Anda di halaman 1dari 6

BERITA ACARA

PELAKSANAAN KEGIATAN ASISTENSI TEKNIS PENEGASAN BATAS DESA

Tanggal : 23-26 Mei 2022

Tempat : Hotel Sotis Kupang

Telah diselenggarakan Kegiatan Asistensi Teknis Penegasan Batas Desa:

Dengan Judul : PENETAPAN DAN PENEGASAN BATAS DESA/KELURAHAN

Oleh : Pusat Pemetaan Batas Wilayah Badan Informasi Geospasial

Adapun notulen Kegiatan Asistensi Teknis Penegasan Batas Desa terlampir dalam berita acara

ini. Demikian berita acara ini dibuat dengan sebenarnya, untuk dapat dipergunakan sebagaimana

mestinya.
Lampiran Notulen :

Batas wilayah admistrasi pada umunya terdiri atas batas daerah dan batas adminstrasi desa atau

kelurahan. Adapun batas daerah sendiri terdiri atas batas administrasi provinsi (batas

definitif :permendagri), batas administrasi kabupaten/kota (batas definitif :permendagri), batas

kewenangan pengelolaan laut provinsi (perhitungan luas untuk dau/dak), dan batas bagi hasil

kelautankabupaten/kota (perhitungan luas untuk dau/dak). Sedangkan batas adminstrasi

desa/kelurahan (batas definitif: peraturan bupati/ walikota).

Adapun dasar hukum penetapan penegasan batas desa/kelurahan adalah sebagai berikut :

a) Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa

b) Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Informasi

Geospasial

c) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah

d) Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 23 Tahun 2021 tentang Perubahan atas Perpres

Nomor 9 Tahun 2016 tentang Percepatan Kebijakan Satu Peta

SUSUNAN KEANGGOTAAN PENETAPAN DAN PENEGASAN BATAS DESA

(ppbdes) TINGKAT PUSAT, PROVINSI, KABUPATEN/KOTA adalah Tim ppbdes Pusat,

Tim ppbdes Provinsi, Tim ppbdes Kabupaten/kota.

Adapun pengertian penetapan BATAS WILAYAH DESA berdasarkan Permendagri

45/2016 adalah proses penetapan batas Desa secara kartometrik di atas suatu peta dasar yang

disepakati. Penegasan batas Desa adalah kegiatan penentuan titik-titik koordinat batas Desa
yang dapat dilakukan dengan metode kartometrik dan/atau survey dilapangan, yang

dituangkan dalam bentuk peta batas dengan daftar titik-titik koordinat batas Desa.

Metode penetapan & penegasan batas desa (untuk desa yang dibentuk sesudah adanya

Permendagri 45/2016)

1. Pengumpulan dan penelitian dokumen penegasan batas desa

a) Pengumpulan Dokumen yuridis pembentukan desa, meliputi perda pembentukan

desa, dll, Dokumen historis batas desa, dan Dokumen terkait lainya

b) Penelitian Dokumen Batas

Meneliti dokumen yang sudah dikumpulkan untuk mendapatkan indikasi awal

garis batas/identifikasi garis batas desa

c) Pembuatan berita acara pengumpulan dan penelitian dokumen

2. Pemilihan peta dasar

Peta dasar yang digunakan adalah Peta Rupabumi Indonesia (Peta RBI) skala 1 : 5.000.

Dalam hal Peta RBI skala 1 : 5.000 belum tersedia maka menggunakan Citra Tegak

Resolusi Tinggi (CTRT) dengan resolusi spasial paling rendah 4 meter.

 CTSRT Skala 1:5.000

 Jika CTSRT tidak tersedia dapat menggunakan Citra SPOT 6/7 atau citra lain

yang sudah dilakukan orthositematis

 Jika tidak ada Citra yang ter-orthosistematis maka dapat menggunakan map

service dengan ketentuan resolusi < 1 meter dan sudah dilakukan georeferencing

secara image to image pada CTSRT.


3. Tata cara pembuatan peta kerja

Peta Kerja merupakan peta yang berisi data batas indikatif yang berasal dari hasil

penelitian dokumen batas. Peta kerja digunakan sebagai acuan dalam menentukan posisi

batas dalam kegiatan penegasan batas desa dan sebagai media untuk menungkan hasil

kesepakatan dalam pelacakan batas. Adapun Tahapan Pembuatan Peta Kerja adalah

sebagai berikut :

 Pembuatan peta kerja untuk desa sebelum dan setelah Permendagri 45/2016 berbeda pada

tahapan prosesnya.

 Untuk desa sebelum Permendagri 45/2016 pembuatan peta kerja menjadi satu dalam

tahapan penegasan batas

 Untuk desa setelah Permendagri 45/2016 peta kerja merupakan hasil dari tahapan

Penetapan Batas Desa

 Pelacakan dan penetuan posisi batas

 Pemasangan dan pengukuran pilar batas

 Pembuatan peta batas desa

Pembuatan peta kerja dilakukan berdasar pemilihan peta dasar. Adapun peta dasar yang dapat

digunakan adalah sebagai berikut:

 Peta dasar yang digunakan adalah Peta Rupabumi Indonesia (Peta RBI) Skala 1:5000

 Dalam hal peta RBI skala 1:5.000 belum tersedia maka menggunakan citra tegak resolusi

tinggi dengan resolusi spasial paling rendah 4 meter


 Spesifikasi citra tegak resolusi tinggi diatur lebih lanjut dalam ketentuan yang dibuat oleh

Tim Penetapan dan Penegasan Batas Desa Pusat

 Dalam hal tersedia PetaRBI dan citrategak resolusi tinggi maka dapat digunakan

keduanya

 Apabila saat proses pelacakan batas dibutuhkan, penarikan garis batas dapat ditambahkan

data pendukung berupa peta dan data lain seperti DEM, Peta RDTR, peta dasar

pertanahan dan peta lainnya

Seiring dengan berjalannya waktu teknologi untuk melakukan identifikasi dan

kesepakatan batas berkembang semakin baik. Penggunaan peta kerja sesuai dengan

amanat Permendagri 45/2016 cenderung bersifat statis (kaku, tidak bisa diperbesar,

tergantung pada kualitas printer), hal ini karena peta kerja dicetak pada kertas A0. Untuk

mempermudah identifikasi garis batas tanpa mengurangi esensi peta kerja. Tim PPBDes

Pusat mengusulkan adanya perubahan Peta Kerja (cetak) menjadi Data Kerja Digital

yang dapat diakses menggunakan smartphone. Penggunaan Data Kerja Digital untuk

mempermudh identifikasi awal sebelum dilakukan pembahasan dan penyepakatan garis

batas. Penggunaan Data Kerja Digital tidak menghilangkan output peta kerja yang sudah

disepakati. Peta kerja tetap dibuat setelah proses penyepakatan garis batas secara digital.

Hasil peta kerja berisi garis final hasil kesepakatan dan sudah ditandatangani pihak-pihak

yang saling bersepakat.


Berikut Perbedaan Menggunakan Peta Kerja dan Data Kerja Digital :

Peta Kerja Data Keja Digital


Peta Kerja dicetak A0 Data Kerja digital tidak ada cetak (layout
ukuran area wise)
 Pelacakan secara kartometrik diatas  Pelacakan secara kartometrik
peta cetak, Kepala Desa/Lurah dengan menggunakan Avenza
melakukan penarikan garis batas Maps
baru ditandatangani oleh pihak yang  DATA KERJA DIGITAL HASIL
saling berbatasan PELACAKAN AVENZA GARIS
 Peta cetak ukuran A0 rawan rusak BATASNYA BELUM FINAL
 Tingkat kedetilan kurang karena
terbatas pada ukuran
kertas A0
 Tidak semua informasi tergambar di
peta kerja karena
cakupan wilayah tidak ada di peta
kerja
 Perlu scan peta A0 yang sudah
ditanda tangani, kemudian
untuk digitalisasi garis dari peta
scan dapat terjadi ketidaksesuaian
 PETA KERJA GARIS
BATASNYA BELUM FINAL
Posisi Pada Permendagri No 45 / 2016 : Posisi Pada Permendagri No 45 / 2016 :
“Pelacakan Batas Secara Kartometrik” “Pelacakan Batas Secara Kartometrik”

Anda mungkin juga menyukai