Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM

FOTOGRAMETRI TERAPAN
ACARA 1

Disusun Oleh:
Kelompok 4
1. Arif Ihsan NIT. 17263011
2. Mega Milova L. Tjan NIT. 17263029
3. Yuli Ardiyanto Wibowo NIT. 17263048
4. Kadek Junarta NIT. 17263062
Semester V/ Perpetaan

Dosen Pengampu :
Harvini Wulansari, S.T., M.Sc.

PROGRAM STUDI DIPLOMA IV PERTANAHAN

SEKOLAH TINGGI PERTANAHAN NASIONAL

YOGYAKARTA

2019
ACARA 1

LATIHAN PENGAMATAN STEREOSKOPIS MENGGUNAKAN ALAT


STEREOSKOP SAKU

A. Tujuan
1. Mahasiswa dilatih untuk dapat melakukan pengamatan stereoskopis pada
stereogram dan foto udara bertampalan format kecil;
2. Mahasiswa dapat melakukan pengamatan kesan kedalaman;
3. Memperkenalkan alat stereoskop saku dan cara penggunaannya;
4. Menentukan basis mata dan basis alat.
B. Alat dan Bahan
1. Stereoskop Saku Merk SOKHISHA PS 4A
2. Stereogram (template)

C. Dasar Teori
Pengamatan stereokopis pada dasarnya dimaksudkan untuk melihat kesan
kedalaman. Hal ini hanya dapat dilakukan dengan sepasang mata yang kurang
lebih sama kekuatannya. Pelaksanaannya memerlukan proses akomodasi dan
konvergensi mata, dimana akomodasi adalah penyesuaian focus mata pada
jarak yang berbeda-beda, sedangkan konvergensi mata adalah pengarahan garis
pandang ke obyek. Proses ini secara natural oleh mata disampaikan ke otak dan
melelahkan bagi mata, untuk itu berhentilah sejenak bila terasa capai.
Bentuk tiruan dari kenampakan obyek yang direkam dengan kedudukan
kamera yang berbeda dinamakan stereogram. Stereogram dapat dibuat
sedemikian rupa dengan menyesuaikan basis mata (60 - 65 mm), sehingga
dapat memberikan kesan kedalaman.
Stereoskop saku adalah salah satu alat yang dapat digunakan untuk
mengamati kenampakan stereoskopis. Alat ini memiliki kerangka lensa optik
dengan jarak lensa yang dapat digerakan disesuaikan dengan basis mata. Selain
itu alat ini juga meiliki kaki penyangga kerangka lensa yang dapat dilipat
sehingga memudahkan untuk penyimpanannya.
Dalam mengamati kenampakan stereoskopis dengan menggunakan
stereoskop saku terdapat dua bagian utama pada alat ini, yaitu :
1. Kerangka Lensa
Kerangka lensa terdiri dari dua lensa optik dan sebuah bingkai bidang
pengamat. Dari segi bentuknya kerangka lensa ini terdiri dari dua macam,
yaitu : kerangka dengan jarak lensa tetap dan kerangka dengan jarak lensa
dapat disesuaikan.

Kerangka dengan jarak


Kerangka dengan jarak
lensa tetap
lensa dapat disesuaikan
Gambar 1.1 Kerangka Lensa
2. Kaki penyangga
Kaki penyangga mempunyai fungsi untuk menyangga lensa dan
penyesuaian pandangan pengamat. Kaki penyangga ini dapat dilipat untuk
memudahkan dalam penyimpanannya. Dari segi bentuknya, kaki penyangga
ini terdiri dari dua macam, yaitu kaki penyangga dengan gerakan dan kaki
penyangga dengan menggerakkan tempat citra untuk penyesuaian jarak.

Kaki penyangga dengan Kaki penyangga dengan


gerakan menyamping menggerakkan tempat citra
Gambar 1.2 Kaki Penyangga
Kelebihan stereoskop ini adalah harganya yang murah, praktis dapat
dibawa ke mana-mana, faktor perbesarannya cukup besar. Kekurangan dari
stereoskop ini adalah daerah yang bisa diamati sangat terbatas. Berikut
karakteristik Stereoskop saku.
- Lebih murah daripada stereoskop cermin
- Cukup kecil hingga dapat dimasukkan ke dalam saku
- Terdiri dari susunan lensa convex yang sederhana
- Mempunyai faktor perbesaran yang cukup besar
- Mudah dibawa ke lapangan
- Daerah yang dapat dilihat secara stereoskopis sangat terbatas

Gambar 1.3 kenampakan stereoskopis saku

D. Langkah Kerja
1. Sebelum menggunakan stereoskop saku, mengukur terlebih dahulu basis
mata yang merupakan jarak dua titik pusat dua pupil mata dengan bantuan
cermin atau teman.
2. Menyesuaikan jarak dua lensa optik dengan basis mata dan dapat diatur
kembali ketika mengamati stereogram maupun foto udara bertampalan
format kecil.
3. Mengamati stereogram 1 dan 2 yang ada dengan stereoskop saku sehingga
terjadi fusi pada dua gambar dan muncul kesan kedalaman.
Menggambarkan kesan yang terlihat.
4. Mengamati stereogram ke 3 dan tuangkan kesan kedalaman yang anda
peroleh dengan mengurutkan nomor-nomor lingkaran kecil dimulai dari
yang tertinggi yaitu yang dekat dengan mata kita, berturut-turut sampai yang
terjauh dari mata kita.
5. Mengamati foto udara bertampalan format kecil yang ada dan menuliskan
kesan kedalaman yang diperoleh.

E. Hasil dan Pembahasan


Sebelum melakukan pengamatan, praktikan mengukur basis mata yaitu
jarak antara pupil mata kanan dan kiri, sehingga didapatkan hasil basis mata.
Basis mata yang didapatkan oleh praktikan masing-masing adalah:
1. Arif Ihsan : 6 cm
2. Mega Milova L. Tjan : 6 cm
3. Yuli Ardiyanto Wibowo : 6,5 cm
4. Kadek Junarta : 6,5 cm
Berdasarkan hasil pengukuran basis mata tersebut, maka praktikan
menyesuaikan jarak lensa dengan basis mata praktikan. Setelah itu, masing-
masing praktikan melakukan pengamatan terhadap 2 obyek pada stereogram.
1. Arif Ihsan
a. Stereogram 2.2

Gambar 1.4 Stereogram 2.2

Pada Streogram 2.2 apabila dilakukan pengamatan menggunakan


stereoskop saku maka bidang A, B dan C terlihat seperti lebih jelas dan
terlihat timbul.. titik pling menojol adalah bidang B karena terdapat 2
titik yg berbeda apabila kedua persegi di gabungkan sementara persegi
A dan D terlihat lebih jelas karena itu merupakan gabungan 2 titik yg
sama pada bidang persegi.
b. Stereogram 2.3

Gambar 1.5 Stereogram 2.3


Pada Streogram 2.3 apabila dilakukan pengamatan menggunakan
stereoskop saku maka lingkaran A dan B akan tampak seperti bulat
timbul di mana pusat titik tertinggi berada pada bagian tengah
lingkaran A dan bagian tengah lingkaran B selain itu sisi-sisi segi 5
yang berada di dalam lingkaran tampak seperti 3d karena seakan akan
menjadi timbul ketika di amati
Hasil penggabungannya dapat dilihat pada lampiran 1

2. Mega Milova L. Tjan


a. Stereogram 2.4

Gambar 1.6
Stereogram 2.4

Pada
stereogram 2.4 apabila dilakukan pengamatan menggunakan
stereoskop saku maka gambar di sisi kanan akan nampak menjadi satu
dengan gambar di sisi kiri sehingga muncul kesan kedalaman. Dari
hasil pengamatan tampak gambar 3 dimensi berbentuk seperti tabung
atau gelas terbalik dengan lingkaran dengan titik tengah O berada lebih
tinggi daripada lingkaran dengan titik tengah O’ dan titik A lebih tinggi
dari titik A’.
b. Stereogram 2.5

Gambar 1.7 Stereogram 2.5

Pada stereogram 2.5 apabila dilakukan pengamatan


menggunakan stereoskop saku maka gambar di sisi kanan akan
nampak menjadi satu dengan gambar di sisi kiri sehingga muncul
kesan kedalaman. Dari hasil pengamatan nampak gambar 3 dimensi
berbentuk 2 (dua) buah kubus dimana kubus sebelah kanan berada di
depan dan kubus sebelah kiri berada di belakang. Terdapat garis putus-
putus yang terlihat menjauh dari mata dan garis yang tebal mendekat
mata.
Hasil penggabungannya dapat dilihat pada lampiran 2

3. Yuli Ardiyanto Wibowo


a. Gambar 1

Gambar 1.8 Kenampakan Kawah

b. Gambar 2

Gambar 1.9 Kenampakan Sungai


Hasil penggabungannya dapat dilihat pada lampiran 3
4. Kadek Junarta
a. Stereogram 3

Gambar 1.10 Stereogram 3


Pada stereogram 3 apabila dilakukan pengamatan menggunakan
stereoskop saku maka gambar pada sisi kiri dan sisi kanan menjadi
satu. Kemudian terlihat gunung A dan obyek diatasnya lebih jauh.
Selain itu tulisan ZEISS dan AEROTOPO menjauh dan tulisannya
datar, sedangkan tulisan SYMBOL menjauh dan huruf miring. Tulisan
Photogrammetric dan Progrees mendekat dan miring.

b. Stereogram 4

Gambar 1.11 Stereogram 4

Pada stereogram 4 apabila dilakukan pengamatan menggunakan


stereoskop saku maka gambar di sisi kanan akan nampak menjadi satu
dengan gambar di sisi kiri sehingga muncul kesan kedalaman. Dari
hasil pengamatan huruf ‘SRA’ terlihat lebih tinggi dan dekat dari
semua symbol.
Hasil penggabungannya dapat dilihat pada lampiran 4

Adanya kesan kedalaman tersebut disebabkan oleh terjadinya fusi pada


dua gambar pada masing-masing stereogram yang diamati dengan stereoskop
saku. Sedangkan kesan kedalaman yang berbeda-beda yang tampak pada
masing-masing stereogram disebabkan oleh pertampalan gambar dan
kemampuan praktikan dalam mengamati penampakan 3 (tiga) dimensi yang
terlihat, karena pandangan 3 (tiga) dimensi dari hasil pengamatan stereoskop
muncul dalam otak sebagai akibat adanya perpaduan dua gambar dengan sudut
pandang yang berbeda.
Tidak setiap pengamat memiliki kemampuan yang sama dalam
menghasilkan sebuah gambaran tiga dimensional pada serangkaian foto udara
yang sama. Berberapa faktor seperti jarak pupil mata, jauh dekat kemampuan
fokus pandang, dan lain-lain adalah sangat berpengaruh terhadap kemampuan
seseorang menghasilkan gambaran tiga dimensional. Pertambahan usia seorang
pengamat juga memungkinkan perubahan kemampuan pengamat tersebut
dalam menghasilkan pandangan tiga dimensional.
F. Kesimpulan
Stereoskop saku adalah salah satu alat yang dapat digunakan untuk
mengamati kenampakan stereoskopis sehingga dapat memunculkan efek
kedalaman pada objek yang diamati. Apabila kesan kedalaman suatu objek
semakin rendah maka semakin jauh jarak dari lensa okuler sebaliknya, semakin
apabila kesan kedalaman suatu objek semakin tinggi maka semakin dekat jarak
dari lensa okuler. Kesan kedalaman yang berbeda-beda yang tampak pada
masing-masing stereogram disebabkan oleh pertampalan gambar dan
kemampuan praktikan dalam mengamati penampakan 3 (tiga) dimensi yang
terlihat.
Sebelum melakukan pengamatan stereoskopis dengan alat ini, kita harus
menyesuaikan dahulu antara basis mata dan basis alat. Seseorang dengan basis
mata yang lebar akan mengatur basis alat yang semakin besar pula. Demikian
pula dengan seseorang yang memiliki basis mata yang kecil akan mengatur
basis alat yang semakin kecil pula.
Dalam praktikum ini kita berlatih untuk mengamati stereogram, yang
setelah kita amati secara mendalam akan memberikan kesan tiga dimensi
sehingga kita dapat membedakan suatu objek yang terlihat dengan jelas. Kesan
yang ditimbulkan dari pengamatan stereoskopis dapat diperoleh kesan
perbedaan kedalaman atau ketinggian serta kesan perbedaan jarak objek satu
dengan objek lainnya.
DAFTAR REFERENSI

Fatmaraga, M. Adi. 2009. Latihan Pengamatan Stereoskopis. Laman Web :


https://dokumen.tips/documents/acara-1-55a823fc44407.html
Diakses pada 28 September 2018

Muhajir, A. 2011. Interpretasi Foto Udara dengan Stereoskop. Laman Web :


https://belajargeomatika.wordpress.com/2011/04/30/interpretasi-foto-udara-
dengan-stereoskop/
diakses pada tanggal 08 Oktober 2018

____, Modul Praktikum Fotogrametri Acara 2

Anda mungkin juga menyukai