Abstrak
Larutan adalah campuran homogen dari dua zat atau lebih yang komposisinya sama
dan tidak ada bidang batas antara zat pelarut dengan zat terlarut yaitu tidak dapat
dibedakan secara langsung antara zat pelarut dengan zat terlarut karena partikel-
partikel penyusunnya berukuran sama. Larutan standar adalah larutan yang diketahui
konsentrasinya secara tepat. Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui cara pembuatan
larutan standar fosfat dan mengetahui proses dan hasil dari standarisasi larutan itu
sendiri. Metode yang dilakukan saat praktikum ialah melarutkan senyawa yang akan
distandarisasi dalam air dengan ditambah senyawa kimia pendukung standarisasi. Dari
hasil praktikum didapatkan nilai standarisasi larutan menggunakan alat
spektrofotometer.
1
didapat dan dalam keadaan murni, tidak Larutan standar sekunder (titran)
higroskopis, tidak teroksidasi, tidak biasanya ditempatkan pada buret yang
menyerap udara dan selama kemudian ditambahkan ke dalam
penyimpanan, tidak boleh berubah larutan zat yang telah diketahui
(stabil), mengandung kotoran (zat lain) konsentrasinya secara standar primer
tidak melebihi 0,01%, harus (Rosalia, 2012).
mempunyai berat ekivalen yang tinggi, Kebakuan atau kepastian molaritas
mudah larut dalam pelarut yang sesuai, larutan baku sekunder ditetapkan
reaksinya stoikiometri dan berlangsung langsung terhadap larutan baku primer.
terus menerus (Tim Dosen Kimia, Jika suatu larutan baku sekunder
2012). bersifat stabil dan dikemas/disimpan
Menurut Rosalia (2012), larutan dengan benar, larutan ini dapat
standar dibagi menjadi dua, yaitu berfungsi sebagai larutan baku dan
larutan standar primer dan larutan langsung dapat digunakan tanpa harus
standar sekunder. Larutan standar dibakukan lagi (HAM, 2009).
primer adalah larutan yang telah Kesalahan-kesalahan selama proses
diketahui konsentrasinya (molaritas pembuatan seperti pengeringan,
atau normalitas) secara pasti melalui pengukuran, dan pemindahan zat juga
pembuatan langsung. Larutan standar harus dihindarkan kecuali karena
primer berfungsi untuk menstandarisasi kesalahan alat. Akhirnya, larutan yang
atau membakukan atau untuk diperoleh akan terukur secara teliti dan
memastikan konsentrasi larutan tepat, dan melalui pengemasan atau
tertentu, yaitu larutan yang penyimpanan yang baik akan bertahan
konsentrasinya belum diketahui secara lama (HAM, 2009).
pasti. Larutan ini disebut larutan
standar sekunder. METODE PRAKTIKUM
Berdasarkan kemurniannya larutan
standar dibedakan menjadi larutan Praktikum ini dilakukan pada tanggal 1
standar primer dan larutan standar Oktober 2019 di Laboratorium
sekunder. Larutan standar primer Biogeokimia Gedung 3 Lantai 2
adalah larutan standar yang Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
dipersiapkan dengan menimbang dan Universitas Padjadjaran pada jam 15.00
melarutkan suatu zat tertentu dengan WIB.
kemurnian tinggi (konsentrasi Alat yang digunakan dalam praktikum
diketahui dari massa - volum larutan). ini yaitu yaitu neraca analitik berfungsi
Larutan standar sekunder adalah untuk menimbang bahan padatan kimia
larutan standar yang dipersiapkan dengan ketelitian mencapai empat digit,
dengan menimbang dan melarutkan labu ukur 50ml untuk membuat atau
suatu zat tertentu dengan kemurnian mengencerkan larutan, pipet ukur untuk
relatif rendah sehingga konsentrasi memindahkan larutan secara terukur,
diketahui dari hasil standardisasi (Day, tabung reaksi untuk mereaksikan
1999). senyawa, spektrofotometer sebagai alat
untuk mengukur absorbansi dan
2
komputer untuk melihat hasil
absorbansi. HASIL DAN PEMBAHASAN
Sedangkan bahan yang digunakan
dalam praktikum ini yaitu KH2 PO4 Hasil
sebagai senyawa kimia yang akan
distandarisasi, aquadest sebagai
pengencer larutan, SnCl2 dan NH4− -
molibdat sebagai reagen yakni senyawa
kimia pendukung standarisasi.
3
Tabel 2. Data Absorbansi Shift 2
V1 adalah volume dari zat setelah
No. Read Abs nm
diencerkan, mengacu pada volume labu
1. Read 1 0,1388 650,0
ukur 25ml. M1 adalah konsentrasi
2. Read 2 0,0761 650,0
molaritas zat sebelum pengenceran, V2
3. Read 3 0,0612 650,0
adalah volume total pelarut, dan M2
4. Read 4 0,0370 650,0 adalah konsentrasi molaritas zat setelah
5. Read 5 0,1016 650,0 pengenceran.
Untuk menggambarkan data kuantitatif Diketahui:
yang menjelaskan perkembangan dari M1 = 10ppm
nilai absorbansi shift 2, digambarkan
M2 = 1ppm
grafik :
V2 = 25ml
Grafik Hasil Absorbansi
Jawab:
0.2
V1 • M1 = V2 • M2
0
10 x 𝑉1 = 25 x 1
Read 1 Read 2 Read 3 Read 4 Read 5 𝑉1= 2,5
Abs Jadi, untuk membuat larutan standar
Gambar 2. Grafik Perbandingan Data Absorbansi fosfat 1 ppm dari larutan standar fosfat
Shift 2 10 ppm dibutuhkan 2,5 ml larutan
standar fosfat.
Pembahasan Berdasarkan hasil pengamatan yang
Pengenceran yaitu suatu cara atau telah diperoleh, ketika terjadi
metode yang diterapkan pada suatu penambahan NH4− -molibdat setelah
senyawa dengan jalan menambahkan larutan enceran KH2 PO4
pelarut yang bersifat netral, lazim ditambahkan SnCl2 , larutan berubah
dipakai yaitu aquadest dalam jumlah warna dari yang sebelumnya bening
tertentu. Penambahan pelarut dalam menjadi warna biru muda.
suatu senyawa dan berakibat
menurunnya kadar kepekatan atau
tingkat konsentrasi dari senyawa yang
dilarutkan/diencerkan (Brady,1999).
Mengencerkan larutan umumnya
menggunakan air pada larutan yang
akan dilarutkan. Untuk mencari
normalitas larutan yang akan dilarutkan
dan yang telah diencerkan dapat
menggunakan rumus:
𝑉1 • M1 = 𝑉2 • M2
4
Gambar 3. Perubahan Warna pada Larutan Brady, J. E. 1999. Kimia Universitas
KH2 PO4 + SnCl2 , + 12(NH4− )2MoO → Asas dan Struktur. Binarupa
(NH4− )3PMo12 O40 , •6H2 O + .... Aksara. Bandung.
5
Lampiran
Larutan KH2 PO4 yang telah Ditambahkan 0,25ml/4 tetes reagen Ditambahkan 1ml/20 tetes reagen
diencerkan sebelumnya, SnCl2 kedalam larutan. NH4—molibdat kedalam larutan.
diencerkan kembali hingga
mendapat konsentrasi yang
diinginkan
Terjadi perubahan warna pada Setelah didiamkan selama 30 Larutan dalam kuvet dimasukan
larutan menjadi warna biru muda. menit, dimasukan kedalam kuvet kedalam spektofotometer
hingga ¾ volumenya
6
Pembacaan diulang sampai 3x dan
dicatat hasilnya.