Anda di halaman 1dari 2

Nama : Mega Milova L.

Tjan
NIT : 17263029
Semester :V
Jurusan : Perpetaan
TUGAS ADMINISTRASI PERKANTORAN

PERMASALAHAN DALAM PENGELOLAAN BARANG MILIK NEGARA

Barang Milik Negara atau yang biasa disingkat BMN ialah barang yang dibeli atau
diperoleh dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) ataupun dari perolehan lainnya
yang sah seperti hibah/sumbangan, pelaksanaan perjanjian/kontrak, berdasarkan ketentuan
undang-undang ataupun putusan pengadilan yang berkekuatan hukum tetap. BMN yang
merupakan aset/kekayaan negara harus dapat dikelola dengan sebaik mungkin agar dalam
menunjang pekerjaan suatu instansi dapat dimanfaatkan seoptimal mungkin. Oleh sebab itu,
dalam pengelolaan BMN yang berkualitas tidak hanya pada saat penggunaan dan
pemanfaatannya tetapi ditentukan sejak awal dengan melakukan inventarisasi dan pelaporan.
Untuk dapat mewujudkan hal itu masih terdapat kendala ataupun permasalahan yang dihadapi
terutama oleh pengelola BMN itu sendiri.

Permasalahan dari pengelolaan BMN salah satunya yaitu kurangnya pemahaman dari
pengguna BMN dalam menggunakan barang yang diberikan kepadanya. Contohnya, laptop yang
dibeli dari APBN yang digunakan oleh pengguna BMN karena anggapan bahwa barang yang
digunakan tersebut ialah barang negara maka dapat digunakan dengan seenaknya tanpa
memperhatikan perawatannya. Sehingga barang tersebut menjadi mudah rusak bahkan
dihilangkan. Selain kurangnya pemahaman mengenai penggunaannya juga tidak memiliki rasa
tanggung jawab. Akibatnya pengelola BMN akan kesulitan dalam melakukan
pengadministrasiannya. Ketika ada kerusakan ataupun kehilangan barang dan tidak dilaporkan
maka pengelola BMN akan kesulitan dalam melakukan inventarisasinya. Namun, pengguna
barang tersebut tetap mempunyai tanggung jawab untuk mengganti jika barang yang digunakan
hilang. Maka dari itu perlu perlu kejujuran dan kesadaran bersama dari pengguna barang,
sehingga BMN dapat dimanfaatkan secara optimal.

Akibat kurangnya pemahaman dan kesadaran dari pengguna BMN seperti pegawai yang
menggunakan BMN yang merasa barang tersebut seakan-akan menjadi barang pribadinya.
Sehingga saat pengguna BMN tersebut sudah pindah ataupun pension, barangnya masih tetap
dibawa dan belum dikembalikan. Meskipun sudah disurati tetapi masih tidak mengindahkannya
hingga perlu untuk mendatangi langsung dan mengambil barang yang dibawa tersebut.

Inventarisasi BMN dari hal yang paling kecil ialah dengan membuat daftar barang dalam
ruangan dimana setiap barang yang terdapat dalam suatu ruangan dicatat dan diberi
penomorannya. Barang tersebut ditak boleh dipindahkan ke tempat lain karena akan sangat
berpotensi untuk hilang yang akan menjadi temuan ketika terdapat pemeriksaan.

Selain itu, juga terdapat permasalahan dalam hal penghapusan BMN. Penghapusan BMN
dilakukan terhadap barang yang sudah rusak berat ataupun umurnya sudah tidak produktif lagi
sehingga tidak dapat digunakan lagi. Penghapusan ini wajib dilakukan terhadap BMN yang
mrupakan asset negara yang mempunyai nilai namun sudah tidak dapat dimanfaatkan agar tidak
tercatat lagi sebai asset negara. Namun, dalam hal penghapusan BMN tidak dapat dilakukan
dengan mudah barang yang akan dihapuskan harus memenui syarat dan wujudnya ada. Namun,
yang menjadi masalahnya ialah usulan penghapusan yang disampaikan penangannya lama
sehingga persetujuan penghapusannya juga semakin lama disetujui. Contohnya yang terjadi pada
Kantor Pertanahan Kabupaten Halmahera Selatan usulan penghapusan yang dibuat dan
dikirimkan sejak tahun 2017 hingga saat ini (2020) belum terbit persetujuan penghapusannya.
Maka barang tersebut masih tercatat sebagai asset negara

Anda mungkin juga menyukai