UNIVERSITAS DIPONEGORO
BAB I
PENDAHULUAN
MECHANICAL ENGINEERING
DIPONEGORO UNIVERSITY
2016 1
KERJA PRAKTEK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
sehingga cocok untuk melayani daerah terpencil yang memiliki landasan pendek dan
topografi berbukit.
Dalam pelaksanaan produksi protipe pesawat N219 sampai saat ini masih
mengalami beberapa permasalahan antara lain terjadinya keterlambatan waktu untuk
penyelesaian produksi pesawat tersebut. Kendala terjadinya keterlambatan waktu
produksi diakibatkan oleh suplai part dari DPM ke divisi Assembly.
Keterlambatan suplai part dari DPM dikarenakan planning yang kurang tepat
dalam pembagian skala prioritas pembuatan part dari berbagai macam produk
pesawat. Oleh karena itu, diperlukan pembagian skala prioritas produksi di bagian
DPM pada masing-masing kegiatan produksi.
MECHANICAL ENGINEERING
DIPONEGORO UNIVERSITY
2016 2
KERJA PRAKTEK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
1. Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan mata kuliah kerja praktek industri
di Jurusan Teknik Mesin Universitas Diponegoro Semarang.
2. Mengetahui proses produksi pesawat N219.
3. Mengetahui penyebab keterlambatan produksi prototipe pesawat N219.
4. Mengetahui penyebab menurunnya motivasi kerja karyawan.
MECHANICAL ENGINEERING
DIPONEGORO UNIVERSITY
2016 3
KERJA PRAKTEK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
MECHANICAL ENGINEERING
DIPONEGORO UNIVERSITY
2016 4
KERJA PRAKTEK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
BAB II
TINJUAN UMUM PERUSAHAAN
MECHANICAL ENGINEERING
DIPONEGORO UNIVERSITY
2016 5
KERJA PRAKTEK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
MECHANICAL ENGINEERING
DIPONEGORO UNIVERSITY
2016 6
KERJA PRAKTEK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
3. Program seleksi ulang karyawan oleh Konsultan SDM independen “Perso Data”.
4. Program Re-staffing (pemanggilan karyawan yang lulus seleksi ulang).
5. Program Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dilakukan dengan sosialisasi secara
cascade dan melalui media massa.
6. Program Re-deployment/Career Change Program berupa konversi kompetensi,
penyaluran ke BUMN lain, penyaluran ke perusahaan swasta lain, penyaluran ke
BUMN lain, Training Enterpreneurship dan Family Counseling.
7. Konsep PT. DI baru, Re-Fokus lini usaha (terbagi menjadi 4: Aircraft,
Aerostruktur, Maintenance dan Engineering Service), organisasi baru,
restrukturisasi sumber daya, bisnis proses baru dan budaya perusahaan baru.
Saat ini PT DI masih tetap berproduksi untuk usaha memenuhi kontrak kerja yang telah
disepakatinya. Meski dengan berbagai kendala dan kekurangan yang ada. Bagaimanapun
langkah-langkah yang telah diambil diharapkan cukup memadai memperbaiki kinerja,
efisiensi dan efektifitas perusahaan. Sehingga bukan hal yang mustahil PT DI nantinya
bangkit kembali sebagaimana yang diharapkan seluruh bangsa dan negara ini.
MECHANICAL ENGINEERING
DIPONEGORO UNIVERSITY
2016 7
KERJA PRAKTEK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2.3.2 Aerostructure
Didukung oleh tenaga ahli yang berpengalaman dan mempunyai kemampuan
tinggi dalam manufaktur pesawat, dilengkapi pula dengan fasilitas manufaktur dengan
ketepatan tinggi (high precision), seperti: mesin-mesin canggih, bengkel sheet metal &
welding/pengelasan, composite & bonding center, jig & tool shop, calibration, testing
equipment & quality inspection (peralatan test & uji kualitas), pemeliharaan, dlsb. Bisnis
Satuan Usaha Aerostucture meliputi:
Pembuatan komponen aerostructure (machined parts, Sub-assembly, Assembly)
Pengembangan rekayasa (engineering package); pengembangan komponen
aerostructure yang baru
Perancangan dan pembuatan alat-alat (tooling design & manufacturing)
2.3.5 Defence
MECHANICAL ENGINEERING
DIPONEGORO UNIVERSITY
2016 8
KERJA PRAKTEK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2.4 Strategi
Dalam jangka panjang terdapat dua tahap sasaran perusahaan:
a. Tahap konsolidasi dan survival (2001-2003)
b. Tahap tumbuh dan sehat (2004 dan seterusnya)
Langkah-langkah strategis meliputi empat upaya:
a. Reorientasi bisnis.
b. Restrukturisasi sumber daya manusia dan organisasi.
c. Restrukturisasi keuangan dan permodalan.
d. Program peningkatan kinerja keuangan.
MECHANICAL ENGINEERING
DIPONEGORO UNIVERSITY
2016 9
KERJA PRAKTEK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
3. PT Ditgantara Indonesia
c. Ukuran Pesawat terbang yang makin membesar melambangkan keinginan PT
Dirgantara Indonesia untuk menjadi perusahaan dirgantara yang semakin
membesar disetiap fasenya.
d. Lingkaran melambangkan bola dunia dimana PT Dirgantara Indonesia ingin
menjadi perusahaan kelas dunia.
MECHANICAL ENGINEERING
DIPONEGORO UNIVERSITY
2016 10
KERJA PRAKTEK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
N-219
2. Pesawat sayap tetap (joint development & production)
CN-235-110/220M
CN-235-220MPA
3. Pesawat sayap tetap (under-license production)
NC-212-200
C-212-400
CN-295M
4. Helikopter (under-license production)
NBell-412HP/SP/EP
NAS-330 Puma
NAS-332Super Puma
NBO-105CB/CBS
EC-725 Cougar
AS-365N3+ Dauphin
AS-555/AS-350 Fennec
5. Program sub-kontrak manufaktur komponen:
Boeing B737, B757, B767
Airbus A320, A321, A330, A340, A350 dan A380
Airbus Helicopter EC-725/EC-225 Cougar
6. Senjata:
FFAR (Folding-Fin Aerial Rocket) 2.75 inch (di bawah lisensi Belgia)
SUT (Surface & Underwater Target) Torpedo
NDL-40 Ground-to-Ground Rocket Multi Launcher
2.5.2 Jasa
1. Jasa rekayasa, desain, pengembangan dan pengujian
2. Sistem simulasi pesawat
3. Integrasi sistem
MECHANICAL ENGINEERING
DIPONEGORO UNIVERSITY
2016 11
KERJA PRAKTEK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
MECHANICAL ENGINEERING
DIPONEGORO UNIVERSITY
2016 12
KERJA PRAKTEK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
DIREKTUR
UTAMA
DIVISI TEKNOLOGI
INFORMASI
DIVISI REKAYASA
DIVISI PUSAT
DIVISI PEMASARAN MANUFAKTUR
TEKNOLOGI
DIVISI MANAJEMEN
DIVISI PENJUALAN DIVISI PUSAT
PROGRAM DAN
RANCANG BANGUN PERENCANAAN
DIVISI PERAKITAN
AKHIR DAN PUSAT
DELIVERI
MECHANICAL ENGINEERING
DIPONEGORO UNIVERSITY
2016 13
KERJA PRAKTEK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2.10.1 General
AE telah menstabilkan dan mengimplementasikan sistem manajemen kualitas dan
manajemen akses pada karyawan AE, pelanggan, dan regulatory. Hal ini didasarkan pada
prinsip keempat pada kebijakan kualitas (quality policy) untuk memenuhi dan mengenali
pelanggan dan aplicable statutory dan regulatory dari kebutuhan sistem manajemen
kualitas dan ekspektasi ketika penyediaan produk sesuai harga ekonomisnya.
Requirement (kebutuhan) untuk setiap penggunaan standar dan regulasi dari peningkatan
berkelanjutan pada setiap level dalam AE (mengacu pada 10-AE-P401).
MECHANICAL ENGINEERING
DIPONEGORO UNIVERSITY
2016 14
KERJA PRAKTEK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2.11.1 General
Untuk kerja karyawan yang berpengaruh pada kualitas produk harus menjadi
komponen dasar menurut dasar pendidikan, pelatihan, keterampilan, dan pengalaman
yang tepat.
MECHANICAL ENGINEERING
DIPONEGORO UNIVERSITY
2016 15
KERJA PRAKTEK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
c. Ensure (memastikan) bahwa setiap karyawan sadar tentang relevansi dan pentingnya
aktivitas mereka dan bagaimana hal tersebut dalam berkontribusi untuk mencapai
quality objective
d. Maintain (merawat) appropriate record pendidikan, pelatihan, skill dan experiance
2.12.2 Pre-cutting
Bahan baku yang sudah diperiksa dikirim ke bagian pre-cutting sesuai dengan
permintaan bagian produksi disertai job card yang tersedia. Proses ini dilaksanakan antara
lain untuk menghemat bahan yang diproses, memudahkan pelaksanaan dan pengontrolan
bahan. Bahan yang telah dipotong diperiksa kembali oleh Quality Assurance dan dilirim
ke fabrikasi untuk proses selanjutnya.
2.12.3 Fabrikasi
Bagian ini bertugas membuat komponen pesawat terbang dan helikopter serta
membuat dan menyiapkan tool dan jig sebagai alat bantu pembuatan komponen.
Pembuatan komponen dilakukan melalui proses pemesinan maupun tidak (di machining
shop maupun sheet metal forming). Perlakuan lain yang diterapkan oleh komponen
diatas:
a. Heat treatment
Suatu perlakuan yang diterapkan terhadap bahan baku sehingga lebih memudahkan
proses pembuatan komponen. Proses yang dilakukan antara lain : pengerasan,
MECHANICAL ENGINEERING
DIPONEGORO UNIVERSITY
2016 16
KERJA PRAKTEK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
pelunakkan, penormalan kembali. Ketiga hal tersebut diatas dilakukan dengan cara
pemanasan, pendinginan dan kombinasi antara pemanasan dan pendinginan.
Komponen yang memerlukan perlakuan diatas adalah komponen yang dibuat dengan
cara pengepresan.
b. Surface treatment
Suatu perlakuan pelapisan komponen secara kimiawi sehingga komponen lebih tahan
korosi. Selain diatas terdapat perlakuan lain terhadap komponen dengan cara
chemical milling. Komponen yang mendapat perlakuan diatas antara lain yang dibuat
di sheet metal forming, machining shop juga komponen-komponen yang dibentuk
dengan cara stretch forming dan rubber press.
c. Pengecatan dasar
Suatu perlakuan lanjut agar komponen-komponen diatas lebih tahan korosi. Sebelum
komponen-komponen diatas dirakit di bagian fixed wing dan rotary wing diadakan
pengujian final oleh bagian oleh bagian Quality Assurance sesuai data yang tercantum
didalam dokumen.
d. Rotary wing
Bertugas merakit pesawat helikopter dari struktur awal sampai final, termasuk
didalamnya mesin, sistem elektrik, sistem avionik, interior dan sebagainya. Perakitan
yang disesuaikan dengan pesanan atau kebutuhan pemesan yang disesuaikan dengan
misi dan fungsi pesawat tersebut dalam operasi.
e. Fixed wing
Bertugas merakit pesawat bersayap tetap dan proses perakotannya sama seperti rotary
wing.
MECHANICAL ENGINEERING
DIPONEGORO UNIVERSITY
2016 17
KERJA PRAKTEK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
BAB III
DASAR TEORI
MECHANICAL ENGINEERING
DIPONEGORO UNIVERSITY
2016 18
KERJA PRAKTEK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
MECHANICAL ENGINEERING
DIPONEGORO UNIVERSITY
2016 19
KERJA PRAKTEK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
rencana yang tertulis yang harus dilaksanakan oleh organisasi dalam jangka waktu
tertentu. Rencana formal adalah rencana bersama anggota-anggota korporasi, artinya
setiap anggota harus mengetahui serta menjalankan rencana tersebut. Rencana formal
dibuat sbagai untuk mengurangi ambiguitas & menciptakan kesepahaman mengenai apa
yang harus dilakukan.
3.1.2.1 Macam-macam planning atau perencanaan
Perencanaan/rencana itu merupakan pusat atau inti dari kegiatan manajemen, dan
perencanaan memiliki banyak macamnya, diantaranya seperti di bawah ini:
Perencanaan jika dilihat berdasarkan jangka waktu berlakunya rencana, bisa di baca di
bawah ini:
Rencana Jangka Panjang (long term planning) adalah perencanaan yang berlaku
antara 10 s/d 25 tahunan.
Rencana Jangka Menengah (medium range planning) adalah perencanaan yang
berlaku di antara 5 s/d 7 tahunan.
Rencana Jangka Pendek (short range planning) adalah perencanaan umumnya
berlakunya hanya untuk sekitar 1 tahun.
Perencanaan jika dilihat dari tingkatannya, bisa di baca di bawah ini:
Rencana Induk (masterplan) adalah sebuah perencanaan yang menitik beratkan
uraian-uraian korporasikebijakan sebuah organisasi. Rencana tersebut memiliki
tujuan-tujuan jangka panjang dan mempunyai ruang lingkup yang sangat luas.
Rencana Operasional (operational planning) adalah sebuah perencanaan yang
lebih menitik beratkan kepada pedoman ataupun petunjuk dalam melaksanakan
program-program.
Rencana Harian (day to day planning) adalah perencanaan harian yang sifatnya
rutin.
Perencanaan jika ditinjau berdasarkan dari ruang lingkupnya, bisa di baca di bawah ini:
Rencana Strategis (strategic planning) adalah perencanaan yang berisikan uraian
tentang kebijakan tujuan jangka panjang dan waktu pelaksanaan yang lama.
Model perencanaan ini sangat sulit untuk diubah.
MECHANICAL ENGINEERING
DIPONEGORO UNIVERSITY
2016 20
KERJA PRAKTEK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
Rencana Taktis (tatical planning) adalah rencana yang berisi uraian-uraian yang
sifatnya jangka pendek, mudah menyesuaikan kegiatannya, asalkan tujuannya tak
berubah.
Rencana menyeluruh (comprehensive planning) adalah rencana yang memiliki
uraian-uraian secara menyeluruh serta lengkap.
Rencana Terintegrasi (integrated planning) adalah rencana yang memiliki uraian-
uraian menyeluruh yang sifatnya terpadu.
3.1.3 Manajemen Proyek
Proyek adalah usaha temporary yang dilakukan untuk menciptakan produk,
layanan, atau hasil yang unik. Sifat temporary proyek menunjukkan bahwa proyek
memiliki awal dan akhir.
Manajemen proyek adalah penerapan pengetahuan, keterampilan, peralatan, dan
teknik untuk memenuhi persyaratan proyek. Manajemen proyek dikategorikan menjadi
lima Proses. Kelima Proses tersebut adalah: Initiating, Planning, Executing, Monitoring
& Control, dan Closing.
Cakupan Pengelolaan sebuah proyek biasanya, tetapi tidak terbatas pada:
Mengidentifikasi persyaratan;
Menujukan berbagai kebutuhan, perhatian, dan harapan stakeholder dalam
perencanaan & pelaksanaan proyek;
Menyiapkan, memelihara, dan melaksanakan komunikasi antar stakeholder secara
aktif, efektif, dan kolaboratif;
Mengelola stakeholder dalam memenuhi persyaratan proyek dan menciptakan
deliverable proyek;
Menyeimbangkan kendala proyek, yang terdiri, tetapi tidak terbatas pada: Ruang
Lingkup, Kualitas, Jadwal, Anggaran, Sumber daya, dan Risiko.
MECHANICAL ENGINEERING
DIPONEGORO UNIVERSITY
2016 21
KERJA PRAKTEK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
MECHANICAL ENGINEERING
DIPONEGORO UNIVERSITY
2016 22
KERJA PRAKTEK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
MECHANICAL ENGINEERING
DIPONEGORO UNIVERSITY
2016 23
KERJA PRAKTEK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
MECHANICAL ENGINEERING
DIPONEGORO UNIVERSITY
2016 24
KERJA PRAKTEK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
MECHANICAL ENGINEERING
DIPONEGORO UNIVERSITY
2016 25
KERJA PRAKTEK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
Pemilihan metode penyambungan ini sangat erat hubungannya dengan jenis bahan dan
kekuatan sambungan yang dibutuhkan. Sebab setiap metode penyambungan mempunyai
keistemewaan tersendii. Apabila kita salah memilih metode penyambungan, maka
akibatnya komponen yang akan kita rakit kurang baik hasilnya, kemungklinan bisa terjadi
kerusakan akibat penyambungan yang tidak tepat. Komponen dari pelat baja tipis, jika
menggunakan sambungan las welding, pelat akan melengkung akibat pengaruh panas dari
hasil pengelasan. Metode penyambungan yang kuat bisa dilakukan salahsatunya dengan
cara metode pengelingan menggunakan paku keling.
D. Pemilihan metode penguatan
E. Toleransi
F. Ergonomis
Yang dimaksud Ergonomis dalam istilah perakitan ini adalah kesesuain antara produk
dengan penyamaran si pemakai (end user) artinya apabila produk ni digunakan tidak
menimbulkan cepat letih, membahayakan , membosankan, dan sebagainya.
G. Finishing
Merupakan bagian yang sangat penting dalam proses perakitan. Finishing ini akan
memberikan tampilan akhir terhadap suatui benda terhadap nilai jual
MECHANICAL ENGINEERING
DIPONEGORO UNIVERSITY
2016 26
KERJA PRAKTEK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
5 karyawan
Sheet Metal 50 karyawan
Medium 8 karyawan
150 karyawan
12 karyawan
5 karyawan
75 karyawan
8 karyawan
Beginer
12 karyawan
MECHANICAL ENGINEERING
DIPONEGORO UNIVERSITY
2016 27
KERJA PRAKTEK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2 karyawan
10 karyawan
3 karyawan
Expert
5 karyawan
4 karyawan
Machining 20 karyawan
10 karyawan
5 karyawan
30 karyawan
10 karyawan
Beginer
15 karyawan
1 karyawan
8 karyawan
3 karyawan
Expert
4 karyawan
2 karyawan
Surface treatment 13 karyawan
7 karyawan
4 karyawan
19 karyawan
6 karyawan
Beginer
9 karyawan
MECHANICAL ENGINEERING
DIPONEGORO UNIVERSITY
2016 28
KERJA PRAKTEK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
Seperti yang diketahui pada bagan diatas, terlihat bahwa jumlah pekerja pada
divisi DPM terdapat sekitar 250 karyawan dengan pembagian 150 karyawan pada bagian
sheet metal, 60 karyawan pada bagian machining, dan 40 karyawan pada bagian surface
treatment. Karena belum adanya pembagian skala prioritas pekerja dengan deadline
orderan pesawat yang begitu padat dan hampir berdekatan, penulis mencoba memberikan
solusi pembagian skala prioritas karyawan dengan permisalan pembagian di bagian DPM
sebagai berikut:
Pekerja sheetmetal
1. Tenaga ahli expert dengan jumlah pekerja 25 orang
2. Tenaga ahli medium dengan jumlah pekerja 50 orang
3. Tenaga ahli beginer dengan jumlah pekerja 75 orang
Pekerja machinig
1. Tenaga ahli expert dengan jumlah pekerja 10 orang
2. Tenaga ahli medium dengan jumlah pekerja 20 orang
3. Tenaga ahli beginer dengan jumlah pekerja 30 orang
Pekerja surface treatment
1. Tenaga ahli expert dengan jumlah pekerja 8 orang
2. Tenaga ahli medium dengan jumlah pekerja 13 orang
3. Tenaga ahli beginer dengan jumlah pekerja 19 orang
Dengan permisalan perbandingan tingkatan tenaga ahli pada perusahaan dimana
expert, medium dan beginer memiliki perbandingan 1:2:3. Tenaga ahli expert adalah
tenaga ahli yang memang sudah memiliki pengalaman kerja yang cukup lama di PT.
Dirgantara Indonesia, sedangkan tenaga ahli tingkat medium adalah tenaga ahli yang
memiliki pengalaman dan kemampuan cukup, dan tenaga ahli tingkat beginer merupakan
tenaga ahli baru yang belum banyak memiliki pengalaman tetapi memiliki keahlian.
MECHANICAL ENGINEERING
DIPONEGORO UNIVERSITY
2016 29
KERJA PRAKTEK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
Jika pada satu bulan yang sama PT. Dirgantara Indonesia harus menerima orderan
3 pesawat yang berbeda, production planning dapat membuat skala prioritas pekerja
dengan membagi tenaga ahli yang ada berdasarkan tingkat keahliannya agar target
orderan bisa terpenuhi semua dengan tepat waktu. Setelah melakukan pembagian
prioritas pekerja production planning dapat menempatkan jumlah pekerja terbanyak dari
tingkat expert untuk mengerjakan deadline pesawat yang paling dekat, kemudian jumlah
terbanyak kedua di tempatkan untuk mengerjakan deadline pesawat yang paling dekat
berikutnya, dan jumlah pekerja expert paling sedikit ditempatkan untuk mengerjakan
pesawat dengan deadline orderan yang paling terakhir. Pembagian skala prioritas pekerja
tersebut berlaku pada ketiga bagian yang ada di divisi DPM yaitu sheet metal, machining,
dan surface treatment.
MECHANICAL ENGINEERING
DIPONEGORO UNIVERSITY
2016 30
KERJA PRAKTEK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
khusus untuk koordinasi tiap bagian, tak lupa juga melakukan pengevaluasian tiap
menyelesaikan pekerjaan.
MECHANICAL ENGINEERING
DIPONEGORO UNIVERSITY
2016 31
KERJA PRAKTEK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan data hasil kerja praktik di PT. Dirganta Indonesia bagian Produksi
Divisi Assembly, maka dapat diambil beberapa kesimpulan dan saran sebagai berikut:
1. Production planning sangat penting untuk mengerjakan suatu proyek agar dapat
selesai tepat waktu.
2. Pembagian skala prioritas pekerja dibutuhkan demi menunjang ketepatan waktu atau
deadline orderan suatu perusahaan disaat perusahaan memiliki tenaga ahli yang tidak
merata tingkat keahliannya.
3. Koordinasi antara bagian tiap step produksi pesawat sangat dibutuhkan, agar tidak
terjadi miss komunikasi atau kesalahan yang dapat menyebabkan keterlambatan
dalam mencapai target produksi.
4. Motivasi kerja karyawan berpengaruh terhadap efektivitas produksi.
5.2 Saran
Adapun saran yang dapat diberikan pada perusahaan, adalah sebagai berikut;
1. Membuat manajemen proses produksi yang baik setiap akan melakukan suatu proses
produksi, termasuk pembagian skala prioritas pekerja.
2. Membuat tim khusus koordinator tiap bagian produksi, juga melakukan evaluasi tiap
melakukan proses produksi.
3. Memperbaiki sarana prasana yang sudah ada ataupun menambah fasilitas yang belum
ada seperti ruang istirahat pekerja lapangan/mekanik.
4. Perusahaan perlu melakukan pengawasan pada kerja operator mesin dan juga
operator perakitan agar selalu dalam keadaan baik dan terkendali.
MECHANICAL ENGINEERING
DIPONEGORO UNIVERSITY
2016 32