“SPEKTRUM BINTANG”
Dosen Pengampu:
Disusun Oleh :
Kelompok IV
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2020
KATA PENGANTAR
Segala Puji dan Syukur kehadirat Allah Swt Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
rahmat dan karunia Nya, kami dapat menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas
perkuliahan dalam mata kuliah Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa yang berjudul
“Spektrum Bintang” dengan tepat waktu.
Kami mengucapkan terimakasih kepada Ibu dosen yang telah membantu dalam
penulisan makalah ini. Kami menyadari masih ada kekurangan oleh karena itu kami meminta
maaf jika ada kesalahan dalam penulisan kami. Kami berharap untuk tercapainya
kelengkapan dan kesempurnaan makalah yang akan datang, pembaca diharapkan dapat
mengapresiasikan isi dari makalah ini mengingat tidak ada yang sempurna tanpa adanya
saran yang membangun.
Demikianlah yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini dapat dipahami dan
dapat menambah referensi para pembaca. Kiranya makalah ini dapat memberi manfaat untuk
kami dan pembacanya.
Kelompok IV
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................. 1
1.2. Tujuan........................................................................................................................... 1
1.3. Manfaat......................................................................................................................... 1
BAB II ISI........................................................................................................................... 2
3.1. Kesimpulan................................................................................................................... 9
3.2. Saran............................................................................................................................. 9
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................ 10
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Bintang merupakan benda langit yang memancarkan cahaya. Terdapat bintang semudan
bintang nyata. Bintang semu adalah bintang yang tidak menghasilkan cahaya sendiri, tetapi
memantulkan cahaya yang diterima dari bintang lain. Bintang nyata adalah bintang yang
menghasilkan cahaya sendiri. Secara umum sebutan bintang adalah objek luar angkasa yang
menghasilkan cahaya sendiri (bintang nyata). Menurut ilmu astronomi, definisi bintang
adalah: Semua benda masif (bermassa antara 0,08 hingga 200 massa matahari) yang sedang
dan pernah melangsungkan pembangkitan energi melalui reaksi fusi nuklir.
Secara umum biasanya istilah dari bintang hanya dipakai untuk benda langit yang
menghasilkan cahaya sendiri. Oleh karena itu, penulis membuat makalah ini untuk membahas
lebih dalam lagi mengenai spektrum bintang.
1.2. Tujuan
1. Mengetahui pengertian spektrum bintang.
2. Mengetahui klasifikasi spektrum bintang.
3. Sebagai pemenuhan tugas mata kuliah Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa.
1.3. Manfaat
1. Untuk mengetahui pengertian spektrum bintang.
2. Untuk mengetahui bagaimana klasifikasi spektrum bintang.
3. Untuk memenuhi tugas perkuliahan mata kuliah Ilmu Pengetahuan Bumi dan
Antariksa.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
Fraunhofer pada 1814, mencatat dan memetakan sejumlah garis-garis gelap dalam
spektrum Matahari jika cahayanya dilewatkan pada suatu prisma. Garis-garis ini kemudian
disebut sebagai garis-garis Fraunhofer. Kirchhoff dan Bunsen kemudian manemukan bahwa
seperangkat garis-garis tersebut berhubungan dengan suatu elemen kimia yang berada di
lapisan atas matahari. Fraunhofer juga menemukan bahwa bintang-bintang lain juga memiliki
spektrum seperti Matahari, tetapi dengan pola garis-garis gelap yang berbeda.
Pada mulanya urutan pola spektrum ini diduga karena perbedaan susunan kimia
atmosfer bintang. Tetapi kemudian disadari bahwa urutan tersebut sebenarnya merupakan
urutan temperatur permukaan bintang, setelah pada tahun 1925, Cecilia Payne-Gaposchkin
berhasil membuktikan hubungan tersebut. Bintang-bintang kelas O, B, dan A sering kali
disebut sebagai kelas awal, sementara K dan M disebut sebagai kelas akhir. Sebutan ini
muncul di awal-awal abad 20, karena A dan B terletak di awal urutan alfabet, sementara K
dan M di akhir, tetapi kemudian berkembang teori bahwa bintang mengawali hidup mereka
sebagai bintang “kelas awal” yang sangat panas dan secara gradual mendingin menjadi
bintang “kelas akhir”. Teori ini sama sekali salah (lihat: evolusi bintang).
Berikut ini adalah daftar kelas bintang dari yang paling panas hingga yang paling
dingin (dengan massa, radius dan luminositas dalam satuan Matahari):[3]
Di bawah ini disajikan ciri-ciri dari tiap kelas. Harap diingat bahwa ciri-ciri ini
terutama mendasarkan diri pada penampakan garis-garis serapan pola spektrumnya (bukan
pada warna atau temperatur-efektifnya). Akan sangat membantu jika dapat memahami
diagram Hertzsprung-Russel atau diagram HR terlebih dahulu.
1. Kelas O
Bintang kelas O adalah bintang yang paling panas, temperatur permukaannya lebih dari
25.000 Kelvin. Bintang deret utama kelas O merupakan bintang yang tampak paling biru,
4
walaupun sebenarnya kebanyakan energinya dipancarkan pada panjang gelombang ungu dan
ultraungu. Dalam pola spektrumnya garis-garis serapan terkuat berasal dari atom Helium
yang terionisasi 1 kali (He II) dan karbon yang terionisasi dua kali (C III). Garis-garis serapan
dari ion lain juga terlihat, di antaranya yang berasal dari ion-ion oksigen, nitrogen, dan
silikon. Garis-garis Balmer Hidrogen (hidrogen netral) tidak tampak karena hampir seluruh
atom hidrogen berada dalam keadaan terionisasi. Bintang deret utama kelas O sebenarnya
adalah bintang paling jarang di antara bintang deret utama lainnya (perbandingannya kira-
kira 1 bintang kelas O di antara 32.000 bintang deret utama). Namun karena paling terang,
maka tidak terlalu sulit untuk menemukannya. Bintang kelas O bersinar dengan energi 1 juta
kali energi yang dihasilkan Matahari. Karena begitu masif, bintang kelas O membakar bahan
bakar hidrogennya dengan sangat cepat, sehingga merupakan jenis bintang yang pertama kali
meninggalkan deret utama (lihat Diagram Hertzsprung-Russell).
2. Kelas B
Bintang kelas B adalah bintang yang cukup panas dengan temperatur permukaan antara
11.000 hingga 25.000 Kelvin dan berwarna putih-biru. Dalam pola spektrumnya garis-garis
serapan terkuat berasal dari atom Helium yang netral. Garis-garis Balmer untuk Hidrogen
(hidrogen netral) tampak lebih kuat dibandingkan bintang kelas O. Bintang kelas O dan B
memiliki umur yang sangat pendek, sehingga tidak sempat bergerak jauh dari daerah di mana
mereka dibentuk, dan karena itu cenderung berkumpul bersama dalam sebuah asosiasi OB.
Dari seluruh populasi bintang deret utama terdapat sekitar 0,13 % bintang kelas B.
5
3. Kelas A
Bintang kelas A memiliki temperatur permukaan antara 7.500 hingga 11.000 Kelvin dan
berwarna putih. Karena tidak terlalu panas maka atom-atom hidrogen di dalam atmosfernya
berada dalam keadaan netral sehingga garis-garis Balmer akan terlihat paling kuat pada kelas
ini. Beberapa garis serapan logam terionisasi, seperti magnesium, silikon, besi dan kalsium
yang terionisasi satu kali (Mg II, Si II, Fe II dan Ca II) juga tampak dalam pola spektrumnya.
Bintang kelas A kira-kira hanya 0.63% dari seluruh populasi bintang deret utama.
4. Kelas F
Bintang kelas F memiliki temperatur permukaan 6000 hingga 7500 Kelvin, berwarna
putih-kuning. Spektrumnya memiliki pola garis-garis Balmer yang lebih lemah daripada
bintang kelas A. Beberapa garis serapan logam terionisasi, seperti Fe II dan Ca II dan logam
netral seperti besi netral (Fe I) mulai tampak. Bintang kelas F kira-kira 3,1% dari seluruh
populasi bintang deret utama.
5. Kelas G
Bintang kelas G mungkin adalah yang paling banyak dipelajari karena Matahari adalah
bintang kelas ini. Bintang kelas G memiliki temperatur permukaan antara 5000 hingga 6000
Kelvin dan berwarna kuning. Garis-garis Balmer pada bintang kelas ini lebih lemah daripada
6
bintang kelas F, tetapi garis-garis ion logam dan logam netral semakin menguat. Profil
spektrum paling terkenal dari kelas ini adalah profil garis-garis Fraunhofer. Bintang kelas G
adalah sekitar 8% dari seluruh populasi bintang deret utama.
6. Kelas K
Bintang kelas K berwarna jingga memiliki temperatur sedikit lebih dingin daripada
bintang sekelas Matahari, yaitu antara 3500 hingga 5000 Kelvin. Alpha Centauri B adalah
bintang deret utama kelas ini. Beberapa bintang kelas K adalah raksasa dan maharaksasa,
seperti misalnya Arcturus. Bintang kelas K memiliki garis-garis Balmer yang sangat lemah.
Garis-garis logam netral tampak lebih kuat daripada bintang kelas G. Garis-garis molekul
Titanium Oksida (TiO) mulai tampak. Bintang kelas K adalah sekitar 13% dari seluruh
populasi bintang deret utama.
7. Kelas M
Bintang kelas M adalah bintang dengan populasi paling banyak. Bintang ini berwarna
merah dengan temperatur permukaan lebih rendah daripada 3500 Kelvin. Semua katai merah
adalah bintang kelas ini. Proxima Centauri adalah salah satu contoh bintang deret utama kelas
M. Kebanyakan bintang yang berada dalam fase raksasa dan maharaksasa, seperti Antares
dan Betelgeuse merupakan kelas ini. Garis-garis serapan di dalam spektrum bintang kelas M
terutama berasal dari logam netral. Garis-garis Balmer hampir tidak tampak. Garis-garis
7
molekul Titanium Oksida (TiO) sangat jelas terlihat. Bintang kelas M adalah sekitar 78% dari
seluruh populasi bintang deret utama.
8
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
3.2. Saran
Semoga dengan adanya makalah ini, kami lebih memahami apa itu “Spektrum
Bintang”. Dan makalah ini kelak bisa dijadikan referensi kedepannya, dan mohon
pembaca untuk memberikan kritikan yang berguna agar makalah ini dapat lebih baik lagi.
9
DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Klasifikasi_bintang
https://steemit.com/aceh/@maulidin-alasyi/apa-itu-spektrum-bintang-2bfd91b9af4da
10