▪ LATAR BELAKANG
1. Dasar Hukum Tugas Fungsi/Kebijakan
a. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor
P.10/Menlhk/Setjen/OTL.0/1/2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit
Pelaksana Teknis Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung,
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan
Kehutanan P.79/MENLHK/SETJEN/OTL.0/1/2016 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan
Hutan Lindung;
b. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor : P.10/Menlhk/
/2021 tenatng Kebun Bibit Rakyat;
c. Kerjasama Keuangan Jerman dan Indonesia Program Hutan IV No: 2015 67
668, tanggal 23 April 2019;
d. Surat Pengesahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran Tahun Anggaran 2021
Nomor: SP DIPA-029.04.2.427061/2021 tanggal 23 November 2020;
2. Gambaran Umum
DAS Mamasa merupakan DAS yang sangat penting bagi bendungan Bakaru I/II,
POKO, PLTA PLN, serta pembangkit listrik tenaga air lokal lainnya yang terletak di
bagian hilir DAS Mamasa. DAS Mamasa dan sub-DAS kecil lainnya memiliki manfaat
yang penting signifikan dalam penyediaan air bagi masyarakat setempat untuk
penggunaan rumah tangga, pertanian, dan pembangkit listrik skala kecil melalui
instalasi pembangkit listrik tenaga mikro hidro.
Penyebab utama deforestasi dan degradasi hutan di DAS Mamasa adalah
pertanian skala kecil, khususnya budidaya tanaman kakao, jagung, dan kopi.
Perambahan hutan oleh masyarakat setempat terjadi pada Hutan Konservasi, Hutan
Lindung dan Hutan Produksi Terbatas. Perladangan berpindah (terutama untuk
budidaya jagung) di lereng yang curam pada hutan lindung DAS Mamasa juga
menyebabkan degradasi hutan dan hilangnya fungsi perlindungan.
Salah satu upaya untuk memulihkan kembali kondisi daerah aliran sungai adalah
dengan malaksanakan rehabilitasi hutan dan lahan. Pengembangan Kebun Bibit
Rakyat (KBR) merupakan salah satu kegiatan pembuatan bibit tanaman hutan
penghasil kayu dan hasil hutan bukan kayu (HHBK), yang dikelola oleh lembaga
desa/kelompok adat/kelompok masyarakat/kelompok tani hutan yang dipergunakan
untuk penanaman sebagai bagian dari pemberdayaan masyarakat pada kegiatan
rehabilitasi hutan dan lahan. Kebun Bibit Rakyat dimaksud untuk menyediakan bibit
dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan sekaligus mendukung
pemulihan fungsi dan daya dukung DAS. Kebun Bibit ini bertujuan untuk
memperbanyak tempat-tempat penyediaan bibit yang dapat dengan mudah diakses
oleh masyarakat di desa sekaligus sebagai upaya pemberdayaan masyarakat melalui
222
perluasan kesempatan kerja. Melalui Kebun Bibit Rakyat, manfaat yang dapat
diperoleh antara lain secara jangka pendek adalah meningkatkan ekonomi
masyarakat yang terlibat dalam pembangunan Kebun Bibit Rakyat, sedangkan jangka
panjangnya adalah nilai ekonomis yang berasal dari HHBK berupa getah, buah,
bunga, serat, pakan ternak yang dapat meningkatkan ekonomi masyarakat sekaligus
dapat mengembalikan fungsi dan daya dukung DAS.
Kebun Bibit Rakyat adalah kebun bibit yang dikelola dengan melibatkan
masyarakat pedesaan baik laki-laki maupun perempuan. Kegiatan ini merupakan
kegiatan inti dalam pemberdayaan masyarakat untuk menanggulangi erosi yang
terjadi di desa tersebut. Selain itu Bibit KBR bisa digunakan untuk rehabilitasi
mangrove (bila ada mangrove di wilayah tersebut) dan penanaman dikawasan hutan
yang telah diarahkan sebagai areal kerja hutan kemasyarakatan (HKm), hutan desa
(HD) atau yang telah memiliki izin usaha pemanfaatan hutan kemasyarakatan
(IUPHKm) dan hak pengelolaan hutan desa (HPHD).
Adapun bibit yang digunakan bisa menggunakan bibit generatif atau vegetatif
tergantung dari kodisi lapangan. Bibit generatif membutuhkan waktu yang lebih lama
dibandingkan bibit vegetatif, dan hasil dari bibit generatif secara langsung akan lebih
lama lagi. Untuk bibit vegetatif memang lebih cepat dibandingkan dengan biit
generatif, hasilnya pun demikian. Hanya harga bibit vegetatif lebih mahal
dibandingkan dengan bibit generatif. Bibit generatif maupun vegetatif harus berasal
dari benih yang bersertifikat.
No Aktifitas Pelaksana
223
Memuat identitas a) daftar anggota kelompok;
kelompok, calon
b) deskripsi dan sketsa calon lokasi KBR;
lokasi KBR, dan
calon lokasi c) deskripsi dan sketsa calon lokasi
penanaman penanaman;
d) surat pernyataan tidak menerima pembiayaan
dari kegiatan sejenis dari pemerintah dan
sumber dana lainnya;
e) fotocopy keputusan HPHD/IUPHKm/IUPHHK
HTR/HPHA/IPHPS atau keputusan
pengukuhan kelompok dari Kepala Desa
untuk kelompok masyarakat lainnya.
224
o Pembuatan KBR
Pembuatan KBR (pengadaan material dan peralatan dan pembangunan Kebun
Bibit Rakyat) dilakukan dengan menggunakan Metode Swakelola Tipe IV
berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2018 tentang
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. Artinya bahwa mansyarakat tersebut
membelanjakan sendiri hal-hal yang terkait dengan pembangunan KBR beserta
bibitnya dengan bimbingan dari pendamping/fasilitator yang telah mendapatkan
pendidikan secara terlatih baik teknik maupun administrasi. Selain itu penggunaan
dana HLN akan menjadi lebih efektif dan efisien
Metode swakelola tipe IV ini juga akan menguntungkan pihak masyarakat
karena mereka terlibat dalam proses perencanaan, pelaksanaan dan pemantauan.
Kedua, melibatkan masyarakat setempat berdasarkan sensivitas gender adalah
strategi untuk meningkatkan rasa memiliki tanaman mereka, bertanggung jawab atas
apa yang telah mereka lakukan terhadap alam, keluarga, dan masa depan mereka
▪ Penyiapan Fasilitas Sarana .
Yang dimaksud sarana adalah segala sesuatu kebutuhan produksi bibit yang
habis pakai. Adapun sarana yang diperlukan untuk pembangunan KBR adalah:
(1) Benih/bibit yang akan disemai atau diperbanyak lebih lanjut dengan jenis yang
sudah dipilih dan memiliki keunggulan.
(2) Media tanam. Media tanam yang digunakan adalah campuran tanah, pupuk
kandang dan pasir halus/ sekam dengan perbandingan 1:1:1 dan atau komposisi
berbeda disesuaikan dengan jenis tanaman.
(3) Pupuk Organik dan an-organik
(4) Pestisida Nabati dan pestisida kimia
(5) Lainnya; sesuai kebutuhan
Prasarana adalah segala sesuatu kebutuhan produksi bibit yang tidak habis
pakai, atau disebut juga peralatan.
225
3) Prasarana pengairan
- Sumber air (bisa dengan pompa atau selang)
- Instalasi pengairan
- Gembor/selang
226
2). Fasilitasi Penyusunan Rancangan Kegiatan Kebun Bibit Rakyat
Penyusunan rancangan Kegiatan Kebun Bibit Rakyat meliputi kegiatan :
▪ Analisa peta
▪ Identifikasi dan risalah lapangan
▪ Penentuan lokasi persemaian
▪ Sosialisasi
▪ Pembuatan rancangan
3). Fasilitasi Pengembangan Kapasitas Untuk Masyarakat Dalam
pembangunan Pembibitan Desa Kegiatan Pengembangan Kapasitas
Untuk Masyarakat Dalam Pembangunan Pembibitan Desa meliputi
peningatan pengetahuan masyarakat tentang teknis pembuatan KBR dan
pertanggungjawaban anggaran.
4). Pengadaan Material dan Peralatan dan Pembangunan Kebun Bibit
Rakyat
b. Waktu Pelaksanaan
Tata waktu pelaksanaan kegiatan Pengembangan Kebun Bibit Rakyat
direncanakan pada bulan Pebruari s.d. Oktober 2021, sebagaimana tabel
berikut :
Tabel 1. Tata Waktu Pelaksanaan Pengembangan Kebun Bibit Rakyat
Bulan
No. Kegiatan
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1. Fasilitasi Pembuatan
Proposal, Verifikasi
Administrasi dan Persyaratan
Teknis Lokasi Pembibitan
Desa
2. Fasilitasi Penyusunan
Rancangan Kegiatan Kebun
Bibit Rakyat
3. Fasilitasi Pengembangan
Kapasitas Untuk Masyarakat
Dalam Pembangunan
Pembibitan Desa
227
▪ Biaya Yang Diperlukan
Biaya yang diperlukan untuk pelaksanaan Pengembangan Kebun Bibit Rakyat
dapat dirinci pada tambahan Tabel 2.
Total
228
▪ Pemeliharaan
Kegiatan pemeliharaan adalah perlakuan terhadap bibit/tanaman dan
lingkungannya agar bibit/tanaman tumbuh sehat dan normal. Kegiatan pemeliharaan
antara lain pemeliharaan bibit di persemaian dan pemeliharaan tanaman setelah
ditanam.
Pemeliharaan bibit di persemaian meliputi penyiraman, pemupukan,
penyulaman, pembersihan rumput/alang-alang/gulma, penanggulangan hama dan
penyakit.
Pemeliharaan tanaman setelah ditanam melalui kegiatan pendangiran,
penyiangan, penyulaman, pemupukan, dan pemberantasan hama dan penyakit.
Pemeliharaan tanaman setelah ditanam dapat dilakukan selama tahun berjalan (pada
saat penanaman), pemeliharaan I (tahun pertama). Pemeliharaan II (tahun kedua).
Untuk project yang didanai oleh Hibah Luar Negeri ini dapat dilakukan pemeliharaan
samapi dengan lima (5) tahun dengan syarat bahwa tanaman tersebut benar2
memiliki fungsi lingkungan yang cukup baik dan secara ekomomi dapat menambah
income household.
▪ Pembayaran insentif
• Insentif penanaman dibayarkan sesuai jumlah bibit yang hidup pada tahun 2021
sesuai ketersediaan anggaran.
• Pembayaran insentif penanaman disalurkan sekaligus ke rekening kelompok
untuk dibagikan kepada anggota sesuai dengan berita acara evaluasi
penanaman
• Mekanisme pembayaran tersebut adalah 40 % untuk modal pertama pembuatan
tempat persemaian, 30 % untuk penamanan yang telah dilakukan dan sisanya
adalah 30 % akan diberikan apabila semua tertanam dengan baik.
229