Anda di halaman 1dari 12

ENDAPAN MAGMATIK

Muhammad Agung1, Kharisma Sakti2


1
Praktikan Laboratorium Endapan Mineral, Teknik Geologi, Fakultas Teknik,
Universitas Hasanuddin
2
Asisten Laboratorium Endapan Mineral, Teknik Geologi, Fakultas Teknik,
Universitas Hasanuddin

ABSTRAK

Endapan magmatik merupakan jenis endapan mineral yang terbentuk dari suatu
proses magmatisme yang berkaitan erat dengan proses evolusi magma yang kemudian
naik ke atas kerak bumi (baik kerak kontinen maupun oseanik) yang kemudian
mengalami kristalisasi dan membentuk batuan beku. Beberapa cebakan mineral
penting yang dijumpai dalam jumlah yang besar berasosiasi dengan magma yang
membentuk batuan beku terutama yang berasal dari magma yang bersifat basaltic
dan ultramafic seperti kromit, besi, dan nikel. Adapun maksud diadakannya
praktikum ini adalah untuk mengetahui jurnal-jurnal yang membahas mengenai endapan
magmatik. Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mencari dan membahas yang
berkaitan dengan endapan magmatik pada setiap jurnal-jurnal. Metode yang diterapkan
adalah metode pencarian pada setiap jurnal-jurnal geologi dan membahas sesuai dengan
apa yang telah direncanakan.
Kata kunci: Endapan magmatik, kromit, besi , nikel

I. Pendahuluan pada kerak bumi sehingga bisa


I.1. Latar belakang dimanfaatkan /ditambang. Dalam
pengertian yang sempit, ore mengacu
Bijih atau nama lainnya Ore
kepada mineral-mieral logam dan
dapat diartikan sebagai kumpulan
mineral-mineral pembawa logam
batuan dan mineral yang
(metal-bearing minerals). Tetapi,
mengandunglogam bernilai
sekarang penggunaan kata bijih atau
ekonomis yang konsentrasinya lebih
ore sudah mewakili mineral-mineral
tinggi dari pada konsentrasi rata-rata
nonlogam yang bernilai ekonomis,
seperti flourit dan sulfur. Batu alam membahas mengenai endapan
dan material-material industry, magmatik
seperti lempung, kerikil, pasir, dan
I.2.2. Tujuan
bahan bangunan lainnya seperti
aggregate tidak dimasukkan ke Adapun tujuan pada
dalam golongan ore, tetapi disebut praktikum ini adalah untuk
dengan mineral industry. Mineral- mengetahui dan membahas yang
mineral bijih bernilai ekonomis berkaitan dengan endapan magmatik
karena kandungan logam pada dan membedakan pada satu jurnal ke
mineral tersebut. Oleh karena itu, jurnal lainnya.
tidak semua mineral yang
II. Tinjauan Pustaka
mengandung unsur logam
II.1. Endapan magmatik
digolongkan sebagai ore mineral,
contohnya silika besi (iron silicate) Endapan magmatik adalah
yaitu fayalite dan ferrosilite yang jenis endapan mineral yang
merupakan jenis dari mineral olivine, terbentuk dari proses magmatisme
namun tidak ditambang walaupun ini berkaitan erat dengan proses
mengandung besi sehingga tidak bisa evolusi magma yang naik ke atas
digolongkan sebagai ore mineral. kerak bumi (baik kerak kontinen
Nilai ekonomis dari suatu bijih maupun oseanik) yang kemudian
ditentukan dari faktor konsentrasi, mengalami kristalisasi dan
yaitu perbandingan anatar membentuk batuan beku.
konsentrasi logam dalam sebuah Beberapa cebakan mineral
bijih dengan konsentrasi rata-ratanya penting yang dijumpai dalam jumlah
pada kerak bumi. yang besar berasosiasi dengan
magma yang membentuk batuan
I.2. Maksud dan tujuan
beku terutama yang berasal dari
I.2.1. Maksud
magma yang bersifat basaltic dan
Adapun maksud dari ultramafic seperti kromit, besi, dan
praktikum ini adalah untuk nikel.
mengetahui jurnal-jurnal yang
Namun, beberapa cebakan basaltic. Contohnya endapan kromit,
mineral ekonomis yang penting juga yang merupakan salah satu mineral
dapat terbentuk dari magma yang yang paling dahulu mengkristal pada
bersifat asam sepeti timah (Sn), magma basaltik yang kemudian
kasiterit (W) dan litium (Li). Hal ini membentuk sebuah lapisan gelap
disebabkan karena pengayaan dengan komposisi murni kromit.
mineral-mineral tertentu terjadi pada Lapisan yang terbentuk ini sering
jenis magma tertentu yang keudian diistilahkan dengan cumulate layer.
terkonsentrasi selama proses Jenis endapan kromit yang
pembekuan magma. terbentuk akibat proses magmatik ini
II.2. Proses pengendapan banyak dijumpai di Bushveld (Afrika
Selatan) dan di Stillwater Complex,
Proses-poses yang terjadi
Montana yang berasosiasi dengan
pada jenis endapan ini, yaitu:
kehadiran platinum group element
1. Gravitational Settling
(PGE).
Pada proses gravitational settling
atau sering diistilahkan dengan 2. Crystal Settling
crystal segregation, mineral-mineral Crystal Settling merupakan roses
yang mepunyai berat jenis tinggi dan tempat butiran-butiran mineral
mengkristal lebih dahulu akan mengalami proses kristalisasi pada
terkonsentrasi pada dasar dari dapur waktu dan tahapan yang berbeda
magma. Biasanya endapan jenis ini yang kemudian menghasilkan layer-
terbentuk apabila mineral yang berat layer pada tubuh batuan beku pada
terbentuk lebih dahulu pada urutan dasarnya proses ini sama dengan
kristalisasi yang kemudian proses gravitational settling.
tenggelam ke dasar dapur magma
dan terakumulasi.
Proses ini dibantu oleh magma
Proses 1 : Proses peleburan (melting)
yang mempunyai viskositas rendah
terjadi di mantel bagian atas. Magma
(low viscosity magma) yang
naik ke atas dan membentuk
menyebabkan jenis endapan ini
semacam kolam magma (magma
banyak dijumpai pada magma
pool) pada kedalaman 5 hingga 10 Proses magmatic segregation
km di dalam bumi. atau diferensiasi magma
menyebabkan adanya efek akumulasi
yang kemudian akan menghasilkan
akumulasi pada mineral-mineral
tertentu pada magma sisa. Unsur-
Proses 2 : Larutan magma mulai unsur yang terakumulasi tersebut
membeku dan terjadi proses tidak dapat tertampung pada mineral
presipitasi mineral yang kaya akan - mineral utama pembentukan
Mg (olivine, piroksin dan kromit). batuan. Sebaliknya, unsur-unsur
tersebut akan masuk ke dalam
larutan akhir dan akan membentuk
tekstur yang disebut pegmatite.
Pegmatite adalah batuan yang
Proses 3 : Kristal-kristal dari mineral
mempunyai butiran yang sangat
kaya akan Mg tersebut kemudian
kasar dan terbentuk pada tahap
tenggelam ke dasar dapur magma
kristalisasi yang paling akhir.
dan membentuk lapisan.
Larutan sisa magma tersebut
cenderung mengandung air yang
sangat tinggi yang
memungkinkannya untuk
menghasilkan kristal-kristal mineral
kasar. Pegmatite biasanya
Proses 4 : Proses di atas berulang dan
mengandung mineral-mineral asesori
membentuk perlapisan
yang sangat dicari karena
Dari gambar di atas
mengandung unsur jarang (rare
merupakan proses pembentukan
element) pada struktur kristalnya
endapan pembentukan mineral bijih
yang menyebabkan mineral aseseori
dengan cara crystal settling.
tersebut bernilai sangat tinggi dan

3. Magmatic Segregation/ mengandung bijih dengan kandungan

Differentation
yang tinggi dan ekonomis (Linnen, mantel bagian atas menuju ke atas
dkk., 2012). permukaan.
4. Kimberlite Kimberlit umumnya dijumpai
Jenis endapan mineral yang pada daerah kraton atau kerak benua
bernilai ekonomis lainnya yang yang berumur tua dan stabil, seperti
terbentuk sebagai hasil proses di Afrika Selatan, Canada, India, dan
magmatisme adalah kimberlit yang Australia (Sage & Gareau, 2001).
merupakan salah satu penghasil Nama dari kimberlite berasal dari
utama dari intan. Kimberlite adalah sebuah daerah di Afrika Selatan yaitu
jenis batuan yang berasal dari Kimberley, tempat intan banyak
magma yang bersifat ultrabasa yang ditemukan untuk pertama kalinya.
umumnya berukuran halus, terbentuk
pada kedalaman lebih dari 150 km di III. Metode pelaksanaan
bawah permukaan bumi (Scoot, praktikum
1995). Kondisi pada kedalaman ini Metode yang digunakan dalam
memungkinkan untuk terbentuknya praktikum ini adalah terlebih dahulu
intan (diamond). Intan tersebut studi pendahuluan, lalu
kemudian tererosi dan terendapkan mengumpulkan dan menganalisis
pada endapan-endapan sungai jurnal yang berkaitan dengan
membentuk endapan sedimenter. endapan magmatik. Dari hasil
Kimberlit merupakan jenis analisis tersebut kemudian
batuan yang relatif lunak sehingga diasistensikan dan dianalisis lebih
mempuyai kemampuan untuk lanjut. Setelah itu, hasil akhir disusun
bergerak ke atas mencapai menjadi laporan dalam bentuk jurnal.
permukaan bumi dengan mudah dari
Studi Pustaka
pada batuan yang ada di
sekelilingnya. Pada saat magma naik
mendekati permukaan, magma akan Mencari
membentuk semacam pipa breksi jurnal-jurnal
yang lebar atau yang disebut dengan
diatreme yang membawa fragmen
Pembuatan
jurnal
source-nya adalah batuan intrusive
berumur Pra-Tersier dan Tersier.
Beberapa diantaranya cukup baik
Tabel 3.1 Diagram alur untuk dipelajari misalnya,
IV. Hasil dan pembahasan mineralisasi timah, logam langka dan
IV.1. Hasil eksplorasi logam dasar pada batuan granit di
mineral logam di jalur busur Sososrstolong dan Way pubian,
magmatik Sunda-Banda mineralisasi emas tipe urat epitermal
dalam daerah WPP di G. Ciawitali
Pada jurnal yang ditulis oleh
(Kerjasama DSM-BRGM),
“R.Simpwee Soeharto” ini
mineralisasi tipe volkanogenik di
membahas tentang “Hasil eksplorasi
Cibuniasih (Kerjasama DSM-
mineral logam di jalur busur
MMAJ/JICA), mineralisasi logam
magmatik Sunda-Banda”. Pada
dasar tipe porpiri di Sanenrejo dan
penelitian ini bertujuan untuk
mineralisasi logam dasar di Wai
mengetahui jalur-jalur magmatik
Wajo.
pada daerah sunda-banda. Adapun
Adapun hasil dari penelitian
hasil eksplorasi endapan mineral
ini dapat disimpulkan yaitu:
logam yang dilakukan oleh subdit.
1. Metalogenik dan kerangka
Eksplorasi mineral logam, Direktorat
tektonik Busur Magmatik Sunda-
Sumberdaya Mineral sejak pelita V,
Banda di Indonesia cukup
khususnya di sepanjang jalur
mendukung sebgai tempat
magmatik Busur sunda-banda, telah
kedudukan bermacam-macam
menemukan beberapa indikasi
endapan logam primer.
mineralisasi logam yang cukup
2. Perbedaan geologi (lingkungan
menarik untuk ditindak lanjuti.
pengendapan, litologi dan
Mineralisasi pada umumnya terjadi
tektonik) erat hubungannya
pada batuan induk vulkanik berumur
dengan genesa pembentukan
Tersier, beberapa pada batuan
bahan galian mineral logam,
metasedimen pra-kwarter.
3. Secara garis besar dapat
Sedangkan batuan yang menjadi heat
disimpulkan bahwa pada jalur
magmatik Sunda - Banda oleh Subdit. Eksplorasi mineral
dijumpai: logam, disepanjang Busur Sunda-
- Mineralisasi timah dan logam Banda sejak awal Pelita V tahun
langka berkaitan dengan 1989 menunjukkan temuan-
plutonisma granit berumur temuan baru daerah mineralisasi
Akhir Paleozoik hingga logam emas, logam dasar dan
Akhir Mesozoik, seperti pada indikasi timah yang patut
proses greisenisasi. mendapat perhatian untuk ditidak
Mineralisasi logam dasar juga lanjuti. Kegiatan tersebut adalah
dapat terjadi pada perioda ini. meliputi, Proyek Kerjasama
- Tempat kedudukan dengan BRGM, JICA/MMAJ
mineralisasi emas epitermal dan KOREA/KMPC maupun
adalah batuan andesit tua proyek Pembangunan. Walaupun
berumur Oligosen hingga tahap penyelidikannya
Pliosen, di Sumatera kebanyakan masih pada tahap
berasosiasi dengan logam pendahuluan dan hanya pada
dasar, sedangkan di Jawa beberapa daerah WPP yang
lebih banyak ditemukan dilakukan agak detai, akan tetapi
Bersama mangan. Tempat data-data hasil eksplorasi tersebut
kedudukan ini masih dapat dipakai sebagai informasi
berlanjut sampai ke bagian awal dalam melaksanakan usaha
timur. tambang.
- Lingkungan pengendapan
mineralisasi logam dapat 4.2. Busur magmatik
terjadi dalam lingkungan granit tantan-nagan sebagai
darat (tipe urat kwarsa potensi REE di Jambi
epitermal) maupun laut
pada jurnal yang ditulis oleh
(endapan logam
“Yulia Morsa Said, dkk” ini
volkanogenik).
membahas tentang “Busur magmatik
4. Hasil kegiatan eksplorasi bahan
granit tantan-nagan sebagai potensi
galian logam yang dilakukan
REE di Jambi”. Pada penelitian ini unsur Scandium pada batuan
bertujuan untuk mengetahui kondisi Granodiorit Formasi Nagan adalah
Geologi daerah penelitian dan 18 ppm, hal ini menunjukkan
hubungannya pada terhadap karakter REE yang ada dikedua
keterdapatannya REE (Rare Earth batuan plutonik di dua Formasi
Element) dan mengetahui potensi berbeda.
REE yang terdapat pada Formasi Adapun hasil dari penelitian
tantan dan Formasi Nagan yang ada ini dapat disimpulkan bahwa batuan
di Kabupaten Merangin, Provinsi beku pada formasi Tnatan tersingkap
Jambi. dengan morfologi curam - terjal, bila
Adapun hasil Analisa diperhatikan melaui peta geologi
Geokimia dengan metode ICP batuan-batuan ini adalah suatu tubuh
diketahui sampel batuan dari intrusi besar dengan luasan lebih
Formasi tantan dan Formasi Nagan kurang 50 km2 yang berupa stock
mengandung potensi REE, namun atau mungkin batholith. Dari sini
tidak semua parameter yang bisa dibuktikan kalua daerah
dilakukan karena biaya Analisa yang penelitian berupa magmatisme awal
cukup mahal. Dari 17 Unsur Tanah dari pulau sumatera. Sehingga
Jarang atau REE dipilih lima unsur, dengan diketahui potensi REE di
yakni: Cerium, Gadolinium, batuan Granodiorit Formasi Tantan
Lanthanum, Scandium, dan Yttrium. dan batuan Granit Formasi Nagan
Dari hasil Analisa geokimia – ICP maka cadangan REE akan sangat
diketahui unsur REE terbesar pada besar karena tubuh intrusi berupa
batuan Granodiorit Formasi Nagan stock ataupun batholith sangat dekat
adalah Cerium sebesar 23 ppm dan dengan kantong magma atau bahkan
yang terkecil adalah Gadolinium waduk magma yang sudah
sebesar 6 ppm, pada batuan Granit mengalami diferensiasi.
Formasi Nagan unsur REE terbesar Formasi Tantan berumur
adalah Cerium sebesar 25 ppm, Trias dan Formasi Nagan berumur
sedangkan yang terkecil adalah Eosen, sehingga apabila diruntun ada
Scandium sebesar 0 ppm, padahal perbedaan kurun antara mesozoikum
dan kenozoikum. Dimana ada suatu Sedangkan dari hasil analisa
peristiwa besar vulkanisme dan petrografi pada Formasi Nagan
magmatisme pada zaman Trias, satuan batuan adalah Granit dan dari
jatuhnya meteor pada zaman Jura, observasi lapangan satuan batuan
dan pembentukan batuan - batuan terdiri dari Granit, Granodiorit dan
metamorf pada akhir zaman kapur Adamelit.
yang disebabkan aktivitas tektonik Batuan Beku Granodiorit
berupa kompresi dari kurun Formasi Tantan diketahui memiliki
Mesozoikum sampai Kenozoikum. Potensi REE Ceriumm 23 ppm,
Lalu pada awal Kenozoikum kala Gadolinium 6 ppm, Lanthanum 13
paleosen tidak terjadi pengendapan ppm, Scandium 18 ppm, Yttrium 17
sehingga terjadi ketidakselarasan ppm. Sedangkan pada Batuan beku
terhadap batuan sedimen yang ada Granit Formasi Nagan memiliki
diatasnya Formasi Bandan. Proses Potensi REE Cerium 25 ppm,
Magmatisme mulai terjadi pada Gadolinium 3 ppm, Lanthanum 16
umur eosen ditandai dengan Intrusi ppm, Scandium 0 ppm, Yttrium 4
Batuan Granit Formasi Nagan. ppm.
Sehingga hubungan stratigrafi antara
4.3. Tipe Magmatik
ormasi Nagan dan Formasi Tantan
Batuan Beku Formasi Gabon
adalah intrusi namun dari observasi
di Tinggian Karangbolong,
lapangan tidak ditemukan adanya
Kebumen.
xenolith dari batuan Granit Formasi
Tantan pada Batuan Granit Formasi
Pada jurnal yang ditulis oleh
Nagan.
“Chusni Ansori, Isyqi dan Fitriany A
Dari hasil analisa petrografi
Wardhani” ini membahas tentang
pada Formasi Tanta satuan batuan
“Tipe Magmatik Batuan Beku
adalah Granodiorit, dan dari
Formasi Gabon di Tinggian
observasi lapangan satuan batuan
Karangbolong Kebumen”. Pada
pada Formasi Tantan terdiri dari
penelitian ini bertujuan untuk
granodiorit dengan xenolith berupa
mendapatkan gambaran tentang
andesit, micro diorite dan diorite.
sebaran, hubungan, kedudukan
batuan gunungapi Formasi Gabon pelapukan menjadi tanah merah.
terhadap batuan lainnya, Pada dasar sungai dijumpai bongkah
pengambilan sampel dan gambar jasperoid yang menandakan adanya
singkapan yang dijumpai. alterasi.
Adapun hasil dari penelitian KR-28 quarry tambang di
lapangan dilakukan untuk Desa Rangkah, berupa intrusi andesit
mendapatkan sampel conto batuan dengan breksi disekitarnya. Batuan
beku yang akan digunakan untuk banyak mengalami retakan berupa
analisa petrografi maupun kimia sheeting joint. Disekitar tubuh
mineral. Sampel batuan yang didapat andesit, terdapat breksi dengan
mencakup lokasi yang tersebar dari fragmen andesit berukuran 2-20 cm,
arah utara hingga selatan Kawasan terpilah buruk, kemas tertutup,
tinggian Karangbolong berupa berlapis dengan posisi N150oE/25,
tubuh-tubuh intrusi maupun lava. mengikuti initiap dip intrusi.
KR-23, pada tepi jalan di Desa KR-18, Desa Jintung,
Kalipoh-Kalibangkang, berupa berupatubuh intrusi batuan beku,
kontak antara intrusi andesit, dengan abu-abu gelap, porfiro afanitik,
breksi andesit serta batupasir tufaan sebagian besar mengalami retakan
di bagian atasnya. Andesit, berwarna dan mengalami pelapukan menjadi
abu-abu gelap, porfiro afanitik dalam tanah merah. Fenokris tersusun oleh
masa dasar feldspar. Breksi tersusun plagioklas dan piroksin dalam asa
oleh fragmen andesit, ukuran 3-20 dasar feldspar.
cm, meruncing dalam masa dasar KR-17, Desa Pasir, berupa
pasir tufaan. Pasir tufa berwarna abu- tubuh intrusi andesit membentuk
abu cerah, berlapis dengan kekar kolom yang tidak ideal. Batuan
kedudukan N185oE/30. KR-6, G. beku andesit, warna abu-abu gelap,
Poleng, Arjosari, berupa batuan beku porfiro afanitik dengan fenokris
andesit porfiri, berwarna abu-abu piroksin dan plagioklas dalam masa
cerah dengan fenokris plagioklas dasar feldspar.
yang dominan dalam masa dasar KR-33, Pantai Menganti,
feldspar, sebagian besar mengalami singkapan lava basal dengan struktur
vesikuler, kekar tiang dan juga kekar KR-23) dan sedikit Island Arc
belembar (sheeting joint). Warna Tholeite pada intrusi dan lava di
bau-abu gelap, porfiro afanitik bagian selatan (KR-33 dan KR-17).
dengan fenokris plagioklas dan Seri magma tersebut terbentuk pada
piroksin dalam masa dasar yang zone subduksi (Best, 1982) atau zone
sangat halus. Beberapa bagian konvergen (Wilson, 1991). Magma
menunjukkan struktur auto breccia kalk-alkalin menunjukkan kekayaan
dengan bentuk fragmen dan matriks unsur LREE tinggi, sedangkan
sama, meruncing, berukuran 5-20 magma IAT pengayaan LREE nya
cm. pada bagian atas dari kekar lebih kecil. Unsur jejak Sr, K, Rb, Ba
kolom membentuk struktur dan Th menunjukkan pemerkayaan
konsentrasi bersegi 5. pada seluruh batuan akibat proses
Adapun kesimpulan dari penambahan fluida dari kerak
penelitian ini bahwa batuan intrusi samudera saat terjadinya proses
pada Tinggian Karangbolong subduksi lempeng sehingga terjadi
sebagian besar berupa andesit perpindahan unsur dengan tegangan
piroksin dan basaltik andesit ion rendah.
sedangkan lava merupakan basal
V. Penutup
olivine. Terdapat kolerasi antara
5.1 Kesimpulan
lokasi batuan dengan tingkat
keasaman, semakin ke arah utara Adapun dari hasil praktikum ini
batuan bersifat lebih asam yang dapat disimpulkan yaitu:
tercermin dari meningkatnya 1. Pada jurnal pertama yang ditulis
kandungan SiO2, Na2O dan k2O. oleh “R.Simpwee Soeharto” ini
sedangkan kandungan MgO dan membahas tentang “Hasil
Fe2O2 yang mencerminkan tingkat eksplorasi mineral logam di jalur
kebasaan batuan semakin meningkat busur magmatik Sunda-Banda”,
ke arah selatan mendekati pantai. 2. pada jurnal kedua yang ditulis
Afinitas batuan intrusi di bagian oleh “Yulia Morsa Said, dkk” ini
utara sebagian besar berupa seri membahas tentang “Busur
kalk-alkalin (KR-18, KR-28, KR-6,
magmatik granit tantan-nagan
sebagai potensi REE di Jambi”,
3. Pada jurnal ketiga yang ditulis
oleh “Chusni Ansori, Isyqi dan
Fitriany A Wardhani” ini
membahas tentang “Tipe
Magmatik Batuan Beku Formasi
Gabon di Tinggian Karangbolong
Kebumen”.

5.2 Saran
Adapun saran pada praktikum
petrografi ini untuk lebih banyak lagi
mecari jurnal-jurnal yang berkaitan
dengan ilmu geologi agar bisa
mempertimbangkan lagi untuk
penelitian selanjutnya

DAFTAR PUSTAKA

Maulana, Adi. 2017. Endapan


Mineral. Yokyakarta:
Penerbit Ombak
Harjanto, Agus. 2011. Petrologi dan
Geokimia Batuan Volkanik di
Daerah Kulungprogo dan
Sekitarnya Daerah Istimewa
Yogyakarta. Jurnal Ilmiah
MTG: Yogyakarta
R.Simpwee Soeharto.1989. Hasil
Eksplorasi Mineral Logam
Dijalur Busur Magmatic Banda

Anda mungkin juga menyukai