Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH ILMU PENGETAHUAN BUMI DAN ANTARIKSA

“SPEKTRUM BINTANG”

Dosen Pengampu:

Dr. Derlina., M.Si

Disusun Oleh :

Kelompok IV

1. Evy Meylani (4183121037)


2. Novita Riskyka Sari Bukit (4183321023)
3. Reivira Arafah (4181121020)

Kelas : Fisika Dik-B 2018

JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2020
KATA PENGANTAR

Segala Puji dan Syukur kehadirat Allah Swt Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
rahmat dan karunia Nya, kami dapat menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas
perkuliahan dalam mata kuliah Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa yang berjudul
“Spektrum Bintang” dengan tepat waktu.

Kami mengucapkan terimakasih kepada Ibu dosen yang telah membantu dalam
penulisan makalah ini. Kami menyadari masih ada kekurangan oleh karena itu kami meminta
maaf jika ada kesalahan dalam penulisan kami. Kami berharap untuk tercapainya
kelengkapan dan kesempurnaan makalah yang akan datang, pembaca diharapkan dapat
mengapresiasikan isi dari makalah ini mengingat tidak ada yang sempurna tanpa adanya
saran yang membangun.

Demikianlah yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini dapat dipahami dan
dapat menambah referensi para pembaca. Kiranya makalah ini dapat memberi manfaat untuk
kami dan pembacanya.

Medan, 01 Desember 2020

Kelompok IV

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................... ii

DAFTAR ISI...................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN................................................................................................. 1

1.1. Latar Belakang.............................................................................................................. 1

1.2. Tujuan........................................................................................................................... 1

1.3. Manfaat......................................................................................................................... 1

BAB II ISI........................................................................................................................... 2

2.1. Pengertian Spektrum Bintang....................................................................................... 2

2.2. Klasifikasi Dan Spektrum Bintang............................................................................... 2

BAB III PENUTUP........................................................................................................... 9

3.1. Kesimpulan................................................................................................................... 9

3.2. Saran............................................................................................................................. 9

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................ 10

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Bintang merupakan benda langit yang memancarkan cahaya. Terdapat bintang semudan
bintang nyata. Bintang semu adalah bintang yang tidak menghasilkan cahaya sendiri, tetapi
memantulkan cahaya yang diterima dari bintang lain. Bintang nyata adalah bintang yang
menghasilkan cahaya sendiri. Secara umum sebutan bintang adalah objek luar angkasa yang
menghasilkan cahaya sendiri (bintang nyata). Menurut ilmu astronomi, definisi bintang
adalah: Semua benda masif (bermassa antara 0,08 hingga 200 massa matahari) yang sedang
dan pernah melangsungkan pembangkitan energi melalui reaksi fusi nuklir.

Secara umum biasanya istilah dari bintang hanya dipakai untuk benda langit yang
menghasilkan cahaya sendiri. Oleh karena itu, penulis membuat makalah ini untuk membahas
lebih dalam lagi mengenai spektrum bintang.

1.2. Tujuan
1. Mengetahui pengertian spektrum bintang.
2. Mengetahui klasifikasi spektrum bintang.
3. Sebagai pemenuhan tugas mata kuliah Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa.

1.3. Manfaat
1. Untuk mengetahui pengertian spektrum bintang.
2. Untuk mengetahui bagaimana klasifikasi spektrum bintang.
3. Untuk memenuhi tugas perkuliahan mata kuliah Ilmu Pengetahuan Bumi dan
Antariksa.

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Spektrum Bintang

Spektrum bintang adalah uraian cahaya yang di peroleh dengan menggunakan


spektrograf atau prisma objektif pada spektrograf, bayangan bintang pada titik fokus teleskop
di lewatkan sebuah celah. Cahaya kemudian di pantulakan oleh kisi-kisi atau di biaskan oleh
prima kaca, cahaya tersebut akan terurai dan kemudian di fokuskan oleh lensa objektif
camera dan terbentuklah spektum bintang yang tak lain adalah kumpulan bayangan celah.

2.2. Klasifikasi dan Spektrum Bintang

Dalam astronomi, klasifikasi bintang adalah peng-klasifikasian bintang-bintang


berdasarkan kuat beberapa garis serapan pada pola spektrum, dan besarnya luminositas. Kuat
garis serapan, khususnya garis-garis serapan atom hidrogen, diperoleh dari analisis pola
spektrum bintang yang didapatkan dari pengamatan spektroskopi. Garis-garis serapan tertentu
hanya dapat diamati pada satu rentang temperatur tertentu karena hanya pada rentang
temperatur tersebut terdapat populasi signifikan dari tingkat energi atom yang terkait.
Pemeriksaan kuat garis-garis serapan ini pada akhirnya dapat memberikan informasi
mengenai temperatur permukaan. Informasi luminositas dapat diperoleh dari pengamatan
fotometri.

2
Fraunhofer pada 1814, mencatat dan memetakan sejumlah garis-garis gelap dalam
spektrum Matahari jika cahayanya dilewatkan pada suatu prisma. Garis-garis ini kemudian
disebut sebagai garis-garis Fraunhofer. Kirchhoff dan Bunsen kemudian manemukan bahwa
seperangkat garis-garis tersebut berhubungan dengan suatu elemen kimia yang berada di
lapisan atas matahari. Fraunhofer juga menemukan bahwa bintang-bintang lain juga memiliki
spektrum seperti Matahari, tetapi dengan pola garis-garis gelap yang berbeda.

Pada 1867, Angelo Secchi, seorang astronom Yesuit, melakukan penyelidikan


terhadap sekitar 4000 spektrum bintang hasil pengamatan yang dilakukannya menggunakan
prisma objektif. Hanya dengan menggunakan mata, Secchi menggolongkan bintang-bintang
tersebut ke dalam tiga kelas. Bintang dengan garis-garis serapan sangat kuat dari atom
hidrogen digolongkan sebagai tipe I berwarna putih, bintang dengan garis-garis serapan
sangat kuat dari ion logam digolongkan sebagai tipe II berwarna kuning, dan bintang dengan
pita-pita serapan lebar digolongkan sebagai tipe III berwarna merah. Setahun kemudian
Secchi memasukkan beberapa bintang yang memiliki garis-garis serapan dengan pola yang
aneh, jarang ada, mirip tetapi tidak terlalu sama dengan pola tipe III, dan menggolongkannya
sebagai tipe IV.

Pemakaian fotografi dalam astronomi membuka kesempatan lebih luas dalam


mempelajari spektrum bintang. Pada tahun 1885, Edward Charles Pickering memulai
penyelidikan spektrum bintang secara fotografi dengan prisma objektif di Observatorium
Harvard, Amerika Serikat. Berdasarkan pekerjaan awal Secchi, para astronom di Harvard
meng-klasifikasikan bintang berdasarkan kuat garis-garis serapan pada deret Balmer dari
hidrogen netral (H I), memperluas penggolongan dan menamakan kembali penggolongan
dengan huruf A, B, C dan seterusnya hingga P, di mana bintang kelas A memiliki garis
serapan atom hidrogen paling kuat, B terkuat berikutnya dan seterusnya.

Asisten-asisten Pickering, Williamina Fleming, Annie Jump Cannon, Antonia Maury,


dan Henrietta Swan Leavitt kemudian memulai sebuah proyek skala besar pengklasifikasian
spektrum bintang. Antara 1911 dan 1949, 400.000 bintang didaftarkan ke dalam katalog
Henry Draper (dinamai menurut sang penyandang dana dan perintis penelitian spektroskopi
fotografi Amerika, Henry Draper). Pada 1924, Cannon memperluas katalog menjadi sembilan
volume dan lebih dari seperempat juta bintang, mengembangkan Skema Klasifikasi Harvard
yang digunakan di seluruh dunia pada tahun 1922. Para ‘gadis’ Harvard ini, khususnya
Cannon dan Maury, kemudian menyadari adanya sebuah keteraturan dalam semua garis-garis
3
spektral (tidak hanya hidrogen) jika penggolongan bintang-bintang tersebut diurutkan
menjadi O, B, A, F, G, K, M. Kelas lainnya dihilangkan karena ditemukan bahwa beberapa di
antaranya sebenarnya merupakan kelas yang sama. Untuk mengingat urutan penggolongan
ini biasanya digunakan kalimat "Oh Be A Fine Girl Kiss Me" atau yang lain. Dengan kualitas
spektrogram yang lebih baik memungkinkan penggolongan ke dalam 10 sub-kelas yang
diindikasikan oleh sebuah angka arab (0 hingga 9) yang mengikuti huruf.

Pada mulanya urutan pola spektrum ini diduga karena perbedaan susunan kimia
atmosfer bintang. Tetapi kemudian disadari bahwa urutan tersebut sebenarnya merupakan
urutan temperatur permukaan bintang, setelah pada tahun 1925, Cecilia Payne-Gaposchkin
berhasil membuktikan hubungan tersebut. Bintang-bintang kelas O, B, dan A sering kali
disebut sebagai kelas awal, sementara K dan M disebut sebagai kelas akhir. Sebutan ini
muncul di awal-awal abad 20, karena A dan B terletak di awal urutan alfabet, sementara K
dan M di akhir, tetapi kemudian berkembang teori bahwa bintang mengawali hidup mereka
sebagai bintang “kelas awal” yang sangat panas dan secara gradual mendingin menjadi
bintang “kelas akhir”. Teori ini sama sekali salah (lihat: evolusi bintang).

Berikut ini adalah daftar kelas bintang dari yang paling panas hingga yang paling
dingin (dengan massa, radius dan luminositas dalam satuan Matahari):[3]

Kelas Temperatur Warna Bintang Massa Radius Luminositas Garis-garis Hidrogen


O 30,000 - 60,000 K Biru 60 15 1,400,000 Lemah
B 10,000 - 30,000 K Biru-putih 18 7 20,000 Menengah
A 7,500 - 10,000 K Putih 3.2 2.5 80 Kuat
F 6,000 - 7,500 K Kuning-putih 1.7 1.3 6 Menengah
G 5,000 - 6,000 K Kuning 1.1 1.1 1.2 Lemah
K 3,500 - 5,000 K Jingga 0.8 0.9 0.4 Sangat lemah
M 2,000 - 3,500 K Merah 0.3 0.4 0.04 Hampir tidak terlihat

Di bawah ini disajikan ciri-ciri dari tiap kelas. Harap diingat bahwa ciri-ciri ini
terutama mendasarkan diri pada penampakan garis-garis serapan pola spektrumnya (bukan
pada warna atau temperatur-efektifnya). Akan sangat membantu jika dapat memahami
diagram Hertzsprung-Russel atau diagram HR terlebih dahulu.

1. Kelas O

Bintang kelas O adalah bintang yang paling panas, temperatur permukaannya lebih dari
25.000 Kelvin. Bintang deret utama kelas O merupakan bintang yang tampak paling biru,

4
walaupun sebenarnya kebanyakan energinya dipancarkan pada panjang gelombang ungu dan
ultraungu. Dalam pola spektrumnya garis-garis serapan terkuat berasal dari atom Helium
yang terionisasi 1 kali (He II) dan karbon yang terionisasi dua kali (C III). Garis-garis serapan
dari ion lain juga terlihat, di antaranya yang berasal dari ion-ion oksigen, nitrogen, dan
silikon. Garis-garis Balmer Hidrogen (hidrogen netral) tidak tampak karena hampir seluruh
atom hidrogen berada dalam keadaan terionisasi. Bintang deret utama kelas O sebenarnya
adalah bintang paling jarang di antara bintang deret utama lainnya (perbandingannya kira-
kira 1 bintang kelas O di antara 32.000 bintang deret utama). Namun karena paling terang,
maka tidak terlalu sulit untuk menemukannya. Bintang kelas O bersinar dengan energi 1 juta
kali energi yang dihasilkan Matahari. Karena begitu masif, bintang kelas O membakar bahan
bakar hidrogennya dengan sangat cepat, sehingga merupakan jenis bintang yang pertama kali
meninggalkan deret utama (lihat Diagram Hertzsprung-Russell).

Contoh: Zeta Puppis

2. Kelas B

Bintang kelas B adalah bintang yang cukup panas dengan temperatur permukaan antara
11.000 hingga 25.000 Kelvin dan berwarna putih-biru. Dalam pola spektrumnya garis-garis
serapan terkuat berasal dari atom Helium yang netral. Garis-garis Balmer untuk Hidrogen
(hidrogen netral) tampak lebih kuat dibandingkan bintang kelas O. Bintang kelas O dan B
memiliki umur yang sangat pendek, sehingga tidak sempat bergerak jauh dari daerah di mana
mereka dibentuk, dan karena itu cenderung berkumpul bersama dalam sebuah asosiasi OB.
Dari seluruh populasi bintang deret utama terdapat sekitar 0,13 % bintang kelas B.

Contoh: Rigel, Spica

5
3. Kelas A

Bintang kelas A memiliki temperatur permukaan antara 7.500 hingga 11.000 Kelvin dan
berwarna putih. Karena tidak terlalu panas maka atom-atom hidrogen di dalam atmosfernya
berada dalam keadaan netral sehingga garis-garis Balmer akan terlihat paling kuat pada kelas
ini. Beberapa garis serapan logam terionisasi, seperti magnesium, silikon, besi dan kalsium
yang terionisasi satu kali (Mg II, Si II, Fe II dan Ca II) juga tampak dalam pola spektrumnya.
Bintang kelas A kira-kira hanya 0.63% dari seluruh populasi bintang deret utama.

Contoh: Vega, Sirius

4. Kelas F

Bintang kelas F memiliki temperatur permukaan 6000 hingga 7500 Kelvin, berwarna
putih-kuning. Spektrumnya memiliki pola garis-garis Balmer yang lebih lemah daripada
bintang kelas A. Beberapa garis serapan logam terionisasi, seperti Fe II dan Ca II dan logam
netral seperti besi netral (Fe I) mulai tampak. Bintang kelas F kira-kira 3,1% dari seluruh
populasi bintang deret utama.

Contoh: Canopus, Procyon

5. Kelas G

Bintang kelas G mungkin adalah yang paling banyak dipelajari karena Matahari adalah
bintang kelas ini. Bintang kelas G memiliki temperatur permukaan antara 5000 hingga 6000
Kelvin dan berwarna kuning. Garis-garis Balmer pada bintang kelas ini lebih lemah daripada

6
bintang kelas F, tetapi garis-garis ion logam dan logam netral semakin menguat. Profil
spektrum paling terkenal dari kelas ini adalah profil garis-garis Fraunhofer. Bintang kelas G
adalah sekitar 8% dari seluruh populasi bintang deret utama.

Contoh: Matahari, Capella, Alpha Centauri A

6. Kelas K

Bintang kelas K berwarna jingga memiliki temperatur sedikit lebih dingin daripada
bintang sekelas Matahari, yaitu antara 3500 hingga 5000 Kelvin. Alpha Centauri B adalah
bintang deret utama kelas ini. Beberapa bintang kelas K adalah raksasa dan maharaksasa,
seperti misalnya Arcturus. Bintang kelas K memiliki garis-garis Balmer yang sangat lemah.
Garis-garis logam netral tampak lebih kuat daripada bintang kelas G. Garis-garis molekul
Titanium Oksida (TiO) mulai tampak. Bintang kelas K adalah sekitar 13% dari seluruh
populasi bintang deret utama.

Contoh: Alpha Centauri B, Arcturus, Aldebaran

7. Kelas M

Bintang kelas M adalah bintang dengan populasi paling banyak. Bintang ini berwarna
merah dengan temperatur permukaan lebih rendah daripada 3500 Kelvin. Semua katai merah
adalah bintang kelas ini. Proxima Centauri adalah salah satu contoh bintang deret utama kelas
M. Kebanyakan bintang yang berada dalam fase raksasa dan maharaksasa, seperti Antares
dan Betelgeuse merupakan kelas ini. Garis-garis serapan di dalam spektrum bintang kelas M
terutama berasal dari logam netral. Garis-garis Balmer hampir tidak tampak. Garis-garis

7
molekul Titanium Oksida (TiO) sangat jelas terlihat. Bintang kelas M adalah sekitar 78% dari
seluruh populasi bintang deret utama.

Contoh: Proxima Centauri, Antares, Betelgeuse

8
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

1. Spektrum bintang adalah uraian cahaya yang di peroleh dengan menggunakan


spektrograf atau prisma objektif pada spektrograf, bayangan bintang pada titik fokus
teleskop di lewatkan sebuah celah. Cahaya kemudian di pantulakan oleh kisi-kisi atau
di biaskan oleh prima kaca, cahaya tersebut akan terurai dan kemudian di fokuskan
oleh lensa objektif camera dan terbentuklah spektum bintang yang tak lain adalah
kumpulan bayangan celah.
2. Klasifikasi bintang adalah peng-klasifikasian bintang-bintang berdasarkan kuat
beberapa garis serapan pada pola spektrum, dan besarnya luminositas. Kuat garis
serapan, khususnya garis-garis serapan atom hidrogen, diperoleh dari analisis pola
spektrum bintang yang didapatkan dari pengamatan spektroskopi. Klasifikasi
spektrum bintang yaitu bintang-bintang kelas O, B, dan A sering kali disebut sebagai
kelas awal, sementara K dan M disebut sebagai kelas akhir.

3.2. Saran
Semoga dengan adanya makalah ini, kami lebih memahami apa itu “Spektrum
Bintang”. Dan makalah ini kelak bisa dijadikan referensi kedepannya, dan mohon
pembaca untuk memberikan kritikan yang berguna agar makalah ini dapat lebih baik lagi.

9
DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Klasifikasi_bintang

https://steemit.com/aceh/@maulidin-alasyi/apa-itu-spektrum-bintang-2bfd91b9af4da

10

Anda mungkin juga menyukai