Adapun notulen Kegiatan Asistensi Teknis Penegasan Batas Desa terlampir dalam berita acara
ini. Demikian berita acara ini dibuat dengan sebenarnya, untuk dapat dipergunakan sebagaimana
mestinya.
Lampiran Notulen :
Batas wilayah admistrasi pada umunya terdiri atas batas daerah dan batas adminstrasi desa atau
kelurahan. Adapun batas daerah sendiri terdiri atas batas administrasi provinsi (batas
kewenangan pengelolaan laut provinsi (perhitungan luas untuk dau/dak), dan batas bagi hasil
Adapun dasar hukum penetapan penegasan batas desa/kelurahan adalah sebagai berikut :
Geospasial
d) Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 23 Tahun 2021 tentang Perubahan atas Perpres
45/2016 adalah proses penetapan batas Desa secara kartometrik di atas suatu peta dasar yang
disepakati. Penegasan batas Desa adalah kegiatan penentuan titik-titik koordinat batas Desa
yang dapat dilakukan dengan metode kartometrik dan/atau survey dilapangan, yang
dituangkan dalam bentuk peta batas dengan daftar titik-titik koordinat batas Desa.
Metode penetapan & penegasan batas desa (untuk desa yang dibentuk sesudah adanya
Permendagri 45/2016)
desa, dll, Dokumen historis batas desa, dan Dokumen terkait lainya
Peta dasar yang digunakan adalah Peta Rupabumi Indonesia (Peta RBI) skala 1 : 5.000.
Dalam hal Peta RBI skala 1 : 5.000 belum tersedia maka menggunakan Citra Tegak
Jika CTSRT tidak tersedia dapat menggunakan Citra SPOT 6/7 atau citra lain
Jika tidak ada Citra yang ter-orthosistematis maka dapat menggunakan map
service dengan ketentuan resolusi < 1 meter dan sudah dilakukan georeferencing
Peta Kerja merupakan peta yang berisi data batas indikatif yang berasal dari hasil
penelitian dokumen batas. Peta kerja digunakan sebagai acuan dalam menentukan posisi
batas dalam kegiatan penegasan batas desa dan sebagai media untuk menungkan hasil
kesepakatan dalam pelacakan batas. Adapun Tahapan Pembuatan Peta Kerja adalah
sebagai berikut :
Pembuatan peta kerja untuk desa sebelum dan setelah Permendagri 45/2016 berbeda pada
tahapan prosesnya.
Untuk desa sebelum Permendagri 45/2016 pembuatan peta kerja menjadi satu dalam
Untuk desa setelah Permendagri 45/2016 peta kerja merupakan hasil dari tahapan
Pembuatan peta kerja dilakukan berdasar pemilihan peta dasar. Adapun peta dasar yang dapat
Peta dasar yang digunakan adalah Peta Rupabumi Indonesia (Peta RBI) Skala 1:5000
Dalam hal peta RBI skala 1:5.000 belum tersedia maka menggunakan citra tegak resolusi
Dalam hal tersedia PetaRBI dan citrategak resolusi tinggi maka dapat digunakan
keduanya
Apabila saat proses pelacakan batas dibutuhkan, penarikan garis batas dapat ditambahkan
data pendukung berupa peta dan data lain seperti DEM, Peta RDTR, peta dasar
kesepakatan batas berkembang semakin baik. Penggunaan peta kerja sesuai dengan
amanat Permendagri 45/2016 cenderung bersifat statis (kaku, tidak bisa diperbesar,
tergantung pada kualitas printer), hal ini karena peta kerja dicetak pada kertas A0. Untuk
mempermudah identifikasi garis batas tanpa mengurangi esensi peta kerja. Tim PPBDes
Pusat mengusulkan adanya perubahan Peta Kerja (cetak) menjadi Data Kerja Digital
yang dapat diakses menggunakan smartphone. Penggunaan Data Kerja Digital untuk
batas. Penggunaan Data Kerja Digital tidak menghilangkan output peta kerja yang sudah
disepakati. Peta kerja tetap dibuat setelah proses penyepakatan garis batas secara digital.
Hasil peta kerja berisi garis final hasil kesepakatan dan sudah ditandatangani pihak-pihak