Anda di halaman 1dari 24

BAB II

BIOMEKANIKA

A. Hukum Newton Tentang Gerak

H
ukum gerak Newton menghubungkan konsep gaya dan konsep
gerak. Gaya didefinisikan sebagai tarikan atau dorongan pada suatu
benda sehingga menyebabkan benda mengalami perubahan
gerak atau perubahan bentuk. Gaya adalah besaran yang memiliki arah,
misalnya gaya berat yang arahnya ke bawah. Gaya untuk menggeserkan
meja arahnya mendatar. Jadi gaya termasuk besaran vektor (mempunyai
nilai dan arah). Untuk menjumlahkan dan mengurangkan suatu gaya
dengan gaya lain, berlaku aturan-aturan berhitung vektor. Demikian pula
halnya dengan penguraian gaya menjadi komponen-komponennya.
Jumlah gaya disebut resultan gaya-gaya yang dijumlahkan.

1. Hukum I Newton
Hukum I Newton menyatakan:
“Sebuah benda dalam keadaan diam atau bergerak dengan kecepatan
konstan, akan tetap diam atau akan terus bergerak dengan kecepatan konstan,
kecuali ada gaya-gaya eksternal yang bekerja pada benda itu”.
Kecenderungan ini digambarkan dengan mengatakan bahwa
benda mempunyai kelembaman. Sehubungan dengan itu, Hukum I
Newton disebut juga hukum kelembaman. Secara matematis Hukum I
Newton dapat dirumuskan sebagai berikut:

∑F = 0 (2.1)

17
Berdasarkan Hukum I Newton tersebut, berarti untuk benda
yang semula diam maka benda tersebut selamanya akan tetap diam.
Sedangkan untuk benda yang bererak, akan bergerak terus, kecuali
ada gaya yang menghentikannya. Contohnya pada waktu berada di
atas kendaraan yang bergerak, kemudian tiba-tiba kendaraan direm,
maka penumpang akan terdorong ke depan. Hal ini menunjukkan
bahwa penumpang yang sedang bergerak bersama kendaraan
cenderung ingin bergerak.

Gambar 2.1 Kelembaman bekerja pada sebuah mobil

2. Hukum II Newton
Hukum II Newton menyatakan:
“Percepatan sebuah benda berbanding lurus dengan gaya total yang
bekerja padanya, dan berbanding terbalik dengan massanya. Arah
percepatan sama dengan arah gaya total yang bekerja padanya”:

a=
∑F atau
m
∑F = m a (2.2)

F = gaya (dalam satuan Newton, disingkat N)


m = massa benda (kg)
a = percepatan (m/s2)
Hukum II Newton menghubungkan antara deskripsi gerak
dengan penyebabnya, yaitu gaya. Hukum ini merupakan hubungan
yang paling dasar pada fisika.

18 Fisika Kesehatan
Gambar 2.2 menunjukkan benda terletak di
atas bidang datar yang licin, kemudian di-
pengaruhi gaya F hingga timbul percepatan a

3. Hukum III Newton


Hukum III Newton menyatakan:
“Ketika suatu benda memberikan gaya pada benda kedua, benda kedua
akan memberikan gaya yang sama besar tetapi berlawanan arah terhadap
benda yang pertama”.

(2.3)

Hukum ini terkadang dinyatakan juga dengan kalimat :”Untuk setiap


aksi ada reaksi yang sama dan berlawanan arah”. Maka hukum III Newton
sering dinamakan hukum interaksi atau hukum aksi reaksi. Hukum ini
menggambarkan sifat penting dari gaya yaitu bahwa gaya-gaya selalu terjadi
Faksi = − Freaksi berpasangan. Untuk menghindari kesalahpahaman perlu diketahui
bahwa gaya aksi reaksi yang berpasangan bekerja pada benda yang berbeda.
Sebagai contoh, seseorang yang mendorong mobil yang terpasang rem
tangannya, selama itu pula ia merasakan adanya dorongan ke belakang.
Hal ini terjadi karena orang tersebut mendapat gaya reaksi dari mobil
yang menurut hukum III Newton, sama besar namun berlawanan arah
dengan gaya yang diberikan pada mobil tersebut.

a. Gaya Gravitasi
Menurut Galileo bahwa benda-benda yang dijatuhkan di
dekat permukaan bumi akan jatuh dengan percepatan yang sama,
(g) jika hambatan udara dapat diabaikan. Gaya yang dapat
menyebabkan percepatan g disebut gaya gravitasi. Jika diterapkan
hukum II Newton untuk gaya gravitasi, maka untuk percepatan a
digunakan percepatan ke bawah atau g yang disebabkan oleh
gravitasi. Berat badan kita merupakan gaya gravitasi bumi
terhadap tubuh kita; terjadinya varises pada vena merupakan gaya

Bio Mekanika 19
tarik gravitasi bumi terhadap aliran darah yang mengalir secara
berlawanan. Dengan demikian, gaya gravitasi FG pada sebuah
benda, yang biasa disebut berat benda (diberi lambang W dari
kata weight) dapat ditulis sebagai :

FG = m .g , atau W = m .g (2.4)

dengan FG = W = berat benda (N)


m = massa benda (kg)
g = percepatan gravitasi bumi = 9,8 m/s2

Berat adalah gaya gravitasi bumi (sering disebut gaya tarik


bumi), karena itu vektor berat selalu berarah tegak lurus pada
permukaan bumi menuju ke pusat bumi. Dengan demikian vekor
berat suatu benda di bumi selalu digambarkan berarah tegak lurus
ke bawah di manapun posisi benda diletakkan, apakah pada
bidang horizontal, pada bidang miring maupun bidang tegak.

Gambar 2.3 Arah vektor berat selalu tegak lurus ke bawah


bagaimanapun posisi benda diletakkan

Istilah massa dan berat sering dikacaukan antara satu dengan


yang lainnya. Massa tidak sama dengan berat. Massa adalah sifat
dari benda itu sendiri (yaitu ukuran inersia benda tersebut, atau
jumlah zat nya). Massa juga dapat didefinisikan sebagai sifat
intrinsik sebuah benda yang mengukur resistansinya terhadap
percepatan. Sedang berat adalah gaya gravitasi yang bekerja pada
sebuah benda. Jadi berat badan kita adalah gaya gravitai yang
bekerja pada badan kita.
Gaya gravitasi pada sebuah benda di dekat permukaan bumi
adalah berat benda. Gaya gravitasi yang dikerjakan oleh matahari
pada bumi dan planet-planet lain bertanggungjawab untuk

20 Fisika Kesehatan
mempertahankan planet-planet dalam orbitnya mengelilingi
matahari. Demikian pula, gaya gravitasi yang dikerjakan oleh bumi
pada bulan menjaga bulan dalam orbitnya yang mendekati
lingkaran mengelilingi bumi. Gaya gravitasi yang dikerjakan oleh
bulan dan matahari pada lautan di bumi bertanggung jawab pada
peristiwa pasang surut
b. Gaya Normal (N)
Gaya gravitasi bekerja pada sebuah benda ketika benda
tersebut jatuh. Ketika benda dalam keadaan diam di bumi, gaya
gravitasi pada benda tersebut tidak hilang, sebagaimana dapat
diketahui jika ditimbang dengan neraca pegas.
Dari hukum I Newton, gaya total pada benda yang tetap diam
adalah nol. Pasti ada gaya lain dalam benda tersebut untuk
mengimbangi gaya gravitasi. Apa bila kita berdiri di atas lantai,
lantai tersebut memberikan gaya ke atas. Lantai sedikit tertekan
ke bawah oleh tubuh kita dan lantai akan memberikan gaya dorong
ke atas. Gaya yang diberikan lantai ini disebut gaya kontak, yang
hanya terjadi jika dua benda bersentuhan. Ketika gaya kontak
tegak lurus terhadap permukaan kontak , gaya ini disebut gaya
normal. Dalam hal ini gaya gravitasi (berat) dengan gaya normal
bukan termasuk pasangan gaya aksi reaksi, karena bekerja pada
benda yang sama.

Gambar 2.4 Gaya normal adalah gaya sentuh yang arahnya selalu
tegak lurus pada permukaan kontak

B. Gaya Pada Tubuh dan Di Dalam Tubuh


Gaya didefinisikan sebagai tarikan atau dorongan pada suatu benda
sehingga menyebabkan benda mengalami perubahan gerak atau
perubahan bentuk. Demikan juga pada tubuh manusia, setiap gerak

Bio Mekanika 21
pada tubuh pasti ada suatu gaya yang bekerja. Ada gaya yang bekerja
pada tubuh dan ada gaya yang bekerja di dalam tubuh kita. Gaya pada
tubuh dapat diketahui apa bila kita menabrak suatu objek. Sedangkan
gaya di dalam tubuh, sering kali tidak kita sadari, misal gaya otot jantung
yang menyebabkan mengalirnya darah dan gaya otot paru-paru saat
inspirasi dan ekspirasi.
Sistem otot dan tulang pada manusia bekerja sebagai sistem
pengumpil. Ada tiga macam sistem pengumpil yang bekerja pada tubuh
manusia, yaitu :
1. Klas pertama sistem
pengumpil
Titik tumpuan terletak di
antara gaya berat dan gaya
otot. (Gambar 2.5)

O = titik tumpuan
W = gaya berat
M = gaya otot

Gambar 2.5
2. Klas kedua sistem
pengumpil
Gaya berat di
antara titik
tumpuan dan
gaya otot.
(Gambar 2.6) O = titik tumpuan
W = gaya berat
M = gaya otot

Gambar 2.6

3. Klas ketiga sistem pengumpil


Gaya otot terletak di antara titik tumpuan dan gaya berat. (Gambar
2.7)

22 Fisika Kesehatan
O = titik tumpuan
W = gaya berat
M = gaya otot

Gambar 2.7

Keuntungan Mekanik
Iw IM
Keuntungan mekanik didefinisikan sebagai perbandingan antara gaya
otot (M) dan O
gaya berat (W).
G aya berat G aya otot
(W ) (M )

Keuntungan mekanik

(K M ) = M (2.5)
W
Oleh karena momen gaya terhadap titik tumpu = 0, maka:
W.IW = 0
M.IM = 0

Bio Mekanika 23
atau:
W.IW = M.IM

Keuntungan mekanik (KM ) = M =


IW
(2.6)
W IM
Dengan : W = gaya berat (N)
M = gaya otot (N)
I = momen inersia (kg.m2)

C. Analisis Gaya dan Kegunaan Klinik


Gaya adalah konsep pokok dalam ilmu fisika. Bila kita mendorong
atau menarik suatu benda, dikatakan kita memberi gaya (force) pada benda
tersebut. Gaya merupakan besaran vektor (mempunyai nilai dan arah).
Untuk membahas suatu gaya, kita perlu membahas arah beraksinya,
maupun besarnya, yang merupakan pernyataan kuantitatif berapa banyak
atau berapa kuat gaya tersebut mendorong atau menarik, dalam standar
satuan gaya.
Gaya yang bekerja pada suatu benda atau juga tubuh manusia bisa
gaya vertikal, gaya horizontal dan gaya yang membentuk sudut dengan
bidang vertikal atau horizontal.

1. Gaya Vertikal
Apabila seseorang berdiri di atas suatu benda, maka orang
tersebut memberi gaya terhadap benda tersebut, sedangkan benda
akan memberi gaya reaksi yang besarnya sama dengan gaya yang
diberikan orang tersebut tetapi arahnya berlawanan (hukum III
Newton: aksi = - reaksi).

24 Fisika Kesehatan
Gambar 2.8 Aksi = - reaksi

2. Gaya Horisontal
Gaya-gaya dapat digabungkan dengan menggunakan operasional
vektor.
a. Benda di Atas Lantai kasar Ditarik dengan Gaya Horisontal
Benda bermassa m terletak pada lantai kasar, kemudian
ditarik dengan gaya horisontal sebesar F (gambar 2.9)

fk F

W
Gambar 2.9 Balok di atas lantai kasar ditarik dengan
gaya horisontal

Bio Mekanika 25
Maka berlaku: ∑ F = ∑ m .a (2.7)

Ketika dua benda saling bergesekan, ada gaya yang disebut gesekan.
Gaya gesek (fk) ini membuat benda sulit bergerak dengan cepat,
maka :
F − fk = m .a (2.8)
fk adalah gaya gesek kinetik yang besarnya :
fk = µ k N (2.9)
dengan: µk = koefisien gaya gesek kinetik (0< µk <1)
N = gaya tekan normal, dengan N=W

b. Balok di Atas Lantai Kasar Ditarik Melalui Katrol oleh Benda


dengan Gaya Membentuk Sudut dengan Bidang Horisontal
Benda bermassa m terletak pada lantai kasar, kemudian
ditarik dengan gaya F yang membentuk sudut dengan bidang
horisontal.
α∑ F =
F sin F
N
α F cos

fs W
Gambar 2.10 Balok di atas lantai kasar ditarik oleh gaya
yang membentuk sudut dengan bidang horisontal

Gaya F diuraikan menjadi komponen-komponennya yaitu F cos


dan F sin . Jika benda bergerak, maka berlaku:

F cosα − fk = m .a (2.10)

26 Fisika Kesehatan
c. Benda di Atas Papan Ditarik Melalui Katrol oleh Benda Lain dalam
Arah Vertikal ke Bawah
Dua buah benda massanya m1 dan m2 tersusun seperti Gambar
2.11
N
T

licin T

W 1 W 2

Gambar 2.11 Benda di atas meja ditarik malalui katrol


oleh benda lain dalam arah vertikal ke bawah

Jika benda m2 bergerak turun, maka berlaku:

∑ F = ∑ m .a
w 2 − T − T = (m 1 + m 2 ) a
m 2 g = (m 1 + m 2 ) a

m2
a= g (2.11)
m1 + m 2

Contoh:
1) Seorang pasien duduk di atas kursi roda dimana massa pasien
dan kursi roda adalah 40 kg, kemudian ditarik dengan gaya
konstan 100 N arah mendatar ke kanan. Jika koefisien gesekan
kinetik antara kursi roda dan lantai = 0,05, hitunglah
percepatan kursi roda!
Diketahui: m =40 kg, f = 100N, g = 10 ms-1, = 0,05
Ditanyakan: a = ….?
Jawab:

∑ F = m .a

Bio Mekanika 27
F − fk = m .a
F − µ k N = m .a
100 − 0,05.400 = 40a

2) Hitunglah gaya yang diberikan pada kaki oleh peralatan mesin


traksi yang ditunjukkan pada gambar berikut ini!

(a) (b)
80 = 40
100− 2
Jawab:
Ada tegangan sebesar 20 kg. 9,8 ms-2 = 200 N sepanjang tali
(Gambar a). Dengan demikian ada dua gaya 200 N yang
bekerja dengan sudut 37o pada katrol yang di tengah dan pada
kaki, Gambar b. Jadi gaya resultan pada kaki adalah:
F = 2 (200 N) cos 37o = 400 N . 0,8 = 320 N, yang bekerja ke
kanan (kaki dalam keadaan setimbang, sehingga pasti ada gaya
320 N lain yang bekerja pada kaki agar tetap diam, yaitu gaya
lawan/reaksi dari otot kaki).

3) Seorang pasien anak N


sedang menjalani traksi
kulit dimana ujung-ujung fk
T
tali yang tergantung pada
T
katrol saling diikatkan W W A
pada kulit betis kaki W B

28 Fisika Kesehatan
pasien dan pemberat. Kulit pada kaki di atas papan mesin traksi
ditarik melalui katrol oleh pemberat dengan arah vertikal ke
bawah. Massa betis kaki pasien (mA) 2 kg dan massa pemberat
(mB) 3 kg (g=10m/s2). Bila koefisien gesekan kinetik badan
pasien dengan papan 0,5 dan gesekan katrol serta massa tali
diabaikan, hitunglah:
a) percepatan sistem
b) tegangan tali
Diketahui: mA = 2 Kg
mB = 3 kg
fk = 0,5
Ditanyakan : a) a = …?
b) T = …?
Jawab:
a)

m B .g − µfk .m A .g = (m A + m B ) a
a B=−=−410 ks= (m A + m B ) a 3.10 − 0,5.2.10 = (3 + 2) a
20
30
W T5mfa==−325.4
a

Jadi percepatan benda B adalah 4 ms-2


b. Perhatikan benda B (pemberat)

W B − T = m B .a

T = 30 − 12 = 18N
Jadi tegangan tali adalah 18 N.

Aplikasi gaya-gaya tersebut di atas dalam praktik klinik adalah pada


mesin traksi, yaitu:

Bio Mekanika 29
a. traksi leher

Gambar 2.12
Traksi leher

b. traksi tulang

Gambar 2.13
Traksi tulang

c. Traksi kepala

Gambar 2.14
Traksi tulang

D. Pusat Massa
Pengamatan-pengamatan pada gerak benda menunjukkan bahwa
walaupun benda berotasi, atau ada beberapa benda yang bergerak relatif
satu dengan yang lainnya, ada satu titik yang bergerak dalam lintasan
yang sama dengan yang dilewati partikel jika mendapat gaya yang sama.
Titik ini disebut pusat massa (PM). Jadi pusat massa sebuah benda (atau
kelompok benda) merupakan titik di mana gaya total dapat dianggap
bekerja untuk tujuan menentukan gerak translasi benda sebagai satu
kesatuan. Gerak umum benda yang diperluas (atau sistem benda) dapat
dianggap sebagai: jumlah gerak translasi dari pusat massa, ditambah gerak
rotasi, getaran (vibrasi), atau gerak lainnya di sekitar pusat massa.

30 Fisika Kesehatan
Sebagai contoh, perhatikan gerak pusat massa penerjun (Gambar
2.15) : pusat massa mengikuti lintasan parabola bahkan ketika si penerjun
berotasi, sebagaimana ditunjukkan (gambar 2.15b). Lintasan ini sama
dengan lintasan parabola yang dibentuk partikel yang ditembakkan jika
hanya mengalami gaya gravitasi (yaitu gerak peluru). Titik-titik lain pada
tubuh penerjun yang berotasai mengikuti lintasan yang lebih rumit.

Gambar 2.15 Pusat massa penerjun mengikuti lintasan parabola

Pusat massa didefinisikan sebagai


berikut, kita dapat menganggap benda
yang diperluas terdiri dari banyak
partikel kecil. Tetapi pertama kita
bayangkan sebuah sistem yang hanya
terdiri dari dua partikel, dengan massa
m 1 dan m 2 . Kita pilih koordinat
Gambar 2.16 sedemikian sehingga kedua partikel
Dua buah partikel berada berada pada sumbu x pada posisi x1 dan
pada sumbu X pada posisi X1 x2 ( gambar 2.16). Pusat massa sistem ini
dan X2 didefinisikan pada posisi x PM yang
dinyatakan dengan:

Bio Mekanika 31
m 1x1 + m 2 x2 m 1x1 + m 2 x2
xPM = = (2.12a)
m1 + m 2 M

di mana M = m1 + m2 adalah massa total sistem. Pusat massa berada pada


garis yang menghubungkan m1 dan m2. Jika kedua massa sama (m1 = m2 =
m), xPM berada di tengah antara keduanya, karena dalam hal ini

m ( x1 + x2 ) ( x1 + x2 )
xPM = = [massa sama]
2m 2
Jika suatu massa lebih besar dari yang lain, katakanlah m1>m2, maka
PM lebih dekat ke massa yang lebih besar. Jika ada lebih dua partikel
sepanjang garis, akan ada suku-suku tambahan pada persamaan (2.12a),
sebagaimana ditunjukkan oleh contoh pada gambar 2.17 berikut ini:

Contoh:

X =0 1,0 m 5,0 m 6,0 m

Gambar 2.17

Tiga orang yang kurang lebih memiliki massa yang sama m pada
perahu pisang (diisi udara) yang ringan duduk sepanjang sumbu x pada
posisi x1 = 1,0 m, x2 = 5,0 m, dan x3 =6,0 m. Carilah posisi PM!

Jawab:
Kita gunakan persamaan 2.12a dengan menambahkan suku ketiga:

m x1 + m x2 + m x3 m (x1 + x2 + x3 )
xPM = =
m +m +m 3m

32 Fisika Kesehatan
=
(1,0m + 5,0m + 6,0m ) = 12,0m = 4,0m
3 3
Jika partikel-partikel tersebut dalam dua atau tiga dimensi, kita tidak
hanya perlu menspesifikasi sumbu x dari PM saja (xPM), tetapi juga
koordinat y dan z, yang akan dinyatakan oleh rumus seperti persamaan
2.12a. Sebagai contoh untuk partikel dengan massa m1 dan m2, yang
koordinat y-nya adalah y1 dan y2, berturut-turut, koordinat y dari PM
mereka adalah:

m 1 y1 + m 2 y2 m 1 y1 + m 2 y2
xPM = = (2.12b)
m1 + m 2 M

Untuk partikel yang lebih banyak, akan ada lebih banyak suku pada
rumus ini.
Sebuah konsep yang hampir sama dengan pusat massa adalah pusat
gravitasi (PG). Pusat gravitasi sebuah benda adalah titik di mana gaya
gravitasi bisa dianggap bekerja. Tentu saja gaya gravitasi sebenarnya bekerja
pada semua bagian atau partikel pada benda, tetapi untuk tujuan
menentukan gerak translasi benda sebagai satu kesatuan, kita dapat
menganggap bahwa seluruh berat benda tersebut (yang merupakan jumlah
berat semua bagiannya) bekerja pada pusat gravitasi. Jadi terdapat
perbedaan konseptual antara pusat gravitasi dengan pusat massa, tetapi
untuk tujuan praktis, keduanya biasanya merupakan titik yang sama.

Gambar 2.18 Gambar 2.19

Seringkali lebih mudah untuk menentukan PM atau PG dari sebuah


benda yang diperluas secara eksperimen dan bukan analitis. Jika sebuah
benda digantungkan dari titik mana saja, ia akan berayun (gambar 2.18)

Bio Mekanika 33
kecuali jika ditempatkan sedemikian rupa sehingga PG berada pada garis
vertikal persis di bawah titik di mana benda tersebut digantungkan. Jika
benda tersebut dua dimensi, atau mempunyai bidang simetri, ia hanya
perlu digantungkan dari dua titik sumbu yang berbeda dan garis vertikal
(pengukur) yang digambar. Dengan demikian pusat gravitasi akan berada
pada perpotongan dua garis seperti pada gambar 2.19. Jika benda tidak
memiliki bidang simetri, PG terhadap dimensi ketiga didapat dengan
menggantungkan benda dari setidaknya tiga titik yang garis ukurnya tidak
berada pada bidang yang sama. Untuk benda-benda yang berbentuk
simetris seperti silinder (roda), bola dan benda padat persegi, PG terletak
di pusat geometri benda tersebut.

E. Pusat Massa untuk Tubuh Manusia


Jika kita memiliki sekelompok benda yang diperluas, yang masing-
masing PM nya diketahui, kita dapat menentukan PM kelompok tersebut
dengan menggunakan persamaan 2.12a dan 2.12b. Sebagai contoh,
perhatikan tubuh manusia. Tabel 2.1 menunjukkan PM dan titik engsel
(sendi) untuk komponen yang berbeda dari seorang yang representative.

Tabel 2.1 Pusat massa dari Bagian-bagian Tubuh Manusia


(tinggi dan massa penuh = 100 satuan)

Tentu saja, ada berbagai variasi di antara tubuh manusia satu dengan
yang lainnya, sehingga data ini hanya merupakan perkiraan kasar.
Perhatikan bahwa angka-angka tersebut menyatakan persentase dari

34 Fisika Kesehatan
ketinggian total, yang dianggap sebagai 100 satuan; dengan cara yang
sama massa total adalah 100 satuan. Dengan demikian, sebagai contoh,
jika seseorang mempunyai tinggi 1,70 m, sendi bahunya akan berada
kira-kira (1,70 m)(81,2/100) = 1,38 m di atas lantai.

Contoh:
Tentukan posisi pusat massa (PM)
satu kaki (sebagaimana ditunjukkan
pada gambar 2.19) jika :
(a) kaki diluruskan,
(b) kaki ditekuk 90o,
Anggap tinggi orang tersebut 1,70 m.

Jawab:
(a) Tabel 2.1 menggunakan satuan
persentase, yang berarti orang
tersebut mempunyai massa 100
satuan dan tinggi seratus satuan.
Pada ahirnya kita dapat mengalikan
dengan (1,70 m/100). Kita ukur
jarak dari sendi pinggul dengan Gambar 2.20
menggunakan Tabel 2.1 dan
didapat angka-angka yang ditunjukkan pada gambar 2.20a. Dengan
menggunakan persamaan 2.12a, kita dapatkan:

xPM =
(21,5)(9,6) + (9,6)(33,9) + (3,4)(50,3) = 20,4 satuan
21,5 + 9,6 + 3,4
Dengan demikian, pusat massa kaki dan telapaknya adalah 20,4
satuan dari sendi pinggul, atau 52,1-20,4 = 31,7 satuan dari dasar
telapak kaki. Karena tinggi orang tersebut 1,70 m, angka ini berarti
(1,70 m)(31,7/100) = 0,54 m.
(b). Pada bagian ini kita menghadapi masalah dua dimensi. Kita gunakan
sistem koordinat xy, sebagaimana ditunjukkan pada gambar 2.20b.
Pertama kita hitung seberapa jauh ke arah kanan dari sendi pinggul,
PM tersebut berada:

Bio Mekanika 35
xPM =
(21,5)(9,6) + (9,6)(23,6) + (3,4)(23,6) = 14,9 satuan
21,5 + 9,6 + 3,4
Untuk orang dengan tinggi 1,70 m, ini berarti (1,70 m)( 14,9/100)=
0,25 m.
Berikutnya kita hitung jarak yPM dari PM di atas lantai:

yPM =
(3,14)(1,8) + (9,6)(18,2) + (21,5)(28,5) = 23,1satuan
21,5 + 9,6 + 3,4
atau (1,70m)(23,1/100) = 0,39 m. Dengan demikian, PM terletak 39
cm di atas tanah dan 25 cm ke kanan sendi pinggul.
Pusat massa juga bisa berada di luar tubuh. Satu contoh sederhana
dari atletik ditunjukkan pada gambar 2.21. Jika para atlit peloncat tinggi
dapat mencapai posisi pada gambar, PM mereka sebenarnya dapat
melewati bagian bawah palang, sementara tubuh mereka lewat di atasnya,
yang berarti bahwa untuk suatu laju loncatan tertentu, mereka dapat
melewati palang yang lebih tinggi. Inilah yang sebenarnya mereka coba
lakukan. Contoh lain adalah donat yang PM nya berada di pusat lingkaran.
Pengetahuan mengenai pusat massa tubuh dengan berbagai posisi sangat
membantu dalam mempelajari mekanika tubuh.

Gambar 2.21 PM atlit loncat tinggi sebenarnya berada di bawah palang

F. Torsi
Bila anda akan memutar sebuah gasing, anda memuntirnya. Dalam
gambar 2.22a, sebuah cakram yang diam mendatar pada permukaan

36 Fisika Kesehatan
horizontal dibuat berputar oleh gaya F1 dan
F2 bekerja pada tepi cakram. Ingat bahwa
lokasi titik tangkap gaya-gaya ini adalah
penting. Kedua gaya yang sama itu bila
dikerjakan sedemikian rupa hingga garis
kerjanya melalui pusat cakram, seperti pada
gambar 2.22b, tidak akan menyebabkan
cakram berputar. (Garis kerja sebuah gaya
adalah garis seberapa panjang gaya itu
bekerja). Jarak tegak lurus antara garis kerja
sebuah gaya dan sumbu rotasi dinamakan
lengan gaya tersebut atau lengan torsi. Hasil
Gambar 2.22 kali sebuah gaya dengan lengannya disebut
torsi (huruf kecil dari abjad Yunanai tau).
Torsi yang diberikan pada sebuah benda oleh
sebuah gaya adalah besaran yang
mempengaruhi kecepatan anguler benda
tersebut. Percepatan sudut dari sebuah benda
berbanding lurus dengan torsi total yang
τ i = Fil = Firi sinθ diberikan.
Gambar 2.23a menunjukkan bahwa
gaya Fi yang bekerja pada partikel I dari
sebuah cakram. Lengan gaya ini adalah: l =
ri sin θ , dengan θ adalah sudut antara gaya
Fi dan vektor posisi ri ke titik tangkap gaya.
Jadi besar torsi yang diberikan oleh gaya ini
adalah:

(2.13)
Karena torsi merupakan jarak dikalikan
gaya, maka diukur dalam satuan N.m pada
satuan SI, atau dyne cm pada sistem cgs, dan
lb.ft dalam sistem Inggris.
Gambar 2.23

Bio Mekanika 37
Contoh:
Otot bisep memberikan gaya ke atas
pada lengan bawah sebagaimana
ditunjukkan pada gambar 2.24a dan
2.24b. Untuk masing-masing kasus
hitunglah torsi sekitar sumbu rotasi
melalui sendi siku, dengan menganggap
bahwa otot melekat 5,0 dari siku
sebagaimana digambarkan.

Jawab:
(a). F = 700 N dan r = 0,050 m, sehingga :
τ = F .r = (700N )(0,050m ) = 35 N .m
(b). Karena lengan membentuk sudut,
lengan gaya lebih pendek (gbr 2.22c) :
maka r = (0,050m) (sin 60o), F tetap
700N, jadi:

τ = F.r =
Lengan dapat memberikan torsi yang
lebih kecil pada sudut. Mesin pada gymna-
sium sering dirancang dengan mem-
perhitungkan variasi sudut ini. Gambar 2.24

G. Energi Potensial Gravitasi


Suatu sistem dikatakan mempunyai energi jika sistem tersebut
memiliki kemampuan untuk melakukan usaha. Dari ketentuan di atas
maka ada hubungan yang erat antara energi dan usaha, yaitu energi
adalah usaha yang akan timbul. Dengan kata lain besarnya energi suatu
sistem sama dengan besarnya usaha yang mampu ditimbulkan sistem
tersebut. Dengan demikian satuan energi sama dengan satuan usaha. Energi
pun juga merupakan besaran skalar (besaran yang mempunyai nilai tetapi
tidak mempunyai arah).

38 Fisika Kesehatan
Pada gambar 2.24 menggambarkan benda
yang digantung. Jika tiba-tiba penggantung putus,
benda akan jatuh, maka benda melakukan usaha
karena gaya beratnya menempuh jarak selama
jatuh. Ini berarti sebelum benda jatuh, benda
tersebut memiliki tenaga (energi). Pada sistem ini
benda memiliki kesanggupan untuk melakukan
usaha oleh karena keadaan tempatnya. Jenis
tenaga yang demikian disebut tenaga tempat atau
energi potensial (Ep).
Gambar 2.24
Jika massa benda m dan letaknya di atas
tanah setinggi h maka besarnya energi potensial
benda sama dengan usaha yang dilakukan gaya beratnya selama jatuh,
atau dapat dituliskan dengan persamaan:
E p = w .h
E p = (m .g).h
E p = m .g .h (2.14)
di mana:
Ep = energi potensial dalam Joule (J)
m = massa benda dalam kilogram (kg)
g = percepatan gravitasi dalam m.s-2
h = tinggi benda di atas tanah dalam meter (m)

H. Energi Kinetik
Setiap benda yang berada dalam keadaan bergerak selalu memiliki
kemampuan untuk melakukan usaha. Suatu contoh misalnya sebuah
mobil yang bergerak, tiba-tiba menumbuk benda di depannya, maka benda
tersebut akan didorong oleh gaya tekan mobil hingga menggeser, maka
mobil tersebut telah melakukan usaha. Jadi mobil yang berada dalam
keadaan bergerak, memiliki tenaga atau energi. Tenaga yang dimiliki
oleh benda yang bergerak disebut tenaga gerak atau energi kinetik (Ek).
Jika massa benda m, kecepatan gerak v, menurut hasil eksperimen
besarnya energi kinetik dirumuskan sebagai berikut:

Bio Mekanika 39
1
Ek = m .v2 (12.15)
2
dengan:
Ek = energi kinetik dalam Joule (J)
m = massa benda (kg)
v = kecepatan benda (ms-1)

- oOo -

40 Fisika Kesehatan

Anda mungkin juga menyukai