Anda di halaman 1dari 12

Peta Konsep

Cahaya

Mempelajari

Pembiasan Interferensi Difraksi Polarisasi


pada Prisma Cahaya Cahaya Cahaya

Mempelajari Mempelajari

Deviasi Dispersi Percobaan Pada Selaput Cincin


Cahaya Cahaya Young Tipis Newton
Penerapannya Menghasilkan

Prisma Akromatik Spektrum


Prisma Pandang Lurus Cahaya
Mempelajari

Penerapannya

Pada Celah Alat-alat Dalam


Tunggal Pada Kisi Optik Industri

Lensa Kacamata dan Menentukan Kon-


Lensa Kamera sentrasi Larutan Gula

Tujuan Pembelajaran :
Setelah mempelajari bab ini, kalian diharapkan mampu:
1. mendeskripsikan gejala dan ciri-ciri gelombang cahaya, dan
2. menerapkan konsep dan prinsip gelombang cahaya dalam teknologi.

52 Fisika SMA/MA XII


Motivasi Belajar
Sejak zaman purba, adanya pelangi telah menyenangkan dan mem-
bingungkan semua orang yang melihatnya. Orang kuno menganggap pelangi
sebagai tanda nasib baik. Akan tetapi, berabad-abad kemudian, ilmuwan mulai
menyingkap rahasia gejala-gejala misterius tersebut dan menemukan bahwa
hal ini merupakan efek dari bahan-bahan yang sangat biasa. Bagaimana hasil
penemuan para ahli mengenai hal itu? Agar kalian memahaminya, maka
pelajarilah materi bab ini dengan saksama!

Kata-kata Kunci
sudut deviasi, dispersi cahaya, interferensi cahaya, difraksi cahaya, polarisasi
cahaya, prisma, cincin Newton.

Pada bab I kalian telah mempelajari tentang gelombang


dan sifat-sifatnya. Berdasarkan zat perantara, gelombang
dibedakan menjadi dua, gelombang mekanik dan gelombang
elektromagnetik. Cahaya merupakan salah satu contoh dari
gelombang elektromagnetik, yaitu gelombang yang
merambat tanpa memerlukan medium (zat perantara). Gejala
dan sifat-sifat gelombang yang telah kita pelajari pada bab I
juga terjadi pada cahaya. Pada bab ini, kita akan membahas
tentang sifat-sifat cahaya, yaitu pembiasan (refraksi), dispersi,
interferensi (perpaduan), difraksi (pelenturan), dan polarisasi.

A. Pembiasan Cahaya pada Prisma


Prisma adalah zat bening yang dibatasi oleh dua bidang
datar. Apabila seberkas sinar datang pada salah satu bidang
prisma yang kemudian disebut sebagai bidang pembias I, akan
dibiaskan mendekati garis normal. Sampai pada bidang
pembias II, berkas sinar tersebut akan dibiaskan menjauhi garis
normal. Pada bidang pembias I, sinar dibiaskan mendekati
garis normal, sebab sinar datang dari zat optik kurang rapat
ke zat optik lebih rapat yaitu dari udara ke kaca. Sebaliknya
pada bidang pembias II, sinar dibiaskan menjahui garis nor-
mal, sebab sinar datang dari zat optik rapat ke zat optik kurang
rapat yaitu dari kaca ke udara. Sehingga seberkas sinar yang
melewati sebuah prisma akan mengalami pembelokan arah
dari arah semula. Marilah kita mempelajari fenomena yang
terjadi jika seberkas cahaya melewati sebuah prisma seperti
halnya terjadinya sudut deviasi dan dispersi cahaya.

Fisika SMA/MA XII 53


1. Sudut Deviasi
Gambar 2.1 menggambarkan
seberkas cahaya yang melewati sebuah
prisma. Gambar tersebut memper-
lihatkan bahwa berkas sinar tersebut
dalam prisma mengalami dua kali
pembiasan sehingga antara berkas sinar
masuk ke prisma dan berkas sinar keluar
dari prisma tidak lagi sejajar. Sudut yang
dibentuk antara arah sinar datang
Gambar 2.1 Pembiasan cahaya pada prisma dengan arah sinar yang meninggalkan
prisma disebut sudut deviasi diberi
lambang D. Besarnya sudut deviasi tergantung pada sudut
datangnya sinar. Perhatikan Gambar 2.1!
Untuk segiempat AFBE, maka : E + ‘ AFB = 180o
Pada segitiga AFB, r1 + i2 + ‘ AFB = 180o, sehingga diperoleh
E + ‘ AFB = r1 + i2 + ‘ AFB
E = r1 + i2
Pada segitiga ABC, terdapat hubungan ‘ ABC + ‘ BCA +
‘ CAB = 180o, di mana ‘ ABC = r2 - i2 dan ‘ CAB = i1 - r1,
sehingga ‘ BCA + (r2 - i2) + (i1 - r1) = 180o
‘ BCA = 180o + (r1 + i2) - (i1 + r2)
Besarnya sudut deviasi dapat dicari sebagai berikut.
D = 180o - ‘ BCA
= 180o - {(180o + (r1 + i2) - (i1 + r2)}
= (i1 + r2) - (i2 + r1)

D = i1 + r 2 - E .... (2.1)

Keterangan :
D = sudut deviasi
i1 = sudut datang pada prisma
r2 = sudut bias sinar meninggalkan prisma
E = sudut pembias prisma

Besarnya sudut deviasi sinar bergantung pada sudut


datangnya cahaya ke prisma. Apabila sudut datangnya sinar
diperkecil, maka sudut deviasinya pun akan semakin kecil.
Sudut deviasi akan mencapai minimum (Dm) jika sudut datang
cahaya ke prisma sama dengan sudut bias cahaya meninggalkan
prisma atau pada saat itu berkas cahaya yang masuk ke prisma
akan memotong prisma itu menjadi segitiga sama kaki,

54 Fisika SMA/MA XII


sehingga berlaku i1 = r2 = i (dengan i = sudut datang cahaya
ke prisma) dan i2 = r1 = r (dengan r = sudut bias cahaya

memasuki prisma). Karena E = i2 + r1 = 2r atau r = E dengan


demikian besarnya sudut deviasi minimum dapat dinyatakan:

D = i1 + r2 - E = 2i - E atau i = (Dm + E)

Menurut hukum Snellius tentang pembiasan berlaku

atau

n1 = n2 sin E .... (2.2)

dengan :
n1 = indeks bias medium di sekitar prisma
n2 = indeks bias prisma
E = sudut pembias prisma
Dm = sudut deviasi minimum prisma

Untuk sudut pembias prisma kecil (E d 15o), maka berlaku

sin (E + Dm) = (E + Dm) dan sin E = E. Sehingga besarnya


sudut deviasi minimumnya dapat dinyatakan :

n1 sin (Dm + E) = n2 sin E

n1 (Dm + E) = n2 E

n1 (Dm + E) = n2 E

Dm =

Fisika SMA/MA XII 55


Apabila medium di sekitar prisma berupa udara maka n1 = 1
dan indeks bias prisma dinyatakan dengan n, maka berlaku :

Dm = (n – 1) E .... (2.3)

Contoh Soal
1. Sebuah prisma mempunyai sudut pembias 60o dan indeks biasnya
1,5. Seberkas sinar datang pada salah satu sisi pembias prisma dengan
sudut datang 60o, tentukan :
a. sudut deviasi yang terjadi pada prisma,
b. sudut deviasi minimum yang terjadi pada prisma tersebut, dan
c. sudut deviasi minimum yang terjadi jika prisma di dalam air

yang indeks biasnya .

Penyelesaian :
Diketahui : n = 1,5
E = 60o
i = 60o
Ditanyakan : a. D = ...?
b. Dm = ...?
c. Dm = ...? (dalam air)
Jawab :
a. D = i1 + r2 - E

sin r1 = sin i1

= sin 60o =

= = 0,577

r1 = arc sin 0,577 = 35,2o


r1 + i2 = E
i2 = E - r1
= 60o - 35,2o = 24,8o

56 Fisika SMA/MA XII


sin i2 = sin r2

sin r2 = n sin i2
= 1,5 sin 24,8o
= 1,5 x 0,42 = 0,63
r 2 = arc sin 0,63 = 39o
D = (60o + 39o) – 60o = 39o
Jadi, sudut deviasi pada prisma sebesar 39o.

b. Sin (Dm + E) = n sin

= 1,5 sin 30o


= 1,5 x 0,5 = 0,75

(Dm + 60o) = arc sin 0,75

(Dm + 60o) = 48,6

(Dm + 60o) = 97,2o


Dm = 97,2o – 60o = 37,2o
Jadi, sudut deviasi minimum pada prisma sebesar 37,2o.

c. Sin (Dm + E) =

= sin 30o

= × 0,5 = 0,56

(Dm + 60o) = arc sin 0,56

(Dm + 60o) = 34,1o

(Dm + 60o) = 68,2o


Dm = 68,2o – 60o = 8,2o
Jadi, sudut deviasi minimum pada prisma di dalam air sebesar
8,2 o .

Fisika SMA/MA XII 57


2. Sebuah prisma mempunyai sudut pembias 10o dan indeks biasnya
1,5. Tentukan berapa sudut deviasi minimum pada prisma tersebut!
Penyelesaian :
D m = (n - 1) E
= (1,5 – 1) 10o
= 0,5 x 10o = 5o
Jadi, sudut deviasi minimum pada prisma sebesar 5o.

Soal Latihan :
1. Sebuah prisma dengan sudut pembias 45o dan indeks
bias 1,6. Seberkas sinar datang ke salah satu sisi prisma
dengan sudut datang 30o.
Hitunglah :
a. sudut deviasi yang terjadi,
b. sudut deviasi minimumnya, dan
c. sudut deviasi minimumnya jika berada di dalam air

yang indeks biasnya .


2. Sebuah prisma memiliki sudut pembias 10o dan indeks
biasnya 1,6. Tentukan besarnya sudut deviasi minimum
yang terjadi pada prisma tersebut!
3. Sebuah prisma dengan sudut pembias 60o. Apabila sudut
deviasi minimum yang terjadi pada prisma tersebut adalah
30o. Tentukan besarnya indeks bias prisma tersebut!
Info Sains

2. Dispersi Cahaya
Dispersi yaitu peristiwa terurainya cahaya putih menjadi
cahaya yang berwarna-warni, seperti terjadinya pelangi.
Pelangi merupakan peristiwa terurainya cahaya matahari oleh
butiran-butiran air hujan. Peristiwa peruraian cahaya ini
Sir Isaac Newton disebabkan oleh perbedaan indeks bias dari masing-masing
(1642 - 1727) adalah
seorang ilmuwan ber- cahaya, di mana indeks bias cahaya merah paling kecil,
kebangsaan Inggris sedangkan cahaya ungu memiliki indeks bias paling besar.
yang pertama kali Cahaya putih yang dapat terurai menjadi cahaya yang
menyatakan bahwa berwarna-warni disebut cahaya polikromatik sedangkan cahaya
cahaya polikromatik
tunggal yang tidak bisa diuraikan lagi disebut cahaya
terdiri atas berbagai
warna cahaya. monokromatik. Peristiwa dispersi juga terjadi apabila seberkas
Sumber : wikipedia cahaya putih, misalnya cahaya matahari dilewatkan pada suatu
prisma seperti pada Gambar 2.2.

58 Fisika SMA/MA XII


Cahaya polikromatik jika dilewat-
kan pada prisma akan terurai menjadi
warna merah, jingga, kuning, hijau, biru,
nila, dan ungu. Kumpulan cahaya warna
tersebut disebut spektrum. Lebar
spektrum yang dihasilkan oleh prisma
tergantung pada selisih sudut deviasi
antara cahaya ungu dan cahaya merah.
Selisih sudut deviasi antara cahaya ungu
Gambar 2.2 Dispersi cahaya oleh prisma
dan merah disebut sudut dispersi yang
dirumuskan :

M = Du - Dm .... (2.4)

Jika sudut pembias prisma kecil (<15o) dan n menyatakan


indeks bias prisma serta medium di sekitar prisma adalah
udara, maka besarnya sudut dispersi dapat dinyatakan :

M = (nu – nm) E .... (2. 5)

dengan :
M = sudut dispersi
D m = sudut deviasi cahaya merah
Du = sudut deviasi cahaya ungu
nm = indeks bias cahaya merah
nu = indeks bias cahaya ungu
E = sudut pembias prisma

Contoh Soal

1. Sebuah prisma memiliki sudut pembias 60o. Indeks bias untuk sinar
merah 1,52 dan untuk sinar ungu 1,54. Seberkas sinar putih jatuh
pada salah satu sisi prisma. Apabila dianggap semua cahaya mengalami
deviasi minimum, hitunglah sudut dispersinya!
Penyelesaian :
Diketahui : E = 60o
nm = 1,52
nu = 1,54
Ditanyakan : M = ...? (deviasi minimum)

Fisika SMA/MA XII 59


Jawab :
Semua sinar mengalami deviasi minimum, maka :
untuk sinar merah :

sin (Dmm + E) = nm sin E

= 1,52 sin 30o


= 1,52 × 0,5
= 0,76

(Dmm + 60o) = arc sin 0,76

(Dmm + 60o) = 49,5o

(Dmm + 60o) = 99o


Dmm = 99o – 60o
= 39o
untuk sinar ungu :

Sin (Dmu + E) = nu sin E

= 1,54 sin 30o


= 1,54 x 0,5
= 0,77

(Dmu + 60o) = arc sin 0,77

(Dmu + 60o) = 50,4o

(Dmu + 60o) = 100,8o


Dmu = 100,8o – 60o
= 40,8o
Jadi besarnya sudut dispersi yang terjadi adalah :
M = Dmu - Dmm
= 40,8o – 39o
= 1,8o

60 Fisika SMA/MA XII


2. Sebuah prisma memiliki sudut pembias 10o terbuat dari kaca kerona.
Seberkas sinar datang ke salah satu sisi prisma. Jika diketahui indeks
bias untuk sinar merah dan sinar ungu untuk prisma tersebut
berturut-turut adalah 1,52 dan 1,54, tentukan besarnya sudut
dispersinya!
Penyelesaian :
M = (nu – nm) E
= (1,54 – 1,52) 10o
= 0,02 x 10o = 0,2o

Soal Latihan :
1. Sebuah prisma mempunyai sudut pembias 60 o dan
seberkas sinar putih jatuh pada salah satu sisi prisma
dengan sudut datang 45o. Apabila diketahui indeks bias
sinar merah 1,62 dan untuk sinar ungu 1,64, tentukan
besarnya sudut dispersi yang terjadi pada prisma tersebut!
2. Seberkas sinar putih jatuh pada salah satu sisi sebuah
prisma yang memiliki sudut pembias 12o. Jika diketahui
indeks bias untuk sinar merah dan ungu pada prisma
tersebut adalah 1,62 dan 1,64, tentukan berapa besarnya
sudut dispersi yang terjadi pada prisma tersebut!

3. Prisma Akromatik
Prisma akromatik adalah susunan dua
buah prisma yang terbuat dari bahan
yang berbeda, disusun secara terbalik
yang berfungsi untuk meniadakan sudut
deviasi yang terjadi pada prisma
tersebut. Misalkan sebuah prisma ter-
Gambar 2.3 Prisma akromatik buat dari kaca kerona yang mempunyai
indeks bias untuk sinar merah nm, sinar
ungu n u dan sudut pembiasnya E
disusun dengan prisma yang terbuat dari kaca flinta yang
memiliki indeks bias untuk sinar merah ncm, sinar ungu ncu
dan sudut pembiasnya Ec maka pada prisma akromatik
berlaku bahwa besarnya sudut deviasi pada prisma flinta dan
prisma kerona adalah sama. Karena pemasangan yang terbalik,
sehingga kedua sudut deviasi saling meniadakan sehingga
berkas sinar yang keluar dari susunan prisma tersebut berupa

Fisika SMA/MA XII 61


sinar yang sejajar dengan berkas sinar yang masuk ke prisma
tersebut. Pada prisma akromatik berlaku :
(nu - nm) E = (ncu - ncm) Ec

.... (2.6)

Contoh Soal
Sebuah prisma dengan sudut pembias 15o terbuat dari kaca kerona yang
memiliki indeks bias untuk sinar merah 1,52 dan untuk sinar ungu 1,54
digabung dengan prisma yang terbuat dari kaca flinta sehingga
membentuk susunan prisma akromatik. Apabila indeks bias sinar merah
dan sinar ungu untuk kaca flinta adalah 1,62 dan 1,67, tentukan besarnya
sudut pembias pada prisma flinta!
Penyelesaian :
Diketahui : nm = 1,52
nu = 1,54
ncu = 1,62
ncm = 1,67
E = 15o
Ditanyakan : Ec = ...?
Jawab :
(nu - nm) E = (ncu - ncm) Ec

Ec =

Jadi, besarnya sudut pembias pada prisma flinta adalah 6o.

Life Skills : Kecakapan Akademik


Sebuah prisma memiliki sudut pembias 10o dan indeks bias untuk sinar
merah dan ungu masing-masing adalah 1,51 dan 1,54 disusun dengan
prisma lain yang memiliki indeks bias untuk sinar merah dan sinar ungu
adalah 1,62 dan 1,66, sehingga membentuk susunan prisma akromatik.
Tentukan besarnya sudut pembias pada prisma yang kedua tersebut!
Hasilnya dikumpulkan pada guru fisika kalian!

62 Fisika SMA/MA XII


4. Prisma Pandang Lurus
Prisma pandang lurus yaitu susunan dua buah prisma yang
disusun untuk menghilangkan sudut deviasi salah satu warna
sinar, misalnya sinar hijau atau kuning.
Sebagai contoh sebuah prisma yang terbuat dari kaca
flinta dengan indeks bias untuk sinar hijau nh dan sudut
pembiasnya E disusun dengan prisma yang terbuat dari kaca
kerona dengan indeks bias sinar hijau n c h dan sudut
pembiasnya Ec. Untuk meniadakan sudut dispersi sinar hijau
maka akan berlaku :

.... (2.7)

Soal Latihan :
Sebuah prisma terbuat dari kaca kerona dengan sudut pembias
12o digabung dengan prisma yang terbuat dari kaca flinta
sehingga membentuk susunan prisma pandang lurus untuk
sinar hijau. Apabila diketahui untuk indeks bias sinar merah,
sinar hijau, dan sinar ungu masing-masing untuk prisma
kerona adalah nm = 1,51 , nh = 1,52 , nu = 1,53 dan untuk
prisma flinta nm = 1,62 , nh = 1,64 dan nu = 1,66. Tentukan
besarnya sudut pembias prisma flinta!

Life Skills : Kecakapan Sosial

Pada waktu musim hujan sering kita melihat adanya gejala alam yang kita
sebut sebagai pelangi. Pelangi hanya kita lihat pada musim hujan saja dan
jarang pada musim kemarau kita jumpai adanya pelangi. Pelangi terjadi
apabila di depan kita terjadi hujan dan kita berdiri membelakang matahari.
Pelangi yang terjadi pada pagi hari akan terlihat di bagian barat dan di
sore hari akan terlihat di bagian timur dan bentuknya selalu menyerupai
busur dan selalu terlihat pada sudut pandang 42o terhadap garis horisontal.
Cobalah diskusikan pada teman-teman anggota kelompokmu bagaimana
pelangi itu terjadi dan presentasikan hasil diskusi di depan kelas.

Fisika SMA/MA XII 63

Anda mungkin juga menyukai