Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN HASIL PRAKTIKUM

POLARIMETER

Laporan Hasil Praktikum

Untuk memenuhi tugas mata kuliah Fisika untuk Biologi


Yang dibina oleh Yoyok Adosetio Laksono
Disusun Oleh :

Kurnia Budi Rahayu


NIM 190341621624

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

Agustus 2019
A. Latar Belakang
Cahaya adalah gelombang elektromagnetik yang memiliki sifat dapat dipantulkan,
direfleksikan, dibiaskan dan dipolarisasi. Makna dari cahaya yang terpolarisasi sendiri adaah
cahay tersebut memiliki satu arah getar yang tegak lurus terhadap arah rambatnya. Cahaya yang
terpolarisasi ini akan menghasilkan sinar monokromatik yang memiliki banyak bidang getar
serta sudut yang berbeda.
Perbedaan sudut putar sianar monokromatik ini ternyata mampu digunakan untuk
memeriksa kemurnian suatu zat. Hal in terjadi karena saat sinar monokromatik bersentuhan
dengan zat yang bersifat optis maka sudut putar sinar ini akan berputar dengan perbandingan
tertentu sesuai konsentrasi zat optis aktif yang disentuh. Zat optis aktif adalah zat yang mampu
memutar bidang getar yang melaluinya. Zat ini ditandai dengan kandungan atom karbon
simetris maupun susunan atom karbon kristal yang berada dala senyawa organic.
Perubahan sudut putar sinar ini dapat dihitung menggunakan alat Polarimeter yang
memiliki prinsip kerja menampakkan analisator terang ketika sudut polarisasi telah tepat. Sudut
ini akan mengindikasikan besarnya zat optis yang ada.
Perubahan sudut putar sendiri dipengaruhi oleh beberapa hal antara lain :
a. Bahan/zat terlarut
b. Konsentrasi zat terlarut
c. Panjangnya larutan
d. Jenis pelarut
e. Panjang gelombang cahaya yang digunakan
f. Suhu dari larutan
B. Tujuan
1. Praktikan mampu memperlajari dan memahami prinsip dari cara kerja alat polarimeter
2. Praktikan mampu membuat secara mandiri larutan yang diperlukan dengan konsentrasi berbeda
sesuai yang dibutuhkan.
3. Praktikan mampu membaca polarimeter dengan benar, sehingga mengetahui perbedaan sudut
putarnya
4. Praktikan mampu mengamati, mempelajari dan memahami aktivitas optic beberapa larutan
yang diuji
5. Praktikan mampu menjelaskan korelasi dari tiap variable yang ada, bahwa variable tersebut
berpengaruh pada perubahan susudt putar cahaya yang melalui larutan optis aktif
6. Praktikan mampu menghitung konsentrasi larutan yang digunakan serta membandingkan hasil
pengukuran konsentrasi dengna neraca dan hasil pengukuran konsentrasi menggunakan rumus
polarimeter.
C. Alat & Bahan
1. Gelas bekker
2. Strirer magnetic dan kelengkapannya
3. 1 set polarimeter
4. Neraca digital
5. Air jernih
6. Butiran gula

D. Prosedur
1. Membuat larutan gula dengan konsentrasi 1%, 2%, 3%, 4%, 5% dengan cara
menimbang gula dengan neraca digital sebanyak 1-5 gr lalu diletakkan ke dalam 5 gelas
kimia yang berbeda. Kemudian mengisi gelas kimia dengan air jernih masing-masing
sebanyak 100 ml. lalu mengaduk pelarut dan zat terlarut menggunakan stirrer magnetic
hingga semua gula larut.
2. Menyiapkan alat polarimeter dengan membersihkan tabung yang akan diisi oleh larutan.
Serta menghidupkan alat polarimeter tersebut.
3. Memasukkan larutan ke dalam tabung pengamatan lalu memasukkan ke dalam alat
polarimeter kemudian mengamati sudut putarnya.
4. Mengeluarkan larutan yang telah diamati kemudian membersihkan tabung dengan air
jernih.
5. Mengulangi tahap ke tiga hingga ke 5 larutan dengan konsentrasi berbeda telah selesai
diketahui sudut putarnya.
E. Data
Tabel 1. Sudut putar (∝) larutan dengan konsentrasi tertentu
Konsentrasi Sudut putar
1% 61,4
2% 99,1
3% 108,4
4% 109,6
5% 124,3
F. Analisi Data
Hubungan antara konsentrasi larutan dengan sudut putar sesuai dengan tabel 1
menunjukkan bahwa semakin besar konsentrasi gula pada suatu larutan maka sudut putar
polarisasi juga akan semakin besar. Hal ini dikarenakan semakin tinggi konsentrasi zat terlarut
maka akan bertambah juga banyaknya zat optis aktif pada larutan itu. Akibatnya sinar
monokromatik yang dipolarisai juga semakin banyak. Hal itulah yang menyebabkan sudut
putar larutan semakin besar dari sudut putar larutan murni.
Dilihat dari tabel 1 hubungan antara konsentrasi gula dalam larutan dengan sudut putar
berbanding lurus maka grafik yang terbentuk seharusnya linier sempurna. Maka keabsahan
percobaan polarimeter dapat dilihat dari grafik yang terbentuk. Semakin absah percobaan
semakin linier grafik yang terbentuk. Sedangkan pada Gambar 1 grafik yang terbentuk tidak
linier sempurna. Grafik ini menandakan bahwa terpadat kesalahan pada percobaan polarimeter
ini. Lihat Grafik 1.

Gambar 1. Hubungan konsentarsi larutan dengan besar sudut putar


G. Pembahasan
Tabel 2. Perbandingan konsentrasi percobaan dan hitungan
Sudut putar Konsentrasi sesuai percobaan Konsentrasi sesuai hitungan
Nama (°) gr/ml gr/ml
a 61,4 1 5,5
b 99,1 2 9
c 108,4 3 9.9
d 109,6 4 9.9
e 124,3 5 11.2
*)Hitungan terlampir
Dari tabel 2 dapat kita ketahui bahwa semakin besar konsentrasi gula pada larutan maka
perubahan sudut putar akan semakin besar. Karena semakin banyak zat optis aktif yang ada
di dalam larutan. Sehingga aktivitas zat optis semakin meningkat yang mengakibatkan
cahaya yang masuk semakin banyak yang mengalami polarisasi.
Dari tabel 2 diketahui bahwa terjadi penyimpangan konsentrasi yang sangat besar.
Konsentrasi hitungan berkali lipat dibandingkan dengan konsentrasi larutan yang dibuat
pada awal percobaan. Namun perbedaan konsentrasi antara larutan yang pertaman diuji
sudut putar dengan larutan berikutnya tidak terlalu banyak. Hal ini mengindikasikan adanya
kesalahan pada saat percobaan dilakukan.
Kesalahan pada percobaan yang mungkin terjadi sehingga mempengaruhi hasil
percobaan antara lain,
a. Kurang memahami cara kerja dari polarimeter sehingga terjadi kesalahan dalam
menentukan sudut putar yang telah sesuai.
b. Kurang memahami cara membaca skala polarimeter dan terdpat kesalahan
pembacaan skala
c. Tidak membersihkan tabung polarimeter hingga benar-benar bersih setelah
melakukan uji larutan pertama, sehingga ketika larutan berikutnya di uji konsentrasi
larutan bertambah.
d. Terjadi kesalahan dalam proses pernghitungan konsentrasi

H. Kesimpulan
Besarnya sudut putar sebanding dengan semakin banyaknya konsentrasi zat terlarut
bersifat optis dalam larutan karena zat ini dapat memutar bidang getar.
Kebersihan alat berpengaruh pada ketepatan dalam perhitungan konsentrasi zat.
I. Lampiran (Analisis dan tugas)
1. Analisis Hitungan
i.1 Konsentrasi larutan gula
i. a = (a)Dt x L x C / 100
61,4 = 66,52 x 1,65 x C /100
61,4 x 100 = 109,76 x C
6140/109,76 =C
55,9 gr/100 ml =C
5.59 ± 0,037 gr/ml =C
2 2 2
∆ C=
√| 1 2
x x 0,025 +
(aDt) x L x 100 3 || −a 2
x x 0,05 +
(a D t) x L x 100 3
2 || a 2
x x 0,05
(aDt ) x L x 100 3
2

2
|
2

∆ C=0,037 gr /ml
∆ C=
√| 1 2
x x 0,025 +
(66,52) x 1,65 x 100 3 || −61,4 2
x x 0,05 +
(66,52) x 1,65 x 100 3
2 || 2
61,4
(66,52) x 1,6
ii. a = (a)Dt x L x C / 100
99,1 = 66,52 x 1,65 x C /100
99,1 x 100 = 109,76 x C
9910/109,76 =C
90 gr/100 ml =C
9,0 ± 0,00018gr/ml =C
2 2 2
∆ C=
√| 1 2
x x 0,025 +
(aDt) x L x 100 3 ||−a 2
x x 0,05 +
(a D t) x L x 100 3
2 || a 2
x x 0,05
(aDt ) x L x 100 3
2

2
|
2

∆ C=0,00 01 8 gr /ml
∆ C=
√| 1 2
||
x x 0,025 +
(66,52) x 1,65 x 100 3
−99,1 2
||
x x 0,05 +
(66,52) x 1,65 x 100 3
2 2
99,1
(66,52) x 1,6

iii. a = (a)Dt x L x C / 100


108,4 = 66,52 x 1,65 x C /100
108,4 x 100 = 109,76 x C
10840/109,76 =C
99 gr/100 ml =C
9,9 ± 0,0019 gr/ml =C
2 2 2
∆ C=
√| 1 2
x x 0,025 +
(aDt) x L x 100 3 ||−a 2
x x 0,05 +
(a D t) x L x 100 3
2 || a 2
x x 0,05
(aDt ) x L x 100 3
2

2
|
2

∆ C=0,00019 gr /ml
∆ C=
√| 1 2
||
x x 0,025 +
(66,52) x 1,65 x 100 3
−108,4 2
||
x x 0,05 +
(66,52) x 1,65 x 100 3
2
108,4
(66,52)2 x 1,6
iv. a = (a)Dt x L x C / 100
109,6 = 66,52 x 1,65 x C /100
109,6 x 100 = 109,76 x C
10960/109,76 =C
99 gr/100 ml =C
9,9 ± 0,0002 gr/ml =C
2 2 2
∆ C=
√| 1 2
x x 0,025 +
(aDt) x L x 100 3 || −a 2
x x 0,05 +
(a D t) x L x 100 3
2 || a 2
x x 0,05
(aDt ) x L x 100 3
2
2 |
2

∆ C=0,0002 gr /ml
∆ C=
√| 1 2
x x 0,025 +
(66,52) x 1,65 x 100 3 || −109,6 2
x x 0,05 +
(66,52) x 1,65 x 100 3
2 || 109,6
(66,52)2 x 1,6

v. a = (a)Dt x L x C / 100
124,3 = 66,52 x 1,65 x C /100
124,3 x 100 = 109,76 x C
12430/109,76 =C
113 gr/100 ml =C
11,3 ± 0,00028 gr/ml =C
2 2 2
∆ C=
√| 1 2
||
x x 0,025 +
(aDt) x L x 100 3
−a 2
||
x x 0,05 +
(a D t) x L x 100 3
2
a 2
x x 0,05
(aDt ) x L x 100 3
2
2 |
2

∆ C=0,00028 gr /ml
∆ C=
√| 1 2
||
x x 0,025 +
(66,52) x 1,65 x 100 3
−124,3 2
||
x x 0,05 +
(66,52) x 1,65 x 100 3
2
124,3
(66,52)2 x 1,6
2. Tugas
P1. Konsep fisis dari polarisasi adalah proses menguraikan cahaya polikromatik menjadi
cahaya monokromatik yang arah getarnya tegak lurus dengan aah rambat dari cahay
tersebut.
P2. Zat optis aktif adalah suatu zat kimia yang memiliki struktur atom karbon asimetris
yang dapat memutar bidang cahaya terpolarisasi untuk mempertahankan struktur
kimianya.
P3. Polarimeter biasa mengindikasikan sudut putar hanya dengan gelap dan terang saja.
Warna gelap saat sudut putar belum tepat, dan warna terang ketika sudut putar telah
sesuai. Sedangkan polarimeter tripel shadow menghasilkan tiga garis berbeda pada satu
waktu. Ketika warna gelap diapit oleh dua warna terang di sisinya. Saat itulah sudut
putar telah sesuai. Maksud dari sudut putar telah sesuai adalah ketika cahaya yang
masuk ke polarisatir dapat ditanggkap bukannya dibelokkan sehingga cahaya dapat
diteruskan ke mata.
P4. Fungsi dari refractometer adalah untuk menguji kebenaran konsentrasi dari suatu zat
yang akan diuji
Daftar Pustaka
Tim Praktikum Fisika Dasar,2017. Modul Praktikum Fisika untuk Biologi.Malang:Universitas Negeri
Malang
Wibowo.B.A Alat Uji Kualitas Madu Menggunakan Polarimeter Dan Sensor Warna. JURNAL
TEKNIK ITS 5(1),28””33 (2016) ISSN: 2337-3539 (httos://scholar,google.co.id/scholar?
hl+id&as_sdt=0%2C5&q=jurnal+uji+kualitas+madu&btnG=#d=gs_qabs&u=%23p
%3DroKegp0BcggJ)
Halliday,Resnick,Walker.Fisika Dasar (Volume 2).Penerbit Erlangga
Polairimetry

Anda mungkin juga menyukai