Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM

OPTIK
PEMBIASAN PADA KACA PLAN, AIR, MINYAK

Tanggal Praktikum

: Rabu 26 Oktober 2016

Tanggal Pengumpulan : Minggu 30 Oktober 2016

Nama

: Annisa Fitri K

NIM

: 11140163000026

Kelas

: Pendidikan Fisika 5A

Kelompok

: - Viotifa Novela Putri (11140163000008)


-

Royhanun Atthiyah (11140163000018)


Fitrian Saraswati Y (11140163000031)

LABORATORIUM OPTIK
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2016

PEMBIASAN PADA KACA PLAN, AIR, MINYAK


A. Tujuan Praktikum
Mahasiswa dapat menyelidiki dan menentukan nilai indeks bias serta pergeseran
lintasan pada beberapa medium (kaca plan paralel, air, dan minyak), berdasarkan dua
metode.
1. Metode 1 : Metode Jarum Pentul
2. Metode 2 : Metode Sinar Laser
B. Dasar Teori
Cahaya merupakan sejenis energi berbentuk gelombang elektromagnetik yang
bisa dilihat dengan mata. Cahaya juga merupakan dasar ukuran meter: 1 meter adalah
jarak yang dilalui cahaya melalui vakum pada 1/299.792.458 detik. Kecepatan cahaya
adalah 299.792.458 1. Laju ini berlaku untuk semua gelombang elektromagnetik,
termasuk cahaya tampak. Di udara, laju tersebut hanya sedikit lebih kecil. Pada benda
transparan lainnya, seperti kaca dan air, kelajuan selalu lebih kecil dibanding di udara
hampa. Sebagai contoh, di air cahaya merambat kira-kira dengan laju c.
Perbandingan laju cahaya di udara hampa dengan laju pada materi tertentu disebut
indeks bias, , dari materi tersebut. 2
No

Bahan

Vakum

1,0000

Udara

1,0003

Air (20oC)

1,33

Kuarsa

1,46

Kerona

1,52

Flinta

1,58

Kaca Flexi

1,51

Intan

1,51

Minyak goreng

1.47

Cahaya termasuk gelombang elektromagnetik. Cahaya memiliki beberapa sifat


yang sama dengan gelombang mekanik. Sifat cahaya diantaranya: mengalami
pemantulan, mengalami pembiasan, mengalami interferensi, dan pelenturan. Ada satu
sifat yang tidak dimiliki gelombang mekanik yaitu sifat polarisasi cahaya.3
Ketika cahaya melintas dari suatu medium ke medium lainnya, sebagian
cahaya dipantulkan pada perbatasan. Sisanya lewat ke medium yang baru. Jika
1

Iwan Permana Suwarna,. Optik. Bogor : CV. Duta Grafika. 2010. hlm 7
Douglas C. Giancoli. Fisika Edisi Kelima . Jakarta : Penerbit Erlangga.2001.hlm 257
3
Op.cit. hlm 10
2

seberkas cahaya datang dan membentuk sudut terhadap permukaan (bukan hanya
tegak lurus), berkas tersebut dibelokkan pada waktu memasuki medium yang baru.
Pembelokan ini disebut pembiasan. 4
Sebagai contoh, yaitu pembiasan pada kaca plan paralel. Bila berkas cahaya
didatangkan pada salah satu sisi balok kaca/kaca plan paralel, maka sinar tersebut
akan keluar lagi pada sisi lain setelah mengalami pembiasan seperti ditunjukkan
dalam gambar 1. 5

Gambar 1 Pembiasan pada Kaca Plan Paralel

Terjadinya pembiasan telah dibuktikan oleh seorang ahli matematika dan


perbintangan Belanda pada 1621 bernama Willebrorb Snell. Kesimpulan

dari

percobaannya dirumuskan dan dikenal dengan Hukum Snellius, yang menyatakan


sebagai berikut.
1. Sinar datang, sinar bias, dan garis noral terletak pada satu bidang datar.
2. Jika sinar datang dari medium yang kurang rapat menuju medium yang lebih
rapat, sinar akan dibiaskan mendekati garis normal. Jika sinar datang dari medium
yang lebih rapat menuju medium yang kurang rapat, sinar akan dibiaskan
mendekati garis normal.6
Secara matematis, maka :
(

Keterangan :

= pergeseran sinar
= tebal kaca planparalel
= sudut datang
= sudut bias

4
5

Opcit. 256

Tim Penyusun Modul, Balok Kaca dan Prisma http://labdas.untad.ac.id/wpcontent/uploads/2013/08/PERCOBAAN-3-REVISI1.pdf. : 2013


6
Loc.cit 15

C. Alat dan Bahan


No.

Nama Alat

Jumlah

1.

Cakra Optik (Kertas

18

berskala)

2.

Laser

3.

Kaca Plan Paralel

4.

Minyak

Secukupnya

5.

Air

Secukupnya

Gambar

6.

Tangki Plastik

7.

Penggaris

8.

Jarum Pentul

9.

Styrofoam

Pensil/pulpen

D. Langkah Percobaan
No.

Langkah Percobaan

Gambar

1.

Mempersiapkan alat dan bahan

2.

Metode Jarum Pentul


Meletakkan kertas berskala di atas
Styrofoam

3.

Metakkan

medium

(kaca

plan

paralel, minyak, atau air) tepat


ditengah kertas berskala.

4.

Membuat

pola

tepi-tepi

kaca

dengan menggunakan pensil/pena


sehingga ukuran medium (kaca
plan paralel, minyak, atau air )
terletak sama persis di atas kertas
berskala.

5.

Memposisikan

mata

di

depan

medium (kaca plan paralel, minyak,


atau air). Letakan jarum pentul
yang pertama di dekat tepi kertas
berskala,

kemudian

meletakkan

jarum pentul kedua pada satu garis


lurus dengan
berhimpit

jarum pertama dan

medium

(kaca

paralel, minyak, atau air)

plan

5.

Memposisikan mata di belakang


medium (kaca plan paralel, minyak,
atau air). Kemudian meletakkan
jarum pentul ketiga sejajar dengan
jarum pentul pertama dan kedua
berhimpit

dengan

medium.

Sedangkan jarum yang keempat


diletakkan

hingga

menutupi

bayangan jarum pertama dan kedua


serta jarum ketiga.
6.

Setelah dianggap sejajar semua,


keempat jarum dicabut.
Mebuat garis lurus yang sangat
panjang

yang

menghubungkan

lubang jarum pertama dan kedua


hingga mengenai pola kaca plan
paralel garis ini dapat disebut
sebagai garis berkas sinar datang
(i),

dengan

cara

yang

sama

hubungkanlah lubang jarum ketiga


dan keempat sehingga mengenai
pola kaca plan paralel , garis ini
disebut garis berkas sinar bias (r)
7.

Ukur dan catatlah sudut datang


sinar datang dan sudut sinar pantul
pada tabel pengamatan
Ulangi percobaan sebanyak tiga
kali dengan besar sudut datang
yang berbeda-beda

8.

Metode Laser
Mengulangi langkah 2 7, hanya
saja tidak digunakan jarum pentul,
namun menggunakan laser untuk
melihat pembiasan pada medium
kaca plan parallel, minyak, dan air.

E. Data Pengamatan
Jenis bahan pembias

: Kaca plan
Minyak
Air
: 3,4 cm (kaca plan)
3,8 cm (minyak )
4,6 cm (air)

Tebal

(udara)

: 1,00

Metode Jarum Pentul

1. Kaca Plan
NO
1
2
3

Sudut
datang
( )
30
45
60

Sudut bias
( )
20
30
36

2. Minyak
NO
1
2
3

Sudut
datang
( )
30
45
60

22
30
40

Sudut
datang
( )
30
45
60

Sudut
datang
( )
21
30
42

Sudut bias
( )

3. Air
NO
1
2
3

Metode Laser
1. Kaca Plan

NO
1
2
3

Sudut
datang
( )
30
45
60

Sudut
datang
( )
19
28
35

Sudut
datang
( )
30
45
60

Sudut
datang
( )
21
27
32

Sudut
datang
( )
30
45
60

Sudut
datang
( )
19
28
43

2. Minyak
NO
1
2
3
3. Air
NO
1
2
3
F. Analisis Data
Metode Jarum Pentul
1. Kaca Plan
No.

Sudut
datang (i)

Sudut
bias
(r)

Sin (i)

Sin (r)

d (cm)

300

200

0,5

0,34

1,47

0,61

450

300

0,5

1,41

0.98

600

360

0,59

1,5

1,72

Menentukan Indeks Bias


Percobaan I

Percobaan III

Percobaan II

Menentukan Pergeseran Sinar


Percobaan I
(

Percobaan III

cm

)
)

cm
Percobaan II

)
(

(
(

)
)

cm

2. Minyak

No.

Sudut
datang (i)

Sudut
bias
(r)

Sin (i)

Sin (r)

d (cm)

300

220

0,5

0,37

1,33

0,56

450

300

0,5

1,4

1,9

600

400

0,64

1,36

1,7

Menentukan Indeks Bias


Percobaan III

Percobaan I

Percobaan II

Menentukan Pergeseran Sinar


Percobaan I
(

(
(

Percobaan III

)
cm

cm
Percobaan II
(

(
(

)
)

cm

3. Air

No.

Sudut
datang (i)

Sudut
bias
(r)

Sin (i)

Sin (r)

d (cm)

300

210

0,5

0,34

1,47

0,79

450

300

0,5

1,4

0,57

600

420

0,67

1,3

1,93

Menentukan Indeks Bias


Percobaan I

Percobaan II

Percobaan III

Menentukan Pergeseran Sinar

Percobaan I
(

Percobaan III

(
(

(
(

cm

)
)

cm
Percobaan II
)

(
(

(
(

)
)

cm
Perbandingan nilai Indeks Bias praktikum dengan Referensi
No
1
2
3

Bahan
Kaca Plan Paralel
Minyak
Air

Indeks Bias Teori


1,5
1,47
1,33

Indeks Bias Percobaaan


1,45
1,36
1,39

Kaca Plan
|

Minyak
|

Air
|

Metode Jarum Pentul


1. Kaca Plan
No.

Sudut
datang (i)

Sudut
bias
(r)

Sin (i)

Sin (r)

d (cm)

300

190

0,5

0,32

1,53

0,68

450

280

0,47

1,51

1,12

600

350

0,57

1,53

1,74

Menentukan Indeks Bias


Percobaan I

Percobaan III

Percobaan II

Menentukan Pergeseran Sinar


Percobaan I
(

(
(

Percobaan III

)
)

cm

(
(
cm

Percobaan II

)
)

(
(

)
)

cm

2. Minyak
No.

Sudut
datang (i)

Sudut
bias
(r)

Sin (i)

Sin (r)

d (cm)

300

210

0,5

0,36

1,4

0,68

450

270

0,45

1,57

1,32

600

320

0,53

1,64

2,10

Menentukan Indeks Bias

Percobaan I

Percobaan II

Percobaan III

Menentukan Pergeseran Sinar

Percobaan I
(

Percobaan III

(
(

(
(

cm

)
)

cm
Percobaan II

(
(

)
)

cm

3. Air
No.

Sudut
datang (i)

Sudut
bias
(r)

Sin (i)

Sin (r)

d (cm)

300

190

0,5

0,32

1,53

0,98

450

280

0,47

1,5

1,51

600

430

0,68

1,28

1,83

Menentukan Indeks Bias


Percobaan I

Percobaan III

Percobaan II

Menentukan Pergeseran Sinar


Percobaan I
(

Percobaan III

(
(

(
(

cm

)
)

cm

Percobaan II
)

(
(

(
(

)
)

cm

Perbandingan nilai Indeks Bias praktikum dengan Referensi


No
1
2
3

Bahan
Kaca Plan Paralel
Minyak
Air

Indeks Bias Teori


1,5
1,47
1,33

Indeks Bias Percobaaan


1,52
1,54
1,43

Kaca Plan
|

Minyak
|

Air
|

G. Pembahasan
Pada praktikum pembiasan cahaya pada kaca plan paralalel, yang bertujuan
untuk menyeidiki dan menentukan nilai indeks bias serta pergeseran lintasan pada
beberapa medium (kaca plan paralel, air, dan minyak), berdasarkan dua metode yaitu
metode jarum pentul dan metode sinar laser. Praktikum ini dilakukan 3 kali percobaan
disetiap medium, dengan sudut yang berubah, yaitu 30, 45 dan 60
Berdasarkan percobaan didapatkan hasil indeks bias serta pergeseran lintasan
sebagai berikut : pertama untuk kaca plan dengan metode jarum pentul, pada sudut
datang 30, 45 dan 60, diperoleh sudut bias masing 20, 30, dan 36. Dari data
sudut datang dan bias maka akan didapatkan indeks bias kaca plan sesuai dengan
hukum Snellius. Indeks bias kaca plan yang didapatkan berdasarkan hasil perhitungan
masing-masing yaitu 1.47, 1.41, dan 1,47 rata-rata indeks bias kaca plan paralel
adalah 1.45. Sedangkan pergeseran lintasan
didapatkan berdasarkan hasil
perhitungan, untuk kaca plan pergeseran sinarnya 0.61 cm, 0.98 cm, dan 1.72 cm ratarata pergeseran sinar kaca plan yaitu 1.1 cm. Sedangkan untuk kaca plan dengan
metode sinar laser , pada sudut datang 30, 45 dan 60, diperoleh sudut bias masing
19, 28, dan 35. Dari data sudut datang dan bias maka akan didapatkan indeks bias
kaca plan sesuai dengan hukum Snellius. Indeks bias kaca plan yang didapatkan
berdasarkan hasil perhitungan masing-masing yaitu 1.53, 1.51, dan 1,53 rata-rata
indeks bias kaca plan paralel adalah 1.52. Sedangkan pergeseran lintasan didapatkan
berdasarkan hasil perhitungan, untuk kaca plan pergeseran sinarnya 0.68 cm, 1.12 cm,
dan 1.74 cm rata-rata pergeseran sinar kaca plan yaitu 1.18 cm.
Kedua untuk minyak dengan metode jarum pentul , pada sudut datang 30, 45
dan 60, diperoleh sudut bias masing 22, 30, dan 40. Dari data sudut datang dan
bias maka akan didapatkan indeks bias minyak sesuai dengan hukum Snellius. Indeks
bias minyak yang didapatkan berdasarkan hasil perhitungan masing-masing yaitu
1.33, 1.4, dan 1.36 rata-rata indeks bias minyak adalah 1.36. Sedangkan pergeseran
lintasan didapatkan berdasarkan hasil perhitungan, untuk minyak pergeseran sinarnya
0.56 cm, 1.9 cm, dan 1.7 cm rata-rata pergeseran sinar minyak yaitu 1.39 cm. Untuk
minyak dengan metode sinar laser, pada sudut datang 30, 45 dan 60, diperoleh

sudut bias masing 21, 27, dan 32. Dari data sudut datang dan bias maka akan
didapatkan indeks bias minyak sesuai dengan hukum Snellius. Indeks bias minyak
yang didapatkan berdasarkan hasil perhitungan masing-masing yaitu 1.4, 1.57, dan
1,64 rata-rata indeks bias minyak adalah 1.54. Sedangkan pergeseran lintasan
didapatkan berdasarkan hasil perhitungan, untuk minyak pergeseran sinarnya 0.65 cm,
1,32 cm, dan 2,10 cm rata-rata pergeseran sinar minyak yaitu 1.36 cm.
Ketiga, untuk air dengan metode jarum pentul , pada sudut datang 30, 45
dan 60, diperoleh sudut bias masing 21, 30, dan 42. Dari data sudut datang dan
bias maka akan didapatkan indeks bias minyak sesuai dengan hukum Snellius. Indeks
bias minyak yang didapatkan berdasarkan hasil perhitungan masing-masing yaitu
1.47, 1.4, dan 1.3 rata-rata indeks bias air adalah 1.39. Sedangkan pergeseran lintasan
didapatkan berdasarkan hasil perhitungan, untuk air pergeseran sinarnya 0.79 cm,
0.57 cm, dan 1.93 cm rata-rata pergeseran sinar minyak yaitu 1.1 cm. Sedangkan
untuk air dengan metode sinar laser, pada sudut datang 30, 45 dan 60, diperoleh
sudut bias masing 19, 28, dan 43. Dari data sudut datang dan bias maka akan
didapatkan indeks bias minyak sesuai dengan hukum Snellius. Indeks bias minyak
yang didapatkan berdasarkan hasil perhitungan masing-masing yaitu 1.53, 1.5, dan
1.28 rata-rata indeks bias air adalah 1.44. Sedangkan pergeseran lintasan didapatkan
berdasarkan hasil perhitungan, untuk air pergeseran sinarnya 0.98 cm, 0.51 cm, dan
1.83 cm rata-rata pergeseran sinar minyak yaitu 1.1 cm.
Indeks bias kaca plan, minyak dan air berdasarkan referensi yaitu 1.5, 1.47 dan
1.33 sedangkan indeks bias kaca plan dengan metode jarum pentul ialah 1.45 terjadi
perbedaan nilai indeks bias kaca plan dengan kesalahan relatif sebesar 3.3%.
Sedangkan dengan metode sinar laser, dihasilkan indeks bias kaca plan sebesar 1,52
terjadi perbedaan nilai indeks bias kaca plan dengan kesalahan relatif sebesar 1.3%.
Indeks bias minyak dengan metode jarum pentul ialah 1,47 terjadi perbedaan
nilai indeks bias kaca plan dengan kesalahan relatif sebesar 7,4%. Sedangkan dengan
metode sinar laser ialah 1.54 terjadi perbedaan nilai indeks bias kaca plan dengan
kesalahan relatif sebesar 4,7%.
Indeks bias air dengan metode jarum pentul ialah 1,39 terjadi perbedaan nilai
indeks bias kaca plan dengan kesalahan relatif sebesar 4,5%. Sedangkan dengan
metode sinar laser ialah 1.43 terjadi perbedaan nilai indeks bias kaca plan dengan
kesalahan relatif sebesar 7,5%. Ternyata hasil indeks bias pada ketiga medium lebih
akurat jika menggunakan metode sinar laser, kecuali pada medium air. Adanya
perbedaaan hasil indeks bias maupun pergeseran sinar berdasarkan praktikum dengan
teori ketika menggunakan metode jarum pentul atau sinar laser disebabkan karena
human error, yaitu ketidaktepatan mengatur tempat medium dengan besar yang sama
pada pengulangan praktikum, kesalahan ketika menempatkan jarum pentul (paralaks)
dalam satu garis yang lurus, dan pada saat praktikum tempat medium tergeser
sehingga berpengaruh tehadap sudut biasnya.

H. Kesimpulan
Berdasarkan teori dan data yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa :
1. Cahaya dapat dibiaskan ketika melewati medium yang berbeda kerapatannya.
2. Indeks bias pada kaca plan paralel, minyak, dan air dengan metode jarum pentul
sebesar 1,45; 1,36; dan 1,39.
3. Indeks bias pada kaca plan paralel, minyak, dan air dengan metode laser sebesar
1,52; 1,54; dan 1,43.
4. Baik metode jarum pentul ataupun metode laser, keduanya dapat digunakan untuk
percobaan pembiasan cahaya. Hanya saja, metode laser jauh lebih mudah.
I. Kritik dan Saran
1. Sebelum melakukan praktikum diharapkan praktikan telah memahami konsep
pembiasan
2. Sebaiknya praktikum dilakukan pada tempat yang khusus dengan cahaya yang
cukup
J. Daftar Pustka
Giancoli, Douglas C. . Fisika Edisi Kelima . Jakarta : Penerbit Erlangga.2001
Suwarna, Iwan Permana. 2010. Optik. Bogor : CV. Duta Grafika.
Tim Penyusun Modul Praktikum. 2016. Pembiasan pada Kaca, Minyak dan Air.
Ciputat : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Tim Penyusun Modul Praktikum. 2013. Balok Kaca dan Prisma.
http://labdas.untad.ac.id/wp-content/uploads/2013/08/PERCOBAAN-3REVISI1.pdf. [diakses :sabtu , 29 oktober 2016 Pukul : 12.43]

LAMPIRAN

Metode jarum pentul


1. Kaca plan

2. Minyak

3. Air

Metode Sinar Laser


1. Kaca Plan

2. Minyak

3. Air

Anda mungkin juga menyukai