Anda di halaman 1dari 9

Laporan Praktikum Kartografi Analitik Nilai:

Acara I Waktu Praktikum


Kartometrik I Kamis, 11:00 WIB
Disusun oleh Asisten Tanggal
Faris Seiva Q Praktikum Praktikum
1. Amanda Kirana 11-03-2021
Y
2. Krisna Arum
Pembahasan
Kartometrik adalah penelusuran garis batas pada peta kerja dan
pengukuran posisi titik, jarak, serta luas cakupan wilayah dengan menggunakan
peta dasar dan peta-peta lain sebagai pelengkap (Brinker , Russell C . 1976).
Selain itu, solusi untuk percepatan penetapan batas wilayah adalah delineasi
batas kecamatan, desa/kelurahan melalui metode pemetaan partisipatif dengan
melibatkan perangkat pemerintahan dan masyarakat diatas peta kerja. Satuan
yang dihitung dari kenampakan bumi terdiri satuan Panjang, luas, dan volume
serta bentuk yang menyanggkut ketinggian, dan perubahan keruangan yang
disebabkan oleh waktu atau temporal.
Hal pertama yang dilakukan yaitu pengukuran horizontal yang dapat
ditampilkan dengan geografis dan UTM. UTM menggunakan grid metric pada
permukaannya untuk diproyeksikan dengan menentukan letak spasial dalam
peta. (Soedomo , A. S . 2003).
Pada lembar RBI wilayah Nglingi, dilakukan pengukuran dengan
mengamati objek garis, titik, dan area. Objek titik yang diamati yaitu makam dan
masjid, pada objek masjid didapatkan 056725 mT dan 913250mU dan untuk
pengukuran geografis nya didapatkan nilai 111º47’25” BT dan 07º39’29” LS.
Nilai tersebut didapatkan dari pengukuran yang dilakukan langsung pada peta
RBI dengan cara melakukan pengukuran titik mesjid terhadap garis
geografisnya. Pada nilai perbandingannya dikalikan dengan nilai antar garis,
garis geografis memiliki nilai 30 tiap satuan dan UTM memiliki nilai 1000 antar
garis. Perhitungan posisi horizontal garis diambil dua titik, garis yang diukur
adalah garis batas desa dan sungai dengan posisi yang relatif antar garisnya.
Untuk menentukan posisi vertical digunakan dengan menentukan
ketinggian tempat bagian dasar pengukuran ketinggian, yaitu permukaan datum
elipsoid, muka rata-rata air laut. Pada peta di ambil dari inti bumi berbentuk
ellipsoid dengan pembesaran sehingga radius bumi lebih besar dibanding kutub.
(Wongsotjitro, Soetomo. 1991).
Posisi Vertical dibagi menjadi dua, yaitu relatif dan absolut. Posisi relatif
dapat dibandingkan dengan ketinggian antar kedua objek. Posisi vertical absolut
dapat dilihat dari titik terhadap garis kontur yang berdekatan.
Kesimpulan
Untuk melakukan pengukuran koordinat dapat dilakukan dengan
menggunakn grid UTM dan Geografis. Caranya dengan melakukan perhitungan
langsung di peta dengan menghitung suatu objek terhadap garis UTM dan
Geografis yang terdekat kemudian dibagi dengan jarak antar garis, kemudia
dikalikan dengan nilai grid geografis ataupun UTM.

Referensi
Wongsotjitro, Soetomo. 1991. Ilmu Ukur Tanah. Yogyakarta: Kanisius.

Hasna, N. R., Setiawan, A., & Parhusip, H. A. (2018). Penentuan Lokasi


Lumbung Pangan Berdasarkan Gravity Location Models dengan Koordinat UTM
di Provinsi Maluku Utara. Jurnal Sains dan Edukasi Sains, 1(2), 7-16.

Adil, Ahmat, and S. Kom. Sistem Informasi Geografis. Penerbit Andi, 2017.


Lampiran 1
Lampiran 2

No Relatif Absolut 2010 2019


1 Sungai 584753.79
tererosi m E dan
menjadi 9204815.56
sungai mS
terabrasi
(Objek
Garis)

2 Persawahan 585394.04
menjadi m E dan
Perkebunan 9204253.93
semusim mS
(Area)

Lahan 583185.69
Kosong m E dan
menjadi 9206102.07
Peumahan mS
(Area)

Jalan 582720.79
menjadi m E dan
pemukiman 9205081.99
(Garis) mS
Objek 583026.13
Rumah m E dan
bertambah 9205321.87
(Titik) mS

Sawah 584249.29
Menjadi m E dan
Gudang 9204574.79
(Titik) mS

Anda mungkin juga menyukai