OLEH:
KELOMPOK VI
KELAS B
Dosen Pengampu:
Drs. Irdoni, MS.
Kelompok VI:
CatatanTambahan:
i
ABSTRAK
ABSTRACT
ii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN....................................................................................i
ABSTRAK..............................................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
DAFTAR TABEL..................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang......................................................................................1
1.2 Tujuan Praktikum..................................................................................1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................2
2.1 Ekstraksi................................................................................................2
2.2 Rendering..............................................................................................2
2.3 Ekstraksi dengan Pelarut (Solvent Extraction)......................................3
2.4 Pengepresan Mekanis (Mechanical Expression)...................................4
2.5 Screw Press...........................................................................................5
2.5.1 Tipe Screw Press.........................................................................7
2.5.2 Tekanan pada Screw Press..........................................................7
2.6 Karet.......................................................................................................8
2.7 Kacang Tanah.........................................................................................9
2.8 Kelapa Sawit........................................................................................10
BAB III METODOLOGI PERCOBAAN..........................................................11
3.1 Alat yang Digunakan...........................................................................11
3.2 Bahan yang Digunakan.......................................................................11
3.3 Prosedur Percobaan.............................................................................11
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN..............................................................12
4.1 Hasil Percobaan...................................................................................12
4.2 Pembahasan.........................................................................................12
BAB V PENUTUP................................................................................................14
5.1 Kesimpulan.........................................................................................14
5.2 Saran....................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN A PERHITUNGAN
iii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Komposisi Asam Lemak dalam Minyak Biji Karet ...............................9
Tabel 2.2 Komposisi Asam Lemak Minyak Kacang Tanah .................................10
Tabel 2.3 Kandungan Asam Lemak Minyak Kelapa Sawit..................................10
Tabel 4.1 Yield Bahan...........................................................................................12
iv
DAFTAR GAMBAR
v
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Ekstraksi
Ektrasi adalah jenis pemisahan satu atau beberapan bahan dari suatu padatan
atau cairan. Proses ekstrasi bermula dari penggumpalan ekstrak dengan pelarut
kemudian terjadi kontak anatar bahan dan pelarut sehingga pada bidang antar
muka bahan ekstraksi dan pelarut terjadi pengendapan masaa dengan cara difusi
(Sudjadi, 1988).
Faktor-faktor yang mempengaruhi ekstraksi anatar lain yaitu ukuran bahan
baku, pemilihan pelarut, waktu proses ekatrasi suhu ektrasi. Ukuran bahan baku
yang kecil baku yang kecil akan menghasilkam hasil yang rendah. Pemilihan
pelarut akan mempengaruhi suhu ekstraksi dan waktu proses ekstraksi. Jika suhu
tinggi, maka akan menghasilkan sisa pelarut yang tinggi pula (Anam, 2010).
2.2 Rendering
Rendering merupakan suatu cara ekstraksi minyak atau lemak dari bahan yang
diduga mengandung minyak atau lemak dengan kadar air tinggi. Penggunaan
panas bertujuan untuk menggumpalkan protein pada dinding sel bahan dan untuk
memecahkan dinding sel tersebut sehingga mudah ditembus oleh minyak atau
lemak yang terkandung didalamnya. Menurut pengerjaannya rendering dibagi
dalam dua cara yaitu wet rendering dan dry rendering.
a. Wet Rendering
2
3
b. Dry Rendering
Dry rendering adalah cara rendering tanpa penambahan air selama proses
berlangsung. Dry rendering dilakukan dalam ketel yang terbuka dan
dilengkapi dengan steam jacket serta alat pengaduk (agitator). Bahan yang
diperkirakan mengandung minyak atau lemak dimasukkan ke dalam ketel
tanpa penambahan air. Bahan tadi dipanaskan sambil diaduk. Pemanasan
dilakukan pada suhu 220oF sampai 230oF (105oC-110oC). Ampas bahan
yang telah diambil minyaknya akan diendapakan pada dasar ketel. Minyak
atau lemak yang dihasilkan dipisahkan dari ampas yang telah mengendap
dan pengambilan minyak dilakukan dari bagian atas ketel (Tim penyusun,
2020).
seperti petroleum eter, gasoline karbon disulfide, karbon tetraklorida, benzene dan
n-heksan. Perlu diperhatikan bahwa jumlah pelarut menguap atau hilang tidak
boleh lebih dari 5 persen. Bila lebih, seluruh sistem solvent extraction perlu
diteliti lagi. Ekstraksi dengan pelarut bisa dikelompokan menjadi maserasi,
perkolasi dan sokletasi. Maserasi merupakan proses ekstraski dengan pelarut,
dimana bahan yang diduga mengandung minyak/lemak direndam dalam pelarut
yang sesuai selama waktu tertentu, kemudian dipisahkan antara filtrate yang
mengandung minyak/lemak dari ampas dengan penyaringan. Terakhir pelarut
diuapkan, sehingga didapat minyak/lemak yang dimaksud.
Perkolasi merupakan proses ekstraksi pelarut, dimana pelarut dialirkan
melalui bahan yang mengandung minyak/lemak, kemudian pelarut diuapkan
untuk mendapat minyak/lemak yang terkandung dalam bahan. Sokletasi
merupakan prses ekstraksi dengan pelarut menggunkan unit alat soklet. Pelarut
dialirkan terus menerus atau berulang ulang pada bahan yang mengandung
minyak/lemak. Pengaliran pelarut yang terus menerus disebabkan karena
diberikan panas untuk menguapkan pelarut yang ada dalam labu soklet, uap
pelarut ini didinginkan oleh condenser, kondensasi uap pelarut jatuh lagi kebahan,
merendam bahan guna menarik minyak/lemak yang masih ada dalam bahan.
Proses ini berjalan terus menerus sampai semua kandungan minyak/lemak dalam
bahan tersktrak semua (Tim penyusun, 2020).
jika lubang pori press cage tersumbat maka minyak akan terbawa keluar
bersama dengan ampas.
d. Daging buah yang telah dilumatkan, kandungan minyaknya tidak boleh
terlalu sedikit (karena telah keluar dari digester). Hal ini dapat menyebabkan
worm screw mudah mengalami keausan dan jika kandungan minyak tidak
dikutip dari digester juga akan menyebabkan losses minyak akan tinggi.
Oleh karena itu pengawasan pada pengutipan minyak harus dijaga dengan
teliti.
Tekanan yang terjadi pada screw press yaitu tekanan hidrostatis yaitu
dimana bubur buah yang masuk kedalam press cage melakukan tekanan terhadap
dinding press cage karena adanya worm screw yang berfungsi sebagai pembawa
dan sekaligus penekan massa buah yang telah dilumat didalam digester.
Dalam proses kerjanya permasalahan yang sering terjadi pada screw press
ini biasanya berupa keausan pada permukaan worm screw, tekanan kempa yang
semakin tinggi akan mengurangi umur pemakaian screw press. Dengan adanya
masalah dan kerusakan ini maka dapat menyebabkan penurunan kapasitas hasil
produksi sehingga menyebabkan kerugian pada perusahaan. Karena seringnya
permasalahan yang terjadi pada worm screw press, dan membutuhkan biaya serta
kerumitan dalam menganalisanya maka dari itu digunakan software Inventor.
Software Inventor akan membantu kita dalam memvisualisasikan,
mensimulasikan dan menganalisasi suatu produk sebelum dibuat atau dengan kata
lain purwarupa secara virtual (Hasballah, 2018).
2.6 Karet
9
Karet (Hevea brasiliensis Muell. Arg) merupakan salah satu hasil pertanian
yang banyak menunjang perekonomian Negara. Selain menghasilkan lateks,
perkebunan karet juga menghasilkan biji karet yang belum termanfaatkan secara
optimum. Dengan melihat tingginya kandungan minyak di dalam daging biji karet
yakni sebesar 45.63% maka minyak tersebut sangat potensial untuk dimanfaatkan.
Seiring perkembangan kebutuhan terhadap bahan bakar, pemanfaatan minyak biji
karet semakin banyak diteliti. Komposisi minyak biji karet mengandung asam-
asam lemak yang mempunyai manfaat dan bernilai ekonomi tinggi, seperti asam
palmitat, stearat, oleat, linoleat dan linolenat.
Biji karet masak terdiri dari 70% kulit buah dan 30% biji karet. Biji karet
terdiri dari ± 40% tempurung dan 60% tempurung daging biji, dimana variasi
proporsi kulit dan daging buah tergantung pada kesegaran biji. Biji karet yang
segar memiliki kadar minyak yang tinggi dan kandungan air yang rendah. Akan
tetapi biji karet yang terlalu lama disimpan akan mengandung kadar air yang
tinggi sehingga menghasilkan minyak dengan mutu yang kurang baik. Biji segar
terdiri dari 34,1% kulit, 41,2% isi dan 24,4% air, sedangkan pada biji karet yang
telah dijemur selama dua hari terdiri dari 41,6% kulit, 8% air, 15,3% minyak dan
35,1% bahan kering. Biji karet mengandung 40% sampai 50% minyak yang
terdiri dari 17% sampai dengan 22% asam lemak jenuh dan 77% sampai dengan
82% asam lemak tak jenuh (Hakim, 2017).
sebagian besar terdiri dari asam palmitat, sedangkan kadar asam miristat sekitar
5%. Kandungan asam linoleat yang tinggi akan menurunkan kestabilan
minyak.Kestabilan minyak akan bertambah dengan cara hidrogenasi atau dengan
penambahan anti-oksidan. Minyak kacang tanah terdapat persenyawaan tokoferol
yang merupakan anti-oksidan alami dan efektif dalam menghambat proses
oksidasi minyak kacang tanah (Suryani, 2016).
Tabel 2.3 Kandungan asam lemak minyak kelapa sawit dan inti kelapa sawit
Kandungan asam lemak
Asam Lemak
Minyak kelapa sawit Minyak inti kelapa sawit
11
12
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.2 Pembahasan
Ekstraksi minyak nabati adalah suatu metode untuk mendapatkan minyak
atau lemak dari bahan yang diduga mengandung minyak atau lemak. Pada
percobaan ini ekstraksi dilakukan dengan cara screw pressing. Bahan yang
digunakan adalah biji karet, daging buah sawit, dan kacang tanah yang masing-
masing sebanyak 120 gram. Pada percobaan ini dilakukan pengepresan dengan
menggunakan pemanasan dan tanpa ada pemanasan. Sebelum diekstraksi, sampel
dipotong menjadi ukuran lebih kecil agar proses difusi lebih efisian dan dioven
guna mengurangi kadar air pada sampel, kemudian dimasukkan ke dalam silinder
pengepres dan tuas diputar untuk menghasilkan tekanan pada sampel hingga
minyak keluar melalui outlet. Minyak yang diperoleh dibiarkan 24 jam agar
terbentuk lapisan antara minyak dan pengotornya, lalu disaring dan ditimbang
berat minyak dan dihitung yield dari setiap sampel.
13
14
,sehingga memperbesar terjadinya kontak antara bahan dengan suhu pada saat
dilakukan pemanasan.
Kecilnya yield yang diperoleh pada ekstraksi biji karet disebabkan karena
masih banyaknya minyak yang terkandung pada bungkil, sehingga diperlukan
proses ekstraksi lanjutan untuk mendapatkan rendemen lebih banyak karena biji
karet mengandung 40% sampai 50% minyak (Swen, 1994). Ekstraksi biji karet
akan mendapatkan hasil yang optimum bila dilakukan dengan metode, suhu, dan
proses penyaringan yang sesuai.
Perolehan yield pada biji sawit dan kacang tanah juga lebih besar dengan
pemanasan daripada tanpa adanya pemanasan. Dengan pemanasan, yield biji sawit
sebesar 33,077 % dan kacang tanah 26,96 %, sedangkan tanpa pemanasan yield
biji sawit sebesar 22,909 % dan kacang tanah 11,456 %. Yield dari hasil
pengepresan dipengaruhi oleh tekanan yang diberikan, jumlah bahan yang
digunakan, serta banyak sedikitnya kadar air pada bahan. Selain itu banyaknya
minyak atau lemak yang dapat diekstraksi tergantung dari waktu pengepresan dan
kandungan minyak dalam bahan, karena mechanical expression cocok untuk
mengekstraksi bahan yang berkadar minyak tinggi yaitu 30 – 70 % (Ketaren,
1986).
15
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1. Ekstraksi dengan cara screw pressing adalah salah satu cara mechanical
expression untuk memperoleh minyak atau lemak dengan memberikan
tekanan pada suatu bahan.
2. Ekstraksi biji karet dengan pemanasan menghasilkan 8,81 % dan tanpa
dipanaskan sebesar 4,385%.
3. Yield terbesar diperoleh dari sampel biji sawit dengan kondisi dipanaskan
yaitu 33,077% sedangkan tanpa pemanasan sebesar 22,909%.
4. Persentase yield pada ekstraksi kacang tanah dengan pemanasan adalah
26,967% dan 11,456% tanpa pemanasan.
5. Yield minyak yang diperoleh dipengaruhi oleh suhu operasi, dimana
semakin tinggi suhu yang digunakan maka semakin banyak minyak yang
dapat dipisahkan dari bahan.
5.2 Saran
Ekstraksi dengan metode screw pressinf perlu dikembangkan lebih jauh
dengan menggunakan variabel berbeda, misalnya dengan ukuran bahan, waktu
pengepresan, dan tekanan yang digunakan.
DAFTAR PUSTAKA