Anda di halaman 1dari 21

A.

Tata Laksana Infrastruktur Pertanahan


Berdasarkan Permen ATR/Ka.BPN Nomor 38 Tahun 2016 bahwa tata laksana
Infrastruktur Pertanahan di Kantor Pertanahan Kabupaten Ketapang dilaksanakan
oleh Seksi Infrastruktur Pertanahan. Kemudian berdasarkan pasal 37 Permen ATR/
Ka.BPN Nomor 38 Tahun 2016, Seksi Infrastruktur Pertanahan mempunyai tugas
melakukan pengoordinasian dan pelaksanaan pengukuran dan pemetaan dasar,
pengukuran dan pemetaan kadatral, serta survei dan pemetaan tematik.
Berdasarkan pasal 38 Permen ATR/ Ka.BPN Nomor 38 Tahun 2016 Seksi
Infrastruktur Pertanahan mempunyai fungsi sebagai berikut:
1. Pelaksanaan pengukuran dan pemetaan dasar;
2. Pelaksanaan pengukuran batas administrasi, kawasan dan wilayah tertentu;
3. Pelaksanaan pembinaan tenaga teknis, surveyor, dan petugas survei dan
pemetaan tematik;
4. Pelaksanaan pengelolaan dan pemutakhiran peralatan teknis serta teknologi
pengukuran dan pemetaan;
5. Pelaksanaan pemeliharaan kerangka dasar kadastral di wilayahnya;
6. Pelaksanaan dan pengelolaan basis data geospasial pertanahan dan
komputerisasi kegiatan pertanahan berbasis data spasial;
7. Pelaksanaan pengukuran dan pemetaan kadastral, pembukuan serta pengelolaan
basis data dan informasi batas bidang tanah, ruang dan perairan;
8. Pelaksanaan survei dan pemetaan tematik pertanahan, perbatasan dan wilayah
tertentu; dan
9. Pelaksanaan bimbingan teknis, koordinasi, pemantauan, evaluasi dan pelaporan
di seksi Infrastruktur Pertanahan.
Seksi Infrastruktur Pertanahan terdiri dari:
1. Subseksi Pengukuran dan Pemetaan Dasar dan Tematik
Berdasarkan Pasal 40 ayat 1 Permen ATR/ Ka.BPN Nomor 38 tahun 2016,
Subseksi Pengukuran dan Pemetaan Dasar dan Tematik mempunyai tugas
melakukan penyiapan bahan bimbingan teknis, koordinasi, pemantauan,
pelaksanaan pengukuran dan pemetaan dasar, pelaksanaan pengukuran batas
administrasi, kawasan dan wilayah tertentu, pelaksanaan pembinaan tenaga
teknis, surveyor, dan petugas survei dan pemetaan tematik, pelaksanaan
pengelolaan dan pemutakhiran peralatan teknis serta teknologi pengukuran dan
pemetaan, pelaksanaan pemeliharaan kerangka dasar kadastral nasional di
wilayahnya, pelaksanaan dan pengelolaan dan pengelolaan basis data geospasial
pertanahan dan Komputerisasi Kegiatan Pertanahan berbasis data spasial, serta
pelaksanaan survei dan pemetaan tematik pertanahan, perbatasan dan wilayah
tertentu, serta evaluasi dan pelaporan.
2. Subseksi Pengukuran dan Pemetaan Kadastral
Berdasarkan Pasal 40 ayat 2 Permen ATR/ Ka. BPN No. 38 tahun 2016,
Subseksi Pengukuran dan Pemetaan Kadastral mempunyai tugas melakukan
penyiapan bahan bimbingan teknis, koordinasi, pemantauan, pelaksanaan
pengukuran dan pemetaan kadastral, pembukuan serta pengelolaan basis data
dan informasi batas bidang tanah, ruang dan perairan, serta evaluasi dan
pelaporan.

1. Jenis Pekerjaan/ Pelayanan/ Kegiatan


Jenis Kegiatan yang ada pada Seksi Infrastruktur Pertanahan pada Kantor
Pertanahan Kabupaten Ketapang antara lain:
a. Pelaksanaan Pengukuran dan Pemetaan Bidang Tanah untuk PNBP yaitu
Pengukuran dan Pemetaan Kadastral, Permohonan Pendaftaran Tanah
Pertama Kali Pengakuan/Penegasan Hak, Pemecahan Sertipikat,
Penggabungan Sertipikat dan Pemisahan Sertipikat, Pengembalian Batas,
Informasi pertanahan, Sertipikat pengganti hak atas tanah (karena blanko
lama, hilang, dan rusak).

b. Pelaksanaan Pengukuran dan Pemetaan Bidang Tanah untuk APBN yaitu


Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL) dan Program Strategis lainnya
seperti Pengadaan Tanah (Proda, Lintas Sektor UKM dan lain sebagainnya).

c. Pengarsipan Gambar Ukur (DI.107) dan Surat Ukur (DI.207). Waktu


penyelesaian pelaksanaan pelayanan pertanahan pada Seksi Survei,
Pengukuran dan Pemetaan mengacu pada Peraturan Kepala BPN Nomor 1
Tahun 2010 tentang Standar Pelayanan dan Pengaturan Pertanahan jo
Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/ Kepala Badan Pertanahan
Nasional Nomor 2 Tahun 2015 tentang Standar Pelayanan dan Pengaturan
Agraria, Tata Ruang dan Pertanahan Dalam Kegiatan Penanaman Modal.

Adapun jangka waktu jenis kegiatan yang ada pada Seksi Infrastrktur
Pertanahan pada Kantor Pertanahan Kabupaten Ketapang antara lain:
a. Pengukuran dan Pemetaan Kadastral, 12 (dua belas) hari kerja.
b. Pendaftaran Tanah Pertamakali Pengakuan/ Penegasan Hak, 38 (tiga puluh
delapan) hari kerja.
c. Pemecahan, Penggabungan dan Pemisahan Bidang, 15 (lima belas) hari kerja.
d. Informasi Pertanahan (Informasi Titik Koordinat), 3 (tiga) hari kerja.
e. Sertipikat pengganti hak atas tanah (karena blanko lama, hilang, dan rusak),
19 (sembilan belas) hari kerja.
f. Pengukuran Bidang Tanah untuk Keperluan Pengembalian Batas
1) 12 (dua belas) hari kerja untuk luasan tidak lebih dari 40 Ha
2) 30 (tiga puluh) hari untuk luasan lebih dari 40 Ha

Biaya penyelesaian pelayanan pertanahan pada Seksi Infrastruktur


Pertanahan Kantor Pertanahan Kabupaten Ketapang mengacu kepada Peraturan
Kepala BPN Nomor 128 Tahun 2015 tentang Jenis dan Tarif atas Jenis
Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Berlaku pada Kementerian Agraria dan
Tata Ruang/ Badan Pertanahan Nasional.
Alur pekerjaan pelayanan pada Seksi Infrastruktur Pertanahan yang
berkaitan dengan permohonan pengukuran adalah sebagai berikut :
a. Pemohon membawa dan menyerahkan berkas permohonan lengkap di Loket
II (loket penerimaan).
b. Petugas Loket II meneliti kelengkapan dokumen dan entry data permohonan
melalui aplikasi Komputerisasi Kantor Pertanahan (KKP), membuat dan
memberikan Surat Tanda Terima Dokumen (STTD) dan Surat Perintah Setor
(SPS). Menyerahkan dokumen ke Petugas Loket III
c. Petugas Loket III menerima biaya dari pemohon sesuai SPS, melakukan
pencatatan pada DI 305, membuat kuitansi (DI 306). Menyerahkan dokumen
ke petugas Loket II.
d. Petugas Loket II melakukan pencatatan DI 301, DI 302, mencantumkan
nomor dan tanggal DI 301 dan DI 302 pada STTD kemudian
menyerahkannya kembali kepada Pemohon. Menyerahkan berkas atau
dokumen permohonan ke Pelaksana Infrastruktur Pertanahan.
e. Petugas Administrasi menerima berkas lengkap dari Loket II dan meneliti
kelengkapannya, serta mencatat nomor berkas yang masuk. Selanjutnya,
petugas administrasi untuk membuat Surat Tugas Pengukuran sesuai dengan
arahan Kepala Sub Seksi Pengukuran dan Pemetaan Kadastral, dengan
mempertimbangkan berdasarkan beban kerja dari para petugas ukur.
f. Dokumen beserta Surat Tugas Pengukuran kemudian diserahkan kepada
Kepala Subseksi (Kasubsi) Pengukuran dan Pemetaan Kadastral untuk
menandatangani surat tugas.
g. Surat Tugas Pengukuran yang telah ditandatangani, berkas permohonan dan
Gambar Ukur diserahkan kepada petugas ukur yang ditugaskan.
h. Petugas ukur mempelajari Peta Pendaftaran sebelum melakukan pengukuran,
kemudian melakukan pengukuran sesuai lokasi yang dimohon dan
menggambar sketsa bidang tanah pada GU. Selanjutnya menyerahkan seluruh
dokumen hasil data lapangan kepada Petugas Pengolahan melalui
Koordinator Pengukuran.
i. Petugas pengolah data (drawer) melakukan pengolahan, memetakan bidang
tanah ke dalam Peta Pendaftaran, membuat Peta Bidang Tanah. Selanjutnya
berkas tersebut diserahkan kepada Petugas Pemetaan untuk dilakukan
pengecekan pemetaan digital dan pemeriksaan pemetaan manual serta
pencetakan Surat Ukur.
j. Kemudian diserahkan kepada Koordinator Pemetaan selanjutnya kepada
Kepala Subseksi (Kasubsi) Pengukuran dan Pemetaan Dasar dan Tematik.
k. Kasubsi Pengukuran dan Pemetaan Dasar dan Tematik melakukan
pemeriksaan pemetaan dan paraf pada peta bidang tanah dan surat ukur.
kemudian menyerahkan berkas permohonan ke Kasubsi Pengukuran dan
Pemetaan Kadastral.
l. Kasubsi Pengukuran dan Pemetaan Kadastral melakukan pengecekan kembali
data spasial dan tekstualnya pada Gambar Ukur (GU), peta bidang, Surat
Ukur (SU) serta pada aplikasi KKPWebnya. Kemudian melakukan paraf pada
Gambar Ukur (GU), peta bidang, dan Surat Ukur (SU). Berkas tersebut
kemudian diserahkan kepada Kepala Seksi Infrastruktur Pertanahan.
m. Kepala Seksi Infrastruktur Pertanahan melakukan paraf pada Gambar Ukur,
tandatangan pada peta bidang dan Surat Ukur (SU).
n. Kemudian berkas tersebut diserahkan kepada Petugas pengadministrasian
melakukan pembukuan dan penanggalan NIB serta pembukuan nomor Surat
Ukur dan Petugas arsip mengarsipkan berkas-berkas kelengkapan yang
menjadi arsip Seksi Infrastruktur Pertanahan serta melakukan penjilidan.
o. Petugas Loket IV untuk permohonan hak menyerahkan peta bidang.
p. Pelaksana Subsi Penetapan Hak tanah dan Pemberdayaan Hak Tanah
Masyarakat untuk permohonan penegasan konversi dan pengakuan hak
menyerahkan peta bidang dan surat ukur.
q. Pelaksana subsi pendaftaran hak tanah untuk permohonan pemecahan,
pemisahan, dan penggabungan menyerahkan surat ukur.
r. Petugas arsip untuk pengarsipan surat ukur dan gambar ukur.
s. Petugas Loket Penyerahan menerima berkas dan produk serta menyerahkan
produk pada pemohon.
Pelayanan lain yang memerlukan peran dari Seksi Infrastruktur Pertanahan
adalah pengecekan sertipikat terkait pemeliharaan data pendaftaran tanah
dimana bidang tanah terdaftar belum memiliki Nomor Induk Bidang (NIB) atau
bidang tanah belum terpetakan di Peta Pendaftaran yang terdapat di Kantor
Pertanahan sekaligus melakukan validasi bidang tanah baik yang sudah
dipetakan maupun yang baru akan dipetakan. Selain itu juga untuk penambahan
surat ukur spasial terhadap bidang tanah yang belum mempunyai surat ukur
spasial. Hal-hal tersebut dilakukan pada bidang tanah yang akan diajukan proses
pemeliharaan data dan belum mempunyai NIB, belum dipetakan dan belum ada
surat ukur spasial.
Alur dari Pengecekan Fisik Bidang Tanah dalam Rangka Pemeliharaan
Data Pertanahan sebagai berikut :

Cek kesesuaian sertipikat Cek Bidang Tanah sudah Bila tidak ada di belum
dengan Buku Tanah pada dipetakan, cek pada peta manual
dipetakan di Peta
KKPWeb atau diposisikan dari informasi
Pendaftaran
pada SU

Catat Nomor Lembar Peta Booking NIB pada Jika informasi lokasi masih
KKPWeb bila belum ada diragukan dilakukan ploting ke
Pendaftaran
NIB lapangan/lokasi

Entry data SU/GU pada Pemetaan Persil dan Penulisan NIB dan No.Peta
aplikasi KKPweb penambahan SU spasial Pendafatran pada SU &
Arsip

Persetujuan Kasubsi
Diserahkan ke loket Pengukuran dan Pemetaan
Dasar dan Tematik

Gambar 1. Bagan Alir Pengecekan Fisik Bidang Tanah dalam Rangka


Pemeliharaan Data Pertanahan
Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL) adalah kegiatan
pendaftaran tanah untuk pertama kali yang dilakukan secara serentak bagi
semua obyek pendaftaran tanah di seluruh wilayah Republik Indonesia dalam
satu wilayah desa/kelurahan atau nama lainnya yang setingkat dengan itu,
yang meliputi pengumpulan dan penetapan kebenaran data fisik dan data
yuridis mengenai satu atau beberapa obyek pendaftaran tanah untuk
keperluan pendaftarannya (PERMEN ATR/BPN Nomor 12 Tahun 2017).
Pengukuran bidang tanah PTSL di Kantor Pertanahan Kabupaten
Ketapang dilaksanakan oleh petugas ukur yang merupakan ASN maupun
oleh .Pengukuran dilakukan dengan menggunakan GNSS CORS yang
dipadukan dengan aplikasi Smart PTSL.
Aplikasi Smart PTSL digunakan karena sangat membantu dalam
pengukuran terutama dalam pengolahan dan pengelolaan databasenya. Dalam
pengelolaannya tidak hanya informasi spasial namun juga sekaligus
tekstualnya. Sehingga antara berkas fisik dan berkas yuridis dapat langsung
terintegrasikan dalam satu aplikasi. Hal tersebut meminimalisir kesalahan
dalam pencocokan data fisik dan data yuridis yang bisanya dilakukan secara
manual. Hasilnya pekerjaan yang dilakukan menjadi lebih cepat.
Berikut hasil penggunaan aplikasi smart PTSL yang dilakukan oleh
Taruna dalam membantu pengukuran PTSL tahun 2020 di 9 Desa dalam 1
Kecamatan.
Tabel 1. Volume pekerjaan pengukuran PTSL yang dilakukan pada Februari
2020 sampai dengan Juli 2020

No Pengukuran Pengukuran
Desa/Kelurahan K4
. K1 K3
1 TENGAH 88 62 809

2 KANTOR 95 22 0

3 MULIA BARU 74 14 0

4 SAMPIT 541 105 0

5 SUKAHARJA 568 148 124

6 SUKABANGUN 113 6 0

7 KALINILAM 457 5 263

8 PAYA KUMANG 191 1 117

9 SUKABANGUN DALAM 267 6 147

TOTAL 2394 369 1460

1
Penggunaan aplikasi Smart PTSL ini memudahkan dalam pengukuran
hingga pengolahannya, hal ini dikarenakangambar hasil pengukuran hanya
diperlu dieksport dan sudah terdapat informasi yang dibutuhkan jika pada
saat pengukuran pengisian atribut pada bidang lengkap.
Selain untuk pengukuran bidang tanah yang belum bersertipikat, juga
dilakukan ploting untuk bidang tanah yang sudah bersetipikat namun belum
dipetakan pada peta pendaftaran (K4).

a. Produk Smart PTSL


 Bidang Tanah yang diukur langsung tergambar

Gambar 1. Hasil pengukuran Smart PTSL


Sumber: Data Pengukuran PTSL 2020 Kantor Pertanahan Kabupaten Ketapang, 2020.
 Daftar Nominatif
Gambar 2. Daftar Nominatif Hasil Pengukuran Smart PTSL
Sumber: Data Pengukuran PTSL 2020 Kantor Pertanahan Kabupaten Ketapang, 2020.

Penggunaan aplikasi Smart PTSL ini hasil pengukurannya langsung


tergambar, termasuk juga dengan daftar nominatifnya. Dengan begitu maka
pengukuran dan pengolahan dapat dilakukan dengan lebih efektif dan efisien
baik dari segi waktu maupun sumber daya manusia.
Disamping pengukuran bidang juga dapat sekaligus melakukan deliniasi
terhadap batas wilayah (desa, RT, RW) maupun batas geografis seperti jalan,
sungai, saluran air dan sebaginya. Selain dari segi pengukuran dan pengolahan
dengan menggunakan aplikasi ini juga terdapat row data yang berisi informasi
mengenai status dari tiap batas bidang yang diukur.
Gambar 3. Row data Hasil Pengukuran Smart PTSL
Sumber: Data Pengukuran PTSL 2020 Kantor Pertanahan Kabupaten Ketapang, 2020.

Selain pekerjaan pengukuran PTSL juga terdapat pekerjaan pengukuran


untuk kegiatan rutin seperti pengukuran dan pemetaan kadastral, pemecahan,
dan penggabungan. Untuk tiap kegiatan tersebut dilakukan pra pengukuran
dimaksudkan agar setiap permohonan yang diukur diteliti terlebih dahulu
sebelum didaftarkan agar saat sudah didaftarkan tidak terdapat permasalahan
ataupun sanggahan yang dapat menghambat waktu jalannya berkas dan dapat
menjadi tunggakan.
Gambar4. Tampilan project pra pengukuran
Sumber: Data Kantor Pertanahan Kabupaten Ketapang, 2020.

Adapun alur kegiatan pra pengukuran:


a. Pemohon mengambil nomor antrian kemudian menuju loket 3
b. Setelah itu ke costumer service (CS) pengukuran untuk melengkapi
persyaratan, seperti fotocopy KTP, KK, mengisi form permohonan lampiran
13, surat pernyataan pemecahan, surat pelepasan hak, berita acara
pemasangan tanda batas, dan surat keterangan beda luas (untuk alas hak
SKT).
c. Setelah melengkapi persyaratan pada berkas permohonannya diberi cap dan
paraf sudah diperiksa oleh petugas CS.
d. Pemohon menyerahkan permohonan yang sudah diberi cap ke loket 3 untuk
diproses dan kemudian diberi kwitansi pra pengukuran
e. Petugas loket yang menerima berkas permohonan tersebut kemudian
mengekspedisikan ke Seksi Infrastruktur Pertanahan (IP)
f. Petugas di IP kemudian menginvent tiap permohonan dan dibuatkan surat
tugas dengan persetujuan dan pembagian petugas ukur yang dilakukan oleh
kepala sub seksi pengukuran dan pemetaan kadastral.
g. Setelah mendapat jadwal pengukuran dilakukan pengukuran, kemudian
diolah data hasil pengukuran, jika sudah clean dan clear dilanjutkan pada
petugas pemetaan
h. Jika sudah dipetakan kemudian diteruskan untuk persetujuan kepala sub
seksi pengukuran dan pemetaan kadastral dengan diberi paraf
i. Setelah itu oleh admin menyerahkan ke loket pendaftaran untuk di daftar dan
menghubungi pemohon untuk pembayaran PBNP.

Gambar 5. Detail berkas pra pengukuran


Sumber: Data Kantor Pertanahan Kabupaten Ketapang, 2020.
2. Volume Pekerjaan/ Target
Volume pekerjaan Seksi Infrastruktur Pertanahan adalah sebagai
berikut:
Tabel 2. Volume pekerjaan Seksi Infrastruktur Pertanahan Kantor Pertanahan
Kabupaten Ketapang Kabupaten Ketapang Tahun 2020
sampai dengan Juni 2020
No Dalam Persentase
Jenis Permohonan Jumlah Selesai
. Proses Penyelesaian
1 Pemecahan Bidang 683 518 165 76
Pengukuran Dan Pemetaan
2 103 62 41 60
Kadastral
Pengukuran Ulang Dan
3 10 6 4 60
Pemetaan Kadastral
4 Penggabungan Bidang 5 3 2 60
Pendaftaran Tanah Pertama Kali
5 4 4 0 100
Pemberian Hak
6 Pelepasan Sebagian Hak 3 0 3 0
7 Pengembalian Batas 1 0 1 0
Pengukuran Untuk Mengetahui
8 1 1 0 100
Luas
TOTAL 810 594 216 73

Sumber : Laporan Pekerjaan Pengukuran dan Pemetaan


Seksi Infrastruktur Pertanahan, 2020

Tabel 3. Volume pekerjaan Seksi Infrastruktur Pertanahan Kantor Pertanahan


Kabupaten Ketapang Kabupaten Ketapang Tahun 2020
sampai dengan Juni 2020

No Dalam Persentase
Jenis Permohonan Jumlah Selesai
. Proses Penyelesaian
1 Pemecahan Bidang 683 518 165 76
Pengukuran Dan Pemetaan
2 103 62 41 60
Kadastral
3 Pengukuran Ulang Dan 10 6 4 60
Pemetaan Kadastral
4 Penggabungan Bidang 5 3 2 60
Pendaftaran Tanah Pertama Kali
5 4 4 0 100
Pemberian Hak
6 Pelepasan Sebagian Hak 3 0 3 0
7 Pengembalian Batas 1 0 1 0
Pengukuran Untuk Mengetahui
8 1 1 0 100
Luas
TOTAL 810 594 216 73
Sumber : Laporan Pekerjaan Pengukuran dan Pemetaan
Seksi Infrastruktur Pertanahan, 2020

Tabel 4. Volume pekerjaan Seksi Infrastruktur Pertanahan Kantor Pertanahan


Kabupaten Ketapang Kabupaten Ketapang Tahun 2020
sampai dengan Juni 2020

No Dalam Persentase
Jenis Permohonan Jumlah Selesai
. Proses Penyelesaian
1 Ploting 683 518 165 76
2 Validasi bidang tanah 103 62 41 60
Pengukuran Ulang Dan
3 10 6 4 60
Pemetaan Kadastral
4 Penggabungan Bidang 5 3 2 60
Pendaftaran Tanah Pertama Kali
5 4 4 0 100
Pemberian Hak
6 Pelepasan Sebagian Hak 3 0 3 0
7 Pengembalian Batas 1 0 1 0
Pengukuran Untuk Mengetahui
8 1 1 0 100
Luas
TOTAL 810 594 216 73
Sumber : Laporan Pekerjaan Pengukuran dan Pemetaan
Seksi Infrastruktur Pertanahan, 2020

Tabel 4. Volume pekerjaan pada seksi Infrastruktur Pertanahan Kantor


Pertanahan Kabupaten Ketapang Kabupaten Ketapang Tahun 2020
sampai dengan Juni 2020
Sumber : Rekap Kegiatan Pekerjaan Pengukuran dan Pemetaan PTSL
No Pengukuran Pengukuran Validasi Entri
Desa/Kelurahan K4
. K1 K3 bidang Tektual SU
1 TENGAH 88 62 809 959 88

2 KANTOR 95 22 0 117 95

3 MULIA BARU 74 14 0 88 74

4 SAMPIT 541 105 0 646 541

5 SUKAHARJA 568 148 124 840 568

6 SUKABANGUN 113 6 0 119 113

7 KALINILAM 457 5 263 725 457

8 PAYA KUMANG 191 1 117 309 191

9 SUKABANGUN DALAM 267 6 147 420 267

10 BARU 764 764

11 NEGERI BARU 446 446

12 JELAYAN 405 405

13 SUKA MULYA 50 50

TOTAL 2394 369 1460 5888 4059


Seksi Infrastruktur Pertanahan, 2020

3. Sumber Daya Manusia (SDM)


Jumlah sumber daya manusia pada Seksi Infrastruktur Pertanahan pada
Kantor Pertanahan Kabupaten Ketapang yaitu 38 (tiga puluh delapan) Orang
Aparatur Sipil Negara. Dalam pelaksanaan pelayanan pertanahan, Seksi
Infrastruktur Pertanahan dibantu oleh 30 (tiga puluh) orang Pegawai Pemerintah
Non Pegawai Negeri dan 16 (enam belas) orang Surveyor Kadastral Berlisensi
dan Asisten Surveyor Kadastral.

Tabel 5. SDM di Seksi Infrastruktur Pertanahan Kantor Pertanahan Kabupaten


Ketapang per Tahun 2020
No. Jabatan Jumlah (orang)
1. Kepala Seksi Infrastruktur Pertanahan 1
2. Kepala Sub Seksi Pengukuran dan Pemetaan Dasar dan 1
Tematik
3. Kepala Sub Seksi Pengukuran dan Pemetaan Kadastral 1
4.
6
Aparatur Sipil Negara

10. Pegawai Pemerintah Non Pegawai Negeri 8


7. SKB dan ASK 3
Jumlah 20

Sumber : Data kepegawaian Kantor Pertanahan Kabupaten Ketapang, 2020

Berdasarkan Golongan, SDM Pegawai Negeri Sipil di Seksi Infrastruktur


Pertanahan terbagi menjadi:
Tabel 6. SDM PNS di Seksi Infrastruktur Pertanahan berdasarkan Golongan
No. Golongan Jumlah
1 Golongan IV 1
2. Golongan III 4
3. Golongan II 6
Jumlah 9
Sumber: Data kepegawaian Kantor Pertanahan Kabupaten Ketapang, 2020

4. Permasalahan
Permasalahan yang dihadapi dalam penyelesaian pekerjaan adalah:
a. Saat melakukan plotting dan validasi bidang tanah K4, terdapat bidang tanah
yang berada diluar batas desa.
b. Adanya sertipikat lama yang belum terpetakan.
c. Penggantian nomor hak, NIB, nomor SU sehingga terdapat banyak bidang yang
terploting 2 kali karena penomoran yang berbeda pada obyek yang sama
d. Bidang tanah yang sudah dipetakan pada peta pendaftaran tidak pada posisinya
e. Kegiatan pra pengukuran untuk permohonan pemecahan terdapat beberapa
ketidaksesuain mengenai pembagian bidangnya
B. Tata Laksana Infrastruktur Pertanahan

1. Permasalahan
Permasalahan yang terjadi di Seksi Infrastuktruk Pertanahan yaitu :
a. Saat melakukan plotting dan validasi bidang tanah K4, terdapat bidang tanah
yang berada diluar batas desa.
b. Adanya sertipikat lama yang belum terpetakan.
c. Penggantian nomor hak, NIB, nomor SU sehingga terdapat banyak bidang
yang terploting 2 kali karena penomoran yang berbeda pada obyek yang sama
d. Bidang tanah yang sudah dipetakan pada peta pendaftaran tidak pada posisinya
e. Kegiatan pra pengukuran untuk permohonan pemecahan terdapat beberapa
ketidaksesuain mengenai pembagian bidangnya

2. Analisis Masalah
Permasalahan yang terjadi di Seksi Infrastuktruk Pertanahan yaitu :
a. Saat melakukan plotting dan validasi bidang tanah K4, terdapat bidang tanah
yang berada diluar batas desa.
Pekerjaan ploting bidang tanah dilakukan dengan pengecekan lokasi bidang
tanah dilapangan kemudian dipetakan pada peta pendaftaran. Terdapat beberapa
desa yang batas administrasi desanya pada peta pendaftaran tidak sesuai dengan
yang dilapangan. Akibatnya pada saat dilakukan ploting dan pemetaan bidang
tanah tersebut tidak terbaca dan tidak dapat dilanjutkan karena berada diluar
batas desa.

b. Adanya sertipikat lama yang belum terpetakan.


Sertipikat tanah merupakan tanda bukti kepemilikan tanah dari suatu
subyek dan juga merupakan produk hukum. Sertipikat yang diterbitkan oleh
Kantor Pertanahan tidak dapat dipisahkan dari hasil pengukuran yang dilakukan
oleh Seksi Infrastruktur Pertanahan. Bidang Tanah hasil pengukuran tersebut
mempunyai kepastian obyek tanah dalam hal batas, letak dan luas.
Dengan perkembangan sistem adminitrasi pertanahan saat ini, sertipikat
lama yang sudah terbit namun belum terpetakan, sehingga dalam pelaksanaan
pemetaan terkendala akan penempatan bidang sertipikat lama. Oleh karena itu
setiap bidang tanah yang sudah bersertipikat harus dipetakan pada peta
pendaftaran.
Tabel 8. Kualitas data
JUMLAH JUMLAH JUMLAH JUMLAH JUMLAH JUMLAH JUMLAH
BT KW1 KW2 KW3 KW4 KW5 KW6
44975 28570 2476 216 7843 3452 2418
16072 12220 549 6 1395 1298 604
12940 8720 998 120 1563 978 561
13165 6186 801 12 2092 3325 749
3433 1223 131 8 1139 833 99
6119 1802 13 1 2507 1257 539
12891 7840 495 3 1979 2095 479
9045 7337 401 2 579 354 372
1980 1678 2 0 218 65 17
6805 5030 125 1 1335 212 102
7061 6123 250 2 442 74 170
5163 2646 201 13 1016 1084 203
9087 7718 8 0 659 599 95
12262 2875 1477 7 3734 3107 1062
5948 3709 117 1 855 1194 72
4253 2227 15 0 1693 265 53
4334 3246 16 0 745 230 97
1343 1099 11 40 79 34 80
176876 110249 8086 432 29873 20456 7772
Sumber: Aplikasi KKP Kantor Pertanahan Kabupaten Ketapang, 2020
c. Penggantian nomor hak, NIB, nomor SU sehingga terdapat banyak bidang yang
terploting 2 kali karena penomoran yang berbeda pada obyek yang sama.
Pada beberapa sertipikat ditemukan terjadinya penggantian nomor hak, NIB,
nomor SU sehingga jika bidang tanah tersebut sebelumnya sudah terpetakan
dengan atribut (NIB, Nomor Hak, Nomor SU) yang lama, kemudian dilakukan
penggantian nomor NIB/hak/SU pada tekstual KKP tanpa dibarengi dengan
pemetaan bidang yang sama maka bidang tanah itu akan terploting 2 kali dengan
atribut yang berbeda, yang lama dan yang baru
d. Bidang tanah yang sudah dipetakan pada peta pendaftaran tidak pada posisinya.
Bidang tanah yang sudah dipetakan pada peta pendaftaran belum tentu sudah
pada posisinya. Pada beberapa bidang tanah ditemukan tidak berada pada lokasi
atau posisinya. Banyak hal yang menyebabkan seperti itu diantaranya bidang
tanah berada diluar batas desa.
e. Kegiatan pra pengukuran untuk permohonan pemecahan terdapat beberapa
ketidaksesuain mengenai pembagian bidangnya.

5. Solusi
Solusi yang dilakukan dalam penyelesaian pekerjaan adalah:
a. Saat melakukan plotting dan validasi bidang tanah K4, terdapat bidang tanah
yang berada diluar batas desa.
Ploting bidang tanah dilakukan dengan pengecekan posisi pada lokasi bidang
tanah sekaligus memastikan telak administrasinya. Ketika bidang tanah
tersebut terdaftar pada desa A dan lokasi tanah tersebut pada desa B yang
merupakan desa pemekaran, maka dilakukan proses ganti desa ke desa B
kemudian baru dapat dipetakan. Adapun jika bidang tanah terdaftar dan berada
pada batas administrasi desa yang sama, namun batas desa pada peta
pendaftaran tidak sesuai maka dilakukan penyesuaian batas desa sesuai dengan
informasi yang diperoleh pada saat pengecekan lokasi di lapangan.
b. Adanya sertipikat lama yang belum terpetakan.
Sertipikat lama yang belum dipetakan, harus dilakukan pemetaan, baik
dengan cara kerja studio , maupun dengan cara pengecekan ke lapangan. Kerja
studio dilakukan jika bidang tanah tersebut dari KW 4 yang sudah mempunyai
surat ukur spasial, sehingga tidak perlu melihat surat ukurnya. Jika belum ada
surat ukur spasial maka diperlukan scan surat ukur ataupun dapat dilihat pada
scan peta lama yang sebelumnya sudah dilakukan digitasi. Tahap terakhir jika
sudah tidak dapat memposisikan bidang tanah tersebut dilakukan dengan
pengecekan ke lapangan.

c. Penggantian nomor hak, NIB, nomor SU sehingga terdapat banyak bidang yang
terploting 2 kali karena penomoran yang berbeda pada obyek yang sama.
Penggantian nomor pada sertipikat ditemukan pada beberapa sertipikat di
Kelurahan Tengah pada Kantor Pertanahan Kabupaten Ketapang, salah satu
alasannya karena terdapat doubel nomor hak, NIB, ataupun nomor SU yang
mana sertipikat tersebut terbit belum terdaftar dengan sistem seperti sekarang
ini. Penomorannya masih secara manual sehingga riskan terjadi hal tersebut.
Untuk itu nomor hak/NIB/nomor SU yang lama dihapus dari sistem
begitupun bidang tanah yang sudah di petakan dengan nomor tersebut.
Selajutnya dipetakan kembali dengan atribut yang baru.

Gambar 4. Scan Buku Tanah


Sumber: Arsip pada Kantor Pertanahan Kabupaten Ketapang, 2020.

d. Bidang tanah yang sudah dipetakan pada peta pendaftaran tidak pada posisinya.
Posisi bidang tanah yang tersebut dilakukan reposisi atau pemetaan persil
kembali pada posisinya.

e. Kegiatan pra pengukuran untuk permohonan pemecahan terdapat beberapa


ketidaksesuain mengenai pembagian bidangnya
Untuk itu setelah petugas ukur mengolah data menghubungi pemohon
untuk mengkonfirmasi dan memastikan hasil pemecahan yang telah diukur
sesuai. Verifikasi ini dilakukan sekaligus dengan dibuatkannya surat
persetujuan yang ditandatangani oleh pemohon.

Anda mungkin juga menyukai