Disusun oleh:
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ilmu pengetahuan bumi dan antariksa merupakan ilmu yang mempelajari alam semesta
dalam cakupan tata surya serta lapisan-lapisan bumi seperti litosfer, hidrosfer, atmosfer
dan ruang angkasa di luar atmosfer bumi. Pengetahuan tentang luar angkasa dan
antariksa telah menjadi perdebatan sejak lama. Rasa ingin tahu dan penasaran manusia
mendorong mereka untuk terus melakukan penelitian tentang segala sesuatu yang belum
mereka temui atau belum terpecahkan.
Berbagai pendapat dan hipotesis bermunculan dengan tujuan untuk memberikan
informasi paling mutakhir dan valid. Keingintahuan ini terlihat dari orang-orang Yunani
kuno yang mempelajari astronomi, namun terkadang juga digunakan untuk keperluan
astrologi karena keterbatasan pengetahuan. Ilmu astronomi khususnya pada penentuan
posisi bintang sudah sejak lama digunakan sebagai navigasi oleh nenek moyang manusia
untuk berbagai keperluan seperti peramalan musim dan pelayaran berdasarkan tata letak
bintang di langit. Seiring dengan berkembangnya pengetahuan manusia tentang
astronomi menggunakan berbagai metode mulai dari pengamatan sederhana dengan
perhitungan-perhitungan tertentu hingga dibuatlah observatorium untuk mengamati
bintang dan benda-benda langit lainnya.
Untuk menyatakan letak suatu benda langit diperlukan suatu tata koordinat yang dapat
menyatakan secara pasti kedudukan benda langit tersebut. Tata koordinat tersebut
dikenal sebagai tata koordinat langit. Tiap-tiap tata koordinat tentunya memiliki cara
penggunaan sistem yang berbeda serta terdapatnya berbagai macam keuntungan dan
kelemahan dalam penggunaan sistem tersebut. Dengan demikian penggunaan suatu
sistem koordinat bergantung pada hasil yang kita inginkan, apakah hasil yang didapat
ingin digunakan untuk waktu sesaat atau untuk waktu yang lama dan dapat dipakai
secara universal.
B. Rumusan Masalah
a. Apakah yang dimaksud dengan sistem koordinat?
b. Apa ajakah macam-macam sistem koordinat dalam astronomi?
c. Bagaimanakah penjelasan dari sistem koordinat celestial?
d. Bagaimanakah penjelasan dari sistem koordinat horizon?
e. Bagaimanakah penjelasan dari sistem koordinat equatorial?
f. Bagaimanakah penjelasan dari sistem koordinat ekliptik?
ISI
Tata koordinat yang biasanya dikenal adalah jenis kartesian yang menggunakan sumbu X dan Y.
Namun, ada jenis tata koordinat lain yang ebih sesuai dengan keadaan bumi yang berbentuk bola
yaitu menggunakan tata koordinat bola.
Beda langit nampak bergerak di langit karena pengaruh gerak rotasi bumi. Bintang-bintang dapat
dibayangkan “menempel” pada sebuah kutub yang berputar. Untuk itu, penetuan posisinya
digunakan tata koordinat bola.
Sebenarnya, bintang-bintang Nampak beredar di langit karena bumi berotasi. Jika bumi tidak
berotasi terhadap sumbunya bintang-bintang tidak akan berpindah temat, hanya matahari, bulan,
dan planet saja yang letaknya bergeser perlahan-lahan. Berdasarkan kenyataan ini, para
astronom zaman dahulu membuat suatu tata koordinta benda langit sdemikian rupa sehingga
koordinat bintang dapat dibuat tidak erubah terhadap waktu. Tata koordinat itu adalah tata
koordinnat yang titik acuannya bergerak sesuaidengan gerak otasi bumi dan disebut tata
koordinat khatulistiwa.
Untuk menyatakan posisi sebuah benda langit, dapat digunakan berbagai macam tata koordinat
yang semuanaya merupakan sistem koordinat bola tanpa memperhitungkan jarak dari pusat bola.
Pada tata koordinnat benda langit ada lingkaran-lingkaran besar yaitu lingkaran yang berpusat
pada pusat bola dan lingkaran-lingkaran kecil yang pusatnya tidak pada pusat bola. Semuanya
mempunyai 2 kutub. Semuanya menggunakan lintang dan bujur sebagai penentu posisi benda
langit. Perbedaannya adalah titik-titik dan lingkaran-lingkaran acuan yang digunakan.
Lingkaran-lingkaran bujur semuanya merupakan lingkaran yang besar. Kecuali satu lingkaran
yang membagi bola menjadi dua sama besar, semua lingkaran yang lain merupakan lingkaran
kecil. Lingkaran lintang semakin kecil jika semakin dekat dengan kutub bola. Jarak sudut
lingkara lintang erbesar ini adalah sama dari kedua titik kutub yaitu 90o.
Macam – macam sistem koordinat langit dapat dilihat pada tabel di bawah ini
Bidang
Tata Koordinat fundamental Kutub - Kutub Koordinat Epoch
(0o-vertikal)
Horizon Horizon Zenith dan nadir Ketinggian-azimuth
Berdasarkan Wikipedia, bola langit dalam istilah astronomi dan navigasi adalah bola
khayal dengan radius tak hingga yang tampak berotasi, kosentrik dan koaksial dengan Bumi,
dan semua obyek langit dibayangkan berada pada kulit bola sebelah dalam. Sebanding dengan
yang dimiliki bola Bumi, ekuator langit dan kutub-kutub langit merupakan proyeksi ekuator
Bumi dan kutub-kutub Bumi pada bola langit. Bola langit merupakan alat bantu sangat penting
dalam astrometri.
(Sumber: www.matadunia.id)
Koordinat yang diperlukan untuk menggambarkan posisi suatu benda langit disebut
koordinat bola langit. Untuk menyatakan letak suatu benda langit diperlukan suatu tata
koordinat yang dapat menyatakan secara pasti kedudukan benda langit tersebut. Tata koordinat
tersebut terdiri dari tata koordinat horison, tata koordinat ekuator, dan tata koordinat ekliptika.
Tiap-tiap tata koordinat tentunya memiliki cara penggunaan sistem yang berbeda serta
terdapatnya berbagai macam keuntungan dan kelemahan dalam penggunaan sistem tersebut.
Dengan demikian penggunaan suatu sistem koordinat bergantung pada hasil yang kita inginkan,
apakah hasil yang didapat ingin digunakan untuk waktu sesaat atau untuk waktu yang lama dan
dapat dipakai secara universal.
Dalam menentukan posisi benda langit tentunya harus ditentukan terlebih dahulu
tempat atau benda yang akan menjadi acuan dalam pengamatan sehingga, kita dapat dengan
mudah dalam menentukan posisi benda yang akan diteliti. Tentunya dari ketiga jenis
koordinatbola langit yang akan dijelaskan untuk titik acuan di tentukan oleh pengamat itu
sendiri, artinya tergantung posisi si pengamat itu sendiri berada di daerah mana dan disebelah
mana.
Data posisi benda astronomis dinyatakan dalam sistem koordinat langit dengan
menyatakan semua benda itu terletak pada sebuah bola langit yang titik pusatnya berhimpit
dengan titik pusat bumi. Pada sistem koordinat langit ada berbagai acuan yang digunakan,
berupa lingkaran-lingkaran dan titik-titik yang semuanya terletak pada bola langit. Dalam hal ini
makhluk bumi berada di pusat bumi. Berdasarkan acuan yang digunakan, terdapat tiga sistem
koordinat langit, yakni: horizon, ekuator, dan ekliptik. (Ruskanda, Sjamsul Farid, dkk, 1994: 38)
Bola langit dapat digunakan secara geosentrik maupun toposentrik. Geosentrik berarti
bola tersebut berpusat pada pengamat khayal yang berada di pusat bumi dan efek paralaks tidak
diperhitungkan. Sementara toposentrik berarti bola tersebut berpusat pada pengamat di
permukaan Bumi dan paralaks horizontal tidak dapat selalu diabaikan.
Bagi orang yang tinggal di daerah ekuator, alam memberikan kesempatan kepada
mereka untuk dapat melihat seluruh bintang di langit. Hal ini berbeda dengan orang yang tinggal
dibelahan bumi utara, mereka tidak dapat melihat sebagian bintang yang berada di langit selatan.
Sebagai gantinya, mereka akan melihat bintang-bintang sirkumpolar, yaitu bintang yang tidak
pernah terbit dan tinggelam di bawah horizon, melainkan mereka hanya akan berputar-putar di
atas langit.
Kaidah dasar sistem koordinat horison sebagai berikut :
Keuntungan dan Kelemahan
Keuntungan sistem ini adalah
1. Praktis
2. Sederhana
3. Mudah dan langsung dapat dibayangkan etak bendanya pada bola langit.
Kelemahan sistem ini :
1. Tergantung tempat di muka bumi. Bila tempatnya berbeda, horisonnyapun berbeda.
2. Tegantung waktunya, karena terpengaruh oleh gerak harian.
Catatan : Letak titik kardial (UTSB) pada bola langit bebas, asal arah atau UTSB searah jarum
jam
Gambar 2.2 . Sistem Koordinat Horizon
Sumber : TAUFIK_RAMLAN/Bahan_ajar/IPBA_1_g_Koordinat_Benda_Langit_
%5BCompatibility_Mode%5D.
Macam-macam Horizon
1. Horizon hakiki atau horizon sejati adalah bidang yang tegak lurus garis vertikal dan melalui
pusat bumi.
2. Horizon mar’i atau horizon semu adalah bidang yang menyinggung bumi pada tempat penga
mat berdiri.
3. Horizon hissi atau horizon kodrati adalah batas pandangan mata tempat pertemuan langit da
n bumi. Di tepi laut batas itu tampak jelas, merupakan batas langit dan permukaan air laut.
Cara Membuat Koordinat Horison
Letak titik koordinat (UTSB) pada bola langit dapat dibuat secara bebas, asalkan arah SBUT ata
u UTSB searah jarum jam.Dalam sistem koordinat horizon bumi ini dianggap sebagai titik yang
besarnya diabaikan terhadap bola langit, karena pusat bola langit juga merupakan pusat bola bu
mi.
Langkah-langkah dan cara melukis koordinat Horison, sebagai berikut :
a. Lukislah lingkaran meridian langit.
b. Lukislah garis datar dan tegak berpotongan di titik pusat bola langit.
c. Lukislah lingkaran horizon yang perpotongangan dengan meridian langit di titik U dan S
d. Lukislah lingkaran vertikal utama yang perpotongannya dengan meridian langit di Z
dan N serta perpotongannya dengan horison di B dan T. Ingat : perhatikan urutan arah titi
k koordinat UTSB atau SBUT searah putaran jarum jam.
e. Melukis azimuth, yaitu tarik busur dari titik U sepanjang lingkaran horison sampai ke titi
k kaki langit (K).
f. Melukis tinggi yaitu tarik busur dari titik K ke arah Z jika harga h positif atau ke arah N jika
h berharga negatif sampai ke letak benda langit.
Cara membaca koordinat horizon
a. Lukislah lingkaran meridian langit.
b. Lukislah garis datar dan tegak berpotongan di titik pusat bola langit.
c. Lukislah lingkaran horizon yang perpotongangan dengan meridian langit di titik U dan S
d. Lukislah lingkaran vertikal utama yang perpotongannya dengan meridian langit di Z
dan N serta perpotongannya dengan horison di B dan T. Ingat : perhatikan urutan arah titik
koordinat UTSB atau SBUT searah putaran jarum jam.
e. Tariklah busur lingkaran vertikal dari Z melalui benda langit sampai ke N yang perpotongan
nya dengan horison di titik K.
f. Ukurlah azimuth benda langit dari U sampai ke K. Arah penelusuran azimuth searah putaran
jarum jam.
g. Ukurlah panjang busur dari K sampai ke posisi benda langit, untuk menentukan tinggi (h)
h. Koordinat benda langit tersebut di atas adalah azimuth (A) dan tinggi (h).
Koordinat ekuator adalah suatu sistem lingkaran yang dibentuk untuk mengetahui panjatan tegak
benda langit (asensio rekta) dan deklinasi pada bola langit. Sehingga sering ditulis koordinat
bintang : ( ∝ , δ ) atau( HA , δ) dimana ∝ adalah asensiorecta, δ adalah deklinasi dan HA adalah
hour angle.
Kaidah dasar sistem koordinat ekuator sebagai berikut :
Lingkaran dasar adalah lingkaran Ekuator Langit
Koordinat adalah asensio rekta (∝) dan deklinasi (δ )
Asensio rekta adalah panjang busur yang dihitung dari titik Aries titik Musim Semi (TMS)
, Titik Hamal] pada lingkaran ekuator langit sampai ke titik kaki langit (K) dengan arah
penelusuran ke arah timur. Rentang asensio rekta adalah 0 sampai
dengan 24 jam atau 0o sampai dengan 360o
Deklinasi adalah panjang busur dari titik kaki langit (K) pada lingkaran ekuator langit ke a
rah kutub langit sampai ke letak benda pada bola langit. Deklinasi berharga positif ke ar
ah KLU (Kutub Lintang Utara), dan negatif ke arah KLS (Kutub Lintang Selatan). Adapu
n rentang deklinasi adalah 0o sampai dengan 90o atau 0o sampai dengan – 90o
Catatan
Sudut Jam Bintang Lokal ( SJBL) adalah panjang busur dalam jam (1 jam = 150 busur),
dihitung dari titik kulminasi atasnya pada meridian langit ke arah barat.
Jam bintang adalah sudut jam bintang titik Aries.
Sudut jam bintang lokal = Jam bintang – Asensio Rekta.
Koordinat ekuator bersifat universal dan standar. Sistem koordinat ini umumya dipakai d
alam astronomi karena tidak terpengaruh oleh letak dan waktu pengamat di permukaan
bumi.
Dalam penggunaan keperluan praktis umumnya sistem koordinat ekuator ini seringkali din
yatakan dalam koordinat sudut jam lokal (t) dan deklinasi.
Gambar 2.3 Sistem Koordinat Equator Geosentris
Sumber : TAUFIK_RAMLAN/Bahan_ajar/IPBA_1_g_Koordinat_Benda_Langit_
%5BCompatibility_Mode%5D.
Cara Membuat Koordinat Ekuator
Langkah-langkah dan cara membuat koordinat Ekuator sebagai berikut :
a. Lukislah lingkaran meridian langit.
b. Lukislah lingkaran horison.
c. Lalu tandai setiap perpotongan garis datar dan tegak dengan meridian langit dengan U, T,
Z, N.
d. Tentukan letak KLS (Kutub Lintang Selatan) dan KLU (Kutub Lintang Utara) sesusai de
ngan lintang geografis pengamat. Jika lintang positif KLU di atas titik U, sebaliknya j
ika lintang berharga negatif maka KLS berada di atas titik S.
e. Lalu lukislah lingkaran ekuator langit tegak lurus garis KLUKLS. Berilah tandai huruf
Σpada puncak ekuator. Titiktitik perpotongan ekuator dengan horison tandai dengan titik
T dan B. Ingat : dalam memberi tanda dan penempatannya.
f. Tentukan waktu bintang atau letak titik γ pada ekuator. Lalu tarik busur dari titik Σ
ke arah Barat sepanjang ekuator sebesar jam bintang dikalikan 15 derajat.
g. Cara melukis asensio rekta atau cara menentukan titik K. Tariklah busur dari titik γ
ke arah timur atau berlawanan dengan arah sudut jam sampai ke titik K, sesuai dengan ha
rga asensio rekta.
h. Cara melukis deklinasi. Tariklah busur dari titik K ke arah KLU jika deklinasi berharga
positif atau ke arah KLS jika berharga negatif sampai ke posisi benda langit.
i. Lalu buatlah lingkaran gerak harian benda langit tersebut sejajar dengan ekuator dan ar
ah geraknya dari timur ke arah barat.
Cara Membaca Koordinat Ekuator
a. Lukislah lingkaran meridian langit.
b. Lukislah lingkaran horison.
c. Lalu tandai setiap perpotongan garis datar dan tegak dengan meridian langit dengan U, T,
Z, N.
d. Tentukan letak KLS (Kutub Lintang Selatan) dan KLU (Kutub Lintang Utara) sesusai de
ngan lintang geografis pengamat. Jika lintang positif KLU di atas titik U, sebaliknya j
ika lintang berharga negatif maka KLS berada di atas titik S.
e. Lalu lukislah lingkaran ekuator langit tegak lurus garis KLUKLS. Berilah tandai huruf
Σpada puncak ekuator. Titiktitik perpotongan ekuator dengan horison tandai dengan titik
T dan B. Ingat : dalam memberi tanda dan penempatannya.
f. Tentukan waktu bintang atau letak titik γ pada ekuator. Lalu tarik busur dari titik Σ
ke arah Barat sepanjang ekuator sebesar jam bintang dikalikan 15 derajat.
g. Lalu tariklah busur dari KLU jika benda langit berada di belahan langit Utara atau dar
i KLS jika berada di belahan langit Selatan yang melewati benda langit dan memotong p
ada ekuator di titik K. Jarak busur dari K - Bt adalah deklinasinya.
h. Membaca sudut jam benda langit. Ukur panjang busur dari titik Σ
ke arah barat sampai ke titik K.
i. Jika jam bintang diketahui saat pengamatan maka ∝
ditentukan dari jam bintang dikurangi sudut jam benda langit tersebut.
j. Koordinat benda langit tersebut di atas adalah koordinat benda langit ( ∝ , δ ) atau( HA , δ)
Kaidah dasar koordinat ekliptika sebagai berikut :
Lingkaran dasar adalah lingkaran ekliptika
Koordinat adalah bujur ekliptika ( λ ) dan lintang ekliptika ( β )
Bujur ekliptika adalah panjang busur yang diukur dari titik Aries ke arah timur sepan
jang lingkaran ekliptika sampai ke titik kaki langit (K). Adapun rentang bujur ekliptika (
λ) adalah 0 sampai dengan 360 o
Lintang ekliptika adalah panjang busur yang diukur dari titik kaki langit (K) di lingk
aran ekliptika ke arah kutub ekliptika sampai ke letak benda langit. Harga positif ke ar
ah KEU atau negatif ke arah KES. Rentang lintang ekliptika (β) adalah 00 sampai
dengan 900 atau 00 sampai dengan – 900
Catatan :
Lingkaran ekliptika membuat sudut kemiringan 23 ½ 0 terhadap lingkaran ekuator l
angit.
Titik perpotongan epliptika dengan ekuator langit setiap tanggal 21 Maret disebut titi
k Aries atau Titik Musim Semi (TMS) di belahan bumi utara, dan matahari berada
maksimum di belahan langit utara setiap tanggal 22 Juni (23 ½ 0) disebut Titik Mu
sim Panas (TMP) atau Titik Cancer.
Matahari maksimum berada di belahan langit selatan (-
23 ½o) dicapai matahari setiap tanggal 22 Desember, dan dinamakan Titik Musim Din
gin (TMD) atau Titik Capricornus.
Sistem koordinat ekliptika umumnya digunakan untuk mengetahui posisi matahari d
an anggota tata surya lainnya.
Gambar 2.4. Sistem Koordinat Ekliptika Geosentris
Sumber : TAUFIK_RAMLAN/Bahan_ajar/IPBA_1_g_Koordinat_Benda_Langit_
%5BCompatibility_Mode%5D.
Cara Membuat Koordinat Ekliptika
Langkah-langkah dan cara membuat koordinat Ekliptika sebagai berikut :
a. Lukislah lingkaran meridian langit.
b. Lukislah lingkaran horison.
c. Lalu tandai setiap perpotongan garis datar dan tegak dengan meridian langit dengan U, T,
Z, N.
d. Tentukan letak KLS (Kutub Lintang Selatan) dan KLU (Kutub Lintang Utara) sesusai de
ngan lintang geografis pengamat. Jika lintang positif KLU di atas titik U, sebaliknya j
ika lintang berharga negatif maka KLS berada di atas titik S.
e. Lalu lukislah lingkaran ekuator langit tegak lurus garis KLUKLS. Berilah tandai huruf
Σpada puncak ekuator. Titiktitik perpotongan ekuator dengan horison tandai dengan titik
T dan B. Ingat : dalam memberi tanda dan penempatannya.
f. Lukislah garis KES KEU yang berpotongan di pusat bola langit untuk membentuk su
dut 23 ½o terhadap garis KLS-KLU.
g. Lukislah lingkaran ekliptika tegak lurus terhadap garis KES-KEU.
h. Lalu tentukan letak titik γ pada ekuator. Jika kutub ekliptika terletak di meridian langit, l
etak titik γ berada di titik Timur atau Barat.
i. Cara menentukan bujur ekliptika (λ). Ukurlah panjang busur dari titik γ
ke arah timur sepanjang lingkaran ekliptika sampai ke titik K.
j. Cara menentukan lintang ekliptika (β) . Ukurlah panjang busur dari titik K ke arah K
EUjika berharga positif atau ke arah KES jika negatif, sampai ke posisi benda langit di b
ola lani
k. Lalu buatlah lingkaran gerak harian benda langit sejajar dengan ekuator.
Cara Membaca Koordinat Ekliptika
a. Lukislah lingkaran meridian langit.
b. Lukislah lingkaran horison.
c. Lalu tandai setiap perpotongan garis datar dan tegak dengan meridian langit dengan U, T,
Z, N.
d. Tentukan letak KLS (Kutub Lintang Selatan) dan KLU (Kutub Lintang Utara) sesusai de
ngan lintang geografis pengamat. Jika lintang positif KLU di atas titik U, sebaliknya j
ika lintang berharga negatif maka KLS berada di atas titik S.
e. Lalu lukislah lingkaran ekuator langit tegak lurus garis KLUKLS. Berilah tandai huruf
Σpada puncak ekuator. Titiktitik perpotongan ekuator dengan horison tandai dengan titik
T dan B. Ingat : dalam memberi tanda dan penempatannya.
f. Lukislah garis KES KEU yang berpotongan di pusat bola langit untuk membentuk su
dut 23 ½o terhadap garis KLS-KLU.
g. Lukislah lingkaran ekliptika tegak lurus terhadap garis KES-KEU.
h. Lalu tentukan letak titik γ pada ekuator. Jika kutub ekliptika terletak di meridian langit, l
etak titik γ berada di titik Timur atau Barat.
i. Cara menentukan bujur ekliptika (λ). Ukurlah panjang busur dari titik γ
sampai ke titik K.
j. Cara menentukan lintang ekliptika ( β ) . Tariklah garis dari KEU atau dari KES tergantun
g letaknya di bola langit, melalui benda langit sampai memotong lingkaran ekliptika di t
itik K. Panjang busur dari K ke Letak Bt adalah lintang ekliptika benda langit tersebu
t.
k. Koordinat benda langit tersebut di atas adalah koordinat benda langit bujur ekliptika λ
dan lintang ekliptika β
BAB III
KESIMPULAN
Untuk menyatakan posisi sebuah benda langit, dapat digunakan berbagai macam tata koordinat
yang semuanaya merupakan sistem koordinat bola tanpa memperhitungkan jarak dari pusat bola.
Pada tata koordinnat benda langit ada lingkaran-lingkaran besar yaitu lingkaran yang berpusat
pada pusat bola dan lingkaran-lingkaran kecil yang pusatnya tidak pada pusat bola. Semuanya
mempunyai 2 kutub. Semuanya menggunakan lintang dan bujur sebagai penentu posisi benda
langit. Perbedaannya adalah titik-titik dan lingkaran-lingkaran acuan yang digunakan.Sehingga
tata koordinat langit adalah tata koordinat yang digunakan untuk memetakan posisi di langit.
Tata / sistem koordinat dalam astronomi ada banyak jenisnya, antara lain sistem koordinat
ekliptika heliosentris, sistem koordinat ekliptika geosentris, sistem koordinat ekuator geosentris,
dan koordinat horizon. Dimana setiap sistem koordinat memiliki pusat koordinat yang berbeda-
beda. Pusat koordinat ekliptika heliosentris adalah matahari, pusat koordinat ekliptika geosentris
adalah bumi, dan pusat koordinat horizon adalah pengamat yang terletak di permukaan bumi.
DAFTAR PUSTAKA
http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._FISIKA/195904011986011- Diakses pada
16 Oktober 2017
17 Oktobe 2017
Ruskanda, Sjamsul Farid, dkk. 1994. Rukyah dengan Teknologi: Upaya Mencari Kesamaan
Pandangan tentang Penentuan Awal Ramadhan dan Syawal (Pengantar Prof. DR. Ing.
BJ
TAUFIK_RAMLAN/Bahan_ajar/IPBA_1_g_Koordinat_Benda_Langit_%5BCompatibility_Mode%5D.