A. PENDAHULUAN
Peran serta masyarakat petani dapat pula dalam hal pembiayaan operasi dan
pemeliharaan sistem irigasi primer dan sekunder yang menjadi tanggung jawab
pemerintah dan pemerintah daerah, sedangkan pembiayaan operasi dan pemeliharaan
sistem irigasi tersier menjadi tanggung jawab petani dan dapat dibantu oleh pemerintah
dan atau pemerintah daerah.
Permasalahan yang paling utama dalam pengembangan dan pengelolaan irigasi saat
ini adalah masalah kelembagaan dan pembiayaan. Dalam pelaksanaan pengembangan
dan pengelolaan irigasi dari sisi kelembagaan perlu adanya penguatan kelembagaan
dalam pengelolaan irigasi mulai dari instansi pemerintah/dinas instansi terkait, komisi
irigasi, dan P3A/GP3A. (Sofjan, 2006). Dalam kaitannya dengan pengembangan
kelembagaan pengelolaan irigasi khususnya P3A/GP3A berbagai kendala dalam
pengelolaan irigasi khususnya menyangkut pendanaan pengelolaan irigasi, antara lain
adalah :
Selain itu pemberdayaan kepada petani pemakai air harus didasarkan pada institusi
lokal petani yang ada, berbasis pada permasalahan yang dipahami oleh petani, dan
dilakukan dengan bentuk pendampingan. Sehingga pemberdayaan yang dilakukan
instansi pemerintah kabupaten kepada P3A/GP3A/IP3A berbasis kemampuan dari
institusi petani tersebut. Bagi institusi petani yang masih kurang kemampuannya maka
pendampingan perlu dilakukan secara intensif. Akan tetapi jika institusi petani sudah
mempunyai kemampuan maka pemberdayaan yang dilakukan bisa dalam bentuk
melakukan kerjasama operasi atau kerjasama pengelolaan irigasi di suatu wilayah
jaringan irigasi.
Bentuk partisipasi dalam pengembangan dan pengelolaan sistem irigasi antara lain
berupa pemikiran, gagasan, pengambilan keputusan dan pelaksanaan kegiatan,
sumbangan waktu, tenaga, material dan dana.
Kegiatan perencanaan;
Pelaksanaan konstruksi;
G. MEKANISME PARTISIPASI
H. CATATAN AKHIR