Anda di halaman 1dari 16

PERENCANAAN PEMANENAN HUTAN

Kelompok 3 (Jumat Pagi)

1. Ikhwal Riza Ardiansyah E34150002


2. Femei Rahmilija E34150014
3. Rina Nur Cahyani E34150023
4. Pramitha Cahya Annisa E34150041
5. Prisma Aprilia C E34150042
6. Hafizhan Raksa P E34150050
7. I Made Jakti Taruna E34150057
8. Romatio Ira Azhari S E34150113

Asisten
1. Aspit Ranu Wijaya E14130009
2. Fachri Abdilla E14130021
3. Khoirum Minan E14130045
4. Reza Fahlevi E14140102

Dosen
Prof. Dr. Ir. Juang Rata Matangaran, MS

LABORATORIUM PEMANFAATAN SUMBERDAYA HUTAN


DEPARTEMEN MANAJEMEN HUTAN
FAKULTAS KEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2017
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Hutan merupakan salah satu kawasan yang memiliki nilai dan manfaat yang
sangat penting bagi kehidupan manusia, baik manfaat ekologi, sosial, budaya
maupun ekonomi. Oleh karena itu, keberadaan hutan harus dipertahankan dan
pemanfaatan hasil hutannya harus diatur sedemikian rupa sehingga produktivitas
hutan tersebut dapat terjaga dengan baik dan bernilai maksimal serta dampak
negatif dari pemanfaatan hutantersebut dapat ditekan serendah mungkin.
Pada umumnya pemanenan hutan berdampak postif bagi kehidupan sosial
ekonomi, tetapi berdampak negatif bagi lingkungan. Sehingga menyebabkan
pemanenan hutan dimasa mendatang dimana sumberdaya hutan mulai langka,
bahan baku makin kehulu, pertimbangan lingkungan sangat penting selain
ekonomis. Maka untuk mendapatkan pemanenan yang ramah lingkungan
diperlukan beberapa tahap pemanenan salah satunya adalah perencanaan
pemanenan hutan. Perencanaan pemanenan hutan yang baik adalah dapat menjamin
kepastian terpeliharanya keanekaragaman hayati, terpeliharanya kualitas tanah, air
dan udara serta menjamin terpeliharanya kehidupan budaya masyarakat sekitar.
Pemanenan hutan merupakan suatu kegiatan memproduksi kayu bulat (log).
Sebagai kegiatan produksi, fungsi perencanaan pemanenan hutan memegang
peranan yang sangat penting dalam rangka mencpai tujuan usaha terkait dengan
bidang kehutanan, tujuan usaha tersebut tidak hanya memaksimalkan keuntungan
secara finansial, melainkan juga harus melestarikan hasil dan lingkungannya. Perlu
dilakukan perencanaan pemanenan hutan yang berwawasan lingkungan agar dapat
mengurangi resiko kerusakan lingkungan pada saat dilakukan pemanenan hutan.
Menurut Suparto (1982) perencanaan pemanenan hutan diartikan sebagai
perancangan keterlibatan hutan beserta isinya, manusia/organisasi, peralatan dan
dana untuk memproduksi kayu secara lestari bagi masyarakat yang
membutuhkannya dan mendapatkan nilai tambah baik bagi perusahaan maupun
bagi masyarakat lokal (sekitar hutan), regional dan nasional pada kurun waktu
tertentu.

Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah pertama untuk mengidentifikasi data dan
informasi, melakukan pengumpulan pengolahan dan analisis data yang diperlukan
untuk penyusunan rencana pemanenan dan mampu membuat perencanaan arah
rebah pohon, penyaradan kayu dan operasi pemanenan hutan.
METODE PRAKTIKUM

Waktu dan Tempat


Praktikum dilaksanakan pada tanggal 22 September 2017 di arboretum
Fakultas Kehutanan, IPB.

Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang digunakan yaitu, kompas brunton, tali tambang, pita
ukur, meteran jahit, haga meter dan tallysheet.

Prosedur Praktikum
Langkah pertama yang dilakukan yaitu melakukan ITSP (inventarisasi
tegakan sebelum penebangan) di arboretum dengan ukuran petak sekitar 10x60
meter setiap kelompok. Pencatatan dilakukan mulai dari jenis pohon, tiang,
pancang, dan semai, Dbh, tinggi total, tinggi bebas cabang, koordinat setiap pohon,
volume pohon, serta kondisi pohon yang siap ditebang.
Pembuatan peta sebaran pohon dengan simbol lingkaran yaitu pohon,
persegi empat yaitu tiang, segitiga yaitu pancang, dan semai dibuat symbol titik.
Setelah itu dibedakan warnanya antara tumbuhan komersil, non komersil, dan
dilindungi.
HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Tabel 1 Data pohon dan tiang


DBH TT X V Total TT V Tbc
TBC(m) Y (m) Pertumbuhan Keterangan
(m) (m) (m) (m3) (m3)
0,72 21 8 11 10 5,93 2,26 Sehat Pohon
0,57 18 4 2 9 3,25 0,72 Sehat Pohon
0,33 16 4 2 12 0,96 0,24 Sehat Pohon
0,29 14 6 3 11,5 0,66 0,28 Sehat Pohon
0,20 11 4 10 13,8 0,24 0,09 Sehat Pohon
0,44 19 13 13 21 2,05 1,40 Sehat Pohon
0,37 20 16 12 21 1,50 1,20 Sehat Pohon
0,45 14 8 12 26 1,53 0,87 Sehat Pohon
0,48 21 11 14 35 2,63 1,38 Sehat Pohon
0,35 20 13 16 40 1,35 0,88 Sehat Pohon
0,46 20 10 12 42 2,34 1,17 Sehat Pohon
0,26 19 14 14 50 0,71 0,52 Sehat Pohon
0,33 18 11 13 50,5 1,11 0,68 Sehat Pohon
0,26 13 8 10 51,5 0,49 0,30 Sehat Pohon
0,41 14 9 9,5 52,5 1,32 0,85 Sehat Pohon
0,32 14 6 9 53,4 0,78 0,33 Sehat Pohon
0,36 14 4 9 55 1,00 0,28 Gerowong Pohon
0,28 15 11 10 56 0,63 0,46 Sehat Pohon
0,21 15 11 14 56,5 0,36 0,27 Sehat Pohon
0,17 8 4 1 13 0,13 0,06 Sehat Tiang
0,17 10 6 1,3 14 0,16 0,10 Sehat Tiang
0,13 11 7 12 12 0,10 0,06 Sehat Tiang
0,12 9 5 12 13 0,07 0,04 Sehat Tiang
0,10 10 5 13 12 0,06 0,03 Sehat Tiang
0,12 13 8 7 9 0,10 0,06 Sehat Tiang
0,15 14 10 5 5 0,18 0,13 Sehat Tiang
0,15 14 7 16 9 0,17 0,09 Sehat Tiang
0,18 10 8 12 40 0,17 0,14 Sehat Tiang
0,15 7 3,5 13 46 0,09 0,04 Sehat Tiang
0,13 8 4 13 47 0,08 0,04 Sehat Tiang
0,047 16 8 25 5 0,0191 0,0096 Sehat Tiang
0,108 15 4 19,9 7,1 0,0953 0,0254 Gerowong Pohon
0,066 10 4 17 7,1 0,0239 0,0096 Sehat Pohon
0,162 17 5 24,8 8 0,2460 0,0724 Gerowong Pohon
0,062 17 16 24 8,3 0,0358 0,0337 Gerowong Tiang
0,039 12 1 6,7 8,1 0,0098 0,0008 Gerowong Tiang
0,043 13 3,5 23,8 10,6 0,0130 0,0035 Gerowong Tiang
0,043 10 6 25 10 0,0100 0,0060 Gerowong Tiang
0,067 15 8 24 12,1 0,0369 0,0197 Gerowong Pohon
0,038 11 4 24 14,1 0,0088 0,0032 Gerowong Tiang
0,043 8 4 26,5 14,8 0,0080 0,0040 Sehat Tiang
0,149 19 17 25,5 23 0,2319 0,2075 Sehat Pohon
0,146 19 9 25,2 23 0,2241 0,1061 Sehat Pohon
0,097 17 11 23 23,8 0,0881 0,0570 Sehat Pohon
0,057 14 8 17 23,8 0,0247 0,0141 Sehat Tiang
0,035 12 8 18,3 25,9 0,0081 0,0054 Sehat Tiang
0,139 14 11 19,5 27,9 0,1483 0,1165 Sehat Pohon
0,096 13 8 26 27,4 0,0661 0,0407 Gerowong Pohon
0,053 11 2 17,5 32,9 0,0167 0,0030 Gerowong Tiang
0,059 12 7 27 33,6 0,0226 0,0132 Sehat Tiang
0,057 9 2,8 19,3 36,8 0,0159 0,0049 Sehat Tiang
0,040 11 8 18,8 36,4 0,0099 0,0072 Sehat Tiang
0,068 12 4 19,3 40,9 0,0303 0,0101 Sehat Pohon
0,177 19 13 25 40,7 0,3285 0,2248 Sehat Pohon
0,116 16 8 26 43,4 0,1175 0,0588 Sehat Pohon
0,046 12 4 21 45,3 0,0137 0,0046 Sehat Tiang
0,062 11 2,7 5,1 5909 3250 4,9069 Sehat Tiang
0,037 2,5 2,7 5 951 264 4,4240 Sehat Tiang
0,110 8 6,8 6 17650 7432 0,0803 Sehat Pohon
0,061 10 9,5 6 5951 2834 0,1657 Sehat Tiang
0,111 11 7 7 16348 10578 0,1651 Sehat Pohon
0,052 11 6,5 8 3167 2322 0,1756 Sehat Tiang
0,060 10 3,7 11,7 3085 2804 1,9311 Sehat Tiang
0,046 6,5 0 12,5 2806 1073 0,1032 Sehat Tiang
0,094 16 5,7 15,2 17981 10856 0,1656 Sehat Pohon
0,040 8 5,5 16,8 2119 997 0,9477 Sehat Tiang
0,080 8,4 0,5 20,6 9567 4121 0,0975 Sehat Pohon
0,207 15 5,7 24 86232 49749 0,72 Sehat Pohon
0,082 3 1,2 26,2 9851 1555 0,88 Sehat Pohon
0,134 16 9 3 7,8 0,224713376 0,1264013 Sehat Tiang
0,185 24 16 4 7,8 0,642802548 0,428535 Sehat Tiang
0,207 18 14 6 7 0,605493631 0,4709395 Sehat Pohon
0,210 24 18 3 9,5 0,832356688 0,6242675 Sehat Pohon
0,166 22 6 2,5 13,3 0,473630573 0,129172 Sehat Tiang
0,452 25 15 5 15,3 4,013535032 2,408121 Sehat Pohon
0,248 19 10 5 18 0,920350318 0,4843949 Gerowong Pohon
0,465 32 24 6,8 21 5,430828025 4,073121 Sehat Pohon
0,156 17 11 5,5 22,5 0,324976115 0,2102787 Sehat Tiang
0,150 22 10 1 25 0,386926752 0,1758758 Sehat Tiang
0,166 26 23 3 29 0,559745223 0,4951592 Sehat Tiang
0,621 28 12 5 36 8,476910828 3,6329618 Sehat Pohon
0,223 23 11 4,5 36 0,897292994 0,4291401 Sehat Pohon
0,248 18 6 8,9 40,2 0,871910828 0,2906369 Sehat Pohon
0,172 28 12 4,5 47,4 0,650063694 0,2785987 Sehat Tiang
0,258 24 12 5,3 53 1,253694268 0,6268471 Gerowong Pohon
0,360 16 12 2,8 53 1,626624204 1,2199682 Sehat Pohon
0,242 17 10 2 53 0,781783439 0,4598726 Sehat Pohon
0,433 21 13 3,8 58,7 3,092484076 1,9143949 Sehat Pohon
0,220 20 9 3,8 61,5 0,758121019 0,3411545 Sehat Pohon
0,427 28 14 10 66 4,002929936 2,001465 Sehat Pohon
0,204 16 14 0,73 5,2 0,5218 0,4566 Gerowong Pohon
0,127 12 7 0,75 3,8 0,1529 0,0892 Gerowong Tiang
0,102 6 1,5 6 2,5 0,0489 0,0122 Sehat Tiang
0,127 14 3,5 0,5 0,2 0,1783 0,0446 Sehat Tiang
0,140 17 14 8,5 5,2 0,2620 0,2158 Sehat Tiang
0,150 16 11 4 7 0,2814 0,1935 Gerowong Tiang
0,156 19 12 1 14 0,3632 0,2294 Gerowong Tiang
0,146 12 3 2 17 0,2022 0,0505 Sehat Tiang
0,223 10 3 7,5 17,3 0,3901 0,1170 Sehat Pohon
0,172 14 9 7,5 14 0,3250 0,2089 Gerowong Tiang
0,449 42 31 7,5 19,5 6,6481 4,9069 Gerowong Pohon
0,401 42 35 2,3 19,5 5,3089 4,4240 Sehat Pohon
0,131 13 6 2,5 19,3 0,1740 0,0803 Gerowong Tiang
0,162 12 8 7,8 21,5 0,2485 0,1657 Gerowong Tiang
0,115 21 16 8 25,5 0,2167 0,1651 Gerowong Tiang
0,334 18 2 7 29 1,5800 0,1756 Sehat Pohon
0,334 37 22 6,5 30,8 3,2478 1,9311 Sehat Pohon
0,115 13 10 4 31 0,1341 0,1032 Gerowong Tiang
0,127 10 13 9,5 31,2 0,1274 0,1656 Sehat Tiang
0,366 24 9 3 35 2,5271 0,9477 Gerowong Pohon
0,111 12 10 4,5 38 0,1170 0,0975 Gerowong Tiang
0,430 26 7 3 40 3,7727 1,0157 Gerowong Pohon
0,201 18 8 2 42,5 0,5688 0,2528 Gerowong Pohon
0,166 14 5 4 45,5 0,3014 0,1076 Gerowong Tiang
0,127 14 9 5,5 48 0,1783 0,1146 Gerowong Tiang
0,296 18 12 4,5 54 1,2395 0,8263 Sehat Pohon
0,424 27 17 7 54 3,8026 2,3942 Sehat Pohon
0,000
0,175 8 2,5 50 1,6 0,193 0,060 Gerowong Tiang
0,277 9 8 50 3,2 0,542 0,482 Sehat Pohon
0,360 16,8 11,5 50 3,9 1,708 1,169 Sehat Pohon
0,108 10 8,5 50 2,9 0,092 0,078 Sehat Tiang
0,175 9,8 7,5 50 4,2 0,236 0,181 Gerowong Tiang
0,221 19 15,5 50 4,2 0,731 0,596 Gerowong Pohon
0,143 7 6,5 50 5,3 0,113 0,105 Sehat Tiang
0,315 16 11 50 14,4 1,249 0,858 Gerowong Pohon
0,115 16 11 50 18,1 0,165 0,114 Gerowong Tiang
0,196 15 10,5 50 21,9 0,452 0,316 Gerowong Tiang
0,406 23 8 50 29,5 2,977 1,035 Gerowong Pohon
0,118 15,5 9 50 32,8 0,169 0,098 Sehat Tiang
0,110 10 5,5 50 39,7 0,095 0,052 Gerowong Tiang
0,551 22 10 50 42,7 5,242 2,383 Sehat Pohon
0,131 11,5 3,5 50 42,4 0,154 0,047 Gerowong Tiang
0,204 20 12,5 50 47,2 0,652 0,408 Sehat Pohon
0,271 23 15,5 50 50,6 1,323 0,892 Sehat Pohon
0,177 13 2,5 50 63,9 0,319 0,061 Sehat Tiang
0,133 22 18 73 29,4 30045,03521 24582,302 Sehat Pohon
0,139 29 25 73 23 43334,92813 37357,697 Sehat Pohon
0,076 16 7 73 18,3 7162,395264 3133,5479 Gerowong Pohon
0,107 20 11 74 17 17883,28125 9835,8047 Gerowong Pohon
0,087 10 1,6 76 17 5884,86554 941,57849 Gerowong Pohon
0,162 32 27 75 29,4 65234,67059 55041,753 Sehat Pohon
0,157 30 27 73 32 57377,44608 51639,701 Sehat Pohon
0,126 33 25 74 36,5 40397,81389 30604,404 Sehat Pohon
0,082 17 15 76 37 8876,081115 7831,8363 Sehat Pohon
0,122 25 19 77 36 28652,58046 21775,961 Sehat Pohon
0,095 22 17 74 50 15439,5527 11930,563 Sehat Pohon
0,105 18 5 76 61 15499,68307 4305,4675 Gerowong Pohon
0,110 14 1,5 75 62 12997,56638 1392,5964 Sehat Pohon
0,132 23 6 77 60 31095,22375 8111,7975 Gerowong Pohon
0,047 9 0,5 76 13,8 1514,238624 84,124368 Sehat Tiang
0,044 8 1,67 77 13 1176,973108 245,69314 Sehat Tiang
0,053 8 7 74 10 1722,187008 1506,9136 Gerowong Tiang
0,051 12 9 75 35 2387,465088 1790,5988 Sehat Tiang
0,043 11 8 76 35 1543,565832 1122,5933 Sehat Tiang
0,046 9 6 72 39 1450,789979 967,19332 Sehat Tiang
Tabel 2 Data pancang dan semai
Koordinat

No Jenis Jumlah Keterangan


X Y
1 Ulin 6,28 0,95 1 Pancang
2 Ulin 11,24 1,5 1 Pancang
3 Ulin 17 0,85 1 Pancang
4 Puspa 15 7,3 1 Pancang
5 Agathis 14 18,6 1 Semai
6 Kayu Afrika 16 14,7 1 Semai
7 Angsana 16 14,8 1 Semai
8 Puspa 15,5 16,2 1 Semai
9 Puspa 15,7 16,7 1 Semai
10 Agathis 14 17 1 Semai
11 Jati 14,5 18 1 Pancang
12 Sengon 15,6 19,7 1 Pancang
13 Meranti Kuning 15,5 20 1 Semai
14 Puspa 16 22,5 1 Semai
15 Angsana 16,5 23,1 1 Pancang
16 Puspa 14 25,1 1 Semai
17 Puspa 14,6 24 1 Semai
18 Kayu Afrika 16 24,5 1 Semai
19 Puspa 15 27 1 Semai
20 Puspa 14,9 27 1 Semai
21 Kayu Afrika 17 31,5 1 Semai
22 Kayu Afrika 16,9 31,7 1 Semai
23 Kayu Afrika 13 34,7 1 Semai
24 Kayu Afrika 13,1 34,7 1 Semai
25 Kayu Afrika 12 38 1 Semai
26 Kayu Afrika 12,5 38,5 1 Semai
27 Sengon 13 40 1 Pancang
28 Kayu Afrika 13,5 48 1 Semai
29 Kayu Afrika 13,6 48,1 1 Semai
30 Kayu Afrika 13,6 48,1 1 Semai
31 Kayu Afrika 13,6 48,2 1 Semai
32 Puspa 13,6 49,4 1 Semai
33 Ulin 9,7 54,5 1 Pancang
34 Eboni 8 56 1 Pancang
35 Agathis 8,6 57 1 Pancang
36 Sawo Kecik 7 14,7 1 Pancang
37 Agathis 7 12 1 Pancang
38 Agathis 7 10 1 Pancang
39 Agathis 7 8 1 Pancang
40 Meranti Merah 5 6 1 Pancang
41 Kayu Afrika 7 59 1 Semai
42 Kayu Afrika 7,3 59 1 Semai
43 Ki Kacang 18 4,5 1 Pancang
44 Ki Kacang 18,3 5,5 1 Pancang
45 Ki Kacang 19 9,8 2 Pancang
46 Burahol 23 9,5 6 Pancang
47 Mahoni Daun Besar 21,3 5,5 1 Pancang
48 Mahoni Daun Besar 22,5 13,2 1 Pancang
49 Burahol 27 20 4 Pancang
50 Kayu Afrika 19 22 5 Pancang
51 Merbau 19 22 2 Pancang
52 Burahol 22 25 4 Pancang
53 Burahol 22,5 32 1 Pancang
54 Nyamplung 23,5 35 1 Pancang
55 Kayu Naga 27 49 5 Pancang
56 Burahol 27 50 6 Pancang
57 Merawan 27,5 54 3 Pancang
58 Angsana 4,5 3,5 1 Semai
59 Angsana 1,7 5 1 Semai
60 Angsana 5 35 5 Semai
61 Mahoni Kecil 1,7 8,2 12 Semai
62 Meranti Tembaga 7 17 1 Semai
63 Aghatis Damara 9,2 25 1 Semai
64 Pasang 2,5 30 2 Semai
65 Kayu Afrika 2,5 32 1 Semai
66 Burahol 7 30 8 Semai
67 Meranti 2,5 3 1 Semai
68 Meranti 0,5 10 1 Semai
69 Meranti 7 26 15 Semai
70 Ki Kacang 3 3,5 1 Semai
71 Ki Kacang 4 27 9 Semai
72 Ki Kacang 1 30 5 Semai
73 Angsana 2 5 1 Semai
74 Angsana 2 4,8 1 Semai
75 Angsana 4 6 1 Semai
76 Angsana 8,5 24 7 Semai
77 Kayu Naga 1,5 8 12 Semai
78 Kayu Naga 2 9 12 Semai
79 Kayu Naga 0 10 3 Semai
80 Kayu Naga 2,5 34 5 Semai
81 Kayu Naga 1 30 9 Semai
82 Merbau 3 25 6 Semai
83 Merbau 8 22 2 Semai
84 Burahol 0 10 1 Semai
85 Mahoni 0,3 10 1 Semai
86 Burahol 2,4 6,7 2 Semai
87 Angsana 1,1 7 1 Semai
88 Kayu Naga 1 7,8 1 Semai
89 Matoa 2,9 13 2 Semai
90 Burahol 5 5,1 1 Semai
91 Kayu Afrika 6,1 10,5 4 Semai
92 Jerukan 4,5 10,3 1 Semai
93 Mahoni 3,5 12,3 1 Semai
94 Mahoni 1,4 12,3 1 Semai
95 Kayu Afrika 1,3 14,1 1 Semai
96 Kayu Naga 4,6 14,6 2 Semai
97 Kamper 5,5 16,5 1 Semai
98 Agathis 6,1 17,5 1 Semai
99 Kayu Afrika 4 18,2 1 Semai
100 Meranti 4,5 12,2 1 Semai
101 Glycosmis Pentaphylla 3 6,6 3 Semai
102 Glycosmis Pentaphylla 3 8,4 6 Semai
103 Glycosmis Pentaphylla 3,2 7 1 Semai
104 Glycosmis Pentaphylla 4 7 2 Pancang
105 Glycosmis Pentaphylla 4,2 7,3 2 Pancang
106 Kayu Naga 3,5 7,3 2 Pancang
107 Kayu Naga 4 6,9 1 Pancang
108 Angsana 2,5 6,7 1 Pancang
109 Angsana 3,5 8 1 Semai
110 Angsana 2 8,2 5 Semai
111 Kayu Naga 2,2 7,2 5 Semai
112 Kayu Afrika 3 9,5 2 Semai
113 Kayu Naga 8 10 1 Pancang
114 Kayu Naga 8 10,2 2 Semai
115 Kayu Naga 7,5 15 2 Pancang
116 Kayu Naga 7 15 14 Semai
117 Glycosmis Pentaphylla 4 17 5 Pancang
118 Glycosmis Pentaphylla 1,5 13 3 Semai
119 Glycosmis Pentaphylla 1,2 15 2 Pancang
120 Glycosmis Pentaphylla 3 16 7 Semai
121 Kayu Manis 4 16,5 2 Semai
122 Angsana 4,5 17 1 Semai
123 Kayu Afrika 4 23 3 Semai
124 Ki Kacang 2 3 6 Semai
125 Ki Kacang 3 5,5 2 Semai
126 Ki Kacang 1 9 1 Semai
127 Ki Kacang 6,5 18 2 Semai
128 Ki Kacang 9 24 2 Semai
129 Ki Kacang 1 31 3 Semai
130 Ki Kacang 9 34 1 Semai
131 Ki Kacang 1 40,5 1 Semai
132 Kayu Naga 3,5 6 3 Semai
133 Kayu Naga 8 12,5 5 Semai
134 Kayu Naga 4 21 2 Semai
135 Kayu Naga 2 32 2 Semai
136 Kayu Naga 6 38 3 Semai
137 Ki Kacang 7 3 4 Pancang
138 Ki Kacang 2 11 5 Pancang
139 Ki Kacang 6 14 7 Pancang
140 Ki Kacang 7 23,5 4 Pancang
141 Ki Kacang 2 24 7 Pancang
142 Ki Kacang 5 31,5 2 Pancang
143 Ki Kacang 5,5 33 3 Pancang
144 Ki Kacang 2 36 6 Pancang
145 Kayu Afrika 4 2 1 Pancang
146 Mahoni 5 4,3 1 Pancang
147 Meranti Kuning 52 4,5 4 Pancang
148 Ki Kacang 58,6 5,2 3 Pancang
149 Eboni 58,4 5,4 3 Pancang
150 Ki Kacang 59,9 5,4 3 Pancang
151 Meranti Kuning 57,6 11 1 Pancang
152 Meranti Kuning 60 11 1 Pancang
153 Meranti Kuning 57 20 6 Pancang
154 Meranti Kuning 58,3 22,3 10 Pancang
155 Dahu 57,8 30 5 Pancang
156 Dahu 58 33,2 14 Pancang
157 Dahu 71 3,5 1 Pancang
158 Dahu 72 5 1 Pancang
159 Dahu 70 7,2 1 Pancang
160 Dahu 70 8,3 1 Pancang
161 Kayu Naga 70,3 8,5 1 Semai
162 Kayu Naga 70,5 8,5 1 Pancang
163 Kayu Naga 71 8,3 1 Semai
164 Kayu Naga 71 10,5 1 Semai
165 Kayu Naga 71 10,5 1 Pancang
166 Karet 73 14,1 1 Semai
167 Kayu Naga 74 14,2 1 Pancang
168 Karet 74 13 1 Pancang
169 Karet 74 15 1 Pancang
170 Karet 74 15 1 Pancang
171 Kayu Afrika 75 15,7 5 Semai
172 Kayu Afrika 75 16 1 Pancang
173 Kayu Afrika 75 16,2 1 Pancang
174 Kayu Naga 77 18,2 5 Pancang
175 Kayu Naga 74 18,5 2 Pancang
176 Kayu Naga 71,5 18,5 2 Semai
177 Kayu Naga 73 19,6 2 Semai
178 Kayu Naga 71 20 2 Semai
179 Kayu Naga 73 20 3 Semai
180 Kayu Naga 73 22 7 Pancang
181 Kayu Naga 75 22 13 Pancang
182 Kayu Naga 72 22 1 Pancang
183 Eboni 72 22 1 Pancang
184 Kayu Naga 75 26,5 27 Pancang
185 Kayu Naga 71 28 5 Pancang
186 Kayu Naga 70,5 30 3 Pancang
187 Kayu Naga 71,5 31 6 Pancang
188 Kayu Naga 73 30 6 Pancang
189 Kayu Naga 75 30 8 Pancang
190 Kayu Naga 76 32 2 Pancang
191 Kayu Afrika 74 30 1 Semai
192 Kayu Afrika 71 35 1 Semai
193 Kayu Naga 71 36 5 Semai
194 Kayu Naga 74 36 7 Semai
195 Eboni 73 34,5 1 Semai
196 Kayu Naga 70,5 37 5 Semai
197 Kayu Naga 72 39 3 Semai
198 Kayu Naga 74 38 3 Semai
199 Kayu Naga 70,6 37 1 Semai
200 Shorea 70,5 43 1 Pancang
201 Kayu Naga 71 43,5 3 Pancang
202 Kayu Naga 70 43,5 1 Pancang
203 Kayu Naga 70 46,4 11 Pancang
204 Kayu Naga 74 46 7 Pancang
205 Kayu Naga 71 47,8 5 Pancang
206 Kayu Naga 70,5 48,5 1 Pancang
207 Kayu Naga 73 49 3 Pancang
208 Kayu Naga 73,5 49,5 5 Pancang
209 Kayu Afrika 72 50 9 Pancang
210 Shorea 73,5 51,5 1 Pancang
211 Pasang 71,5 53,8 1 Pancang
212 Kayu Naga 72 53 4 Pancang
213 Kayu Naga 72 58 7 Pancang
214 Kayu Naga 74 59 4 Pancang
215 Kayu Naga 74 60,5 1 Pancang
216 Kayu Naga 74,5 63 1 Pancang

Tabel 3 Rekapitulasi sebaran tingkat pertumbuhan


No Tingkat Pertumbuhan Jumlah Persentase (%)
1 Gerowong 30,96%
2 Sehat 69,07%

Tabel 4 Rekapitulasi data berdasarkan kelas diameter


KJ
Kelas Diameter (cm) N V
G TG G TG
10 20 33 69 79251,96 358522,7
20-30 5 18 4,00 49761,37
30-40 3 9 4,77 13,86
>40 3 15 13,39766 58,41661
Jumlah 44 111 79274,13 408356,4

Tabel 5 Rekapitulasi data berdasarkan kelompok jenis


Tingkat KJ
Pertumbuhan Jumlah Komersil Jumlah Non Komersil Jumlah Dilindungi
Pohon 86 3 2
Tiang 62 4 -
Pancang 104 - 4
Semai 107 - -
Jumlah 359 7 6

Tabel 6 Pohon yang akan ditebang


No No Pohon Jenis Vtt Vtbc
1 1 Rasamala 5,93 2,26
2 2 Meranti Kuning 3,25 0,72
3 6 Pinus 2,05 1,4
4 8 Matoa 1,53 0,87
5 9 Kayu Afrika 2,63 1,38
6 11 Jati Putih 2,34 1,17
7 15 Rasamala 1,32 0,85
8 42 Kayu Afrika 2,2867 2,046
9 43 Kayu Afrika 2,2092 1,0465
10 47 Kayu Afrika 1,4624 1,149
11 54 Makaranga 3,2392 2,2163
12 68 Meranti 8,6232 4,9749
13 75 Kayu Afrika 4,013 2,408
14 77 Kayu Afrika 5,43 4,07
15 81 Meranti 8,47 3,63
16 88 Meranti 3,09 1,91
17 90 Meranti 4,002 2,01
18 102 Pinus 6,6481 4,9069
19 103 Pinus 5,2089 4,424
20 113 Kayu Afrika 3,7727 1,0157
21 118 Meranti 3,8026 2,3942
22 132 Laban 5,24 2,38
23 137 Pinus 0,03 0,02
24 138 Meranti 0,04 0,04
25 140 Meranti 0,017 0,01
26 143 Kayu Afrika 0,06 0,05

Pembahasan

Perencanaan pemanenan hutan adalah serangkaian proses yang melibatkan


hutan, manusia, peralatan dan dana untuk dapat memanfaatkan hutan secara lestari
guna mendapat nilai ekonomis hasil hutan. Perencanaan pemanenan hutan
bertujuan untuk menentukan jumlah kayu yang layak tebang guna menjaga hutan
tetap lestari. Perencanaan juga digunakan untuk menentukan metode serta alat yang
tepat dalam melaksanakan pemanenan. Dana serta volume kerja dapat ditentukan
setelah dilakukan perencanaan penebangan.
Sebelum melakukan pemanenan hutan perlu dipersiapkan teknik
pemanenan hutan diantaranya yaitu dengan memperhatikan lahan atau luas areal,
kemiringan, HCVF, KPPN, dan KPPS. Pemanenan dapat dimulai apabila sudah
dipastikan bahwa pohon yang akan di tebang tidak berada di sekitar sempadan
sungai. Apabila areal dekat dengan mata air harus dengan radius minimal 20 meter.
Kelerengan juga menjadi salah satu pengaruh peanenan hutan, jika kemiringan
melebihi 40% maka resiko terjadinya longsor tinggi. Sedangkan dalam Kawasan
Pelestarian Plasma Nutfah (KPPN) dan Kawasan Pelestarian Satwa (KPPS) atau
koridor satwa juga tidak diperbolehkan untuk di tebang. Beberapa teknik yangada
diantaranya ada teknik RIL, menurut Suhartana (2011) yang melakukan penelitian
tentang teknik pemanenan hutan menggunakan teknik RIL (ramah lingkungan).
Kelebihan dari teknik ini yaitu dapat meningkatkan produktivitas, dapat
mengurangi biaya produksi, dan dapat meningkatkan efisiensi pemanfaatan kayu.
Dalam kegiatan pemanenan kayu, menurut Suparto (1979) ada beberapa
urutan kegiatan yang harus dilakukan yaitu pertama perencanaan pemanenan.
Perencanaan pemanenan kayu merupakan salah satu bagian dari keseluruhan
rencana manajemen hutan, dimana perencanaan pemanenan itu sendiri merupakan
komponen dari rencana penggunaan lahan secara komprehensif. Kegiatan pada
tahap ini antara lain : perpetaan, survey, rencana pemanenan, dan pemetaan. Pada
tahap kedua yaitu pembukaan wilayah hutan, kegiatan ini membuat sarana dan
prasarana yang dibutuhkan untuk mengeluarkan kayu seperti contohnya pembuatan
jalan. Kegiatan selanjutnya yaitu pemanenan antara lain persiapan tebangan,
penebangan, pemangkasan, pengukuran dan pembagian batang. Lalu penyaradan,
kegiatannya adalah pemasangan choker dan penyaradan. Tahap kelima yaitu
pengumpulan kayu atau yang biasa dikenal istilah cold deck dan hot deck. Cold
deck berarti kayu yang sampai di tempat pengumpulan langsung ditangani/diproses
secara keseluruhan pada saat itu juga. Sedangkan pada hot deck kayu yang sampai
di tempat pengumpulan tidak ditangani (diproses) secara menyeluruh pada saat itu
juga. Pengangkutan kayu pada tahap ini dapat dilakukan melalui darat atau melalui
air ke tempat penimbunan antara. Kegiatan di tempat penimbunan antara adalah
pembongkaran, pengukuran, pengujian, pemotongan, pengaturan, dan pemuatan.
Tahap kedelapan yaitu pengangkutan akhir. Pengangkutan akhir dapat dilakukan
dengan beberapa variasi cara pengangkutan, yaitu dari darat diteruskan dengan
pengangkutan melalui darat, dari darat diteruskan dengan pengangkutan melalui air,
dari air diteruskan dengan pengangkutan melalui air. Tahapan terakhir dilakukan di
tempat penimbunan akhir dengan beberapa kegiatan yaitu pembongkaran,
pengukuran, pengujian, pemotongan, penumpukan, dan pemuatan ke alat angkut
umum atau pabrik pengolahan kayu.
Setelah melakukan inventarisasi tegakan dan memetakan sebaran pohon
dapat diketahui pohon mana saja yang dapat ditebang. Berdasarkan table 6 ada 26
pohon yang siap ditebang diantara 1 jati putih, 8 kayu afrika, 1 laban, 1 makaranga,
1 matoa, 8 meranti, 4 pinus, dan 2 rasamala. Harga ditentukan dengan
memperhatikan beberapa faktor diantaranya adalah volume/kubikasi, kualitas kayu,
aksesibilitas, topografi dan sebagainya yang sangat menentukan biaya penebangan.
Berdasarkan hasil wawancara dengan petani dan pengusaha diketahui harga
maksimal kayu pinus adalah Rp 200.000/m3 (Sanudin 2009). Penebangan untuk 4
pohon pinus dapat dihasilkan uang sekitar Rp 2.600.000,00. Menurut Wahyudi
(2015), harga kayu matoa berkisar antara Rp. 2.800.000,00 ‒ Rp 3.000.000,00/m3.
Sehingga penebangan 1 pohon matoa dapat dihasilkan uang sekitar Rp
4.200.000,00/m3 – Rp 4.500.000,00/m3. Sedangkan menurut Mulyana dan
Asmarahman (2010) harga satuan hasil panen meranti Rp 1.500.000,00/m3, kayu
afrika Rp 800.000,00/m3, dan jati putih Rp 1.800.000,00/m3. Maka didapatkan
hasil dari penebangan meranti sekitar Rp 36.000.000,00, kayu afrika Rp
17.600.000,00, dan jati putih Rp 4.140.000,00. Untuk harga kayu rasamala juga
bervariasi , tergantung dari jenis mutu dan ukurannya. Kualitas paling bagus dijual
mulai dari Rp 250.000,00 – 2.000.000,00/m3. Sehingga maksimal didapatkan Rp
14.400.000,00. Total penghasilan yang didapatkan dalam pemanenan pohon di
arboretum Fakultas Kehutanan IPB maksimal sekitar Rp 79.240.000,00.
Dikarenakan belum diketahui harga panen pohon laban dan makaranga, jumlah
tersebut belum ditambahkan harga tebang laban dan makaranga.

SIMPULAN

Perencanaan pemanenan hutan bertujuan untuk menentukan jumlah kayu


yang layak tebang guna menjaga hutan tetap lestari. Sebelum melakukan
pemanenan hutan perlu dipersiapkan teknik pemanenan hutan diantaranya yaitu
dengan memperhatikan lahan atau luas areal, kemiringan, HCVF, KPPN, dan
KPPS. Tahapan pemanenan kayu, yaitu perencanaan pemanenan, pembukaan
wilayah hutan, pemanenan, penyaradan, pengumpulan kayu, angkutan antara,
penimbunan antara, pengangkutan akhir, dan penimbunan akhir. Maka diakhir
didapatkan 26 pohon yang siap ditebang serta menghasilkan uang maksimal sekitar
Rp 79.240.000,00

DAFTAR PUSTAKA

Dadan, Mulyana dan Asmarahaman, Ceng. 2010. 7 Jenis Kayu Penghasil Rupiah.
Agromedia.
Sanudin. 2009. Strategi Pengembangan Hutan Rakyat Pinus Di Kabupaten
Humbang Hasundutan, Sumatera Utara. Jurnal Analisis Kebijakan
Kehutanan. Vol. 6 No. 2 : 131 – 149.
Suhartana S dan Yuniawati Y. 2011. Peningkatan produktifitas pemanenan kayu
melalui teknik pemanenan Kayu Ramah Lingkungan:Kasus di perusahaan
hutan rawa gambut di Kalimantan Barat. Jurnal Of Forest produk Research.
Vol 29(4) : 369-380.
Suparto, RS. 1979. Eksploitasi Hutan Modern. Fakultas Kehutanan Institut
Pertanian Bogor. Bogor.
Suparto, RS. 1982. Pemanenan Kayu. IPB Press. Bogor.
Wahyudi. 2015. Perkembangan Industri Perkayuan di Tanah Papua. Fakultas
Kehutanan, Universitas Papua.

Anda mungkin juga menyukai