhammad Anwar,
2018:164).
Seperti telah dikemukakan bahwa munculnya suatu inovasi adalah sebagai
alternatif pemecahan masalah, maka langkah pertama pengembangan suatu

6
inovasi didahului dengan pengenalan terhadap masalah (Rogers, 1983; Lehman,
1981). Identifikasi terhadap masalah inilah yang kemudian mendorong
dilakukannya penelitian dan pengembangan (R&D) atau evaluasi kurikulum, yang
dirancang untuk menciptakan suatu inovasi.
Pada akhirnya, manfaat yang akan dicapai dari suatu strategi inovasi adalah
untuk meletakkan inovasi pendidikan dalam kerangka sebuah sistem target. Perlu
dicermati keberadaan sistem persekolahan dan kedekatannya dengan lingkungan
masyarakat, kampus atau universitas dan lain-lain, sehingga pada gilirannya
inovasi akan menjadi bagian yang inheren dalam sebuah sistem pendidikan.
Strategi bisa dimulai dari sistem target itu sendiri atau sistem-sistem lain dalam
lingkungan sistem target, seperti Departemen Pendidikan Nasional, Sekolah/
Madrasah, mass media, berbagai yayasan sosial dan pendidikan dan badan-badan
pemerintah. Lebih lanjut, strategi inovasi juga bisa meng- gunakan berbagai
struktur yang telah ada atau melalui penciptaan berbagai struktur baru yang
diperhitungkan lebih efektif dan menguntung- kan. Baik struktur yang telah ada
maupun struktur baru harus didefenisi- kan sesuai dengan kondisi dan waktu
dimana inovasi itu akan dilakukan.
Pada dasarnya, eberhasilan sebuah paket inovasi pendidikan tidak hanya
terletak pada desain atau perencanaan, strategi, dan agen/pelopor inovasi. Masih
banyak lagi variabel terkait seperti sejauh mana dukungan masyarakat dalam
menerima inovasi tersebut? adakah jaminan atau komitmen bahwa proses inovasi
pendidikan yang dilakukan akan didukung oleh masyarakat dan para penerima
inovasi? Sejauh mana kemampuan pelopor perubahan dalam menyediakan sarana
fasilitas, dan sumber-sumber finansial guna meluncurkan proses inovasi
pendidikan juga merupakan pertanyaan yang patut dijawab dalam konteks ini.
C. Bentuk – Bentuk Inovasi Pendidikan
Inovasi pendidikan menjadi topik yang selalu hangat dibicarakan dari masa ke
masa. Isu ini selalu muncul tatkala orang membicarakan tentang hal-hal yang
berkaitan dengan pendidikan. Model-model inovasi pendidikan telah banyak
dilontarkan dalam berbagai bentuk, tujuannya untuk memecahkan persoalan-

7
persoalan yang dihadapi, antara lain: usaha pemerataan pendidikan, peningkatan
mutu, peningkatan efisiensi dan efektifitas pendidikan, dan relevansi pendidikan.
Kesemuanya dimaksudkan agar inovasi yang dilakukan bisa diadopsi dan
dimanfaatkan untuk perbaikan dan pemecahan persoalan pendidikan di Indonesia.
1. Top-down Model
Top-down model, yaitu inovasi pendidikan yang diciptakan oleh pihak tertentu
sebagai pimpinan/atasan yang diterapkan kepada bawahan, seperti halnya inovasi
pendidikan yang dilakukan oleh Kemendiknas dan Kemenag selama ini. Inovasi
pendidikan seperti yang dilakukan di Depdiknas yang disponsori oleh lembaga
lembaga asing cenderung merupakan “topdown inovation”. Inovasi ini sengaja
diciptakan oleh atasan sebagai usaha untuk meningkatkan mutu pendidikan atau
pemerataan kesempatan untuk memperoleh pendidikan, ataupun sebagai usaha
untuk meningkatkan efisiensi dan sebagainya.
Inovasi seperti ini dilakukan dan diterapkan kepada bawahan dengan cara
mengajak, menganjurkan, bahkan memaksakan suatu perubahan untuk
kepentingan bawahannya. Bawahan tidak punya otoritas untuk menolak
pelaksanaannya. Contoh inovasi yang dilakukan oleh Depdiknas adalah Cara
Belajar Siswa Aktif (CBSA), Guru Pamong, Sekolah Persiapan Pembangunan,
Guru Pamong, Sekolah kecil, Sistem Pengajaran Modul, Sistem Belajar Jarak
Jauh, dan lain-lain.
Inovasi pendidikan yang berupa top-down model tidak selamanya
berhasil dengan baik. Hal ini disebabkan oleh banyak hal antara lain penolakan
para pelaksana seperti guru yang tidak dilibatkan secara penuh, baik dalam
perencananaan maupun pelaksanaannya.
2. Bottom-up Model
Inovasi yang lebih berupa bottom-up model dianggap sebagai suatu inovasi
yang langgeng dan tidak mudah berhenti karena para pelaksana dan pencipta
samasama terlibat, mulai dari perencanaan sampai pada pelaksanaan. Oleh karena
itu, masingmasing bertanggung jawab terhadap keberhasilan suatu inovasi yang
mereka ciptakan.

8
Bottom-up model adalah model inovasi dan hasil ciptaan dari bawah serta
dilaksanakan sebagai upaya meningkatkan penyelenggaraan dan mutu pendidikan.
Model inovasi yang diciptakan berdasarkan ide, pikiran, kreasi, dan inisiatif dari
sekolah, guru atau masyarakat yang umumnya disebut model Bottom-Up
Innovation. Ada inovasi yang juga dilakukan oleh guruguru, yang disebut dengan
Bottom-Up Innovation. Model ini jarang dilakukan di Indonesia karena bersifat
sentralistis.
Pembahasan tentang model inovasi seperti model Top-Down dan Bottom-Up
telah banyak dilakukan oleh para peneliti dan para ahli pendidikan. Sudah banyak
pembahasan tentang inovasi pendidikan yang dilakukan, misalnya perubahan
kurikulum dan proses belajar mengajar. White (1988: 136156) menguraikan
beberapa aspek yang berkaitan dengan inovasi, seperti tahapantahapan dalam
inovasi, karakteristik inovasi, manajemen inovasi, dan sistem pendekatannya.
Di samping kedua model yang umum tersebut, ada hal lain yang
muncul tatkala membicarakan inovasi pendidikan, yaitu:
1) Kendala-kendala, termasuk resistensi dari pihak pelaksana inovasi, seperti
guru, siswa, masyarakat dan sebagainya.
2) Faktor-faktor seperti guru, siswa, kurikulum, fasilitas, dan dana; (3) lingkup
sosial masyarakat.
3. Inovasi Dalam Kurikulum
Dalam rangka memperbaiki mutu pendidikan nasional pemerintah telah
melakukan berbagai usaha, salah satunya dengan penyempurnaan kurikulum.
Langkah ini harus dilakukan guna merespon tuntutan terhadap kehidupan
berdemokrasi, globalisasi dan otonomi daerah. Adapun bentuk inovasi kurikulum
itu adalah dengan merubah pola penyelenggaraan pendidikan yang sentralistik,
monolitik dan uniformistik, menjadi lebih demokratis. Selama ini keputusan-
keputusan pendidikan selalu dilaksanakan berdasarkan hierarkhi birokrasi yang
terkesan otoriter sehingga pihak bawahan harus melaksanakan seluruh keinginan
pihak atasan.
Kurikulum yang bersifat sentralistik seperti ini dirasa sangat menghambat
inovasi dan mempengaruhi out put pendidikan, sebab kurikulum yang terpusat

9
hanya akan menghasilkan out put manusia robot tanpa inisiatif. Konsekwensi dari
desentralisasi itu adalah diterapkannya kurikulum yang berbasis kompetensi
(competency based curriculum) sebagai penyempurnaan dari kurikulum
sebelumnya yang cenderung berorientasi pada isi (content based curriculum).
Kurikulum perlu dikembangkan dengan pendekatan berbasis kompetensi agar
lulusan pendidikan nasional memiliki keunggulan kompetitif dan komparatif
sesuai standar mutu nasional dan internasional. Dengan kompetensi sebagai dasar
pengembangan kurikulum akan dijamin adanya fleksibilitas dalam pencapaian
penguasaan kompetensi. Pendekatan ini menekankan identifikasi kompetensi
dasar setiap bidang studi yang indikator-indikatornya dapat membantu guru
menentukan strategi dan teknik pengajarannya.
Di samping itu kompetensi dasar dan indikator-indikatornya akan membantu
anak memahami apa yang harus mereka kuasai. Berpangkal pada pendekatan ini
pemerintah kemudian mengembangkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
yang memberikan otonomi bagi tiap satuan pendidikan untuk menyusun dan
mengembangkan sendiri kurikulumnya berdasarkan karakteristik peserta didik
dan kepentingan daerah masing-masing. Kebijakan ini bukan berarti
menghilangkan unsur-unsur nasional dan menimbulkan fanatisme daerah, tetapi
dalam rangka memberikan perimbangan yang proporsional antara kurikulum
nasional dan daerah (lokal).
4. Peningkatan Kualitas Pembelajaran
Peningkatan kualitas pembelajaran harus dilakukan agar mencapai peningkatan
kualitas hasil pendidikan. Faktor penentu utama keberhasilan upaya itu adalah
pendidik. Di tangan pendidikan kurikulum akan hidup dan bermakna. Di tangan
pendidik pula metode penyajian menjadi hidup dan menarik bagi peserta didik.
Begitu pula alat pendidikan baik material maupun non material dapat digunakan
oleh pendidik sesuai dengan kepentingan dan kebutuhannya. Dengan demikian
pendidik memegang kunci yang penting dalam upaya peningkatan kualitas
pembelajaran. Semua pembaruan yang menyangkut upaya peningkatan kualitas
pendidikan harus mempertimbangkan keikutsertaan.

10
Keikutsertaan guru di sini bukan dalam arti fisik semata, tetapi yang lebih
penting lagi keikutsertaan secara mental yang didukung oleh kemampuan
profesionalnya. Dapat dikatakan upaya peningkatan hasil pendidikan harus
dilakukan dengan peningkatan kualifikasi guru. Dan diharapkan akan muncul
guru-guru profesional yang kreatif mencari strategi dan pendekatan baru dalam
pembelajaran. Pencarian pendekatan dan strategi inilah yang menimbulkan
berbagai macam inovasi dalam pembelajaran. Diantara inovasi itu adalah adanya
kecenderungan untuk mengedapkan pembelajaran yang berorientasi kepada
peserta didik, dengan indikator keberhasilan terletak pada kesejahteraan anak
didik. Anak didik sejahtera jika aktivitas belajarnya menyenangkan dan
menggairahkan.
5. Quantum learning
Quantum learning ialah kiat, petunjuk, strategi, dan seluruh proses belajar yang
dapat mempertajam pemahaman dan daya ingat, serta membuat belajar sebagai
suatu proses yang menyenangkan dan bermanfaat. Beberapa teknik yang
dikemukakan merupakan teknik meningkatkan kemampuan diri yang sudah
populer dan umum digunakan. Namun, Bobbi DePorter mengembangkan teknik-
teknik yang sasaran akhirnya ditujukan untuk membantu para siswa menjadi
responsif dan bergairah dalam menghadapi tantangan dan perubahan realitas
(yang terkait dengan sifat jurnalisme).
6. Contextual Teaching and Learning/CTL
Pendekatan kontektual (Contextual Teaching and Learning /CTL) merupakan
konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan
dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara
pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka
sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Dengan konsep itu, hasil pembelajaran
diharapkan lebih bermakna bagi siswa. Proses pembelajaran berlansung alamiah
dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalami, bukan mentransfer
pengetahuan dari guru ke siswa. Strategi pembelajaran lebih dipentingkan
daripada hasil Dalam kelas kontektual, tugas guru adalah membantu siswa
mencapai tujuannya. Maksudnya, guru lebih banyak berurusan dengan strategi

11
daripada memberi informasi. Tugas guru mengelola kelas sebagai sebuah tim
yang bekerja bersama untuk menemukan sesuatu yang baru bagi anggota kelas
(siswa). Sesuatu yang baru datang dari menemukan sendiri bukan dari apa kata
guru. Begitulah peran guru di kelas yang dikelola dengan pendekatan kontekstual.
7. PAIKEM
PAIKEM adalah singkatan dari Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif,
dan Menyenangkan.  Aktif dimaksudkan bahwa dalam proses pembelajaran guru
harus menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya,
mempertanyakan, dan mengemukakan gagasan. Belajar memang merupakan suatu
proses aktif dari si pembelajar dalam membangun pengetahuannya, bukan proses
pasif yang hanya menerima kucuran ceramah guru tentang pengetahuan. .
Keadaan aktif dan menyenangkan tidaklah cukup jika proses pembelajaran tidak
efektif, yaitu tidak menghasilkan apa yang harus dikuasai siswa setelah proses
pembelajaran berlangsung, sebab pembelajaran memiliki sejumlah tujuan
pembelajaran yang harus dicapai. Jika pembelajaran hanya aktif dan
menyenangkan tetapi tidak efektif, maka pembelajaran tersebut tak ubahnya
seperti bermain biasa.
D. Prinsip – Prinsip Inovasi Pendidikan
Menurut Peter M. Drucker dalam bukunya Innovation and Entrepreneurship
(Tilar, 1999 : 356)
a. Inovasi memerlukan analisis berbagai kesempatan dan kemungkinan yang
terbuka titik artinya, inovasi hanya dapat terjadi apabila mempunyai
kemampuan analisis.
b. Inovasi bersifat konseptual dan perseptual, artinya yang bermula dari
keinginan untuk menciptakan sesuatu yang baru yang dapat diterima oleh
masyarakat.
c. Inovasi harus dimulai dengan yang kecil. Tidak semua inovasi dimulai
dengan ide-ide besar yang tidak terjangkau oleh kehidupan nyata manusia.
Keinginan yang kecil untuk memperbaiki Suatu kondisi atau kebutuhan
hidup ternyata kelak mempunyai pengaruh yang sangat luas terhadap
kehidupan manusia selanjutnya.

12
d. Inovasi di diarahkan pada kepemimpinan atau ke laporan. Inovasi selalu
diarahkan bahwa hasilnya akan menjadi pelopor dari suatu perubahan yang
diperlukan. Apabila tidak demikian maka intensi suatu inovasi kurang jelas
dan tidak memperoleh apresiasi dalam masyarakat.
e. Bersifat simpel dan terfokus. Artinya, harus sederhana dan terarah.
Berbagai inovasi dilakukan dengan tujuan agar pendidikan dapat berdaya
guna dan berhasil guna. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam
pelaksanaan inovasi yaitu:
1. Inovasi yang dilakukan harus sesuai dengan karakteristik peserta didik
sehingga mempunyai implikasi positif bagi kemudahan belajar peserta
didik.
2. Tidak ada satu inovasi pun yang dianggap paling benar sepanjang belum
dapat dibuktikan efektivitas dan efisien nya terhadap hasil belajar yang
diharapkan sesuai dengan kebutuhan peserta didik dalam kurun waktu
tertentu. Oleh karena itu setiap inovasi harus terus dilaksanakan sampai
berhasil.
3. Inovasi selalu diwarnai dengan ketidakpastian mengenai efektivitasnya
terhadap kualitas pembelajaran. Oleh karena itu perlu disadari bahwa
inovasi yang berhasil di suatu tempat belum tentu berhasil di tempat
lainnya.
4. Inovasi dalam pembelajaran dapat dilaksanakan baik pada sektor pendidikan
formal, non formal maupun informal. Pada segala macam bentuk jalur dan
jenjang pendidikan yang terkait dengan berbagai bidang kehidupan.
E. Ciri - Ciri Inovasi Pendidikan
Menurut rodgers (1983:14)
1) Adanya keuntungan relatif, yaitu sejauh mana suatu inovasi dianggap
menguntungkan bagi penerimanya. Tingkat keuntungan atau kemanfaatan
suatu inovasi dapat diukur berdasarkan nilai ekonominya atau dari faktor
sosial, kesenangan, kepuasan, atau karena mempunyai komponen yang
sangat penting.

13
2) Bersifat kompatibel, yaitu tingkat kesesuaian inovasi dengan nilai,
pengalaman lalu dan kebutuhan dari penerima. Inovasi yang tidak sesuai
dengan norma yang diyakini oleh penerima tidak akan diterima secepat
inovasi yang sesuai dengan norma yang ada di masyarakat.
3) Bersifat kompleksitas yaitu suatu inovasi memiliki tingkat kesukaran untuk
memahami dan menggunakan inovasi bagi penerimanya.
4) Bersifat reabilitas, yaitu suatu inovasi yang ada apakah dapat dicoba atau
tidak dalam kehidupan penerima. Suatu inovasi harus benar-benar dapat
dicoba kan oleh penerima.
5) Bersifat observabilitas, yaitu suatu inovasi benar-benar dapat diamati
hasilnya atau keuntungannya karena itu inovasi harus mudah diamati hasil
yang ditimbulkannya (Ibrahim, 1988:47-48).
F. Faktor Pendorong Inovasi Pendidikan
Berdasarkan pendapat Drucker (Sudarwan Danim, 2006:39) bahwa beberapa
faktor yang menyebabkan terjadinya pembaruan yang mendorong inovasi dalam
manajemen pendidikan antara lain :
1) Kondisi yang diharapkan
2) Munculnya ketidakwajaran
3) Inovasi yang muncul berbasis pada kebutuhan dalam proses
4) Perubahan pada struktur Industri atau struktur pasar
5) Faktor demografis
6) Perubahan persepsi, suasana dan makna
7) Pengetahuan baru
Menurut ( Hasbullah, 2001 :1-4 ) faktor yang cukup berperan mempengaruhi
inovasi pendidikan yaitu:
a) Visi terhadap pendidikan
Pendidikan merupakan persoalan asasi bagi manusia sebagai makhluk
yang dapat dididik dan harus dididik yang akan tumbuh menjadi manusia
dewasa dengan proses pendidikan yang dialaminya.
Setiap anak akan mengalami proses pendidikan secara alamiah, yang
didapatkan dalam situasi pergaulan dengan kedua orangtuanya serta

14
lingkungan budaya yang mengelilinginya. Pendidikan seperti inilah yang
akan menjadikan anak sebagai manusia dalam arti yang sesungguhnya.
Cinta kasih orangtua dan ketergantungan serta kepercayaan anak kepada
mereka pada usia usia dini merupakan dasar kuku yang memungkinkan
timbulnya pergaulan mendidik. Dengan upaya pendidikan, potensi dasar
universal anak akan tumbuh dan membentuk diri anak unik, sesuai dengan
pembawaan lingkungan budaya dan zamannya.
b) Faktor pertambahan penduduk
Adanya pertambahan penduduk yang tinggi menimbulkan akibat yang
luas terhadap berbagai segi kehidupan, terutama pendidikan. Masalah
pendidikan yang berkaitan erat dengan bertambahnya penduduk.
1) Kekurangan kesempatan belajar
2) Kualitas pendidikan (kurangnya dana, jumlah guru, fasilitas, dll)
3) Masalah relevansi
4) Efisiensi dan efektivitas pendidikan
c) Faktor perkembangan ilmu pengetahuan
Kemajuan zaman ditandai dengan kemajuan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Perkembangan ilmu pengetahuan secara
akumulatif bertambah pesat. Perkembangan tersebut sudah tentu harus
dimasukkan dalam kurikulum sekolah, meskipun Hal ini menyebabkan
adanya kurikulum yang sangat sarat dengan masalah-masalah baru.
d) Tuntutan adanya proses pendidikan yang relevan
Dalam mempersiapkan pendidikan yang relevan Sesuai dengan
perkembangan zaman, sistem pembelajaran harus disesuaikan agar tidak
ketinggalan dan mampu mencetak output yang internasional. Salah satu
contohnya yaitu pergantian kurikulum.
G. Hambatan - Hambatan dalam Inovasi Pendidikan
a) Hambatan psikologis
Hambatan ini ditemukan apabila kondisi psikologis individu menjadi
faktor penolakan. Faktor-faktor psikologis lainnya yang dapat
mengakibatkan penolakan terhadap inovasi adalah rasa enggan karena

15
merasa sudah cukup dengan keadaan yang ada, tidak mau repot, atau
ketidaktahuan tentang masalah.
b) Hambatan praktis
Hambatan praktis adalah faktor-faktor penolakan yang lebih bersifat
fisik. Semakin praktis suatu bidang maka semakin mudah orang meminta
penjelasan tentang penolakan praktis. Dalam hal mengimplementasikan
perubahan faktor waktu sering kurang diperhitungkan. Oleh karena itu,
sangat penting untuk mengalokasikan waktu apabila membuat perencanaan
inovasi.
Selain itu masalah pada sumber daya ekonomi dan keahlian, dalam
perencanaan dan implementasi inovasi tingkat pengetahuan dan jumlah dana
yang tersedia harus dipertimbangkan.
c) Hambatan kekuasaan dan nilai
Apabila di Jelaskan secara singkat, hambatan nilai melibatkan
kenyataan bahwa suatu inovasi mungkin selaras dengan nilai-nilai, norma,
dan tradisi yang dianut orang-orang tertentu, tetapi mungkin bertentangan
dengan nilai-nilai yang dianut orang lain. Jika inovasi berlawanan dengan
nilai-nilai yang ada maka penolakan inovasi pun akan muncul.

16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Inovasi adalah penemuan yang dapat berupa sesuatu ide, barang, kejadian,
metode yang diamati sebagai sesuatu hal yang baru bagi seseorang atau
sekelompok orang (masyarakat). Inovasi pendidikan adalah inovasi untuk
memecahkan masalah dalam pendidikan. Inovasi pendidikan mencakup halhal
yang berhubungan dengan komponen sistem pendidikan, baik dalam arti sempit
yaitu tingkat lembaga pendidikan, maupun arti luas yaitu sistem pendidikan
nasional. Adapun bentuk – bentuk inovasi pendidikan yaitu : Top-down Model,
Bottom-up Model, Inovasi Dalam Kurikulum, Peningkatan Kualitas
Pembelajaran, Quantum learning, Contextual Teaching and Learning/CTL,
PAIKEM.
Menurut M Peter M. Drucker ada beberapa prinsip inovasi pendidikan
diantaranya, inovasi memerlukan analisis, inovasi bersifat konseptual dan
perseptual, inovasi harus dimulai dengan yang keci, inovasi di diarahkan pada
kepemimpinan atau ke laporan, bersifat simpel dan terfokus. Drucker (Sudarwan
Danim, 2006:39) faktor yang menyebabkan terjadinya pembaruan yang
mendorong inovasi dalam manajemen pendidikan antara lain : Kondisi yang
diharapkan, munculnya ketidakwajaran, inovasi yang muncul berbasis pada
kebutuhan dalam proses, perubahan pada struktur Industri atau struktur pasar,
faktor demografis, perubahan persepsi, suasana dan makna, pengetahuan baru.
B. Saran
Setelah membaca dan memahami makalah ini, dengan berbagai kekurangan
penulis juga menghimbau kepada pembaca agar tetap berusaha mencari referensi
lain baik dari makala lain, buku, jurnal, maupun dari sumber – sumber terpercaya
lainnya. Dengan rendah hati, penulis juga selalu mengharapkan kritik dan saran
yang menunjang kesempurnaan makalah ini.

17
DAFTAR PUSTAKA

Dudun Supriadi. 2017. Implementasi Management Inovasi dan Kreatifitas Guru


dalam Meningkatkan Mutu Pembelajaran. Indonesian Journal of Education
Managemend and Administration Review. Vol.1(2). 125 – 132.
Kristiawan, M, dkk. 2018. Inovasi Pendidikan. Ponorogo: Wide Group.
Muhammad Anwar. 2018. Inovasi Sistem Pendidikan. Vol.7(2). 161 – 170.
Nuzuar Warsah. 2018. Analisis Inovasi Administrasi Guru dalam Meningkatkan
Mutu Pembelajaran (Studi MAN Rejang Lebon. Jurnal Penelitian Agama
dan Keagamaan. Vol.16(3). 263 – 274.
Rusdiana, A.H. 2014. Konsep Inovasi Pendidikan. Bandung: CV. Pustaka Setia.
Subandi, Tjipto. 2012. Inovasi Pendidikan. Surakarta: Muhammadiyah
Universitas Press.
Suprayekti. Pengertian Pembaruan (Inovasi) Pendidikan. Modul 1. PDGK505.
http://respository.ut.ac.id/4214/2/PDGK505.M1.pdf.
Syafaruddin, dkk. 2012. Inovasi Pendidikan (Suatu Analisis Terhadap Kebijakan
Baru Pendidikan). Medan: Perdana Publising.

18

Anda mungkin juga menyukai