AKUNTANSI KLIRING
Disusun Oleh :
PROGRAM SARJANA
PRODI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS WAHID HASYIM
SEMARANG
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini guna
memenuhi tugas mata kuliah Akuntansi Perbankan, dengan judul “Akuntansi Kliring”.
Penulis
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ........................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................................... 2
1.3 Tujuan Penelitian ....................................................................................................... 2
1.4 Manfaat Penelitian ..................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Sistem Kliring............................................................................................................. 3
2.2 Peserta Kliring............................................................................................................. 3
2.3 Warkat dan Dokumen Kliring .................................................................................... 5
2.4 Tata Cara Penelenggaraan KLiring Lokal Manual .................................................... 6
2.5 Jadwal Kliring Lokal dan Pelimpahan Hasil Kliring .................................................12
2.6 Sistem Kliring Warkat Luar Wilayah.........................................................................18
2.7 Prinsip-Prinsip Umum Kliring Warkat Luar Wilayah ...............................................20
2.8 Mengenal Kliring Elektronik dan Otomasi ................................................................24
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
2
11 lain. Harapannya, tentu
saja agar pembayaran lebih
lancar dan perekonomian
12 bergerak positif. Dengan
adanya kliring pihak-pihak
yang memiliki urusan utang
13 piutang dapat
menyelesaikannya dengan
lebih mudah dan lebih terarah
sehingga
14 keamanan transaksi lebih
terjamin dikarenakan
nominal transfer
menggunakan
3
15 kliring biasanya dalam
jumlah yang besar meskipun
terdapat limit untuk setiap
16 transaksinya
17 Pada masa lalu, untuk
menyelesaikan perkara
utang piutang antar bank
atas
18 transaksi perdagangan
pasti membutuhkan biaya
yang besar, juga waktu yang
19 lama. Hal tersebut
biasanya dikarenakan pihak-
pihak yang berkepentingan
tidak
4
20 berada di satu daerah yang
sama. Oleh karena itu, untuk
mengatasi hal tersebut,
21 munculah gagasan untuk
membentuk lembaga kliring
sebagai instrumen transfer
22 yang lebih efektif dan
efisien.
23 Lembaga kliring
merupakan organisasi yang
bertugas mengorganisir dan
24 menentukan beragam
cara penyelesaian utang-
piutang, dari mulai waktu
5
25 pertemuan antarbank,
tempat transaksi, jumlah dana
yang dibutuhkan, dan lain-
26 lain. Harapannya, tentu
saja agar pembayaran lebih
lancar dan perekonomian
27 bergerak positif. Dengan
adanya kliring pihak-pihak
yang memiliki urusan utang
28 piutang dapat
menyelesaikannya dengan
lebih mudah dan lebih terarah
sehingga
29 keamanan transaksi lebih
terjamin dikarenakan
6
nominal transfer
menggunakan
30 kliring biasanya dalam
jumlah yang besar meskipun
terdapat limit untuk setiap
31 transaksinya
Pada masa lalu, untuk menyelesaikan perkara utang piutang antar bank atas transaksi
perdagangan pasti membutuhkan biaya yang besar, juga waktu yang lama. Hal tersebut
biasanya dikarenakan pihak - pihak yang berkepentingan tidak berada di satu daerah yang
sama. Oleh karena itu, untuk mengatasi hal tersebut, munculah gagasan untuk
membentuk lembaga kliring sebagai instrumen transfer yang lebih efektif dan efisien.
Lembaga kliring merupakan organisasi yang bertugas mengorganisir dan menentukan
beragam cara penyelesaian utang - piutang, dari mulai waktu pertemuan antar bank,
tempat transaksi, jumlah dana yang dibutuhkan, dan lain-lain. Harapannya, tentu saja
agar pembayaran lebih lancar dan perekonomian bergerak positif. Dengan adanya kliring
pihak - pihak yang memiliki urusan utang piutang dapat menyelesaikannya dengan lebih
mudah dan lebih terarah sehingga keamanan transaksi lebih terjamin dikarenakan
nominal transfer menggunakan kliring biasanya dalam jumlah yang besar meskipun
terdapat limit untuk setiap transaksinya.
Di Indonesia, lembaga kliring adalah Bank Indonesia (BI), yang secara resmi disebut
dengan Penyelenggara Kliring Nasional (PKN). Pada daerah yang tidak terdapat
perwakilan BI, kliring dijalankan oleh Penyelenggara Kliring Lokal (PKL), yaitu bank
yang telah mendapat persetujuan BI sebagai penyelenggara kliring.
7
Dalam menjalankan fungsinya, bank komersial menggunakan sarana kliring untuk
memudahkan penyelesaian transaksi antar bank. Bank dapat saling memperhitungkan
hutang piutang yang terjadi akibat transaksi bisnis yang dilakukan masing masing
nasabahnya. Transaksi antara nasabah bank tersebut menggunakan alat bayar berupa cek,
bilyet giro, dan surat dagang lainnya yang lazim diterima oleh bank. Penyelesaian hutang
piutang bisa saja dilakukan diluar cara.
8
1.4 Manfaat Penelitian
Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah, dan tujuan penelitian di atas, manfaat dari
penelitian ini yaitu :
a. Bagi peneliti, diharapkan dapat digunakan sebagai pengembangan wawasan serta
pemahaman mengenai Akuntansi Kliring.
b. Bagi pihak lain yang berkepentingan diharapkan untuk dapat memperluas wawasan,
sebagai bahan referensi, serta pemahaman pembaca mengenai Akuntansi Kliring.
BAB II
PEMBAHASAN
9
disertai dengan penyampaian warkat peserta kepada penyelenggara untuk
diteruskan kepada peserta penerima.
10
1) Kantor cabang yang telah memperoleh izin pembukaan kantor dari Bank
Indonesia;
2) Kantor cabang pembantu dari bank yang kantor pusatnya diluar negeri dan telah
memperoleh izin kembukaan kantor dari Bank Indonesia;
3) Kantor cabang pembantu dari bank yang kantor pusatnya berkedudukan di dalam
negeri yang telah dilaporkan kepada BI.
b. Kantor bank sebagaimana dimaksud pada huruf a menginduk kepada kepala kantor
lain yang merupakan bank yang sama yang telah menjadi peserta langsung di wilaah
kliing yang sama.
a. Warkat
Warkat adalah alat pembayaran bukan tunai yang diperhitungkan atas beban atau untuk
untung rekening nasabah atau bank melalui kliring. Warkat yang dapat diperhitungkan
dalam kliring otommasi adalah :
1. Cek
Cek adalah ck sebagaimana diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Dagang
(KUHD) termasuk cek dividen, cek perjalanan, cek cinderamata, dan jenis cek
lainnya yang penggunaannya dalam kliring disetujui oleh BI.
2. Bilet Giro
Bilyet Giro adalah perintah kepada bank untuk memindahbukukan uang sejumlah
tertentu atas beban rekening penarik pada tanggal tertentu kepada pihak yang
tercantum dalam bilyet giro tersebut, termasuk Bilyet Giro Bank Indonesia
(BGBI).
3. Wesel Bank Untuk Transfer (WBUT)
11
Wesel bank untuk transfer, adalah wesel sebagaimana diatur dalam KUHD yang
diterbitkan oleh bank khusus untuk sarana transfer.
4. Surat Bukti Penerimaan Transfer (SBPT)
Surat bukti penerimaan transfer adalah surat bukti penerimaan transfer dari luar
kota yang dapat ditagihkan kepada bank peserta penerima dana transfer melalui
kiring local.
5. Nota Debet
Nota debet adalah warkat yang digunakan untuk menagih dana pada bank lain
untuk nasabah bank yang menyampaikan warkat. Nota debet yang dikliringkan
hendaknya telah diperjanjikan dan dikonfirmasikan terlebih dahulu oleh bank
yang menyampaikan nota debet kepada bank yang akan menerima nota debet
tersebut.
6. Nota kredit
Nota Kredit adalah warkat yang digunakan untuk menyampaikan dana pada bank
lain untuk nasabah bank yang menerima warkat.
b. Dokumen Kliring
Dokumen kliring merupakan dokumen yang berfungsi sebagai alat bantu dalam proses
perhitungan kliring di tempat penyelenggara.dokumen kliring yang digunakan dalam
penyelenggaraan kliring local dengan sistem manualberupa daftar warkat kliring
penyerahan (pengembalian) yang berfungsi sebagai bukti penyerahan (pengembalian)
warkat baik pada kliing penyerahan aupun kliring pengembalian. Daftar warkat kliring
penyerahan/pengembalian ini disediakan oleh masing-masing peserta.
c. Formulir kliring
Formulir yang digunakan untuk proses perhitungan kliring local dengan sistem manual,
meliputi :
1. Neraca kliring penyerahan/pengembalian gabungan formulir ini disediakan oleh
penyelenggara dan digunakan oleh penyelenggara untuk menyusun rekapitulasi
neraca kliring penyerahan/pengembalian.
12
2. Neraca kliring penyerahan/pengembalian. Formulir ini disediakan oleh peserta dan
digunakan oleh peserta untuk menyusun neraca kliring penyerahan/pengembalian atas
dasar daftar warkat kliring penyerahan/pengembalian.
3. Bilyet saldo kliring. Formulir ini disediakan oleh peserta dan digunakan digunakan
oleh peserta untuk menyusun bilyet saldo kliring berdasarkan neraca kliring
penyerahan dan neraca kliring pengembalian.
14
b. Apabila wakil peserta belum hadir sampai batas akhir jadwal kliring
penyerahan yang ditetapkan, penyelenggara akan melaksanakan kegiatan
sebagaimana dimaksud pada angka 2 huruf c, d, e, dan f atas nama wakil
peserta.
15
pengembalian di tempat penyelenggara, wakil peserta melakukan kegiatan
sebagai berikut:
a. Wakil peserta hadir dalam pertemuan kliring pengembalian pada jadwal
yang telah ditetapkan dengan mengisi daftar hadir yang disediakan
penyelenggara.
b. Melakukan kegiatan pendistribusian warkat debet tolakan:
1) Menyerahkan kepada masing-masing peserta penerima:
a) Lembar pertama daftar warkat kliring pengembalian;
b) Warkat debet tolakan; serta
c) Lembar pertama dan lembar kedua SKP.
Lembar kedua SKP untuk diteruskan oleh peserta penerima kepada
nasabah penyetor.
2) Meminta tanda tangan dari wakil peserta penerima pada lembar kedua
daftar warkat kliring pengembalian sebagai bukti penerimaan warkat
debet tolakan.
3) Menyerahkan kepada penyelenggara:
a) Lembar ketiga daftar warkat kliring pengembalian; dan
b) Lembar ketiga SKP.
c. Melakukan kegiatan penerimaan warkat debet tolakan.
17
Indonesia.
f. Apabila wakil peserta belum hadirsampai dengan batas akhir jadwal kliring
pengembalian yang ditetapkan, penyelenggara akan melaksanakan kegiatan
sebagaimana dimaksud pada angka 2 huruf c, d, e, f, g, dan h atas nama wakil
peserta yang bersangkutan. Dalam hal kemudian wakil peserta hadir sebelum
kliring pengembalian dinyatakan berakhir maka kegiatan sebagaimana
dimaksud pada angka 2 huruf c, d, e, f, g, dan h yang belum dilaksanakan oleh
petugas. Penyelenggara akan dilanjutkan oleh wakil peserta yang
bersangkutan. Seluruh warkat debet tolakan yang ditujukan kepada peserta
yang terlambat akan diserahkan oleh penyelenggara pada saat wakil peserta
yang bersangkutan hadir. Apabila wakil peserta tidak hadir sampai kliring
pengembalian dinyatakan berakhir maka penyelenggara akan menghubungi
peserta untuk mengambil warkat debet tolakan dari peserta lain, neraca
kliring pengembalian dan BSK. Sementara itu perhitungan atas warkat debet
tolakan yang tidak dapat diserahkan pada pertemuan kliring pengembalian
diselesaikan berdasarkan kesepakatan peserta yang terkait. Namun, peserta
yang bersangkutan wajib menyampaikan warkat debet tolakan beserta lembar
1 dan 2 SKP kepada peserta penerima tolakan dan lembar ketiga SKP kepada
penyelenggara pada saat kliring pengembalian tersebut.
4. Apabila terdapat kesalahan perhitungan hasil kliring yang diketahui setelah hasil
kliring tersebut dilimpahkan ke Bank Indonesia, maka penyelesaiannya
dilakukanantara penyelenggara dengan peserta.
19
Cr. Giro Bl 30.000.000
Pada kliring pertama Bank ABC menerima warkat Bank Sendiri yang ditarik
oleh A berupa cek dari peserta kliring (Bank BAP) Sernarang. Warkat ini merupakan
warkat debet masuk karena Bank ABC harus mendebet rekening nasabah (Sdr. A).
Rekening lawannya adalah mengkredit rekening Giro Bl. Di samping itu Bank ABC
Sernarang juga menerima amanat dari A untuk membebani rekening gironya melalui
bilyet Giro sebesar Rp20.000.000. Warkat ini merupakan warkat kredit keluar karena
Bank ABC diperintahkan oleh A untuk mengkredit rekening Giro Bl. Dua warkat ini
sudah memberikan kepastian dana, baik memenuhi atau ditolak. Memenuhi bila saldo
rekening yang dimiliki penarik cek (Sdr. A) mencukupi, sedangkan kalau tidak
mencukupi langsung ditolak. Dengan demikian pencatatannya secara langsung pada
rekening riil.
20
Bagaimana pada kliring kedua (kliring retur)? Bila pada kliring kedua terjadi penolakan
warkat maka seluruh rekening untuk warkat yang ditolak harus dinihilkan dengan cara
membalik jurnal yang telah dilakukan. Pada contoh ini misalnya warkat debet keluar senilai
Rp10.000.000 ditolak, maka Bank BAP dapat langsung mengkredit rekening RAR warkat
Kliring Rp10.000.000 sehingga rekening administratif ini menjadi nihil.
Biila kliring kedua tagihan dinyatakan efektif (tidak ditolak) maka pencatatannya di samping
Keterangan Tgl Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)
Kliring 1 1 Mei 2013 Cr. RAR. Kliring 10.000.000
menihilkan rekening administratif kliring juga Lmencatat hasil tagihan kliring tersebut pada
rekening riil.
Contoh 2
Transaksi-transaksi di bawah ini adalah transaksi yang diselesaikan melalui kliring. Peserta
kliring misalnya Bank Cahaya Artha Sentosa (Bank CAS), Bank Caraka Investama Sejati
(Bank CIS), dan Bank Ceria Usaha Sejati (Bank CUS) Semarang.
a. Kirana Nastiti nasabah Bank Cahaya Artha Sentosa (CAS) Semarang telah menarik cek no.
011.000.4 sebesar Rp25.000.000 dan Cek no. 011.000.5 sebesar Rp20.000.000 untuk
membayar hutang kepada Anggi Waskita nasabah Giro Bank Caraka Investama Sejati (Bank
CIS) Semarang.
b. Pada hari yang sama, Bank CIS menerima bilyet giro dari Rudi Kempot (nasabah Giro)
untuk keuntungan Sdr. Dalimin Nasabah Giro Bank CUS Semarang sebesar Rp15.000.000.
21
c. Astuti nasabah Bank CUS menarik Cek untuk membayar barang dagangan kepada Abdullah
nasabah Bank CIS Semarang sebesar Rp20.000.000.
d. Bank CAS Semarang menerima warkat debet masuk untuk beban nasabah Giro Sdr. Dwi
Rahayu sebesar Rp30.000.000. Warkat ini diterima dari Bank CUS Semarang melalui
lembaga kliring (Bank Indonesia) Semarang untuk keuntungan Giro Sdr. Andika.
Bila seluruh transaksi diselesaikan melalui kliring di Bank Indonesia Semarang, maka diminta:
Bank CIS
Neraca Kliring
23
Bank CUS
Neraca Kliring
Bank Indonesia
Neraca Kliring
24
Penerapan kliring warkat luar wilayah akan memberikan manfaat berupa efisiensi dalam
penyelesaian pembayaran cek/BG luar kota, baik efisiensi waktu maupun biaya, sebab:
a. Efektivitas dana cek/BG sesuai jadwal kliring lokal di mana warkat dikliringkan
(same day settlement).
b. Biaya proses oleh Bank Indonesia sama dengan warkat lokal lainnya (tidak ada
biaya tambahan oleh Bank Indonesia). Dengan manfaat tersebut diharapkan
dapat meningkatkan kelancaran lalu lintas pembayaran giral antar daerah.
Mekanisme kliring warkat luar wilayah dapat diilustrasikan pada Gambar 4.1.
Gambar 4.1. Mekanisme Kliring Warkat Luar Wilayah
Keterangan:
1. X yang merupakan nasabah Bank B di Surabaya melakukan transaksi
dengan Y yang merupakan nasabah Bank A di Jakarta. Dalam hal ini X
melakukan pembayaran kepada Y dengan memberikan cek/BG Bank B
Surabaya,
2. Y kemudian menyetorkan cek/BG tersebut ke rekeningnya di Bank A
Jakarta.
3. Bank A yang ada di Jakarta, tidak perlu melakukan inkaso, melainkan
dapat
langsung
25
mengkliringkan cek/BG bank tersebut melalui kliring lokal di Jakarta.
4. Kantor Bank B yang ada di Jakarta kemudian melakukan validasi cek/BG
tersebut.
5. Jika valid dan dana mencukupi, maka Bank B, melalui penyelenggara
kliring di Jakarta akan menginformasikan efektivitas dana atas cek/BG
tersebut.
6. Bank A kemudian menerima laporan mengenai efektivitas dana atas
cek/BG Bank B dari penyelenggara kliring di Jakarta.
7. Atas informasi, Bank A kemudian akan melakukan pengkreditan ke
rekening nasabah Y.
Dengan memperhatikan mekanisme di atas terlihat bahwa cek/BG yang diterbitkan oleh
Bank B di Surabaya tidak perlu dikirim atau diinkasokan ke Surabaya, sebab Bank B merupakan
peserta kliring warkat luar wilayah dan mempunyai kantor di wilayah kliring Jakarta. Dengan
dikliringkan di Jakarta, maka cek/BG tersebut akan diproses sesuai dengan jadwal kliring
Jakarta, sehingga Bank A yang mengkliringkan dapat memperoleh kepastian efektivitas dana
yang lebih cepat atas penagihan cek/BG tersebut, yaitu pada hari yang sama atau paling lambat
keesokan harinya sejak warkat dikliringkan.
26
Kliring 2 14/6-2013 Cr. RAR. Kliring 100.000.000
27
b. Di wilayah kliring di mana warkat tersebut dikliringkan terdapat kantor
cabang dari bank penerbit yang menjadi peserta kliring.
2. Kepesertaan:
a. Saat ini kepesertaan bank dalam kliring warkat luar wilayah tidak bersifat
wajib, tergantung pada kebutuhan dan kesiapan masing-masing bank.
b. Pendaftaran untuk menjadi peserta kliring warkat luar wilayah cukup
dilakukan oleh kantor pusat bank dan berlaku bagi seluruh kantor bank yang
bersangkutan.
c. Bank wajib menetapkan satu kantor koordinator di setiap wilayah kliringdi
mana bank tersebut menjadi peserta.
3. Bank Indonesia tidak mengatur mekanisme internal bank dalam melakukan
validasi cek dan BG luar kotanya.
4. Dalam penyelenggaraan kliring, proses dan perhitungan atas cek dan BG luar kota
tidak dipisahkan dari proses warkat lokal lainnya, sehingga efektivitas dana
cek/BG luar kota tersebut sama dengan jadwal kliring lokal dimana cek/ BG
tersebut dikliringkan.
5. Perhitungan antarkantor dari bank tertarik diselesaikan secara internal oleh masing-
masing bank.
Penerapan kliring warkat luar wilayah memberi implikasi bagi seluruh bank. baik
yang mendaftar maupun yang tidak mendaftar menjadi peserta kliring warkat luar
wilayah, karena:
1. Seluruh bank, baik yang mendaftar atau tidak mendaftar menjadi peserta kliring
warkat luar wilayah dapat mengkliringkan cek/BG yang diterbitkan oleh bank
peserta kliring warkat luar wilayah di wilayah kliring manapun sepanjang di
Wilayah Kliring tersebut ada kantor cabang dari bank penerbit.
2. Nasabah tentu lebih memilih agar cek/BG luar kota dikliringkan melalui kliring
lokal, karena akan lebih cepat dan efisien daripada harus melalui mekanisme
inkaso.
28
Implikasi bagi bank secara umum adalah sebagai berikut:
1. Sistem dan prosedur penerimaan dan pemrosesan cek/BG luar kota,
untukmemilah mana yang sudah dapat dikliringkan lokal dan mana yang belum.
2. Terkait dengan sistem kliring yang digunakan di masing-masing wilayah kliring
saat ini, terdapat implikasi yang berbeda bagi bank-bank yang menjadi peserta
kliring di masing-masing wilayah kliring tersebut, yaitu:
a. Bank Peserta Kliring Elektronik/Otomasi
Tidak ada perubahan pada aplikasi sistem yang ada di peserta. Namun,
bank perlu melengkapi MICR code line, apabila cek/BG tersebut berasal
dari wilayah kliring lain yang belum otomasi/elektronik.
b. Bank Peserta Kliring SOKL
Melakukan updating sandi peserta pada aplikasi SOKL setiap kali ada
bank peserta kliring warkat luar wilayah yang baru atau setiap kali ada
penambahan/pengurangan peserta langsung dari kantor bank peserta
kliringwarkat luar wilayah. Proses updating dilakukan agar cek/BG luar
kota dapat dikenal oleh sistem pada saat bank melakukan rekam data
SOKL.
c. Bank Peserta Kliring Manual
Tidak terdapat implikasi tekrris bagi kantor bank yang menjadi peserta
kliring lokal dengan sistem manual, mengingat semua kegiatan masih
dilakukan secara manual.
Peserta kliring warkat luar wilayah adalah bank yang telah mendaftar
dan disetujui oleh Bank Indonesia untuk menjadi peserta kliring warkat luar
wilayah Dengan mendaftar sebagai peserta kliring warkat luar wilayah, berart,
cek/BG yang dikeluarkan oleh seiuruh kantor bank tersebut dapat dikliringkan di
manapun sepanjang di wilayah kliring tersebut terdapat kantornya yang menjadi
peserta kliring. Bagi bank peserta kliring warkat luar wilayah, terdapat beberapa
implikasi khusus sebagai berikut :
1. Sistem Verifikasi Cek/BG
29
Salah satu faktor penting yang perlu diperhatikan bank peserta kliring
warkat luar wilayah adalah sistem dan prosedur untuk melakukan vaiidasi
atas cek/BG vans diterbitkan oleh kantornya yang berada di wilayah Wiring
lam. Dalam hal ini vans perlu diperhatikan adalah apakah sistem dan
prosedur tersebut cukup aman dan efisien. Apabila bank menggunakan sistem
vaiidasi online maKa bank perlu menyiapkan contingency plan untuk
mengatasi terjadinya gangguan pada sistem.
2. Prosedur pemberian fasilitas overdraft terkait dengan kebijakan intern bank
mensenai pemberian fasilitas overdraft kepada nasabahnya, maka bank
peserta kliring warkat luar wilayah yang menyediakan fasilitas ini perlu
meninjau kempali prosedur operasional sehubungan dengan kewenangan
pemberian fasilitas overdraft tersebut oleh kantornya yang berada di
wilayah kliring lain
3. Pencetakan Warkat
Dengan diterapkannya Kliring warkat luar wilayah maka bank peserta kliring
warkat luar wilayah diwajibkan untuk mencantumkan informasi mengenai
sandi peserta dan nomor rekening pada cek/BG yang diterbitkan seiuruh
kantornya. Hal ini dimaksudkan untuk memudahkan bank lain pada saat akan
meng-encode (pada sistem otomasi/elektronik) atau pada saat merekam data
ke dalam disket (pada sistem SOKL).
30
Penyelenggaraan kliring warkat luar wilayah merupakan suatu fasilitas
yang disediakan Bank Indonesia, di mana keikutsertaan bank pada scheme ini tidak
bersifat mandatori. Dalam hal ini Bank Indonesia memberi kebebasan pada bank
untuk ikut mendaftar atau tidak pada scheme ini, sesuai dengan kebutuhan dan
kesiapan masing-masing bank. Bagi bank yang mendaftar pada kliring warkat
luar wilayah tentunya merupakan suatu competitive advantase, namun demikian
bagi bank lain yang tidak mendaftar pada scheme ini juga akan memperoleh
manfaat dengan potens' berkurangnya waktu dan biaya untuk melakukan inkaso
atas cek/BG luar kota yang diterbitkan oleh peserta kliring warkat luar wilayah.
Penerapan kliring warkat luar wilayah, tidak serta merta merupakan
substitusi bagi seluruh transaksi inkaso cek/BG yang ada saat ini, terutama
apabila cek/BG luar kota tersebut diterbitkan oleh bank yang belum
mendaftar.Tidak ada kantc bank dari bank tertarik yang menjadi peserta kliring
di wilayah kliring dimana cek BG tersebut disetorkan. Namun demikian,
penerapan kliring warkat luar wilayah yang merupakan salah satu solusi bagi
permasalahan transaksi cek/BG luar kota, akan memberikan manfaat yang cukup
besar, baik bagi masyarakat maupun perbankar sendiri karena dapat diperoleh
kepastian efektivitas dana yang jauh lebih cepa: dengan biaya yang relatif lebih
murah.
31
mengolah data keuangan elektronik serta menghasilkar informasi hasil kliring dan informasi
kliring lainnya. TPK adalah perangkat sistem komputer yang dipasang di peserta untuk
mengirim Data Keuangan Elektronik (DKE ke SPKE serta menerima informasi hasil
perhitungan kliring dan informasi kliring lainnya. Sedangkan yang dimaksud JKD adalah
seperangkat sistem yang berfungsi sebagai sarana penghubung antara TPK dengan SPKE. Untuk
mengoperasikan sistem ini, setiap peserta memiliki password.
Dalam kliring elektronik maupun otomasi, dokumen kliring yang digunakan sebagai alat
bantu dalam proses perhitungan kliring adalah:
a. Bukti Penyerahan Warkat Debet - Kliring Penyerahan (BPWD); BPWD digunakan
sebagai tanda bukti penyerahan warkat debet untuk setiap bundel warkat dan petugas
kliring kepada penyelenggara pada kegiatan Kliring penyerahan.
b. Bukti Penyerahan Warkat Kredit - Kliring Penyerahan (BPWK); BPWK digunakan
sebagai tanda bukti penyerahan warkat kredit untuk setiap bundel warkat dan petugas
kliring kepada penyelenggara pada kegiatan kliring penyerahan.
c. Lembar Substitusi; Lembar substitusi digunakan dalam kliring penyerahan sebagai
tempat menempelkan bukti penjumlahan (add-list) nominal warkat yang diserahkan
kepada penyelenggara. Pada lembar substitusi dicantumkan jumlah nominal yang sama
dengan hasil penjumlahan seluruh warkat pada bundel warkat yang bersangkutan.
d. Kartu Batch; Kartu Batch merupakan sarana untuk mengetahui jumlah keseluruhan nominal
bundel warkat dari masing-masing peserta dan sebagai sarana control dalam proses
kliring.
e. Bukti Penyerahan Rekaman Warkat Kliring Pengembalian BPRWKP.
Warkat ataupun dokumen kliring hams diisi harus memperhatikan jenis angka dan
simbol MICR code line. Angka dan simbol merupakan rangkaian inforrnasi yang dibutuhkan
dalam rangka sistem kliring yang diotomasikan atau kliring otomasi atau elektronik. MICR
code line pada Warkat yang wajib dicantumkan dalam clear band terdiri dari:
a. Nomor Warkat: 6 (enam) digit;
b. Sandi Peserta: 7 (tujuh) digit;
c. Nomor Rekening: 10 (sepuluh) digit;
32
d. Sandi Transaksi: 2 (dua) digit;
e. Nilai Nominal Warkat: 14 (empat belas) digit.
33
4. Sandi Transaksi
Untuk keperluan statistik bagi pihak penyelenggara, sandi transaksi diatur sebagai
berikut:
a. Sandi transaksi disediakan untuk identitas jenis warkat dan atau jenis
transaksi yang terdapat di dalamnya;
b. Dalam sandi transaksi disediakan 2 (dua) digit angka dengan pengaturan
sebagai berikut:
1) 00 sampai dengan 09 untuk Cek;
2) 10 sampai dengan 19 untuk Bilyet Giro;
3) 20 sampai dengan 29 untuk WBUT;
4) 30 sampai dengan 39 untuk SBPT;
5) 40 sampai dengan 49 untuk nota debet, dengan ketentuan:
a) Sandi transaksi 40 sampai dengan 49 kecuali sandi transaksi 45.
untuk transaksi kliring dengan m'lai nominal paling tinggi Rp10.000.000,00 (sepuluh juta
rupiah);
b) Sandi transaksi 45, untuk transaksi kliring dengan nilai
nominal di atas Rp 10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah) dan digunakan untuk transaksi-transaksi
sebagaimana diatur dalam surat edaran Bank Indonesia yang mengatur mengenai penggunaan nota
debet dalam kliring.
6) 50 sampai dengan 59 untuk nota kredit, dengan pengaturan sebagai
berikut:
a) Sandi transaksi 50, untuk:
(1) transaksi antarbank untuk keuntungan nasabah yang
pelaksanaannya mengacu pada surat edaran Bank Indonesia yang mengatur mengenai jadwal
kliring dan tanggal valuta penyelesaian akhir, sistem penyelenggaraar kliring lokal serta jenis dan
batasan nominal warkat ata. data keuangan elektronik; dan
(2) transaksi antarbank selain transaksi Pasar UangAntar Bank
(PUAB), Pasar UangAntar BankSyariah (PUAS), transaksivaluta asing antarbank dan atau
transaksi Sertifikat Wadiah Bank Indonesia (SWBI) atau Surat Berharga Pasar Uang (SBPU);
b) Sandi transaksi 53, untuk transaksi valuta asing antarbank;
34
c) Sandi transaksi 55, untuk transaksi sertifikat Bank Indonesia
(SB1), SWBI, atau SBPU.
5. Nilai Nominal
Informasi mengenai nilai nominal tidak dicetak secara Preprinted Pencantumannya
dilakukan oleh peserta yang memperhitungkan warkat, dengan menggunakan peralatan
khusus yang disebut MICR encoder atau reader-encoder dengan ketentuan sebagai
berikut:
a. Nilai nominal disediakan untuk pencantuman nilai nominal yang terterapada
warkat. Untuk keperluan tersebut disediakan 14 (empat belas) digitangka
termasuk 2 (dua) digit nilai sen dalam satuan mata uang rupiah(Rp);
b. Pencantuman nilai nominal yang kurang dari 14 (empat belas) digit harus diawali
dengan angka "0" (nol) dan nilai nominal setiap warkai kurang dari Rp1
000.000.000.000,00 (satu triliun rupiah). Nilai nominal sebagaimana dimaksud
di atas diapit oleh 2 (dua) simbol nominal pada bagian kiri dan kanannya.
35
berbeda dengan kliring manual. Yang membedakan proses penyelesaian kliring.
Dengan demikian perlakuan akuntansi yang dibahas di muka sudah bisa untuk
memahami akuntansi kliring sistem ini.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kliring adalah perhitungan utang piutang antara para peserta secara terpusat di satu
tempat dengan cara saling menyerahkan surat-surat berharga dan surat-surat dagang yang
telah ditetapkan untuk dapat diperhitungkan dengan mudah dan aman, serta untuk
memperluas dan memperlancar lalu lintas pembayaran giral. Tranksaksi yang di proses
fasilitas kliring meliputi transfer debet dan transfer kredit yang disertai dengan pertukaran
fisik warkat, baik warkat debet maupun warkat kredit Bank Indonesia mempunyai tujuan
36
tunggal yakni mencapai dan menjaga kestabilan nilai rupiah. Hal ini mengandung dua
aspek yaitu kestabilan nilai mata uang rupiah terhadap barang dan jasa yang tercermin
pada laju inflasi serta kestabilan nilai mata uang rupiah tehadap mata uang negara lain
yang tercemin pada perkembangan nilai tukar.
DAFTAR PUSTAKA
Dr. Taswan, S.E., M.Si. 2008. Akuntansi Perbankan Transaksi Dalam Valuta Rupiah
37
38