Anda di halaman 1dari 7

DoubleClick: Journal of Computer and Information Technology E-ISSN: 2579-5317

P-ISSN: 2685-2152
Vol. 4, No. 2, February 2021, Pages 115-121 http://e-journal.unipma.ac.id/index.php/doubleclick

Penelitian ini berlandaskan pada masalah data radar di lokasi studi kasus, yaitu
Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN). Sistem sebelumnya yang sudah
dibangun menggunakan radar kapal untuk mendeteksi cuaca yang diberi nama
SANTANU. Terkadang saat pengamatan terjadi gangguan gangguan yang menyebabkan
radar tidak menghasilkan data secara utuh sehingga sistem ini menghasilkan data yang
tidak normal. Penelitian ini bertujuan untuk bisa mengenali data data yang tidak normal
tersebut, sehingga jika dalam pengamatannya sering muncul data tidak normal dapat
dilakukan penanganan pada radar cuaca tersebut. Hasil yang didapatkan dengan
menggunakan algoritma CNN didapat nilai akurasi latih (training accuracy) sebesar 98.2%
dan 96.6% pada akurasi validasi. Hasil ini menunjukan data yang sudah diklasifikasi
menggunakan algoritma CNN menghasilkan akurasi yang baik.

- CNN, Klasifikasi, Data, Radar dan Cuaca

pengguna dalam bentuk citra radar


Penyajian informasi cuaca saat ini melalui website.
dimanfaatkan oleh masyarakat untuk Masalah yang terjadi saat ini data
keperluan di berbagai sektor, misalnya yang dihasilkan oleh sistem SANTANU
dibutuhkan untuk prakiraan terkadang tidak normal ini disebabkan
keberangkatan unuk kunjungan wisata, karena radar mengalami gangguan dan
mencari ikan di laut dan sebagainya. menghasilkan data yang tidak utuh
Berbagai macam metode yang sehingga sistem mengeluarkan data yang
dikembangkan untuk melakukan tidak normal dan menyajikan informasi
prakiraan cuaca meliputi metode yang tidak sesuai dengan kondisi cuaca
stokastik dan deterministik. Di Lembaga di lapangan.
Penerbangan dan Antariksa Nasional Sebelumnya gangguan ini hanya
(LAPAN) dikembangkan sistem bernama bisa dideteksi melalui pengamatan visual
SANTANU (Sistem Pendeteksi Hujan secara manual. Untuk mendeteksi
Spasial) sistem ini dimanfaatkan untuk gangguan lebih cepat diperlukan sebuah
pengamatan cuaca secara real-time hujan teknik untuk mengenali data data yang
yang sedang terjadi di sekitar area radar. tidak normal sehingga bisa cepat tindak
Informasi yang disajikan kepada lanjuti apabila sistem mengeluarkan data
tidak normal dalam jumlah yang banyak.

Klasifikasi Data Radar....(Ihsan)| 115


DoubleClick: Journal of Computer and Information Technology E-ISSN: 2579-5317
P-ISSN: 2685-2152
Vol. 4, No. 2, February 2021, Pages 115-121 http://e-journal.unipma.ac.id/index.php/doubleclick

Teknik klasifikasi dapat digunakan jaringannya. Deep learning adalah


untuk mengelompokan data yang cabang dari Machine learning yang dapat
bertujuan untuk memudahkan untuk mengajarkan komputer untuk melakukan
mendeteksi data data yang tidak normal. pekerjaan selayaknya manusia, seperti
Klasifikasi merupakan bagian dari komputer dapat belajar dari proses
Machine Learning. Salah satu teknik training (Li Deng and Dong, 2013). CNN
klasifikasi yang umum digunakan untuk berbentuk sebuah layer yang memiliki
sebuah citra dapat menggunakan susunan 3D (lebar, tinggi dan kedalaman)
Algoritma Convolutional Neural Network []. Ukuran layer digambarkan dengan
(CNN). Algoritma CNN dapat melakukan sebuah lebar dan tinggi objek, sedangkan
pengenalan citra dan menghasilkan jumlah layer digambarkan dengan
akurasi yang menyaingi manusia pada kedalaman objek. Secara umum CNN
dataset tertentu dibagi menjadi 2 layer, yaitu : Layer
Berdasarkan kasus yang sudah ekstraksi : layer ini berada pada awal
dipaparkan, maka peneliti akan arsitektur tersusun atas beberapa layer.
menyelesaikan permasalahan yang ada Setiap layer tersusun atas neuron yang
dengan cara melakukan “Klasifikasi Data saling terhubung dengan local region
Radar Menggunakan Algoritma CNN”. sebelumnya. Layer Klasifikasi : layer ini
Hasil penelitian ini diharapkan dapat tersusun atas beberapa layer. Setiap layer
bermanfaat dan membantu menangani tersusun atas neuron yang saling
gangguan gangguan yang terjadi pada terhubung secara penuh dengan layer
radar. Penelitian dilakukan dengan lainnya.
menggunakan library tensorflow dan Penelitian sebelumnya melakukan
keras yang ada di python. klasifikasi citra menggunakan CNN pada
Caltech 101 (Eka Putra, 2016). Hasil yang
didapat dengan menggunakan CNN
Secara keseluruhan, klasifikasi citra yang
SANTANU adalah suatu sistem dilakukan menghasilkan persentase
pemantauan hujan spasial, sebuah kebenaran antara 20% sampai 50%.
pengembangan teknologi x-band radar Penelitian lainnya melakukan penerapan
yang dikembangkan menjadi radar algoritma CNN untuk klasifikasi citra
deteksi hujan oleh LAPAN (Ari Nugroho buah (Maulana and Rochmawati, 2019)
and Sinartra, 2018). Sistem ini mampu dan jenis kendaraan (Fadlia and Kosasih,
melakukan pengamatan dengan resolusi 2019). Dilihat dari kesimpulan penelitian-
yang cukup tinggi dengan resolusi penelitian tersebut membuktikan bahwa
spasial sebesar 240 meter x 240 meter algoritma CNN memiliki akurasi yang
dan resolusi temporal sebesar dua menit, baik untuk klasifikasi sebuah
dengan daerah cakupan yang cukup luas citra/gambar.
kurang lebih 44 kilometer.
Sistem ini mengolah sinyal yang
ditangkap oleh radar dan menyajikannya Python adalah bahasa
melalui website dengan alamat pemrograman interpretatif multiguna
santanu.sains.lapan.go.id dalam bentuk dengan filosofi perancangan yang
citra spasial diatas peta sehingga berfokus pada tingkat keterbacaan kode.
pengguna dapat mengetahui kondisi (Syahrudin and Kurniawan, 2018). Multi
hujan di daerah skala perkotaan. paradigm pemrograman didukung oleh
python. Python menyediakan berbagai
macam fitur, salah Bahasa pemrograman
Convolutional Neural Network yang dinamis dan dilengkapi dengan
(CNN) adalah pengembangan dari manajemen memori secara otomatis.
Multilayer Perceptron (MLP) yang Saat ini, python dapat dijalankan di
dirancang untuk mengolah data dua berbagai platform, diantaranya adalah :
dimensi (Eka Putra, 2016). Convolutional Java Virtual Machine, Palm, Amiga,
Neural Network (CNN) termasuk dalam Windows, Mac OS dan Linux/Unix.
jenis deep learning karena kedalaman

116 | Klasifikasi Data Radar....(Ihsan)


DoubleClick: Journal of Computer and Information Technology E-ISSN: 2579-5317
P-ISSN: 2685-2152
Vol. 4, No. 2, February 2021, Pages 115-121 http://e-journal.unipma.ac.id/index.php/doubleclick

Python didistribusikan dengan sistem. Tensorflow merupakan salah


beberapa lisensi yang berbeda dari satu library untuk data science paling
berbagai macam versi, namun python populer dengan memiliki jumlah
tidak bertentangan baik menurut definisi pengembang dan komunitas yang besar.
Open Source maupun General Public
License (GPL).

Secara garis besar, proses


Keras Framework merupakan klasifikasi data radar menggunakan
sebuah perangkat lunak yang berjalan Algorima CNN dimulai dari pengumpulan
diatas platform Python (Chollet, 2017) data di lapangan. Data tersebut
untuk mendukung proses komputasi digunakan sebagai dataset untuk
cerdas diantaranya adalah untuk dilakukan proses dan .
pengenalan citra (gambar) (Santoso and Proses preprocessing selanjutnya
Ariyanto, 2018), Konversi dilakukan perancangan model Algoritma
Formulir(Saputra, Naf’an and CNN dan dilanjutkan dengan melakukan
Nurrochman, 2019) dan Klasifikasi pengujian model. Setelah model diuji
(Sukardi1, Zainal Arifin2, 2017). Keras maka akurasi akan didapatkan. Tahap
merupakan neural network library yang akhir adalah menguji algoritma CNN
mudah digunakan ( , dengan menggunakan
2020). Fitur yang menonjol dari Keras
yaitu: Keras menggunakan TensorFlow
dan Theano sebagai backendnya. Keras
dapat berjalan lancar di kedua CPU dan
GPU. Keras mendukung hampir semua
model jaringan saraf – sepenuhnya
terhubung, konvolusional, pooling,
recurrent, embedding, dan lain lain.
Selanjutnya, model ini dapat
dikombinasikan untuk membangun
model yang lebih kompleks. Keras adalah
kerangka kerja berbasis Python, yang
membuatnya mudah untuk dideteksi dan
dijelajahi atau dipelajari.
Penelitian terdahulu melakukan
klasifikasi gambar dengan judul
“Implementasi Deep Learning Berbasis
Keras Untuk Pengenalan Wajah” (Santoso
and Ariyanto, 2018). Hasil dari penelitian
tersebut menunjukan proses training
dengan menggunakan Convolutional
Neural Network menghasilkan tingkat
akurasi kecocokan data sebesar 98.57%
dan 90.57%

Tensorflow adalah framework


machine learning yang bersifat open
source yang didukung oleh Google
dalam rangka pengembangan penelitian
berbasis komputer cerdas(Abadi , Gambar 1. Proses Klasifikasi
2016). Tensorflow menyediakan Menggunakan CNN
antarmuka untuk mengekspresikan Pengumpulan data
algoritma machine learning secara Data dikumpulkan langsung dari
fleksibel dan dapat berjalan diberbagai sistem SANTANU yang berada di kantor

Klasifikasi Data Radar....(Ihsan)| 117


DoubleClick: Journal of Computer and Information Technology E-ISSN: 2579-5317
P-ISSN: 2685-2152
Vol. 4, No. 2, February 2021, Pages 115-121 http://e-journal.unipma.ac.id/index.php/doubleclick

LAPAN PSTA di pasteur, Bandung. Data beberapa parameter lainya yang


berasal dari pengamatan tahun 2018 dan diperlukan.
2019. dari data ini kemudian diambil Klasifikasi CNN
sampel untuk dijadikan data latih dan Diproses ini data yang telah
data uji. Sampel yang digunakan total disiapkan akan digunakan untuk
sebanyak 1600 data untuk training dan melakukan dengan kelas yang
100 data untuk validasi. telah ditentukan yaitu data normal dan
data tidak normal, dan akan
menghasilkan sebuah model. Model ini
kemudian akan digunakan dalam testing
dan jika terbukti baik bisa
diimplementasikan ke dalam sistem
Gambar 2. Contoh Sampel Data dari santanu
SANTANU Pengujian
Proses ini akan menguji model yang
Pembagian Data telah hasilkan sebelumnya kemudian
Data yang dikumpulkan kemudian diuji dengan data uji yang telah
dibagi menjadi dua bagian yaitu data uji disiapkan. Data uji ini akan mewakili
dan data latih dimana masing masing data data baru yang nantinya dihasilkan
memiliki dua kelas klasifikasi yaitu oleh sistem SANTANU bertujuan untuk
klasifikasi data normal dan data tidak mengecek tingkat akurasi pada
normal dengan persentase tertentu. Data implementasi sesungguhnya. Tahap akhir
uji akan digunakan dalam proses adalah melakukan pengujian algoritma
training model sedang data latih akan CNN menggunakan Confusion Matrix.
digunakan pada proses testing setelah
model terbentuk.
Pra proses data Pengumpulan Data
Sebelum melakukan training data Dataset yang digunakan dalam penelitian
terlebih dahulu harus diproses atau ini merupakan dari sistem SANTANU
dipersiapkan, data dipersiapkan dengan yang berada di kantor PSTA, dan dibagi
cara mengubah ukuran data menjadi 200 menjadi dua kelas yaitu kelas data tidak
pixel x 200 pixel dan mengubah citra normal dan kelas data normal dengan
menjadi grayscale karena yang klasifikasi pembagian seperti yang tertera pada
akan berfokus pada bentuk data bukan Tabel 1
pada warna data, proses ini juga Tabel 1. Pengumpulan Data Latih dan Uji
bermanfaat untuk mengurangi beban
belajar ketika proses training dilakukan. Data Tidak Normal Normal
Gambar 3 contoh data yang telah di pra
proses Latih 800 800

Uji 50 50

Data Tidak normal dan data normal


disajikan dalam bentuk visual untuk
Gambar 3. Pra Proses Data mempermudah pengguna membaca
informasi yang sudah diolah dari data
Perancangan CNN yang didapatkan dari radar. Sajian
Pada proses ini ditentukan jumlah informasi ini dapat dilihat di situs web
layer yang digunakan, jenis aktivasi, SANTANU LAPAN. Adapun contoh visual
jumlah batch, jumlah epoch, ukuran pembagian kelas data dapat dilihat pada
convolution, ukuran pooling dan Gambar 4.

118 | Klasifikasi Data Radar....(Ihsan)


DoubleClick: Journal of Computer and Information Technology E-ISSN: 2579-5317
P-ISSN: 2685-2152
Vol. 4, No. 2, February 2021, Pages 115-121 http://e-journal.unipma.ac.id/index.php/doubleclick

Gambar 4. Visual Pembagian Kelas Data

Processing Data
Training
Training dilakukan dengan
menggunakan data latih yang berjumlah
800 data untuk kelas data normal begitu
juga 800 data untuk kelas data tidak
normal data ini kemudian akan dipisah
kembali menjadi 70% untuk training dan
30% untuk validasi.
Training akan menggunakan 2 Gambar 6. Grafik Data Loss
convolution dengan ukuran 3x3 dan
pooling 2x2, layer dengan ReLU (Rectified Terlihat bahwa pada proses training
Linear Unit) sebagai fungsi aktivasinya, mendapatkan akurasi sebesar 98.2% dan
10 epoch dengan batch size sebesar 16 training loss sebesar 0.051 sedang pada
mendapatkan hasil sebagai terlihat proses validasi mendapatkan akurasi
dalam gambar 5 sebesar 96.6% dan loss sebesar 0.093.
Hasil ini menunjukan bahwa model
mampu melakukan ktlasifikasi pada data
SANTANU dengan baik yaitu mencapai
96.6% don loss yang sangat kecil hampir
mendekati 0 yaitu sebesar 0.09.

Pengujian
Model yang telah dibangun
sebelumnya akan diuji dengan data uji
untuk melihat akurasinya, pengujian
dilakukan pada 100 data dengan masing
masing 50 data untuk setiap kelasnya.
Gambar 5. Grafik Data Akurasi Pengujian menghasilkan klasifikasi
pada data normal berhasil mengenali 49
Epoch yang berbeda akan menghasilkan data sebagai data normal dan 1 data
akurasi dan loss yang berbeda. Data loss sebagai data tidak normal, sementara
terlihat pada gambar 6. pengujian pada hasil data tidak normal
mengenali 48 data sebagai data tidak

Klasifikasi Data Radar....(Ihsan)| 119


DoubleClick: Journal of Computer and Information Technology E-ISSN: 2579-5317
P-ISSN: 2685-2152
Vol. 4, No. 2, February 2021, Pages 115-121 http://e-journal.unipma.ac.id/index.php/doubleclick

normal dan 2 data sebagai data normal, Berdasarkan hasil pengujian yang
atau tergambar dalam tabel 2. dilakuakan, data radar berhasil dilakukan
klasifikasi dengan nilai akurasi data
Aktual klasifikasi menggunakan Algoritma CNN
Data Tidak Normal sebesar 96.6% dan nulai akurasi
Normal Algoritma CNN sebesar 97%.
Prediksi

Tidak 48 1
Normal
Normal 2 49 Berdasarkan Model yang dibuat
mendapat mendapatkan akurasi data
radar sebesar 96.6%. Ini membuktikan
Dari tabel tersebut didapatkan hasil : penerapan Algoritma CNN memberikan
1. True Normal : 49 dokumen hasil klasifikasi yang sangat baik, dimana
2. True Tidak Normal : 48 dokumen hanya mendapatkan nilai akurasi
3. False Normal : 1 dokumen sebesar 0,99. Klasifikasi berhasil
4. False Tidak Normal : 2 dokumen dilakukan dengan baik menggunakan
Dengan hasil dari confusi matrix CNN dengan Tensorflow dengan akurasi
diperoleh akurasi: yang didapatkan sebesar 97%.
Akurasi = (True Normal + True Tidak Berdasarkan akurasi tersebut dapat
Normal) / (True Normal + True Tidak membuktikan bahwa penerapan CNN
Normal + False Normal + False Tidak dengan Tensorflow memiliki kinerja yang
Normal) sangat baik dalam teknik klasifikasi.
Akurasi = (49 + 48) / (1 + 48 + 49 + 2)
Akurasi = 0.97
Akurasi = 97%
Akurasi algoritma CNN yang Abadi, M. (2016) ‘TensorFlow: A
didapatkan dengan menggunakan System for Large-Scale Machine
adalah 0,97 atau 97% Learning’,
dalam pengklasifikasian data radar
menjadi data normal dan data tidak , pp. 265–283.
normal. Untuk akurasi setiap kelas: Ari Nugroho, G. and Sinartra, T. (2018)
1. Data Normal
Nilai Prediktif Normal = True Normal . Bandung: Antasena.
/ (True Normal + False Normal) Chollet, F. (2017) ‘Xception: Deep
Nilai Prediktir Normal = 49/( 49 + 1 ) learning with depthwise separable
Nilai Prediktif Normal = 49/50 convolutions’,
Nilai Prediktif Normal = 0.98
Nilai Prediktir Normal = 98%
Hasil akurasi nilai prediktif normal , 2017-Janua, pp. 1800–1807.
mencapai 0.98 atau 98%, sehingga doi: 10.1109/CVPR.2017.195.
misclassification yang dudapat Eka Putra, W. S. (2016) ‘Klasifikasi Citra
hanya 12%. Menggunakan Convolutional Neural
2. Data Tidak Normal Network (CNN) pada Caltech 101’,
Nilai Prediktif Tidak Normal = True , 5(1). doi:
Tidak Normal / (True Tidak Normal + 10.12962/j23373539.v5i1.15696.
False Tidak Normal) Fadlia, N. and Kosasih, R. (2019)
Nilai Prediktir Tidak Normal = 48/( ‘Klasifikasi Jenis Kendaraan
48 + 2 ) Menggunakan Metode
Nilai Prediktif Tidak Normal = 48/50 Convolutional Neural Network
Nilai Prediktif Tidak Normal = 0.96 (Cnn)’,
Nilai Prediktir Normal = 96% , 24(3), pp. 207–215. doi:
Hasil akurasi nilai prediktif normal 10.35760/tr.2019.v24i3.2397.
mencapai 0.96 atau 96%, sehingga (2020) .
misclassification yang dudapat Available at: https://keras.io.
hanya 4%. Li Deng and Dong, Y. (2013) ‘Deep

120 | Klasifikasi Data Radar....(Ihsan)


DoubleClick: Journal of Computer and Information Technology E-ISSN: 2579-5317
P-ISSN: 2685-2152
Vol. 4, No. 2, February 2021, Pages 115-121 http://e-journal.unipma.ac.id/index.php/doubleclick

Learning Methods and Saputra, W. A., Naf’an, M. Z. and


Applications’, Nurrochman, A. (2019)
. doi: ‘Implementasi Keras Library dan
10.1136/bmj.319.7209.0a. Convolutional Neural Network Pada
Maulana, F. F. and Rochmawati, N. (2019) Konversi Formulir Pendaftaran
‘Klasifikasi Citra Buah Siswa’,
Menggunakan Convolutional Neural ,
Network’, 1(10), pp. 524–531.
, 01, pp. 104– Sukardi1, Zainal Arifin2, M. R. (2017)
108. Available at: ‘Klasifikasi Penentuan Gambar
jurnalmahasiswa.unesa.ac.id › Berbasis Tensorform Dan
article. Framework Dengan Algoritma Cnn’,
Santoso, A. and Ariyanto, G. (2018)
‘Implementasi Deep Learning , (November), pp. 1–4.
Berbasis Keras Untuk Pengenalan Syahrudin, A. N. and Kurniawan, T.
Wajah’, (2018) ‘Input Dan Output Pada
, 18(01), pp. 15–21. doi: Bahasa Pemrograman Python’,
10.23917/emitor.v18i01.6235.
, (January), pp. 1–7.

Klasifikasi Data Radar....(Ihsan)| 121

Anda mungkin juga menyukai