Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTIKUM

JUDUL :MENGAPA BINTANG TERLIHAT DEKAT MENGGUNAKAN


TEROPONG?

DISUSUN OLEH :
NURFADIA ADLINA (1212041006)
YUHLISA HASLIANA (1212040003)
NURFITRAH H (1212040004)
LILIS YULIANA (1212040011)

JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2015

MENGAPA BINTANG TERLIHAT DEKAT MENGGUNAKAN TEROPONG

A. Tujuan Percobaan
Menyelidiki prinsip kerja teropong bintang.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana prinsip kerja teropong bintang ?
C. Teori
Salah satu alat optic yang terdiri dari susunan beberapa lensa yaitu teropong. Teropong
disebut juga dengan nama teleskop. Teropong merupakan alat optik yang dapat digunakan untuk
membantu melihat benda-benda jauh. Teleskop atau teropong bintang digunakan untuk
memperbesar benda yang sangat jauh letaknya. Pada kebanyakan kasus di dalam penggunaan
teleskop, benda bisa dianggap berada pada jarak tak berhingga. Galileo, walaupun bukan penemu
teleskop, ia mengembangkan teleskop menjadi instrumen yang penting dan dapat digunakan.
Galileo merupakan orang pertama yang meneliti ruang angkasa dengan teleskop, dan ia membuat
penemuan-penemuan yang mengguncang dunia, di antaranya satelit-satelit Jupiter, fase Venus,
bercak matahari, struktur permukaan bulan, dan bahwa galaksi Bimasakti terdiri dari sejumlah
besar bintang-bintang individu. Teropong tersusun atas dua lensa cembung, yang dekat objek lensa
objektif dan yang dekat mata lensa okuler. Lensa okuler berfungsi sebagai lup. Lensa objektif
mempunyai fokus lebih panjang daripada lensa okuler (lensa okuler lebih kuat daripada lensa
objektif). Hal ini dimaksudkan agar diperoleh bayangan yang jelas dan besar. Bayangan yang
dibentuk oleh lensa objektif selalu bersifat nyata, terbalik, dan diperkecil. Bayangan yang dibentuk
lensa okuler bersifat maya, terbalik, dan diperkecil terhadap benda yang diamati.
Dasar Kerja Teropong Obyek benda yang diamati berada di tempat yang jauh tak
terhingga, berkas cahaya datang berupa sinar-sinar yang sejajar. Lensa obyektif berupa lensa
cembung membentuk bayangan yang bersifat nyata, diperkecil dan terbalik berada pada titik focus.
Bayangan yang dibentuk lensa obyektif menjadi benda bagi lensa okuler .
Pembentukan bayangan pada teropong :

Untuk penggunaan dengan mata tidak berkomodasi, bayangan yang dihasilkan oleh lensa
obyektif jatuh di titik fokus lensa okuler.
Perbesaran anguler yang diperoleh adalah : M = fob /fok
Panjang teropong adalah : d = fob + fok
Untuk penggunaan dengan mata berkomodasi maksimal bayangan yang dihasilkan oleh lensa
obyektif jatuh diantara titik pusat bidang lensa dan titik fokus lensa okuler.

Perbesaran anguler dapat diturunkan sama dengan penalaran pada pengamatan tanpa
berakomodasi dan didapatkan : M = fob / Sok
Panjang teropong adalah : M = fob + Sok
D. Alat dan Bahan
a. Alat :
1) Lensa Cembung 200 mm 1 buah
2) Lensa Cembung 100 mm 1 buah
3) Lensa Cembung 50 mm
1 buah
4) Rel Presisi 50 cm
1 buah
5) Dudukan lensa
2 buah
b. Bahan :
1) Korek Api /Gas
1 buah
2) Lilin
1 buah
E. Langkah-langkah Kegiatan
1. Merangkai alat percobaan dengan menggunakan 2 lensa cembung. Jarak fokus lensa objektif
200 mm dan jarak fokus lensa okuler 100 mm seperti pada gambar berikut:

2. Meletakkan lilin sejauh tak terhingga () di depan lensa objektif sebagai benda. Seperti
gambar berikut

3. Mengamati bayangan yang terbentuk pada lensa melalui lensa okuler. Mengusahakan untuk
mendapatkan bayangan yang tajam dengan menggeser-geser salah satu lensa (lensa

objektif atau lensa okuler).


4. Mengukur jarak antara lensa dan menuliskannya pada tabel pengamatan.
5. Mengganti lensa okuler (jarak fokus 50 mm) dan mengulangi kegiatan c.
6. Mengganti lensa objektif (jarak fokus 100 mm) dan mengulangi kegiatan c.
7. Membandingkan kondisi fisis dari ketiga bayangan tersebut
F. Hasil Pengamatan
Fokus Lensa Objektif fob

Fokus Lensa Okuler fok

Jarak Antar Lensa d

(cm)

(cm)

(cm)

20

10

64,9

II

20

30,3

Kegiatan

III

10

Kodisi fisis bayangan (perbesaran bayangan berdasarkan pengamatan)


MII > MIII >MI
G. Analisis Data

M=

f ob
S ok

Dimana ;

S ok =d

f ob

Keterangan :
M = Perbesaran Bayangan (cm)
fob = Jarak Fokus Lensa Objektif (cm)
Sok = Jarak Benda untuk Lensa Okuler (cm)
d = Jarak Antar Lensa/Panjang Teropong (cm)
a. Kegiatan I

S ok =d

f ob

64,9 cm 20 cm
= 44,9 cm

M=

f ob
S ok
20 cm
44,9 cm

= 0.44 kali
b. Kegiatan II

S ok =d

f ob

16

30,3 cm 20 cm
= 10,3 cm

M=

f ob
S ok
20 cm
10 , 3 cm

= 1.94 kali
c. Kegiatan III

S ok =d

f ob

16 cm 10 cm
= 6 cm

M=

f ob
S ok
1 0 cm
6 cm

= 1.67 kali
H. Pembahasan
Percobaan yang dilakukan dengan judul mengapa bintang terlihat dekat dengan
menggunakan teropong dengan tujuan untuk menyelidiki prinsip kerja teropong bintang.
Teropong bintang merupakan salat satu alat optik yang banyak digunakan untuk melihat bendabenda yang jauh sehingga benda tersebut dapat menjadi lebih jelas. Teropong bintang terdiri atas
dua buah lensa cembung, dimana lensa cembung pertama berguna sebagai lensa objektif karena
dekat dengan objek dan lensa

kedua sebagai lensa okuler yang dekat dengan mata. Perlu

diketahui bahwa jarak focus lensa objektif harus lebih besar daripada jarak focus lensa okuler.
Hal ini dimaksudkan agar diperoleh bayangan yang jelas dan besar. Bayangan yang dibentuk
oleh lensa objektif selalu bersifat nyata, terbalik, dan diperkecil. Bayangan yang dibentuk lensa
okuler bersifat maya, terbalik, dan diperkecil terhadap benda yang diamati. Pada percobaan yang

dilakukan tiga kali dengan jarak focus lensa objektif dan okuler yang berbeda-beda. Jarak focus
lensa objektif yang digunakan dalam percobaan yaitu 20 cm dan 10 cm sedangkan untuk jarak
focus lensa okuler yang digunakan dalam percobaan yaitu 10 cm dan 5cm.
Benda yang diamati letaknya jauh dari lensa objektif sehingga sinar-sinar sejajar menuju ke
lensa objektif. Ketika berkas cahaya datang berupa sinar-sinar yang sejajar maka lensa objektif
akan membentuk bayangan tepat dibidang focus lensa objektif yang bersifat nyata, terbalik dan
diperkecil. Bayangan pada lensa objektif diperkecil karena letak benda yang ditangkap oleh lensa
objektif jauh tak terhingga (lebih besar dari 2F). Bayangan yang dihasilkan oleh lensa objektif
akan menjadi benda terhadap lensa okuler. Benda tersebut kemudian diperbesar oleh lensa okuler
sehingga bayangan benda yang teramati melalui lensa okuler menjadi lebih besar. Karena
bayangan berada di depan lensa okuler maka bayangan tersebut bersifat maya. Sehingga pada
pada teropong bayangan yang teramati bersifat maya, terbalik dan diperbesar. Itulah sebabnya
mengapa bintang terlihat dekat dengan menggunakan teropong. Pada percobaan yang dilakukan
ini, yang digunakan sebagai benda yaitu lilin. Lilin diletakkan jauh dari lensa objektif kemudian
letak lensa objektif dan okuler hingga terbentuk banyangan yang besar dan jelas pada layar.
Ketika banyak yang jelas terbentuk, selanjutnya diukur jarak antara dua lensa tersebut untuk
dianalisis untuk menentukan jarak benda objektif yang akan digunakan untuk menentukan nilai
perbesaran teropong akomodasi maksimun.
Berdasarkan hasil percobaan yang dilakukan terlihat bahwa semakin kecil jarak focus lensa
yang digunakan baik pada lensa objektif maupun okuler maka jarak antara kedua lensa tersebut
untuk mendapatkan bayangan yang jelas semakin pendek. Hal ini berarti bahwa panjang
teropong juga semakin kecil. Pada percobaan yang dilakukan, perbesaran bayangan yang
dihasilkan untuk setiap lensa jarak focus lensa baik pada lensa objektif maupun okuler yang
digunakan berbeda-beda. Dimana dari hasil pengamatan perbesaran bayangan yang terbesar di
peroleh pada kegiatan II dengan jarak fokus lensa objektif 20 cm dan jarak fokus lensa okuler 5
cm, selanjutnya kegiatan III dengan jarak fokus lensa objektif 10 cm dan jarak fokus lensa okuler
5 cm dan Perbesaran bayangan terkecil di peroleh pada kegiatan I dengan jarak fokus lensa
objektif 20 cm dan jarak fokus lensa okuler 10 cm. Dan Berdasarkan analisis data pada kegiatan
I,II, dan III diperoleh perbesaran bayangan (M) berturut-turut 0.44 kali, 1.94 kali, 1.67 kali. Hal
tersebut sesuai dengan pengamatan secara langsung dilakukan dimana perbesaran bayangang
yang diperoleh yaitu MII > MIII >MI.
I. Kesimpulan
Prinsip kerja teropong bintang atau benda diletakkan jauh atau sangat jauh dari lensa okuler
maka berkas cahaya datang berupa sinar-sinar yang sejajar pada Lensa obyektif dan akan
membentuk bayangan yang bersifat nyata, diperkecil dan terbalik yang berada pada titik focus.
Bayangan yang dibentuk lensa obyektif menjadi benda bagi lensa okuler dan diperbesar oleh
lensa okuler. Sehingga sifat bayangan pada teropong yaitu maya, terbalik dan diperbesar.

Anda mungkin juga menyukai