Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH PEMBELAJARAN BERBASIS IT

INOVASI PEMBELAJARAN
(Alasan Perlunya Inovasi Dalam Dunia Pembelajaran Dan ICT Sebagai
Inovasi Pembelajaran)

DOSEN PENGAMPU: TAUFIK SAMSURI, M.Pd.

DISUSUN OLEH:
AHMAD ARIS ARIFIN (18051008)

PRODI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS SAINS, TEKNIK DAN TERAPAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN MANDALIKA MATARAM
OKTOBER 2020

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penyusun panjatkan atas kehadirat Allah SWT. karena telah
melimpahkan rahmatnya. Sehingga makalah yang berjudul “Inovasi
Pembelajaran” ini dapat penyusun selesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini
disusun guna memenuhi tugas dari mata kuliah Pembelajaran Berbasis IT, yang
diampu oleh Bapak Taufik Samsuri, M.Pd.
Penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan baik dari segi isi, maupun dari sistematika penyusunannya. Oleh
karena itu segala kritik dan saran yang sifatnya konstruktif, sangat penyusun
harapkan untuk melengkapi kekurangan yang ada pada penyusunan laporan ini.
Makalah ini dapat diselesaikan tepat waktu tentunya tidak lepas dari bantuan
dan dukungan dari pihak-pihak yang terkait, terutama sumber internet yang
banyak berkontribusi, serta Bapak Taufik Samsuri, M.Pd. selaku dosen pengampu
mata kuliah Pembelajaran Berbasis IT, Untuk itu penyusun ucapkan terima kasih.

Mataram, 11 Oktober 2020

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL........................................................................................ i
KATA PENGANTAR......................................................................................... ii
DAFTAR ISI........................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................. 2
1.3 Tujuan Penulisan................................................................................ 2
1.4 Manfaat Penulisan.............................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................... 3


2.1 Pengertian Inovasi Pembelajaran ........................................................ 3
a. Pengertian Inovasi ............................................................................... 3
b. Pengertian Pembelajaran.................................................................... 4
c. Pengertian Inovasi Pembelajaran ...................................................... 5
2.2 Tujuan Inovasi Dalam Pembelajaran............................................... 5
2.3 Karakteristik Inovasi Pembelajaran ................................................ 5
a. Manfaat relatif (relative advantage) ............................................ 5
b. Kesesuaian (compatibility)............................................................ 6
c. Kerumitan (complexity)................................................................ 6
d. Akses untuk mencoba (trialibility)............................................... 7
e. Penampakan penggunaan inovasi (observability) ...................... 7
2.4 Faktor-Faktor Yang Perlu Diperhatikan ......................................... 8
2.5 Pentingnya Inovasi Dalam Pembelajaran ........................................ 9
2.6 ICT Sebagai Inovasi Dalam Pembelajaran......................................10
a. Pengertian ICT .............................................................................10
b. Tahapan Integrasi ICT (TIK) Dalam Pembelajaran..............12
c. ICT Sebagai Inovasi Dalam Pembelajaran................................14
BAB III PENUTUP .............................................................................................18
3.1 Kesimpulan ..........................................................................................18
3.2 Saran ....................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... iv

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Inovasi dalam pembelajaran sangat diperlukan pada saat ini
karena proses pembelajaran tidak sepenuhnya menuntut peserta
didik menjadi perpustakaan yang mampu menampung seluruh
penjelasan pendidik agar hasil belajar meningkat. Adanya tuntutan
inovasi tersebut menjadikan pendidik sebagai ujung tombak dalam
pelaksanaan pendidikan diharuskan untuk memiliki ide atau barang
yang dapat digunakan dalam rangka memecahkan permasalahan
pendidikan di Indonesia lebih khusus lagi permasalahan yang ada
di sekolah.
Pada saat ini Perkembangan information and communication
technology (ICT) atau yang lebih dikenal dengan teknologi informasi
dan teknologi (TIK) mempunyai peranan yang luar biasa dalam
bidang pendidikan. Adanya TIK memberikan jangkauan yang luas,
cepat, efektif, dan efesien terhadap penyebarluasan informasi ke
berbagai penjuru dunia.
Penggunaan TIK di dunia pendidikan menyebabkan perubahan
mendasar dalam hal cara mengajar guru, belajar peserta didik, dan
manajemen sekolah dari yang ada sebelumnya. TIK menyebabkan
perubahan dalam hal peran guru yang tidak sekedar sebagai
sumber dan pemberi ilmu pengetahuan, namun menjadikannya
sebagai seorang fasilitator bahkan teman belajar peserta didik.
Karenanya guru dapat memberikan pilihan dan tanggung jawab yang
besar kepada peserta didik untuk mengalami peristiwa belajar. Dengan
peran guru sebagaimana dimaksud, maka peran peserta didik pun
mengalami perubahan, dari partisipan pasif menjadi partisipan aktif
yang banyak menghasilkan dan berbagi (sharing) pengetahuan
/keterampilan serta berpartisipasi sebanyak mungkin sebagaimana
layaknya seorang ahli. Disisi lain peserta didik juga dapat belajar
secara individu, sebagaimana halnya juga kolaboratif dengan siswa lain

1
kehadiran information and communication technology (ICT)
atau yang lebih dikenal dengan teknologi informasi dan teknologi
(TIK) merupakan hal yang tidak bisa ditawar-tawar lagi dan
merupakan penunjang utama dalam pengembangan dunia pendidikan
yang semakin hari semakin kompleks, sehingga perlu adanya media
yang mampu memberikan inovasi dan menjadi solusi dari semua
persolan pendidikan terutama dalam kegiatan pengajaran.
1.2 Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang diatas, maka dapat disimpulkan beberapa
rumusan masalah mengenai kedudukan teknologi informasi dalam
pembelajaran sebagai berikut :
1) Apa yang dimaksud dengan inovasi pembelajaran?
2) Apa tujuan serta karakteristik dari inovasi pembelajaran?
3) Apa saja faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam pengimplemen-
tasian inovasi dalam pembelajaran?
4) Apa pentingnya inovasi dalam pembelajaran?
5) Bagaimana peranan ICT Sebagai Inovasi Dalam Pembelajaran?
1.3 Tujuan Penulisan

1) Untuk mengetahui apa itu inovasi pembelajaran


2) Untuk mengetahui tujuan serta karakteristik inovasi pembelajaran.
3) Untuk mengetahui faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam
pengimplementasian inovasi dalam pembelajaran.
4) Untuk mengetahui pentingnya inovasi dalam pembelajaran.
5) Untuk mengetahui peranan ICT Sebagai Inovasi Dalam Pembelajaran.
1.4 Manfaat Penulisan
Manfaat yang dapat diperoleh tentunya bagi penyusun sendiri yaitu, dapat
lebih memahami mengenai inovasi pembelajaran, baik tujuan, karakteristik,
pentingnya inovasi, serta peranan ICT sebagai Inovasi dalam pembelajaran.

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Inovasi Pembelajaran
a. Pengertian Inovasi
Menurut pendapat Everett M.Rogers dalam (Udin Syaefudin,2012),
mendefinisikan bahwa inovasi merupakan suatu ide, gagasan, praktek
atau objek/benda yang disadari dan diterima sebagai suatu hal yang baru
oleh seseorang atau kelompok untuk diadopsi.
Menurut Wina Sanjaya (2008), inovasi diartikan sebagai sesuatu
yang baru dalam situasi sosial tertentu dan digunakan untuk menjawab
atau memecahkan suatu permasalahan. Secara harfiah inovasi innovation
berasal dari kata to innovate yang mempunyai arti membuat perubahan
atau memperkenalkan sesuatu yang baru,inovasi kadang diartikan
sebagai penemuan namun, maknanya berbeda dengan penemuan dalam
arti discovery atau Invention. Discovery mempunyai makna penemuan
sesuatu yang sebenarnya sudah ada sebelumnya, misalnya penggunaan
model pembelajaran inkuiri dalam matapelajaran Ilmu Pengetahuan
Alam, untuk meningkatkan kualitas pembelajaran tersebut di Indonesia
baru-baru ini dikembangkan, sebenarnya model pembelajaran tersebut
sudah dilaksanakan di negara-negara lain, atau model pembelajaran
melalui jaringan internet. Sedangkan Invantion,memiliki pengertian
penemuan yang benar-benar baru belum tercipta sebelumnya. Dari
beberapa pengertian tersebut inovasi dapat diartikan sebagai wujud baru
berupa ide, gagasan, atau tindakan. Sedangkan dilihat dari maknanya,
sesuatu yang baru itu bisa benar-benar baru, belum tercipta sebelumnya
yang disebut invention, atau dapat juga tidak benar-benar baru sebab,
sebelumnya sudah ada dalam konteks sosial yang berbeda, kemudian
dikenal dengan istilahdiscovery.
Jadi inovasi bisa terjadi dalam segala bidang termasuk di dalamnya
pendidikan. Inovasi dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja.
Khususnya dalam bidang pendidikan, inovasi biasanya muncul dari
adanya keresahan dan keinginan dari pihak-pihak tertentu tentang

3
penyelenggaraan pendidikan. Misalnya, keresahanguru tentang proses
belajar mengajar yang dianggap kurang berhasil, keresahan pihak
administrator pendidikan tentang kinerja guru, atau mungkin keresahan
masyarakat terhadap kinerja dan hasil, bahkan sistem pendidikan.
Keresahan-keresahan itu pada akhirnya membentuk permasalahan-
permasalahan yang menuntut penanganan dengan segera. Upaya untuk
memecahkan masalah tersebut maka, munculah ide-ide baru atau
gagasan sebagai suatu inovasi. Begitu juga dengan keinginan dari guru,
dan administrator sekolah akan adanya sekolah yang lebih maju dan
bermutu, sehingga menarik minat masyarakat untuk memilihnya sebagai
tujuan anaknya bersekolah.
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa inovasi akan ada karena
adanya masalah yang dirasakan, hampir tidak mungkin inovasi muncul
tanpa adanya masalah.
b. Pengertian Pembelajaran
Makna pembelajaran merupakan suatu sistem yang tersusun dari
unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas,perlengkapan, dan prosedur
yang saling mempengaruhi pencapaian tujuan pembelajaran. Manusia
yang terlibatdalam sistem pengajaran terdiri dari siswa, guru, dan tenaga
lainnya, misalnya tenaga laboratorium. Material yangmeliputi buku-
buku, papan tulis dan kapur, fotografi, slide dan film, audio dan video
tape, serta material lainnya (Hamalik, 1999).
Rumusan makna pembelajaran tersebut mengandung isyarat bahwa
proses pembelajaran adalah sebuah kegiatan penyampaian ilmu
pengetahuan dari seorang tenaga pendidik kepada para peserta
didiknya, tidak terbatasdilaksanakan dalam ruangan saja, melainkan
dapat dilaksanakan disembarang tempat dengan cara membacabuku,
informasi melalui film, surat kabar, televisi, internet tergantung kepada
organisasi dan interaksi berbagaikomponen yang saling berkaitan, untuk
membelajarkan siswa.

4
c. Pengertian Inovasi Pembelajaran
Inovasi pembelajaran dapat dimaknai sebagai suatu upaya baru dalam
proses pembelajaran, dengan menggunakan berbagai metode,
pendekatan, sarana dan suasana yang mendukung untuktercapainya
tujuan pembelajaran. “Baru”dalam inovasi itu merupakan apa saja yang
belum dipahami, diterima atau dilaksanakan oleh si penerima inovasi.
Dapat juga dikatakan bahwa inovasi pembelajaran merupakan sebuah
upaya pembaharuan terhadap berbagai komponen yang diperlukan dalam
penyampaian materi pelajaran berupa ilmu pengetahuandari tenaga
pendidik kepada para peserta didik dengan tujuan untuk meningkatkan
kualitas pendidikanyang berlangsung (Wagiran. 2007).
2.2 Tujuan Inovasi Pembelajaran
Inovasi bertujuan untuk melakukan perubahan dalam arah positif. Jika inovasi
berhasil diadopsi, maka akan terjadi berbagai perubahan, pembaharuan, dan
peningkatan kualitas dalam bidang pendidikan. Agar dapat melakukan inovasi
dengan baik kita perlu memahami hubungan antara inovasi itu sendiri dengan
hakekat perubahan yang tidak jarang harus berhadapan dengan berbagai
kultur, praktik, dan kebiasaan-kebiasaan yang terjadi di masyarakat (Suyanto,
2003) dalam (Wagiran. 2007).
2.3 Karakteristik Inovasi Pembelajaran
Inovasi mempunyai karakteristik tertentu supaya diterima masyarakat dan
digunakan. Menurut Rogers (2003) dalam Suciati (2015) karakteristik inovasi
mencakup hal-hal sebagai berikut.
a. Keunggulan/manfaat relatif (relative advantage)
Yaitu sejauh mana suatu inovasi dianggap menguntungkan
penggunanya. Keuntungan ini dapat berupa peningkatan kinerja, nilai
ekonomi yang diperoleh, status atau gengsi. Sebagai contoh,
masyarakat saat ini sebagian besar mempunyai dan menggunakan
smartphone bahkan fablet (phone-tablet) untuk berkomunikasi dan
bekerja. Fleksibilitas dan kecanggihan fitur smartphone dan fablet,
memungkinkan seseorang untuk melakukan berbagai pekerjaan
menggunakan satu alat, seperti menelepon, mengambil foto, mencatat,

5
mencari informasi melalui internet dan mengunduh hasil pekerjaan
teman sekerja melalui email. Semua itu dilakukan menggunakan satu
smartphone atau fablet. Inovasi (alat kerja) ini jelas mempunyai
keunggulan relatif yang tinggi. Di samping itu seseorang yang ke mana-
mana menjinjing smartphone atau fablet model terbaru merasakan
nuansa sebagai seseorang yang modern, tidak gaptek dan terpelajar.
b. Kesesuaian (compatibility)
Dengan kebutuhan, tata nilai dan pengalaman pengguna, yaitu apakah
suatu inovasi dapat menjawab kebutuhan pengguna dan relevan dengan
pengalaman pengguna. Di samping itu apakah inovasi tersebut sinkron
dengan tata nilai pengguna. Sebagaimana pada contoh 1, penggunaan
handphone dengan cepat memasyarakat karena dinilai menjawab
kebutuhan untuk dapat berkomunikasi kapan saja dan di mana saja.
Dalam kaitan dengan tata nilai, ada contoh yang menarik, yaitu
keseganan seseorang untuk menelepon atau mengirim sms (short
message) kepada atasan di kantor pada saat jam kerja, karena dianggap
kurang atau tidak menghormati atasan. Kalau akan melapor harus
datang dan bertemu muka. Hal ini tidak lepas dari sistem hubungan
dalam masyarakat yang mengatur hubungan antara atasan bawahan.
Sikap paternalistik dan senioritas akan mencegah seseorang untuk
menggunakan sms atau telepon langsung, walaupun lebih efisien dalam
hal waktu dan usaha. Dalam contoh ini penggunaan sms tidak sesuai
dengan nilai yang dianut.
c. Kerumitan (complexity)
Inovasi yang dinilai sulit untuk dipahami atau digunakan. Persepsi
tentang kerumitan suatu inovasi sifatnya relatif. Suatu inovasi yang
dianggap sulit oleh seseorang dapat jadi sangat sederhana dan mudah
bagi yang lain. Contohnya, dalam hal menggunakan gadget komunikasi.
Orang tua mungkin menganggap smartphone sulit dipahami fitur-
fiturnya, sehingga smartphone canggih hanya digunakan untuk telepon
dan sms. Sebaliknya anak-anak atau remaja dengan mudah mengerti
cara menggunakan setiap fitur smartphone tersebut secara optimal.

6
Memang bagi anak-anak yang tumbuh kembang sejak dini terbiasa
dengan alat-alat komunikasi dan digital akan dengan mudah tumbuh
menjadi kelompok digital native yang cara pikir, cara paham dan cara
kerjanya berbeda dengan kelompok digital immigrant, yaitu orang yang
tidak terbiasa sejak kecil tapi mau belajar untuk menggunakan berbagai
gadget yang merupakan inovasi dalam bidang komunikasi dan
informasi.
d. Akses untuk mencoba (trialibility)
Suatu inovasi akan menentukan apakah suatu inovasi akan digunakan
oleh pengguna. Suatu inovasi yang dipersepsi berguna, sesuai dengan
kebutuhan dan tidak rumit, akan lebih dimungkinkan diadopsi atau
digunakan apabila inovasi tersebut dapat dicoba oleh calon pengguna.
Karena itulah ada test–drive bagi pembeli mobil untuk mencoba mobil
baru sebelum membeli. Dalam konteks pendidikan, suatu sekolah yang
dianjurkan untuk mengadopsi sistem ujian online akan lebih besar
kemungkinan mengadopsi inovasi tersebut apabila sistem ujian online
dapat dipasang di sekolah dan dicobakan untuk kelas tertentu. Dengan
mencoba calon pengguna akan lebih memahami cara kerja inovasi
tersebut, dan merasa percaya diri untuk menggunakannya.
e. Penampakan penggunaan inovasi (observability)
Penggunaan oleh pengguna lain akan mempengaruhi keputusan dari
calon pengguna. Apabila calon pengguna dapat melihat manfaat dan
kemudahan orang lain ketika menggunakan suatu inovasi, dia akan
merasa yakin akan memperoleh manfaat serupa ketika
menggunakannya. Sebagai contoh, mahasiswa A sebelumnya
mengandalkan buku catatan untuk mencatat dalam kuliah, tetapi ketika
dia melihat mahasiswa B menggunakan laptop untuk langsung
mengetik catatan, menyimpan dan mengeditnya kemudian, maka
mahasiswa A menjadi tertarik. Dan dari observasi hari ke hari
keuntungan mahasiswa B menggunakan laptop dalam perkuliahan
membuat mahasiswa A memutuskan untuk menggunakan laptop.

7
2.4 Faktor-Faktor Yang Perlu Diperhatikan Berkaitan Dengan Pengimple-
mentasian Inovasi Dalam Proses Pembelaran
a. Pendidik
Pendidik adalah orang yang sangat berpengaruh dalam proses belajar
mengajar. Oleh karena itu, pendidik harus betul-betul membawa
peserta didik kepada tujuan yang ingin dicapai. Pendidik harus
mampu mempengaruhi peserta didiknya.Pendidik harus berpandangan
luas dan kriteria bagi seorang pendidik ialah harus memiliki
kewibawaan karena dapat memberikan suatu kekuatan yang dapat
memberikan kesan dan pengaruh. Dengan uraian di atas dapat
dikemukakan bahwa untuk mengadakan pembaharuan dalam
pendidikan, kita harus meningkatkan profesionalisme pendidik.
b. Peserta Didik
Peserta didik merupakan objek utama dalam proses belajar mengajar,
dan dididik oleh pengalaman belajar mereka, dan kualitas
pendidikannya bergantung pada pengalamannya, kualitas
pengalaman-pengalaman, sikap-sikap, temasuk sikap-sikapnya pada
pendidikan. Dan belajar dipengaruhi oleh orang yang dikaguminya.
Oleh karena itu, dalam mengadakan pembaharuan pendidikan, harus
memperhatikan dari segi murid karena murid merupakan objek yang
akan diarahkan.
c. Materi ajar
Materi ajar adalah segala bentuk materi yang digunakan untuk
membantu pendidik/instruktor dalam melaksanakan kegiatan belajar
mengajar. Materi yang dimaksud bisa berupa materi tertulis, maupun
materi tidak tertulis. Materi ajar disusun secara sistematis,
menampilkan sosok utuh dari kompetensi yang akan dikuasai peserta
didik dalam kegiatan pembelajaran. Isi materi ajar pada hakikatnya
merupakan ilmu pengetahuan, keterampilan dan sikap yang perlu
dipelajari peserta didik agar memiliki komptensi yang diharapkan.
Dengan materi ajar memungkinkan peserta didik dapat mempelajari
suatu kompetensi atau kompetensi dasar secara runtut dan sistematis,

8
sehingga secara akumulatif mampu menguasai semua kompetensi
secara utuh dan terpadu. Materi ajar merupakan informasi, alat, dan
teks yang diperlukan pendidik untuk perencanaan dan penelaahan
implementasi pembelajaran.
d. Lingkungan
Proses pembelajaran berlangsung dalam banyak lingkungan berbeda.
Lingkungan belajar merupakan lingkungan atau situasi fisik yang ada
di dalamnya pembelajaran diharapkan berlangsung. Selain ruang
kelas, pembelajaran juga berlangsung dalam laboratorium (lab
komputer, sains atau lab bahasa), perpustakaan, pusat media, taman
bermain, kunjungan lapangan, teater,aula belajar dan dirumah. Agar
suasana belajar tidak membosankan, pendidik bisa menyelenggarakan
proses belajar tidak hanya diruang kelas tetapi juga bisa
mengadakannya di luar. Misalnya proses belajar di ditaman sekolah
(Academia, 2017).
2.5 Pentingnya Inovasi Dalam Pembelajaran
Inovasi pembelajaran merupakan sesuatu yang penting dan mesti
dilakukan oleh pendidik. Dengan adanya inovasi pembelajaran maka sebagai
seorang pendidik sebaiknya dapat belajar menciptakan suasana belajar yang
menyenangkan, menggairahkan, dinamis, penuh semangat, dan penuh
tantangan. Suasana pembelajaran seperti itu dapat mempermudah peserta didik
dalam memperoleh ilmu dan guru juga dapat menanamkan nilai-nilai luhur
yang hakiki pada peserta didik untuk menuju tercapainya tujuan pembelajaran.
Mendidik tidak hanya sekedar mentransfer ilmu kepada peserta didik,
tetapi juga membuka pola pikir mereka bahwa ilmu yang mereka pelajari
memiliki kebermaknaan untuk hidup mereka sehingga dari ilmu tersebut,
mampu merubah sikap, pengetahuan, dan keterampilan mereka menjadi lebih
baik. Penguasaan terhadap materi yang dikelola dan ditampilkan secara
profesioal, dari hati dan tanpa paksaan, logis, dan menyenangkan, serta
dipadukan dengan pendekatan personal-emosional terhadap peserta didik akan
menjadikan proses pembelajaran yang ingin dicapai terwujud. Selain itu,

9
pembelajaran juga harus dibuat bervariasi dengan menciptakan suatu metode
pembelajaran yang baru atau dengan kata lain inovasi.
Berbicara tentang inovasi, sebenarnya kata ini seringkali dikaitkan
dengan perubahan, tetapi tidak setiap perubahan dikatakan sebagai
inovasi. Inovasi adalah suatu ide, penemuan atau metode yang dirasakan atau
diamati sebagai suatu hal yang benar-benar baru bagi seseorang yang bersifat
relatif. Sedangkan inovasi pembelajaran yang dimaksud disini adalah metode
atau kiat seorang pendidik dalam membelajarkan peserta didik dengan
berbagai tujuan tertentu
Inovasi pembelajaran merupakan sesuatu yang penting dan harus
dimiliki atau dilakukan oleh pendidik. Hal ini disebabkan karena pembelajaran
akan lebih hidup dan bermakna. Kemauan pendidik untuk mencoba
menemukan, menggali dan mencari berbagai terobosan, pendekatan, metode
dan strategi pembelajaran merupakan salah satu penunjang akan munculnya
berbagai inovasi-inovasi baru.
Tanpa didukung kemauan dari pendidik untuk selalu berinovasi dalam
pembelajarannya, maka pembelajaran akan menjenuhkan bagi peserta didik.
Di samping itu, pendidik tidak dapat mengembangkan potensi yang
dimilikinya secara optimal. Mengingat sangat pentingnya inovasi, maka
inovasi menjadi sesuatu yang harus dicoba untuk dilakukan oleh setiap
pendidik. Oleh karena itu, seorang pendidik harus selalu melakukan inovasi
dalam pembelajaran. Langkah yang dapat dilakukan yakni perbaikan cara
mengajar dengan menggunakan metode baru yang inovatif (Academia, 2017).
2.6 ICT Sebagai Inovasi Dalam Pembelajaran
a. Pengertian ICT (Information and Comunication technology)
Information and Comunication technology atau dalam bahasa
Indonesianya dikenal dengan Teknologi Informasi dan Komunikasi
(TIK), mencakup dua aspek, yaitu Teknologi Informasi dan Teknologi
Komunikasi. Teknologi Informasi meliputi segala hal yang berkaitan
dengan proses, penggunaan sebagai alat bantu, manipulasi, dan
pengelolaan informasi. Teknologi komunikasi mencakup segala hal yang
berkaitan dengan penggunaan alat bantu untuk memproses dan mentrasfer

10
data dari perangkat yang satu ke lainnya. Karena itu, penguasaan TIK
berarti kemampuan memahami dan menggunakan alat TIK secara umum
termasuk komputer (Computer literate) dan memahami informasi
(Information literate). Tinio mendefenisikan TIK sebagai seperangkat
alat yang digunakan untuk berkomunikasi dan menciptakan,
mendiseminasikan, menyimpan, dan mengelola informasi. Teknologi
yang dimaksud termasuk komputer, internet, teknologi penyiaran (radio
dan televisi), dan telepon. UNESCO (2004) mendefenisikan bahwa TIK
adalah teknologi yang digunakan untuk berkomunikasi dan menciptakan,
mengelola dan mendistribusikan informasi. Defenisi umum TIK adalah
computer, internet, telepon, televisi, radio, dan peralatan audiovisual.

Teknologi Informasi dan Komunikasi adalah payung besar


terminologi yang mencakup seluruh peralatan teknis untuk memproses
dan menyampaikan informasi. TIK mencakup dua aspek yaitu teknologi
informasi dan teknologi komunikasi. Teknologi informasi meliputi segala
hal yang berkaitandengan proses, penggunaan sebagai alat bantu,
manipulasi, dan pengelolaan informasi. Sedangkan teknologi komunikasi
adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan penggunaan alat bantu untuk
memproses dan mentransfer data dari perangkat yang satu ke lainnya.
Oleh karena itu, teknologi informasi dan teknologi komunikasi adalah
dua buah konsep yang tidak terpisahkan. Jadi Teknologi Informasi dan
Komunikasi mengandung pengertian luas yaitu segala kegiatan yang

11
terkait dengan pemrosesan, manipulasi, pengelolaan, pemindahan
informasi. (Budiman, 2017).
b. Tahapan Integrasi ICT (TIK) Dalam Pembelajaran
Model integrasi TIK memiliki dua dimensi: teknologi dan pedagogi.
Teknologi merujuk untuk semua teknologi informasi dan komunikasi
(TIK), dan pedagogi adalah seni dan ilmu mengajar. Dimensi
teknologi adalah sebuah kontinum yang mewakili jumlah dari
penggunaan TIK yang semakin meningkat/beragam. Dimensi
pedagogi juga sebuah kontinum dan mewakili perubahan praktek
mengajar yang dihasilkan dari penerapan TIK. Dalam dua dimensi
ini terdap;at empat tahapan model integrasi TIK pada sistem
pendidikan dan sekolah. Keempat tahapan ini merupakan tahapan
kontinum, yang oleh UNESCO dalam (Fitriyadi, 2013) diistilahkan
dengan Emerging, Applying, Infusing dan Transforming :

1) Tahap Emerging
Dicirikan dengan pemanfaatan TIK oleh sekolah pada
tahap permulaan. Pada tahapan ini, sekolah baru memulai
membeli atau membiayai infrastruktur TIK, baik berupa
perangkat keras maupun perangkat lunak. Kemampuan TIK
guru-guru dan staf administrasi sekolah masih berada
pada tahap memulai eksplorasi penggunaan TIK untuk
tujuan manajemen dan menambahkan TIK pada kurikulum.
Pada tahap ini sekolah masih menerapkan sistem
pembelajaran konvensional, akan tetapi sudah ada

12
kepedulian tentang bagaimana pentingnya penggunaan TIK
tersebut dalam konteks pendidikan. Pada tahap ini,
fokus di kelas sering belajar keterampilan TIK dasar dan
mengidentifikasi komponen TIK. Guru pada tahap ini sering
menggunakan peralatan yang tersedia untuk tujuan
profesional mereka sendiri, seperti pengolah kata untuk
mempersiapkan lembar kerja, spreadsheet untuk mengelola
daftar kelas dan, jika internet juga tersedia, untuk
mencari informasi atau berkomunikasi melalui e-mail.
Dengan cara ini, guru mengembangkan keterampilan literasi
TIK mereka dan belajar bagaimana menerapkan TIK untuk
berbagai tugas profesional dan pribadi. Penekanannya
adalah pada belajar menggunakan berbagai tools dan
aplikasi, dan menjadi sadar akan potensi TIK dalam
pengajaran kedepannya. Pada tahap Emerging, praktek
kelas masih sangat banyak berpusat pada guru.
2) Tahap Applying
Dicirikan dengan sudah adanya pemahaman tentang
kontribusi dan upaya menerapkan TIK dalam konteks
manajemen sekolah dan pembelajaran. Dan biasanya di
negara-negara tersebut sudah ada kebijakan nasional TIK.
Para tenaga pendidik dan kependidikan telah menggunakan
TIK untuk tugas-tugas yang berkaitan dengan manajemen
sekolah dan tugas-tugas berdasarkan kurikulum. Sekolah
juga sudah mencoba mengadaptasi kurikulum agar dapat
lebih banyak menggunakan TIK dalam berbagai mata
pelajaran dengan piranti lunak yang tertentu.
3) Tahap Infusing
Menuntut adanya upaya untuk mengintegrasikan dan
memasukkan TIK ke dalam kurikulum. Pada pendekatan ini,
sekolah telah menerapkan teknologi berbasis komputer di
laboratorium, kelas, dan bagian administrasi. Guru berada

13
pada tahap mengeksplorasi cara atau metode baru dimana
TIK mengubah produktivitas dan pekerjaan profesional
mereka untuk meningkatkan belajar siswa dan pengelolaan
pembelajaran. Kurikulum mulai menggabung kan subjek
pembelajaran yang mencerminkan aplikasi dunia nyata.
4) Tahap Transforming
Dicirikan dengan adanya upaya sekolah untuk merencanakan
dan memperbaharui organisasinya dengan cara yang lebih
kreatif. TIK menjadi bagian integral dengan kegiatan pribadi
dan kegiatan profesional sehari-hari di sekolah. TIK sebagai
alat yang digunakan secara rutin untuk membantu belajar
sedemikian rupa sehingga sepenuhnya terintegrasi di
semua pembelajaran di kelas. Fokus kurikulum mengacu
pada learner-centered (berpusat pada peserta didik)
dan mengintegrasikan mata pelajaran dengan dunia
nyata. TIK diajarkan sebagai mata pelajaran tersendiri
dengan level profesional dan disesuaikan dengan bidang-
bidang pekerjaan sekaligus sebagai ilmu untuk
mendukung model pembelajaran berbasis TIK dan
menciptakan karya TIK. Sekolah sudah menjadi pusat
pembelajaran untuk para komunitasnya. Untuk
menyimpulkan, ketika tahap transformasi tercapai, seluruh
etos lembaga tersebut berubah.
c. ICT Sebagai Inovasi Dalam Pembelajaran
Seperti yang telah diuraikan diatas, bahwa inovasi pembelajaran
adalah suatu upaya baru dalam pembelajaran yang dilakukan
guna menunjang peningkatan mutu pendidikan. Berbagai inovasi
yang ada dalam pembelajaran, seperti pendekatan pembelajaran,
media pembelajaran, alat peraga pembelajaran, metode
pembelajaran,kurikulum, pengelolaan kelas maupun pembelajaran
yang berbasis teknologi atau yang dikenal dengan ICT.

14
Alasan ICT dikatakan sebagai salah satu bentuk inovasi
pembelajaran karena adanya kemajuan dibidang teknologi
informasi dan komunikasi yang selanjutnya merubah konsep
pembelajaran dari konvesional (tradisonal) menjadi pembelajaran
yang berbasis teknologi, informasi dan komunikasi. Penerapan
teknologi informasi ini adalah sebagai sarana untuk
mengoptimalkan belajar siswa dengan mengkonstruksi pengeta-
huan, informasi dan nilai-nilai yang dapat dimanfaatkan siswa
dalam kehidupan nyata sesuai dengan perkembangan zaman.

Dampak Positif ICT/TIK yang Diharapkan terhadap Pendidikan Nilai

Nilai Input Nilai Proses Nilai Output


@ terpercaya @ visi dan persepsi yang baik @
@ profesional @ model yag baik @ layanan prima
@ antusias dan motivasi tinggi @ memotivasi @ terpercaya
@ bertanggung jawab @ menginspirasi @ resposif dan aspiratif
@ kreatif @ memberdayakan @ antisipatif dan inovatif
@ disiplin @ membentuk budaya @ demokratis, adil/jujur dan
@ penuh perhatian @ loyal inklusif
@ belajar seumur hidup @ koordinatif dan sinergi
@ akuntabel

Suwarsih Madya (2011) dalam (Fitriyadi, 2013) menjelaskan


pemanfaatan TIK harus dijaga agar tetap membangan peserta didik
menjadi manusia berkarakter dan berkecerdasan intelektual dan
pemberdayaan pendidik dan tenaga kependidikan terkait. sekolah
masih memainkan peran penting dalam proses pendidikan karakter,
pada saat yang sama dengan penggunaan TIK di sekolah tanpa
mengabaikan maknanya dalam proses pembelajaran, yaitu
menumbuhkan nilai- nilai karakter yang dibutuhkan dalam kehidupan,
dimana penggunaan TIK yang dirancang secara rinci dapat

1
meminimalkan dampak negatifnya. Menurut UNESCO (2011) dalam
(Fitriyadi, 2013) memberikan arah bahwa selain berdampak terhadap
prestasi mata pelajaran, sejumlah studi tentang TIK telah menemukan
bahwa komputer dapat memiliki efek positif pada motivasi siswa,
seperti sikap mereka terhadap teknologi, pengajaran, atau materi
pelajaran. Pendidikan nilai dikelompokkan menjadi tiga nilai, yaitu:
(1) nilai input, adalah nilai yang diharapkan yang dapat ditemukan
dalam setiap kegiatan yang berkaitan dengan penyelenggara
pendidikan; (2) nilai proses, adalah nilai yang diharapkan selalu
diwujudkan dalam mengelola pendidikan untuk mencapai tonggak
tujuan; dan (3) nila output, adalah nilai yang diharapkan yang dapat
dimanfaatkan oleh pengguna (Fitriyadi, 2013).
Penggunaan TIK Membawa Perubahan pada Peran Guru
Perubahan dalam Peran Guru
BERGESER DARI MENJADI
Penular pengetahuan, sumber Fasilitator pembelajaran,
informasi primer kolaborator, pelatih, navigator
pengetahuan dan mitra-pelajar
Guru mengendalikan dan Guru memberikan siswa lebih
mengarahkan semua aspek banyak pilihan dan tanggung jawab
pembelajaran untuk pembelajaran mandiri

Penggunaan TIK Membawa Perubahan pada Peran Siswa


Perubahan dalam Peran Siswa
BERGESER DARI MENJADI
Penerima informasi pasif Berpartisipasi aktif dalam
proses pembelajaran
Mereproduksi pengetahuan Memproduksi pengetahuan
belajar sebagai kegiatan sendiri belajar bersama-sama dengan siswa
lainnya

Potensi peluang dan manfaat terkait dengan penggunaan TIK


dalam pendidikan banyak ragamnya. Kapasitas TIK untuk mencapai
siswa di mana saja dan kapan saja membawa perubahan revolusioner
dalam paradigma pendidikan tradisional dengan menghilangkan
premis bahwa waktu belajar sama dengan waktu di dalam kelas.
Dengan aktif serta akses dimana dan kapan saja, TIK memberikan
materi yang siswa butuhkan kapan dan di mana saja mereka
menginginkannya. TIK memungkinkan mereka untuk berinteraksi

16
tanpa batasan ruang dan waktu dengan para guru dan kelompoknya.
Guru dapat mengambil keuntungan dari sistem interaktif yang
membantu siswa memahami kebutuhan pembelajar dan kinerja
yang lebih akurat, serta membuat penilaian yang lebih efektif.
Dengan sistem berbasis TIK akan mening- katkan kualitas
pendidikan bagi siswa dalam me- ningkatkan motivasi, memfasilitasi
perolehan keterampilan dasar, mempromosikan penyelidikan dan
eksplorasi, dan mempersiapkan individu terhadap dorongan dunia
teknologi. Dari sisi pengajaran, TIK meningkatkan kualitas karena
dapat digunakan sebagai alat untuk pelatihan dan mereka. Bahkan
penelitian telah menunjukkan bahwa pengenalan TIK untuk tujuan
pendidikan memiliki efek positif pada praktek pengajaran. Manfaat
lain bagi penyedia pendidikan termasuk dengan biaya lebih rendah,
manfaat hasil dari berbagi sumber daya dan lingkungan belajar,
membuka ruang kelas serta mempromosikan pembelajaran
kolaboratif dan langkah umum terhadap otonomi siswa yang lebih
besar. Sementara TIK sendiri tidak memiliki sifat khusus atau
kekuasaan yang dapat merevolusi pendidikan. Para aktor utama
dalam proses belajar dan mengajar adalah guru dan siswa, dan
jika kedua belah pihak berkomitmen untuk menggunakan alat yang
ampuh ini, perbaikan pembelajaran dimungkinkan akan terjadi
(Fitriyadi, 2013).

17
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa, Inovasi pembelajaran dapat dimaknai sebagai suatu
upaya baru dalam proses pembelajaran, dengan menggunakan berbagai
metode, pendekatan, sarana dan suasana yang mendukung untuk tercapainya
tujuan pembelajaran. Inovasi bertujuan untuk melakukan perubahan dalam
arah positif. Dan memilki 4 karakteristik yaitu keunggulan/manfaat relatif
(relative advantage), kesesuaian (compatibility), kerumitan (complexity),
akses untuk mencoba (trialibility), penampakan penggunaan inovasi
(observability). Inovasi pembelajaran penting dan mesti dilakukan oleh
pendidik. Dengan adanya inovasi pembelajaran maka sebagai seorang
pendidik sebaiknya dapat menciptakan suasana belajar yang menyenangkan,
menggairahkan, dinamis, penuh semangat, dan penuh tantangan. Suasana
pembelajaran seperti itu dapat mempermudah peserta didik dalam
memperoleh ilmu dan guru juga dapat menanamkan nilai-nilai luhur yang
hakiki pada peserta didik untuk menuju tercapainya tujuan pembelajaran. Serta
alasan ICT dikatakan sebagai salah satu bentuk inovasi
pembelajaran karena adanya kemajuan dibidang teknologi informasi
dan komunikasi yang selanjutnya merubah konsep pembelajaran dari
konvesional (tradisonal) menjadi pembelajaran yang berbasis
teknologi, informasi dan komunikasi. Penerapan teknologi informasi
ini adalah sebagai sarana untuk mengoptimalkan belajar siswa
dengan mengkonstruksi pengetahuan, informasi dan nilai-nilai yang
dapat dimanfaatkan siswa dalam kehidupan nyata sesuai dengan
perkembangan zaman.
3.2 Saran
Bagi para pendidik sangat penting untuk mengintegrasikan teknologi
informasi dalam proses pembelajaran. Terlebih lagi jika melihat kedudukan
teknologi informasi yang memiliki peranan penting dalam pembelajaran,
karena dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran sehingga
dapat meningkatkan daya tarik dan perhatian peserta didik.

18
DAFTAR PUSTAKA

Academia. 2017. Inovasi Pembelajaran. (Online). https://d1wqtxts1xzle7.Clo


ud\front.net/57002890/INOVASI_PEMBELAJARAN.docx.Diakses,
10 Oktober 2020. Pukul 09.25 WITA.
Budiman, Haris. 2017. Peran Teknologi Informasi Dan Komunikasi Dalam
Pendidikan. Jurnal Pendidikan Islam, Volume 8/No.1/P.ISSN:
20869118/E-ISSN: 2528-2476.
Hamalik, Oemar. 1999. Kurikulum Dan Pembelajaran. Jakarta : Bumi aksara.
Herry Fitriyadi. 2013. Integrasi Teknologi Informasi Komunikasi Dallam
Pendidikan: Potensi Manfaat, Masyarakat Berbasis Pengetahuan,
Pendidikan Nilai, Strategi Implementasi Dan Pengembangan
Profesional. Jurnal Pendidikan Teknologi Dan Kejuruan, Volume 21,
Nomor 3.
Sanjaya, Wina. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran (Teoritik dan Praktik
Kurikulum KTSP ). Jakarta: Prenada MediaGroup. (E-book)
Suciati. 2015. Pengertian dan Karakteristik Inovas Pembelajaran.(Online).
http://repository.ut.ac.id/4327/1/MPDR5204-M1.pdf. Diakses, 10
Oktober 2020. Pukul 09.25 WITA.
Syaefudin,Udin.2012.Inovasi Pendidikan.Bandung :Alfabeta. (E-book)
Wagiran. 2007. Inovasi Pembelajaran. Jurnal Pendidikan Teknologi Dan
Kejuruan/Vol. 16/No 1/ISSN: 18929-5797, Hal. 43-55. Diterbitkan
Oleh Fakultas Teknik UNY.

19

Anda mungkin juga menyukai