DISUSUN OLEH :
KELOMPOK VI
KATA PENGANTAR......................................................................................................... 1
DAFTAR ISI........................................................................................................................ 2
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................................... 3
B.Rumusan Masalah............................................................................................... 3
C.Tujuan..................................................................................................................3
A. Kesimpulan.......................................................................................................... 23
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................24
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan judul Pembiasan pada bidang Lengkung.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan.
Oleh karena itu, Kami menerima kritik dan saran yang membangun untuk memperbaikinya.
Harapan kami, dengan adanya makalah ini dapat menunjang proses perkuliahan sehingga
pengetahuan mahasiswa/i tentang pembiasan cahaya pada bidang lengkung semakin
bertambah .
Penyusun makalah
Kelompok 6
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Cahaya termasuk gelombang elektromagnetik. Karena itu cahaya dapat merambat
baik melalui medium ataupun tanpa medium (vakum). Ilmu fisika yang mempelajari tentang
cahaya disebut optika, yang dibagi menjadi dua : optika geometris dan optika fisis. Optika
geometris mempelajari tentang pemantulan dan pembiasan , sedangkan optika fisis
mempelajari tentang polarisasi, interferensi , dan difaraksi cahaya. Diketahui bahwa ketika
cahaya mengenai bidang batas antara dua medium (misalnya udara dan prisma), cahaya akan
dibelokkan . Peristiwa pembelokakan cahaya ketika mengenai pembatas medium inilah yang
disebut pembiasan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian pembiasan cahaya ?
2. Bagaimana pembiasan cahaya pada bidang lengkung?
C. Tujuan
1. Memahami pembiasan pada bidang lengkung
2. Mengetahui contoh-contoh pembiasan cahaya dalam kehidupan sehari-hari
BAB II
PEMBAHASAN
Pembiasan pada permukaan lengkung tidak harus menghasilkan bayangan yang ukurannya
sama dengan ukuran bendanya. Permukaan lengkung mempunyai dua titik api atau fokus.
Fokus pertama F1 adalah suatu titik asal sinar yang mengakibatkan sinar-sinar dibiaskan
sejajar. Artinya bayangan akan terbentuk di jauh tak terhingga (s= ) dan jarak
benda s sama dengan jarak fokus pertama (s = f1), sehingga dari persamaan permukaan
lengkung
Pada sinar paraksial (sinar dengan sudut kecil) sin 1=1 dan sin2= 2 sehingga sesuai hukum Snellius
n1sin 1 = n2 sin 2
n1 1 = n2 2
n1 1
n2 = 2
Pada sinar paraksial (sinar dengan sudut kecil) yang kecil, jika ukuran sudut dalam radial maka
panjang busur AB adalah AB=R1 dan AB=f 3
AB = f 3
AB
3 =f
AB
12 =f
R 1
n 2 1 n1 1 =f
n2 n2
R 1
n 2 1 n1 1 =f
n2 n2
R 1
n2 1n 1 1 =f
n2
R n 2 1
n2 1 n1 1 =f
n
( 2n1)1
R n2 1 =f
n
( 2n 1)
R n2 =f
n
( 2n1)
R n2 =f
Pada sinar paraksial (sinar dengan sudut kecil) yang sejajar sumbu utama yang ukurannya
dalam radian berlaku panjang busur AB= 5 s, AB= 3 s dan AB= 4 R
AB AB AB AB
R s = 5 s = 3 R = 4
Pada sinar paraksial (sinar dengan sudut kecil) berlaku sin 1= 1 dan sin 2= 2 sehingga sesuai
hukum Snellius
n1sin 1 = n2 sin 2
n1 1 = n2 2
n1 (3- 4) = n2 (4- 5)
AB AB AB AB
n1 (
= n2(
s R R s
1 1 1 1
n1 ( s
(AB) = n (
R 2 R s (AB)
1 1 1 1
n1 ( s
= n 2( R
R s
n1 n 1 n2 n2
( = ( R s
s R
n1 n2 n2 n1
( + =( R+R
s s
n1 n2 n1n2
( + =(
s s R
n2
Maka Pada pembiasan permukaan lengkung berjari-jari R yang indeks biasnya yang berada
pada medium
n1 adalah
n1 n2 n1n2
( s + s =( R
Jarak benda s positif jika benda terletak pada sisi yang sama dengan sinar datang dan negatif
jika benda terletak pada sisi sinar dibiaskan
Jarak bayangan s , jari-jari kelengkungan R dan fokus f positif jika terletak pada sisi sinar dibiaskan
dan negatif jika berada pada sisi sinar datang
Sehingga permukaan lengkung cembung R=+ , f=+ sedang permukaan lengkung cekung R=, f=
Untuk permukaan datar nilai =
h h '
1 = s 2 = s'
n1sin 1 = n2 sin 2
n1 1 = n2 2
h h '
n1 s = n2 s'
n1 s ' h'
n2 x s = h
n1 s'
M=-( n2 x s )
Untuk lensa tipis yang permukaannya sferis (merupakan permukaan bola), hubungan antara
jarak benda (s), jarak bayangan (s') dan jarak fokus (f) serta perbesaran bayangan benda (M)
diturunkan dengan bantuan geometri dapat dijelaskan berikut ini.
permukaan bola.
n1 n 2 n 2 n1
s s' R
Berkas sinar yang berasal dari O ketika melewati permukaan ABC dibiaskan sedemikian
sehingga terbentuk bayangan di titik I1. Oleh permukaan ADC bayangan I1 itu di anggap
benda dan dibiaskan oleh permukaan ADC sedemikian sehingga terbentuk bayangan akhir di
titik I2
Pada permukaan lengkung ABC , sinar dari benda O dari medium n1 ke lensa n2, sehingga s
= OB, s = BI1
n1 n n n1
2 2
OB BI 1 R 1
maka
Pada permukaan lengkung ADC , sinar dari lensa ke medium n1, s = -DI1, s = DI2
n2 n n n2
1 1
- DI 1 DI 2 - R 2
maka
Karena dianggap lensa tipis maka ketebalan BD diabaikan, sehingga BI1 = DI1 dan saling
meniadakan karena berlawanan tanda . Apabila kedua persamaan dijumlahkan diperoleh :
n1 n n n1 n1 n 2
1 2
OB DI 2 R2 R1
+
n1 n1 n 2 n1 n1 n 2
s s' R
2 R1
+
n1 n1 n 2 n1 n 2 n1
s s' R
2 R1
+
n1 n1 n 2 n1 1 1
s s' R 2 R1 R 2
Semua ruas dibagi dengan n1 akan diperoleh persamaan lensa tipis sebagai berikut.
1 1 n2 1 1
1
s s' n 1 1R R 2
Dengan keterangan,
s = jarak benda
Persamaan lensa tipis tersebut berlaku hanya untuk sinar-sinar datang yang dekat dengan
sumbu utama lensa (sinar-sinar paraksial) dengan ketebalan lensa jauh lebih kecil
dibandingkan dengan jari-jari kelengkungannya.
Jarak fokus lensa (f) adalah jarak dari pusat optik ke titik fokus (F). Jadi bila s = ~
bayangan akan terbentuk di titik fokus (F), maka s= f.
1 1 n2 1 1
1
s s' n 1 R1 R 2
1 1 n2 1 1
1
~ f n1 R1 R 2
1 1 n2 1 1
1
~ f n1 R1 R 2
Karena = 0 maka rumus jarak fokus lensa :
1 1 n2 1 1
1
s s' n 1 R1 R 2
Bila persamaan disubstitusikan dengan persamaan
1 n2 1 1
1
f n1 R1 R 2
maka akan didapat persamaan baru yang dikenal sebagai persamaan
pembuat lensa, yaitu
1 1 1
f s s1
Dengan keterangan,
s = jarak benda bertanda positif (+) jika benda terletak di depan lensa (benda nyata).
s = jarak benda bertanda negatif () jika benda terletak di belakang lensa (benda maya).
s = jarak bayangan bertanda positif (+) jika bayangan terletak di belakang lensa (bayangan
nyata).
s = karak bayangan bertanda negatif () jika benda terletak di depan lensa (bayangan maya).
f = jarak fokus bertanda positif (+) untuk permukaan lensa positif (lensa cembung).
f = jarak fokus bertanda negatif () untuk permukaan lensa negatif (lensa cekung).
Rumus Newton
Cara laian untuk menentukan jarka benda dan jarak bayangan dalam lensa tipis adalah
dengan menggunakan rumus Newton. Pengukuran pada rumus Newton ini dilakukan dengan
patokan titik fokusnya. Besaran dihitung dari titik fokus bukan dari titik verteks.
Jarak benda p = x + f
Jarak bayangan s = x + f
1 1 1 1 1 1
+ = + =
p q f x +f x + f f
( x + f ) + ( x+ f ) 1
=
( x + f ) ( x + f ) f
x' + x +2 f 1
' ' 2
=
xx + xf + x f +f f
x x ' =f 2
Perbesaran bayangan
Untuk menentukan perbesaran bayangan lensa tipis dapat menggunakan persamaan sebagai
berikut.
s1 h'
M
s h
Dengan keterangan,
s = jarak benda
h = tinggi benda
s1 () = bayangan maya
1 1
f meter
P= dengan satuan = Dioptri
Untuk menambah kekuatan lensa kita dapat gunakan lensa gabungan dengan sumbu utama
dan bidang batas kedua lensa saling berhimpit satu sama lain. Dari penggabungan lensa ini
maka akan didapatkan fokus gabungan atau daya lensa gabungan.
Suatu lensa gabungan merupakan gabungan dari dua atau lebih lensa dengan sumbu
utamanya berhimpit dan disusun berdekatan satu sama lain sehingga tidak ada jarak antara
lensa yang satu dengan lensa yang lain (d = 0).
1 1 1 1
....
f gab f1 f 2 f 3
Dan daya lensa sebagai berikut.
Pgab P1 P2 P3 ....
Berlaku ketentuan untuk lensa positif (lensa cembung), jarak fokus (f) bertanda plus,
sedangkan untuk lensa negatif (lensa cekung), jarak fokus bertanda minus.
Lensa cembung dinamakan pula lensa konvergen karena lensa cembung memfokuskan
(mengumpulkan) berkas sinar sejajar yang diterimanya. Disini kita hanya akan membahas
lensa yang kedua permukaannya cembung (bikonveks). Karena lensa cembung seperti ini
memiliki dua buah permukaan lengkung, maka lensa cembung memiliki dua jari-jari
kelengkungan dan dua titik fokus. Seperti halnya pada cermin, jari-jari kelengkungan lensa
adalah dua kali jarak fokusnya (R=2F)). Untuk lensa cembung, jari-jari kelengkungan (R)
dan titik fokus (f) bertanda positif (+), sehingga lensa cembung sering dinamakan lensa
positif.
Dari Gambar 8.23 terlihat bahwa panjang fokus lensa cembung bergantung pada ketebalan
lensa itu sendiri. Jika lensanya lebih tebal, maka panjang fokusnya menjadi lebih pendek.
Berbeda dengan cermin, pada lensa terdapat dua buah fokus di sebelah kiri dan di sebelah
kanan lensa
Fokus aktif, pada lensa cembung adalah titik fokus dari permukaan lengkung yang
berhadapan dengan sinar datang. Pada gambar 28, permukaan warna merah yang berhadapan
sinar datang dan titik fokusnya 1 di belakang lensa
Fokus pasif, pada lensa cembung adalah titik fokus dari permukaan lengkung yang di
Belakang sinar datang. Pada gambar 28, permukaan warna biru yang berada di belakang sinar
datang dan titik fokusnya 2didepan lensa.
Pada pembiasan cahaya oleh lensa cembung dikenal tiga sinar istimewa yaitu:
Berkas sinar yang sejajar sumbu utama dibiaskan melalui titik fokus utama (F1).
Berkas sinar yang datang melalui titik fokus F2 dibiaskan sejajar sumbu utama.
Berkas sinar yang melalui titik pusat optik (O) diteruskan tanpa dibiaskan.
2. Pembiasan pada lensa Cekung
Lensa cekung (konkaf / concave) memiliki bagian tengah yang lebih tipis daripada bagian
tepinya. Sinar-sinar bias pada lensa ini bersifat memencar (divergen). Oleh karena itu, lensa
cekung disebut lensa divergen.
Fokus aktif,pada lensa cekung adalah titik fokus dari permukaan lengkung yang berhadapan
dengan sinar datang. Pada gambar 34, permukaan warna merah yang berhadapan sinar datang
dan titik fokusnya 1 Di depan lensa
Fokus pasif ,pada lensa cembung adalah titik fokus dari permukaan Lengkung yang di
Belakang sinar datang. Pada gambar 34, permukaan warna biru yang berada di belakang sinar
datang dan titik fokusnya2 Di belakang.
Seperti halnya lensa cebung, untuk menggambarkan bayangan pada lensa cekungpun
diperlukan perjalan tiga sinar istimewa yaitu:
(1).Sinar datang sejajar sumbu utama dibiaskan seolah-olah berasal dari titik fokus.
(2).Sinar datang seolah-olah menuju titik fokus lensa dibiaskan sejajar sumbu utama.
(3).Sinar datang melalui titik pusat lensa tidak dibiaskan melainkan diteruskan.
Apabila sebuah benda diletakkan di depan bidang lengkung yang transparan, maka melalui
peristiwa pembiasan akan terbentuk bayangan benda.
maka r = c b
Untuk sudut-sudut yang kecil berlaku :
i = tan i = sin i
c = tan c = sin c
r = tan r = sin r
Jadi
Dari Hukum Snellius diperoleh n sin i = n sin r maka dapat diperoleh pendekatan
n sin i = n sin r
n (tan i ) = n (tan r)
Bayangan terbalik, sama besar dan nyata (dapat ditangkap oleh layar)
Prinsip ini digunakan pada teropong bumi untuk Membalik bayangan yang terbalik dari
Bayangan terbentuk dijauh tak terhingga, tegak dan maya karena garis dibiaskan sejajar
Prinsip ini digunakan oleh lensa okuler mikroskop, teropong dan lup untuk melihat dengan
mata tanpa akomodasi Bayangan dari lensa objektif diusahakan jatuh pada lensa okuler
sehingga mata bisa melihat bayangan dari lensa okuler tanpa berakomodasi
Apabila sebuah benda AB terletak di antara dua lensa yang berhadap-hadapan, akan
mengalami dua kali proses pembiasan oleh lensa I dilanjutkan oleh lensa II.
Lensa I : Lensa II :
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/10280808/TUGAS_MAKALAH_MATA_KULIAH_FISIKA_DASAR_
II_PEMBIASAN_CAHAYA_REFRAKSI_Dosen_Pengampu?auto=download
http://rahfijan12345.blogspot.co.id/2016/01/pembiasan-cahaya-pada-lensa-cembung.html
http://fisikasma-online.blogspot.co.id/2010/04/pembiasan-cahaya-pada-lensa-cembung.html
http://ilmuhitung.com/pembiasan-pada-lensa-lengkung/
http://www.onfisika.com/2013/01/pembiasan-dua-lensa-yang-berhadapan.html