Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

PSIKOLOGI PENDIDIKAN

“Perkembangan dan Belajar”

Mata kuliah : Psikologi Pendidikan

Dosen Pengampu : Yenni Marito Harahap M.Pd, M.Psi Psikolog

DISUSUN OLEH KELOMPOK 2 :

1.Cindi Roma Riana Harahap ( 4211131013 )

2.Fandel Affection Christensen Zalukhu ( 4213331020 )

3.Indah Tripena Panggabean ( 4212431016 )

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

FEBRUARI , 2022
Kata Pengantar

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas segala rahmat
dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini untuk memenuhi salah satu
tugas KKNI kami dalam mata kuliah Psikologi Pendidikan.

Kami berharap makalah kami ini dapat digunakan sebagai wahana untuk menambah
pengetahuan dan sebagai referensi tambahan dalam Psikologi Pendidikan.

Segala upaya telah kami lakukan untuk menyempurnakan makalah ini, namun tidak
mustahil apabila dalam makalah ini masih banyak terdapat kekurangan dan kesalahan.
Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang dapat dijadikan
masukan dalam penyempurnaan makalah ini.

Medan, 18 Februari 2022

Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar……………………………………………………………………….2

Daftar Isi……………………………………………………………………………...3

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang…………………………………………………………………….4

B. Rumusan Masalah…………………………………………………………………5

C. Tujuan……………………………………………………………………………..6

BAB II PEMBAHASAN

A. Definisi dan Faktor yang mempengaruhi Perkembangan……………………….7

B. Belajar vs Kematangan…………………………………………………………..8

C. Fungsi Otak dalam Belajar……………………………………………………….9

D. Kognitif dan Belajar…………………………………………………………….10

E. Bahasa dan Belajar………………………………………………………………11

F. Sosial dan Belajar…………………………………………………………… 12

G. Identitas Diri dan Belajar………………………………………………………..13

H. Moral dan Belajar………………………………………………………………..14

I. Rumah-Sekolan dan Masyarakat dalam Belajar………………………………….15

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan………………………………………………………………………16

B. Saran………………………………………………………………………………17

DAFTAR PUSTAKA
BAB 1

PENDAHULUAN

1.Latar Belakang

Setiap individu dilahirkan di dunia dengan membawa hereditas tertentu


yang diperoleh melalui warisan dari pihakorang tuanyanya yang menyangkut
karakteristik fisik dan psikisatau sifat-sifat mental. Lingkungan (environment)
merupakan faktor penting di samping hereditas yang menentukan
perkembangan individu yang meliputi fisik, psikis, social dan
relegius.Manusia adalah makhluk-makhluk hidup yang lebih sempurna bila
dibandingkan dengan makhluk-makhluk hidup yang lain. Akibat dari unsur
kehidupan yang ada pada manusia, manusia berkembang dan mengalami
perubahan-perubahan, baik perubahan-perubahan dalam segi fisologik
maupun perubahan-perubahan dalam segi psikologik. Bahwa setiap anak
secara kodrat membawa variasi dan irama perkembangannya sendiri, perlu
diketahui setiap orangtua, agar ia tidak bertanya-tanya bahkan bingung atau
bereaksi negatif yang lain dalam menghadapi perkembangan anaknya. Bahkan
ia harus bersikap tenang sambil mengikuti terusmenerus pertumbuhan anak,
agar pertumbuhan itu sendiri terhindar dari gangguan apappun, yang tentu saja
akan merugikan. Dalam kesempatan ini akan kami paparkan mengenai
pengertian perkembangan, faktor-faktor perkembangan, tugas dan fase
perkembangan serta hukum yang akan menentukan dalam perkembangan
manusia.

2.Rumusan Masalah

• Apa pengertian dari Belajar?


• Bagaimana hubungan dan perbedaan antara belajar dengan kematangan?
• Bagaimana fungsi dan peran otak dalam belajar?
• Apa hubungan kognitif dengan belajar?
• Bagaimana pentingnya Bahasa dan Belajar?
• Bagaimana pentingnya Sosial dan Belajar?
• Bagaimana pentingnya Identitas diri dalam Belajar?
• Bagaimana pentingnya Moral dan Belajar?
• Bagaimana pengaruh dari rumah,sekolah dan masyarakat dalam proses belajar?
2.Tujuan

• Mengetahui pengertian belajar


• Mengetahui bagaimana proses perkembangan belajar
• Memahami perbedaan dan hubungan antara belajar dengan kematangan
• Mengetahui fungsi dan peran otak dalam belajar
• Mengetahui pentingnya Bahasa dan belajar
• Mengetahui pentingnya social dan belajar
• Mengetahui pentingnya penguasan diri dan belajar
• Mengetahui pentingnya moral dan belajar
• Memahami pengaruh dari lingkungan rumah, sekoah dan masyarakat terhadap
belajar.
BAB II
PEMBAHASAN
A.Defenisi dan factor yang mempengaruhi perkembangan
1. Definisi Perkembangan
Perkembangan menurut Monks dkk, suatu proses ke arah yang lebih
sempurna pada tingkat integrasi yang lebih tinggi, dan tidak dapat terulang
lagi. Hal ini senada dengan apa yang disampaikan oleh Muhibbin Syah
yang mendefinisikan perkembangan sebagai proses perubahan mengacu
pada kualitas fungsi organ-organ jasmaniah. Artinya perkembangan itu
menekankan pada penyempurnaan fungsi psikologis yang disandang oleh
organ-organ fisik. Perkembangan akan terus berlanjut terus hingga
manusia mengakhiri hayatnya. Perkembangan tidak terbatas pada
pengertian perubahan secara fisik, melainkan di dalamnya juga terkandung
serangkaian perubahan secara terus menerus dari fungsi-fungsi jasmaniah
dan rohaniah yang dimiliki individu menuju tahap kematangan, melalui
pertumbuhan dan belajar.
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa perkembangan
merupakan suatu proses perubahan dari yang belum sempurna ke arah
lebih sempurna yang mengacu pada kualitas fungsi–fungsi jasmaniah dan
rohaniah yang akan terus berlanjut hingga akhir hayat.
Menurut David G. Myers, psikologi perkembangan adalah cabang
psikologi yang mempelajari perubahan dan perkembangan struktut
jasmani, perilaku dan fungsi mental manusia sejak terbentuknya manusia
melalui pembuahan hingga menjelang mati. Lerner merumuskan psikologi
perkembangan sebagai pengetahuan yang mempelajari persamaan dan
perbedaan fungsi-fungsi psikologi sepanjang hidup. Misalnya memelajari
bagaimana proses perkembangan dalam berfikir sejak anak-anak sampai
dewasa, bagaiman kepribadian dapat berubah dan lain sebgainya.

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan


Dalam membahas faktor yang mempengaruhi perkembangan terdapat
dua aliran besar yang masing-masing memiliki keyakinan brlawanan
dalam menyatakan faktor perkembangan. Pertama para ahli yang beraliran
Nativisme, meyakini bahwa pembawaan seseorang menentukan
perkembangan kehidupannya di masa datang; kedua, aliran Empirisme
yang menyatakan perkembangan individu sepenuhnya ditentukan oleh
faktor lingkungan atau pendidikan, sedangkan faktor dasar atau
pembawaan sama sekali tidak berpengaruh.
Perbedaan pendapat tersebut melahirkan aliran-aliran yang tampak
menengahi keduanya, yaitu aliran Konvergensi dengan tokohnya yang
terkenal William Stern. Menurut aliran ini perkembngan individu
sebenrnya ditentukan oleh kedua kekuatan tersebut, baik faktor dasar
maupun pembawaan maupun faktor lingkungan atau pendidikan.
Keduanya menentukan atau mewujudkan perkembangan kepribadian
seorang individu.
Tokoh pendidikan Nasional Indonesia, Ki Hajar Dewantara juga
sependapat dengan pendapat dari aliran konvergensi. Beliau
mengemukakan adanya dua faktor yang mempengaruhi perkembangan
individu, yaitu faktor dasar atau pembawaan faktor internal dan faktor ajar
atau lingkungan (faktor eksternal).
Menurut Elizabeth B. Hurlock baik faktor kondisi internal maupun
faktor kondisi eksternal akan dapat mempengaruhi tempo/ kecepatan dan
sifat atau kualitas kepribadian seseorang. Tetapi seberapa besar pengaruh
kedua faktor itu dapat ditentukan, masih sulit memperoleh jawaban yang
pasti.
Adapun faktor yang termasuk ke dalam faktor internal antara lain;
1. Bakat atau pembawaan
2. Anak dilahirkan dengan membawa bakat-bakat tertentu. Bakat ini dapat
diumpamakan sebagai bibit kesanggupan atau bibit kemungkinan yang
terkandung dalam diri anak. Setiap individu memiliki bermacam-macam bakat
sebagai pembawanya, seperti bakat musik, seni, akal yang tajam dan
sebagainya. Bakat akan berkembang apabila didukung oeleh pendidikan dan
lingkungan yang memadai, sebab bakat hanya berarti kemungkinan, bukan
berarti keharusan. Sifat-sifat keturunan
Sifat-sifat keturunan yang individu dipusakai dari orangtua atau nenek
moyang dapat berupa fisik dan mental. Mengenai fisik misalnya
bentuk muka (hidung), bentuk badan, suatu penyakit. Sedangkan
mengenai mental misalnya sifat pemalas, sifat pemarah, pendiam, dan
sebagainya. Meskipun demikian, sifat-sifat keturunan dapat
dipengaruhi oleh pendidikan dan lingkungan yang ada disekitarnya.
Sedangkan faktor eksternal yang mempengaruhi perkembangan antara
lain mencakup:
1. Posisi dalam keluarga
Kedudukan anak dalam keluarga merupakan keadaan yang dapat
mempengaruhi perkembangan. Perkembangan anak kedua, ketiga dan
seterusnya pada umumya itu lebih cepat dari pada anak pertama.
2. Makanan
Makanan yang bergizi memiliki kontribusi yang besar terhadap
pertumbuhan dan perkembangan, terutama pada masa kanak-kanak.
3. Budaya
Faktor budaya sangat besar pengaruhnya, sehingga dapat
mempengaruhi sifat kepribadian dan kedewasaan seseorang. Hal yang
termasuk dalam faktor budaya di sini selain budaya masyarakat
termasuk juga pendidikan, agama dan sebagainya.
4. Ekonomi
Latar belakang ekonomi juga berpengaruh terhadap perkembangan
anak. Orang tua yang ekonominya lemah, yang tidak sanggup
memenuhi kebutuhan pokok anak-anaknya dengan baik, sering kurang
memperhatikan pertumbuhan dan perkembangan anak-anaknya.
Mereka menderita kekurangan-kekurangan secara ekonomis, sehingga
menghambat pertumbuhan jasmani dan perkembangan jiwa anak-
anaknya. Bahkan tidak jarang tekanan ekonomi mengakibatkan pada
tekanan jiwa, yang pada gilirannya menimbulkan konflik antara ibu
dan bapak, orang tua dan anaknya, sehingga melahirkan rasa rendah
diri pada anak.
Berikut merupakan faktor umum (unsur-unsur yang dapat digolongkan
kedalam keduan penggolongan di atas, yaitu faktor internal dan eksternal);
1. Intelegensi
Intelegensi merupakan kapasitas kognitif yang dimiliki seseorang.
Bagaimana individu mampu berfikir dan memecahkan masalah
merupakan wujud dari intelegensi ini. Intelegensi atau bisa disebut
sebagai tingkat kecerdsan termasuk faktor penting, dimana intelegensi
sangat menentukan tingkat kecepatan perkembangan keprbadian.
2. Kematangan seks
Kematangan seks juga dipengaruhi oleh tingkat kecerdasan, anak yang
sangat cerdas mencapai kematangan seks kira-kira satu atau dua tahun
lebih dahulu dibanding dengan anak yang kurang cerdas, dan bagi
anak-anak yang kurang kecerdasannya seperti idiot dan imbicil,
kematangan ini sangat lambat atau sama sekali tidak datang.
3. Seks/ jenis kelamin
Pada waktu lahir, anak laki-laki lebih besar dari anak perempuan, tetapi anak
perempuan lebih cepat perkembangannya dan lebih cepat pula dalam
mencapai kedewasaannya dari pada anak laki-laki. Anak perempuan
umumnya lebih cepat mencapai kematangan seks kira-kira satu atau dua
tahun lebih awal dan fisiknya juga tampak lebih cepat besar dari pada anak
laki-laki. Begitu juga dalam perkembangan mental, anak perempuan lebih
cepat mencapai kedewasaannya dari pada anak laki-laki. Proses
Perkembangan, Tugas dan Fase Perkembangan dan Hukum perkembangan
3. Proses Perkembangan
Secara umum, proses dapat diartikan sebagai rentetan perubahan yang
terjadi dalam perkembangan sesuatu. Adapun maksud kata proses
perkembangan siswa ialah tahapan-tahapan perubahan yang di alami
seorang siswa, baik yang bersifat jasmani maupun bersifat rohani. Proses
perkambangan meliputi :
1. Perkembangan motor (motor development), yakni proses
perkembangan yang progresif dan berhubungan dengan
perolehan aneka ragam keterampilan fisik anak (motor skills).
2. Perkembangan kognitif (cognitive development), yakni
perkembangan fungsi intelektual atau proses perkembangan
kemampuan atau kecerdasan otak anak.
3. Perkembangan sosial dan moral (social and moral development),
yakni proses perkambangan mental yang berhubungan dengan
perubahan-perubahan cara anak dalam berkomunikasi dengan
obyek atau orang lain, baik sebagai individu maupun sebagai
kelompok.
4. Tugas dan Fase Perkembangan
Tugas-tugas perkembangan beberapa dianataranya muncul sebagai
akibat kematangan fisik, sedangkan yang lain berkembang karena adanya
aspirasi budaya, sementara yang lain lagi yaitu karena nilai-nilai dan
aspirasi individu.
Tugas-tugas perkembangan bagi setiap fase perkembangan dalam
rentang kehidupan individu dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Tugas Perkembangan Usia Bayi dan Kanak-Kanak (0,0-6,0 tahun)
1) Belajar berjalan.
2) Belajar memakan makanan padat.
3) Belajar berbicara.
4) Belajar buang air kecil dan buang air besar (toilet training).
5) Belajar mengenal perbedaan jenis kelamin.

6) Mencapai kestabilan jasmaniah fisiologis.


7) Belajar memahami konsep-konsep sederhana tentang kehidupan
sosial dan alam.
8) Belajar melakukan hubungan emosioanal dengan orang tua,
saudara, dan orang lain.
9) Belajar mengenal konsep baik dan buruk (mengembangkan kata
hati).
10) Mengenal konsep norma atau ajaran agama secara sederhana.
b. Tugas Perkembangan Usia Sekolah Dasar (7,0 – 12 tahun)
1) Belajar memperoleh keterampilan fisik untuk melakukan
permainan.
2) Belajar membentuk sikap positif, yang sehat terhadap dirinya
sendiri sebagai makhluk biologi (dapat merawat kersihan dan
kesehatan diri).
3) Belajar memainkan peranan sesuai dengan jenis kelaminnya.
4) Belajar keterampilan dasar dalam membaca, menulis dan
berhitung.
5) Belajar mengembangkan konsep (agama, ilmu pengetahuan, adat
istiadat) sehari-hari.
6) Belajar mengembangkan kata hati (pemahaman tentang benar-
salah, baik-buruk).
7) Belajar memperoleh kebebasan yang bersifat pribadi (bersikap
mandiri).
8) Belajar mengembangkan sikap positif terhadap kehidupan sosial.
9) Mengenal dan mengamalkan ajaran agama sehari-hari.
c. Tugas Perkembangan Usia Remaja (13-19 tahun)
1) Menerima fisiknya sendiri berikut kualitas keragamannya.
2) Mencapaikemandirian emosional dari orang tua atau figur-figur
yang mempunyai otoritas.
3) Menegembangkan keterampilan komunikasi interpersonal.
4) Mampu bergaul dengan teman sebaya atau orang lain secara wajar.
5) Menemukan manusia model yang dijadikan pusat identifikas
Menerima dirinya sendiri dan memiliki kepercayaan terhadap kemampuannya sendiri.
1) Memperoleh self-control (kemampuan mengendalikan sendiri)
atas dasar skala
2) Bertingkah laku yang bertanggung jawab secara sosial.
3) Mengembangkan keterampilan intelektual dan konsep-konsep
yang diperlukan bagi warga Negara.
4) Memilih dan mempersiapkan karir (pekerjaan).
5) Mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
d. Tugas Perkembangan Usia Dewasa Awal (20-40 tahun)
1) Mengembangkan sikap wawasan dan pengamalan nilai-nilai agama.
2) Memperoleh atau memulai memasuki pekerjaan.
3) Memilih pasangan hidup.
4) Mulai memasuki pernikahan dan hidup berkeluarga.
5) Meneglola hidup rumah tangga.
6) Memperoleh kemampuan dan kemantapan karir.
7) Mengambil tanggung jawab atau peran sebagai warga masyarakat.
8) Mencari kelompok sosial (kolega) yan menyenangkan.
e. Tugas Perkembangan Usia Dewasa Madya (40-60 tahun)
1) Memanatapkan pemahaman dan pengamalan nila-nilai agama.
2) Mencapai tanggung jawab sosial sebgai warga Negara.
3) Membantu anak yang sudah remaja untuk belajar menjadi orang
dewasa yang bertanggung jawab dan bahagia.
4) Menerima dan menyesuaiakan diri dengan perubahan-perubahan
yang terjadi pada aspek fisik.
5) Memantapakan keharmonisan hidup berkeluarga.
6) Mencapai dan mempertahankan prestasi yang memuaskan dalam
karir.
7) Memantapkan peran-perannya sebgai orang dewasa, baik di
lingkungan kerja maupun masyarakat.
f. Tugas Perkembangan Usia Dewasa Tua (Lansia: 60 tahun-mati)
1) Lebih memantapkan diri dalam mengamalakan ajaran agama.
2) Mampu menyesuaikan diri dengan menurunnya kemapauan dan
kesehatan fisik.
3) Dapat menyesuaikan diri dengan masa pensiun (jika pegawai
negeri) dan berkurangnya income, penghasilan keluarga.
4) Dapat menysesuaiakan diri dengan kematian pasangan.
5) Membentuk huungan dengan orang lain yang seusianya.
6) Memantapkan hubungan yang lebih harmonis dengan anggota
keluarga (istri, anak, menantu, cucu dan saudara).

B. Perkembangan Psikologi Fisik Siswa


Perkembangan motorik (fisik) siswa Perkembangan motor (motor
development), yakni proses perkembangan yang progresif dan berhubungan
dengan perolehan aneka ragam keterampilan fisik anak (motor skills).
Terdapat empat macam faktor yang mendorong kelanjutan perkembangan
motor skills anak yang juga memungkinkan campur tangan orang tua dan guru
dalam mengarahkannya. Keempat faktor itu sebagai berikut:
1. Pertumbuhan dan perkembangan sistem syaraf
Pertumbuhan dan perkembangan kemampuannya membuat intelegensi
(kecerdasan) anak meningkat dan menibulkan pola tingkah laku yang baru.
Semakin baik perkembangan kemampuan sistem syaraf seorang anak akan
semakin baik dan beragam pula pola-pola tingkah laku yang dimilikinya.

\ Akan tetapi organ sitem syaraf ini lain dari yang lain, karena apabila
rusak tidak dapat diganti atau tumbuh lagi.
2. Pertumbuhan otot-otot Otot
Merupakan jaringan sel-sel yang dapat berubah memanjang dan juga
sekaligus merupakan unit atau kesatuan sel yang memiliki daya
mengkerut. Diantara fungsi-fungsi pokoknya adalah sebagai pengikat
organ-organ lainnya dan sebagai jaringan pembuluh yang
mendistribusikan sari makanan. Peningkatan tegangan otot anak dapat
menimbulkan perubahan dan peningkatan aneka ragam kemampuan dan
kekuatan jasmaninya. Perubahan ini sangat tampak dari anak yang sehat
dari tahun ke tahun dengan semakin banyaknya keterlibatan anak tersebut
dalam permainan yang bermacam-macam atau dalam membuat kerajinan
tangan yang semakin meningkat kualitas dan kuantitasnya dari masa ke
masa.
3. Perkembangan dan pertumbuhan fungsi kelenjar endokrin
Kelenjar adalah alat tubuh yang mengahasilkan cairan atau getah,
seperti kelenjar keringat. Perubahan fungsi dari kelenjar-kelenjar endokrin
akan mengakibatkan berubahnya pola sikap dan tingkah laku seorang
remaja terhadap lawan jenisnya. Perubahan ini dapat berupa seringnya
bekerja sama dalam belajar atau beolah raga, perubahan pola perilaku yang
bermaksud menarik perhatian lawan jenis, berubahnya gaya dandanan/
penampilan dan lain-lain.
4. Perubahan struktur jasmani
Semakin meningkat usia anak maka akan semakin menigkat pula
ukuran tinggi dan bobot serta proporsi tubuh pada umumnya. Perubahan
jasmani ini akan banyak berpengaruh terhadap perkembangan kemampuan
dan kecakapan motor skills anak. Pengaruh perubahan fisik seorang siswa
juga tampak pada sikap dan perilakunya terhadap orang lain, karena
perubahan fisik itu sendiri mengubah konsep diri (self-concept) siswa
tersebut.
1. Belajar Vs Kematangan

Belajar adalah proses perubahan yang terus menerus terjadi dalam diri individu
baik secara internal maupun eksternal. Perubahan itu terjadi dalam berbagai
perspektif, misalnya pada pandangan hidup, perilaku, persepsi, motivasi atau pun
gabungan dari unsur-unsur tadi secara simultan.Proses belajar selalu terjadi secara
sistemik pada disposisi perilaku individu yang belajar. Perubahan itu terjadi sebagai
dampak atas pengalaman yang ditemukan dalam adaptasi peserta didik dengan
lingkungan belajarnya. Totalitas tindakan belajar merupakan suatu mata rantai yang
saling berhubungan satu dengan lainnya

Para ahli psikologi mengklasifikasinya menjadi 8 (delapan) rangkaian. antara lain:


1) motivasi, 2) pemahaman, 3) penerimaan atau aquasition, 4) penyimpanan atau
retensi, 5) mengingat atau recall, 6) menyimpulkan atau menggeneralisasi, 7)
penampilan atau performance dan 8) umpan balik atau feedback.

Sedangkan Kematangan adalah hasil perkembangan dari sifat-sifat individu yang


berbeda dan telah terbentuk sejak masa konsepsi. Setiap anak terlahir dengan
kelebihan potensi, bakat, sikap dan kebiasaan yang berbeda antara anak yang satu
dengan anak yang lain. Ada anak yang terlahir dengan bakat nyanyi, menari,
berbicara, melucu dan sebagainya. Semua kelebihan tersebut diwariskan secara
genetis.
2. Fungsi Otak dalam Belajar

Dalam belajar kita harus berpikir, dalam berpikir kita menggunakan otak. Intinya
peran otak dalam belajar sangat penting. Otaklah mengendalikan semua fungsi tubuh kita.
Otak merupakan pusat dari keseluruhan tubuh ini. Jika otak kita sehat, maka akan
mendorong kesehatan tubuh serta menunjang kesehatan mental kita. Sebaliknya, apabila
otak kita terganggu, maka kesehatan tubuh dan mental kita bisa ikut terganggu

Seandainya jantung atau paru-paru kita berhenti bekerja selama beberapa menit, kita
masih bisa bertahan hidup. Namun jika otak kita berhenti bekerja selama satu detik saja,
maka tubuh kita mati. Itulah mengapa otak disebut sebagai organ yang paling penting dari
seluruh organ di tubuh manusia. Selain paling penting, otak juga merupakan organ yang
paling rumit. Membahas tentang anatomi dan fungsi otak secara detail bisa memakan
waktu berhari-hari. Oleh karena itu disini kita akan membahas anatomi

Otak kita membutuhkan latihan layaknya otot. Jika kita sering menggunakannya dan
dengan cara yang tepat, anda akan menjadi seorang pemikir yang terampil dan juga akan
meningkatkan kemampuan kita untuk lebih berkonsentrasi. Tetapi jika kita tidak pernah
menggunakan otak , atau menyalahgunakannya atau merusaknya dengan bahan kimia
berbahaya, kemampuan kita untuk berpikir dan belajar akan memburuk.

Dari hasil penelitian Roger Sperry ada perbedaan dua fungsi otak sebelah kiri dan
kanan akan membentuk sifat, karakteristik dan kemampuan yang berbeda pada seseorang.
Perbedaan teori fungsi otak kiri dan otak kanan ini telah populer sejak tahun 1960an.Otak
besar atau cerebrum yang merupakan bagian terbesar dari otak manusia adalah bagian
yang memproses semua kegiatan intelektual, seperti kemampuan berpikir, menalarkan,
mengingat, membayangkan, serta merencanakan masa depan.

Sedangkan otak besar dibagi menjadi belahan kiri dan belahan kanan, atau yang
lebih dikenal dengan Otak Kiri dan Otak Kanan. Masing-masing belahan mempunyai
fungsi yang berbeda. Otak kiri berfungsi dalam hal-hal yang berhubungan dengan logika,
rasio, kemampuan menulis dan membaca, serta merupakan pusat matematika. Beberapa
pakar menyebutkan bahwa otak kiri merupakan pusat Intelligence Quotient (IQ).

Sementara itu otak kanan berfungsi dalam perkembangan Emotional Quotient (EQ).
Misalnya sosialisasi, komunikasi, interaksi dengan manusia lain serta pengendalian emosi.
Pada otak kanan ini pula terletak kemampuan intuitif, kemampuan merasakan,
memadukan, dan ekspresi tubuh, seperti menyanyi, menari, melukis dan segala jenis
kegiatan kreatif lainnya.
Belahan otak mana yang lebih baik? Keduanya baik. Setiap belahan otak punya fungsi
masing-masing yang penting bagi kelangsungan hidup manusia. Akan tetapi, menurut
penelitian, sebagian besar orang di dunia hidup dengan lebih mengandalkan otak kirinya.
Hal ini disebabkan oleh pendidikan formal (sekolah dan kuliah) lebih banyak mengasah
kemampuan otak kiri dan hanya sedikit mengembangkan otak kanan.

Orang yang dominan otak kirinya, pandai melakukan analisa dan proses pemikiran
logis, namun kurang pandai dalam hubungan sosial. Mereka juga cenderung memiliki
telinga kanan lebih tajam, kaki dan tangan kanannya juga lebih tajam daripada tangan dan
kaki kirinya. Sedangkan orang yang dominan otak kanannya bisa jadi adalah orang yang
pandai bergaul, namun mengalami kesulitan dalam belajar hal-hal yang teknis.

3. Kognitif dan Belajar


Kognitif adalah semua aktivitas mental yang membuat suatu individu mampu
menghubungkan, menilai, dan mempertimbangkan suatu peristiwa, sehingga individu
tersebut mendapatkan pengetahuan setelahnya. Kognitif ini erat sekali dengan tingkat
kecerdasan seseorang. Contoh kognitif bisa ditunjukkan ketika seseorang sedang belajar,
membangun sebuah ide, dan memecahkan masalah

Adanya fungsi kognitif ini membuat seseorang bisa dengan mudah bergaul satu sama lain
dan selain itu ada beberapa fungsi juga yaitu ;

1. Perhatian

Perhatian merupakan penyeleksi rangsangan yang nantinya menjadi fokus perhatian dan
bisa diabaikan secara bersamaan. Rangsangan yang dimaksud bisa berupa bau, suara,
maupun gambar.

2. Memori atau Daya Ingat

Memori atau daya ingat berkaitan dengan tingkat kefokusan seseorang. Semakin fokus,
semakin baik memori atau daya ingat. Hal ini menunjukkan bagaimana suatu informasi
akan ditransfer dan disimpan di dalam otak.

3. Fungsi eksekutif

Fungsi eksekutif merupakan fungsi yang mengarahkan manusia untuk menjadi perencana
dan melaksanakan sesuatu yang telah ia rencanakan. Nah, dari sinilah seseorang terlihat
bagaimana cara menyelesaikan setiap permasalahan.

4.Kemampuan berbahasa

Kemampuan bahasa berkaitan dengan bagaimana seseorang mampu menyusun kata-kata


saat berkomunikasi dengan orang lain. Setiap orang memiliki kemampuan bahasa yang
berbeda-beda, bergantung dari fungsi kognitifnya.
4. Bahasa dan Belajar
Pembelajaran bahasa harus melibatkan empat faktor, yakni guru, pengajaran
bahasa, metode pengajaran bahasa, dan materi pelajaran. Empat fakto tersebut menjadi
bagian terpenting dalam usaha membantu dan memudahkan proses belajar mengajara
bahasa.

Guru merupakan faktor yang terpenting dalam proses permudahan dalam proses
belajar. Karena guru merupakan fasilitator dalam proses pembelajaran yang memerlukan
cara-cara atau meode dalam pembelajaran. Jadi, guru yang baik, pada umumnya selalu
berusaha untuk menggunakan metode pengajaran yang efektif, serta memakai alat-alat
media yang terbaik dalam melaksanakan pembelajaran bahasa. Pencarian metode yang
paling efektif tetap saja dilakukan dari zaman ke zaman.

Pengajaran bahasa melibatkan tiga disiplin ilmu linguistic, psikologi, dan ilmu
pendidikan. Ilmu linguistic memberikan informasi kepada kita tentang bahasa secara
umum dan bahasa-bahasa tertentu. Ilmu psikologi Menguraikan bagaimana orang belajar
sesuatu, dalam ilmu pendidikan memungkinkan seseorang bisa meramu semua keterangan
itu menjadi satu cara atau metode yang sesuai untuk digunakan di kelas sehingga
memudahkan proses belajar mengajar bahasa oleh pelajar.

5. Sosial dan Belajar


Teori belajar sosial adalah teori belajar yang mengedepankan perubahan perilaku
melalui proses pengamatan. Teori ini menganggap bahwa harus ada pemodelan yang
nantinya bisa dijadikan pengamatan oleh individu yang sedang belajar. Itulah mengapa
teori sosial sama dengan teori pemodelan.

Sebenarnya, teori belajar ini merupakan bentuk pengembangan dari teori belajar
behavioristik, di mana tujuan utamanya menekankan pada perubahan perilaku. Di antara
beberapa teori belajar lain, teori ini tergolong masih baru, yaitu dikembangkan pada tahun
1986 oleh Albert Bandura, sehingga biasa disebut teori belajar sosial Bandura.

Teori pembelajaran sosial adalah pembelajaran yang memanfaatkan teori belajar


sosial. Artinya, dalam melakukan pembelajaran guru menggunakan modeling atau
observasi.

Adapun contoh sederhana penerapan teori belajar sosial pada perkembangan anak, yaitu
seorang anak cenderung meniru perilaku orang tuanya karena ia melihat perilaku tersebut
setiap hari secara berulang-ulang.

Hal itu bisa diterapkan di pembelajaran sehari-hari, di mana guru menjadi model
percontohan bagi peserta didiknya. Adapun fase-fase yang harus dilalui untuk
menerapkan teori pembelajaran sosial adalah sebagai berikut.
6. Identitas Diri dan Belajar
Remaja merupakan masa transisi dari fase anak-nak menuju dewasa. Pada masa
remaja juga sering mengalami masalah psikosial, yaitu pencarian identitas diri yang
menetukan remaja memiliki identitas diri positif atau negatif. Selain masalah psikososial,
remaja sering mengalami masalah dalam belajar dalam hal motivasi belajar. Jika remaja
kuat atau rendahnya motivasi belajar remaja mempengaruhi hasil belajarnya.

identitas diri adalah kesadaran individu untuk menempatkan diri dan memberi arti
pada dirinya sebagai seorang pribadi yang unik serta memiliki ciri-ciri berbeda dengan
kelompoknya, memiliki keyakinan yang relatif stabil, serta memiliki peran penting dalam
konteks kehidupan masyarakat. Identitas diri dapat berisi atribut fisik, keyakinan, tujuan,
harapan, prinsip moral atau gaya sosial.

7. Moral dan Belajar


Moral adalah sesuatu yang abstrak, tidak berwujud tetapi sangat berperan dalam
kehidupan manusia. Dengan demikian, pendidikan moral adalah usaha nyata dalam
membentuk moralitas anak didik menjadi generasi bangsa yang takwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa dan bermoral.

Pendidikan moral sangat perlu bagi manusia, karena melalui pendidikan,


perkembangan moral diharapkan mampu berjalan dengan baik, serasi dan sesuai dengan
norma demi harkat dan martabat manusia itu sendiri.

Pendidikan moral telah ada dalam setiap jenjang pendidikan. Di sekolah dasar
perkembangan pendidikan moral tidak pernah beranjak dari nilai-nilai luhur yang ada
dalam tatanan moral bangsa Indonesia yang terpapar jelas dalam pancasila sebagai dasar
Negara. Pendidikan moral bertujuan sangat mulia yaitu untuk membentuk anak negeri
sebagai individu yang beragama, memiliki rasa kemanusiaan/tenggang rasa demi
persatuan menjunjung tinggi nilai-nilai musyawarah untuk kerakyatan serta keadilan
hakiki.

Agar dalam pendidikan moral dapat berjalan dengan proses pelaksanaan efektif,
maka terdapat beberapa aspek yang perlu diperhatikan. Pada seseorang pendidik,
seharusnya cara penyampaiannya pun harus bermoral pula. Dimana seorang pendidik
mulai dari SD sampai PT harus memiliki moralitas yang terdapat dijadikan teladan oleh
peserta didiknya. Seorang pendidik harus memiliki akhlak mulia, jujur, bertaqwa, tidak
curang, tidak memaksakan kehendak, santun, disiplin, tidak plin-plan, berlaku adil di
dalam kelas, keluarga dan masyarakat.
Pendidikan moral dapat dilakukan dengan pendekatan yang bersifat integrated,
yaitu dengan melibatkan seluruh disiplin ilmu pengetahuan. Serta harus didukung oleh
kemauan, kerjasama yang kompak dan usaha yang sungguh-sungguh dari keluarga, rumah
tangga, sekolah dan lingkungan masyarakat. Yang turut bertanggung jawab terutama
mengenai aspek efektifnya melalui mata pelajaran yang diajarkan dan contoh teladan
dalam tingkah laku serta perbuatan-perbuatan.

Namun sesungguhnya pengendali moral yang paling penting adalah nilai agama
yang telah ditanamkan dalam diri individu sejak kecil. Karena sebenarnya kerusakan-
kerusakan yang terjadi saat ini bukan karena kegagalan agama dalam membangun
masyarakat yang bermoral, melainkan kegagalan umat memahami pesan moral agama dan
keggalan mengamalkan ajarannya dalam kehidupan sehari-hari. Untuk itu, demi
menyelematkan generasi yang akan datang, perlunya penanaman nilai agama yang lebih
efektif.

8. Rumah, Sekolah dan Masyarakat Dalam Belajar


Perkembangan teknologi yang semakin pesat juga memberikan pengaruh besar
terhadap kondisi perkembangan anak dimana anak cendrung dihadapkan terhadap
teknologi berupa gadge dan handphone sehingga anak cendrung meluangkan waktunya
untuk menonton dari pada bermain dan berbagi kasih sayang kepada orang tua. Ini juga
merupakan contoh secara langsung bagi anak dimana aktivitas orang tua dirumah yang
cendrung menggunakan handphone dari pada meluangkan waktunya terhadap anak.
Sehingga peran orang tua semestinya mampu mengatur waktu anak sebaik mungkin agar
dapat dimanfaatkan sebaik mungkin oleh anak dalam mengisi aktivitasnya di rumah.

Kegiatan kerohanian dirumah juga memberikan dampak positif terhadap perkembangan


anak dimana anak diberikan pemahaman positif atas pentingnya pendekatan spiritual
kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan mengajak anak untuk turut ambil bagian serta
diajak bersama-sama dalam kegiatan ibadah baik dirumah maupun diluar rumah sebagai
cerminan serta memberikan contoh dan imbas yang baik kepada lingkungan sekitar,
sehingga secara langsung anak bisa melihat perbedaan dan pengaruh positif dilingkungan
sekitarnya.

Kedekatan orang tua dalam segala aktivitas anak sangat diharapkan oleh buah hari
dimana selain anak mampu berkoordinasi secara langsung baik dalam mengerjakan
pekerjaan rumah maupun anak menceritakan segala aktivitas yang telah dilakukannya bak
disekolah maupun di rumah sebagai pusat perhatian terhadap anak, anak cendrung merasa
bangga apabila segala yang dicerikan dapat direspon orang tua dengan baik dan diberikan
masuk yang positif, sehingga kedepannya anak akan selalu curhat serta bertukar pikiran
kepada orang tuanya. Hal lain yang dapat dilakukan adalah mengantar anak kesekolah
setiap pagi harinya dimana anak diberikan perhatian atas kedisiplinan waktu dalam
bersekolah dan orang tua harus mampu memberikan contoh itu kepada anak.
Menurut John Piaget perkembangan anak dimulai dari pra moral, Heteronomi dan
otonimi dimana perkembangan anak dipengaruhi oleh masyarakat lingkungan ia hidup
dan sesuai dengan perkembangan usianya.Tri pusat pendidikan selanjutnya adalah peran
masyarakat terhadap dunia pendidikan masa kini dimana pengaruh sosial yang kurang
baik juga memberikan dampat terhadap perkembangan anak seperti kita temukan
kenakalan remaja, sikap egoisme, kebut-kebutan serta penggunakan obat terlarang
menjadi ancaman berat pada orang tua, dimana perhatian orang sangat penting dalam hal
ini. Sehingga hal lain yang dapat dilakukan oleh peran masyarakat adalah menyediakan
wadah pendidikan bagi anak kearah yang peositif diantara kegiatan organisasi
kepemudanaan, kegiatan pasraman kilat, kursus-kursus pendidikan sehingga dalam hal
kegiatan tersebut masyarakat baik secara langsung maupun tidak lansung dapat
mengontrol aktivitas anak-anak dilingkungan masyarakat agar tidak tepengaruh pada hal
yang negatif.

Demikian opini yang dapat dipaparkan, jadi dapat disimpulkan bahwa Tri Pusat
pendidikan yaitu keluarga, sekolah dan masyarakat memiliki peran yang sangat penting
dan tidak dapat terpisahkan untuk mewujudkan perkembangan anak yang baik serta
menyelaraskan mutu pendidikan di satuan pendidikan dengan memiliki tanggung jawab
masing-masing sehingga harapan pemerintah mewujudkan pendidikan yang baik untuk
mencapai generasi emas di 2045 akan segera terwujud.
BAB III
PENUTUP

A.Kesimpulan
Perkembangan merupakan suatu proses perubahan dari yang belum sempurna ke
arah yang lebih sempurna yang mengacu pada kualitas fungsi0 fungsi jasmaniah dan
rihaniah yang akan terus berlanjut hingga akhir hayat.
Proses perkembangan siswa adalah proses perubahan atau tahap tahap yang dialami baik
jasmani maupun rihani.Proses perkembangan meliputi pperkembangan motorik,
perkembangan kognitif,dan perkembangan sosial dan moral.
Tugas-tugas perkembangan diantaranya ada beberapa yang muncul sebagai akibat
kematangan fisik sedangkan yang lain berkembangan karena adanya aspirasi budaya
sementara yang lain yaitu karena nilai-nilai dan aspirasi individu.
Perkembangan dalam Pembelajaran tentu menyangkut banyak faktor dan untuk
memajukan Perkembangan anak dalam belajar faktor dari adanya Fungsi Otak, Kognitif,
Behasa, Sosial, Identitas Diri, Moral dan Hubungan antar sesama harus seimbang dan
menunjang untuk memajukan perkembangan belajar pada anak.
DAFTAR PUSTAKA

Aunurrahman, Belajar dan Pembelajaran, Bandung: Alfabeta, 2009.

Baharudin, dkk, Teori Belajar Dan Pembelajaran, Jogjakarta:


Ar-Ruz media, 2010.
Darsono, Max, dkk, Belajar dan Pembelajaran, Semarang: IKIP Semarang Press
2000
Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemah, CV. Asy-Syifa’: Semarang,
1998.
Djamarah, Bahri, Syaiful, Psikologi Belajar, Jakarta: PT. Rineka Cipta,
2008.
Hadi, Sutrisno, Analisis Regresi, Yogyakarta: ANDI,
2004. Ismail, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM,
Semarang:

Anda mungkin juga menyukai