vol . s 1,
Abstrak
Instrumen merupakan suatu mat yang chpergunakan sebagai
ala! untue mengukur suatu obyek ukur atau mengunqpulkan
data dari suatu variabei. Suatu instrumen dikatakan baik bila
vaFd dan reliabel. Valiåiditas atas validitas isi, empirik.
Validitas internati sko;• butir dikotomi dan skor butir politomi
berturut-turut digumakan korelasi biseria! dan kore;asi poåuct
moment. Kriteria suatu butir valid atau tiåak valid didasarkan
pada nüai r-tabe/. Reliabihtas konsistensi gabungan butir untuk
skor butir dikoton;i dan skor buti;• poiitomi berturut-turut
KR-20 dan koefisign A/pha. Interpretasi terhadap
koefisier: reliabüitas intrepretasi reiatif dalam artiam
bahwa tidak ada batasan mutlak yang menunjukkan berapa
angka koefisien minimal yug dicapai agar suatu pengukuran
dapat disebut re!iabe!. Namun, memberi/ran informasi 'entang
hubungan varians skor teramati dengan skor sejati kelompok
individu.
A. PENDAHULCAN
Dalam penelitian pendidikan khususnya penelitian kuantitatif
dikenal dengan nama variabel: misalnya variabel laten: variabel manifes
dan sebagainym Variabel inilah yang pada umumnya Ingin diketahui
karakteristik ya_ng dimilikinya: misalnya rata-rata, median: modus:
standar deviasi dan lain-lam
Untuk mengukur suatu variabel diperlukan ålat ukur yang -%iasa
disebut instrumen_ Djaali (2000: 9) bahwa secara umum yang dimaksud
dengan instrumen adalah suatu alat yang karena memenuhi persyaratan
akademis makm dapat dipergunakan sebagai untuk mengukur suatu obyek
ukur atau mengumpulkan data . mengenai suatu variabel. Selanjutnya
dinyatakan bahwa pada dasarnya mstrumen dapat dibagi menjacli dua
macam, yakni tes dan
üL'RNAL
B. PEMBAHASA-N
I. Pengertian Tes
Tes adalah prosedür sistematik yang dibuat dalam bentuk tugas-tugas
yang dista_ndardisasikan darı clİberİkan kepada İndividü atau kelompok untuk
dikerjakan: dıjawab, amı direspon: baİk dalam bentuk tertulis, lisan
maupun perbuatan. SİITİrİus (1991 menyatakan ba_hwa tes
adalah suatu prosedür sistematis untuk mengamati dan mencandrakan satu atau
lebih karakteristik seseorang dengan menggunakan skala numerik atau sistem
kategori.
Tes juga dapat dianİkan sebagaİ alat pengukur yang mempunyaı
standar obyektİf sehingga dapat dipergunakan untuk
No.
27 : 97)
vol . s 1,
2. Validitas
Anvar (1987: 173) menyatakan bahwa validitas berasal dari kata
validity Yang mempunyai affi sejauh mana ketepatan dan kecermatan
suatu instrumen pengukur (tes) dalam melakukan fungsi ukurnym
Suatu tes dikatakan memiliki validitas Yang tinggi apabila alat tersebut
menjalankan fungsi ukur secara tepat atau memberikan hasil ukur Yang
sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran tersebut Artinya hasil
ukur dari pengukuran tersebut merupakan besaran Yang mencerminkan
secara tepat fakta atau keadaan sesungguhnya dari apa Yang diukur
Suryabrata (2000: 41) menyatakan bahwa validitas tes pada
dasarnya menunjuk kepada derajat fungsi pengukurnya suaru tes: atau
derajat kecermata_n ukurnya sesuatu Validitas suatu tes
mempermasalahkan apakah tes tersebut benar-benar mengukur apa
Yang hendak diukur Maksudnya adalah seberapa jauh suatu tes mampu
mengungkapkan dengan tepat Ciri atau keadaan Yang sesungguhnya
dari obyek ukur: akan tergantung dari tingkat validitas tes ya_ng
bersangkutan Sudjana (2004: 12) menyatakan bahwa validitas
berkenaan dengan ketepatan alat penilaian terhadap konsep Yang
dinilai sehlngga betul-betul menilai apa Yang seharusnya dinilai.
Suatu tes Yang valid untuk tujuan teltentu atau pengambilan
keputusan teltentu: mungkin tidak valid untuk tujua_n atau pengambilan
keputusan Iain. Jadi validitas suatu tes: harus selalu dikaitkan dengan tujuan
atau pengambilan keputusan teltentu. Tes -miasuk di S_MA misalnya
hams selalu dikaitkan dengan seberapa jauh tes masuk tersebut dapat
mencelminkan prestasi atau hasil belajar para calon peserta didik baru
setelah belajar nanti.
Konsep validitas tes dapat dibedakan atas tiga macam yaitu
validitas isi (content vatidity), Validitas konstruk (cons?vuc? vaFdity),
dan validitas empiris atau validitas kriteria. Validitas isi suatu tes
mempermasalahkan seberapa jauh suatu tes mengukur tingkat
No.
. 1, 2ccg
Keterangan:
koefisien korelasi antara Skor butir ke i dengan Skor total.
= rata-rata Skor total responden yang menjawab benar butir ke i.
X: = rata-rata Skor total semua responden
St = standar deviasi Skor total semua responden
proporsi jawaban yang benar untuk butir ke i.
ql — proporsijawaban yang salah untuk butir ke i.
Selanjutnya: dikatakan bahwa untuk menghitung koefisien
validitas intemal untuk Skor butir politomi digunakan korelasi product
moment (r) dengan mmus:
dengan:
3. Reliabilitas
Reliabilitas berasal dari kata reliabiìiO' berafii sejauh mana hasil
suatu pengukura_n dapat dipercaya_ Suatu hasil pengukuran dapat
dipercaya apabila dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran
terhadap kelompok subyek yang sama: diperoleh hasil pengukuran yang
relatif sarna: selama aspek yang diukur dalam diri subyek memang
belum bembah_ Nur (1987 : 47) menyatakan bahwa reliabilitas ukuran
menyangkut seberapa jauh skor deviasi individu, atau skor-z: relatif
konsisten apabila dilakukan pengulangan pengadministrasian dengan
tes yang sama atau tes yang ekivalen_
Azwar (2003 : 176) menyatakan bahwa reliabilitas merupakan
salah-satu cil* atau karakter utama instrumen pengukuran yang baik_
Arifin (1991: 122) menyatakan bahwa suatu tes dikatakan reliabel jika
selalu memberikan hasil yang sama bila diteskan pada kelompok yang
sama pada waktu atau kesempatan yang berbeda_
Konsep reliabilitas dalam affi reliabilitas alat ukur berkaltan erat
dengan masalah kekelirua_n pengukuran_ Kekeliruan pengukuran
sendiri menunjukkan sejauh mana inkonsistensi hasil pengukuran terjadi
apabila dilakukan pengukuran ulang terhadap kelompok subyek yqng
sama Sedangkan konsep reliabilitas dalam ani reliabilitas hasil
ukur berkaitan erat dengan kekeliman dalam pengambilan
sampel yang mengacu pada inkonsistensi hasil ukur apabila
pengukuran dilakukan ulang pada kelompok yang berbecla_
Sud'ana (2004: 16) menyatakan bahwa reliabilitas alat
penilaian adalah ketepatan atau keajegan alat tersebut dalam
menilai apa yang dinilainya_
Artinyaz kapanpun alat penilaian tersebut digunakan akan memberikan
hasil yang relatif sainal
Djaali (2000: SI) menyatakan bahwa reliabilitas dibeclakan atas dua
macam, yaitu reliabilitas konsistensi tanggapan: dan reliabilitas
da_-_ : 97 )
Nz,. l,
ukur yang sama, butir yang satu menunjukkan hasil ukur yang sanla
dengan butir yang lalnnya? Dengan kata lain bahwa terhadap bagian
obyek ukur yang sama: apakah hasil ukur butir yang satu tidak
kontradiksi dengan hasil ukur butlr yang lain_
Jika terhadap bagian obyek ukur yang sama: hasil ukur melalui
butir yang satu kontradiksi atau tidak konsisten dengan hasil ukur
melalui butir yang laln maka pengukuran dengan tes (alat ukur) sebagai
suatu kesatuan itu tidak dapat dipercaya_ Dengan kata lain tidak reliabel
dan tidak dapat digunakan untuk mengungkap ciri atau keadaan yang
sesungguhnya dari obyek ukur. Kalau hasil pengukuran pada bagian
obyek ukur yang sama antara butir yang satu dengan butir yang lain
saling kontradiksi atau tidak konsisten maka kita jangan menyalahkan
obyek ukur: melainkan alat ukur (tes) yang dipersalahkan clengan
mengatakan bahwa tes tersebut tidak reliabel terhadap obyek yang
diukur.
Koefisien reliabilitas konsistensi gabungan butir untuk skor butir
dikotomi clapat dihitung dengan menggunakan rumus Kuder-
Richardson yang dikenal dengan nama KR-20 (Djaali, 2000: 77) dengan
rumus:
KR-20
Keterangan:
k = cacah butin piqi = varians skor butir_ pi = proporsi
jawaban yang benar untuk butir nomor i. qi = proporsi
jawaban yang Salah untuk butir nomor 1. st2 = varians
skor total responden_
Koefisien reliabilitas gabungan butir untuk skor butir politomi,
maka koefisien reliabilitas dihitung menggunakan koefisien Alpha
C. KESIMPULAN
Instrumen merupa_k-an suatu alat yang karena memenuhi
persyaratan akademis maka dapat dipergunakan sebagai alat untuk
mengukur suatu obyek ukur atau mengumpulkan data mengenai suatu
variabel. Validitas Isi mempermasalahkan sejauh mana suatu tes
mengukur tingkat penguasaan terhadap isi atau materi te:-tentu yang
seharusnya dikuasai sesuai dengan tujuan pengajaran dan validitas isi
tidak mempunyai besaran. Validitas konstruk mempermasalahkan
seberapa jauh butir-butir tes mampu mengukur apa yang benar-benar
hendak diukur sesuai dengan definisi konseptual yang telah
ditetapka_ty Validitas empiris (validitas kriteria) yang bera_fti bahwa
validitas ditentukan berdasarkan kriteria: baik kriteria intemal maupun
kriteria eksternal.
Reliabilitas mempermasalahkan sejauh mana hasil suatu
pengukuran dapat clipercaya. Suatu hasil pengukuran hanya dapat
dipercaya apabila dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran
terhadap kelompok subyek yang sama: diperoleh hasil pengukuran
yang relatif sama_ Penentukan koefisien reliabilitas Instrumen untuk
skor butir dikotomi digunakan lumus KR-20: sedang untuk skor
politomi digunakan rumus Alpha. Intelpretasi terhadap koefisien
reliabilitas met-upakan intrepretasi relatif: artinya tidak ada batasan
mutlak yang menunjukkan berapa angka koefisien minimal yang
harus dicapai agar suatu pengukuran clapat cliseEut reliabel_
Namun: memberikan informasi tentane hubungan varians skor
teramati dengan varians skor sejati kelompok individu.
Berdasarkan kesimpulan, maka beberapa saran yaitu: Pertama.
Dalam penelitian pendiclikan khususnya penelitian kuantitatif disaran-
: 97)
voi . s Nz, . l ,
DAFTAR PUSTAKA
Anvar: Saifuddim Sikap Manusia Teori dm2 Pengukurannya. Libertv:
Yogyakarta: 1988.
Azwa_r: Saifudidim Sikap Manusia Terori dan Pengukurannya_
Yokyaka_lta: Pustaka Pelajar: 2003.
Djaali_: dkk. Pengukuran Da!am Pendidikan. Jakana: Program
Pascasarjana: 2000
Nurkancana: Wayan_: PPN_ Sunartana. Eva;uasi Hasil Beigiar,
Surabaya: Usaha Nasional: 1992.
Nur, Mohamad_ Teori Tes. Surabaya: IKIP Surabaya: 1987 _
Silverius, Suke Evaluasi Hasi,'i Bei4iar dan Cmpan Batik. Jakarta: PT
Gramedia Widiasarana Indonesia: 1991 _
Sudjana, Nana, Pemüaian Hast; Proses Beiqiar Mengg,iar, Bandung:
Vai ± ±tae da_-_