Oleh:
Kelompok 01
Ketua Kelompok :
Rizki Dwi Setiyani 11221002
Anggota Kelompok :
Aisya Alifia Putri 11221001
Reso Aji Saputra Wicaksono 11221014
Maverick Allen Chaynn 11221020
Meisya Nur’alfiani Eka Putri 11221045
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ....................................................................................................... ii
LAMPIRAN ...................................................................................................... 28
iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Screw Press .................................................................................... 12
iv
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Alat dan Bahan pada Percobaan .......................................................... 11
Tabel 4.4 Hasil Uji Bakar Sederhana Minyak Nabati Ekstraksi .......................... 20
v
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A Cara Pengolahan Data .................................................................... 29
vi
RINGKASAN
Minyak nabati merupakan trigliserida berupa cairan yang mudah mengalir
pada suhu ruangan dan umumnya diperoleh dari hasil ekstraksi biji tanaman. Pada
praktikum ini digunakan sampel biji jarak pagar (Jatropha curcas) dan kedelai
(Glycine max) untuk diekstraksi minyak nabatinya. Proses yang cocok untuk
memperoleh minyak nabati sangat beragam salah satunya adalah ekstraksi dengan
metode screw press. Metode pengepresan mekanis (screw pressing) merupakan
teknik pemisahan komponen kimia atau minyak dengan prinsip yang didasarkan
pada tekanan mekanis terhadap ulir yang berputar sehingga tekanan yang diberikan
dapat meremukkan biji kemudian minyak dapat keluar. Minyak hasil ekstraksi tidak
dapat langsung digunakan sebagai bahan bakar pengganti BBM, tetapi harus
dilakukan beberapa uji kualitas minyak terlebih dahulu yang pada percobaan kali
ini digunakan pengukuran rendemen dan densitas minyak serta uji bakar sederhana.
Rendemen minyak jarak pagar (Jatropha curcas) dan kedelai (Glycine max) secara
berturur-turut ialah sebear 2,60% dan 3,68%. Densitas minyak hasil ekstraksi jarak
𝑔
pagar sebesar 0,8573 dan densitas minyak kedelai (Glycine max) yang
𝑐𝑚 3
𝑔
dipeorleh sebesar 0,962 . Uji bakar minyak ekstraksi jarak pagar dan kedelai
𝑐𝑚 3
menghasilkan api berwana jingga kemerahan yang tidak stabil dan menghasilkan
asap berwarna hitam.
vii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Pada praktikum modul ekstraksi minyak nabati secara mekanik, akan
dilakukan pemisahan minyak nabati dari sampel bahan biji jarak pagar (Jatropha
curcas) dan kedelai (Glycine max) secara mekanik dengan menggunakan alat screw
press. Hasil minyak tersebut kemudian akan dihitung perolehan rendemen dan
densitas serta dianalisis kualitas minyak hasil ekstraksinya melalui uji pembakaran
sederhana. Hasil uji pembakarannya berupa warna api, kestabilan api, terbentuk
atau tidaknya asap, dan warna asap. Modul ini penting dilakukan bagi engineer di
bidang industri agar mampu mengembangkan ekstrak dari minyak tanaman menjadi
bahan baku bioproduk yang menerapkan prinsip biorefinery, salah satu contohnya
yaitu ekstraksi minyak jarak pagar sebagai bahan baku biodiesel untuk menciptakan
bahan bakar alternatif (Suprianto et al., 2017).
1.2 Tujuan
Tujuan umum dari praktikum modul ini, yaitu mendapatkan minyak dari
sampel biji dengan menggunakan ekstraksi mekanik yang kemudian dihitung
perolehan densitas dan rendemen minyaknya serta dianalisis kualitas perolehan
minyak dengan uji pembakaran sederhana. Adapun tujuan khusus pada praktikum
modul ini adalah sebagai berikut:
1. Menentukan persen rendemen minyak nabati hasil ekstraksi biji jarak pagar
(Jatropha curcas) dan kedelai (Glycine max) dengan menggunakan metode
screw pressing.
2. Menentukan densitas minyak nabati hasil ekstraksi screw press jarak pagar
(Jatropha curcas) dan kedelai (Glycine max) menggunakan metode
piknometer yang telah ditentukan kalibrasi kadar air yang sesuai dengan
kadar air literatur.
3. Menentukan kualitas api dari hasil uji pembakaran sederhana minyak nabati
hasil ekstraksi biji jarak pagar (Jatropha curcas) dan kedelai (Glycine max)
dengan parameter yang diuji adalah warna api, kestabilan api, keberadaan
asap, serta warna asap.
2
1.3 Ruang Lingkup
Praktikum modul 3 yang berjudul Ekstraksi Minyak Nabati secara Mekanik
telah dilaksanakan sebanyak 3 kali pertemuan, yaitu setiap hari selasa di tanggal 14,
21, dan 28 Maret 2023 secara langsung di Laboratorium Instruksional 2, Labtek IA,
ITB Jatinangor dengan kondisi temperature dalam ruangan sebesar 27℃,
kelembapan 60%, dan tekanan sebesar 1,012-1,013 ℎ𝑃𝑎. Pada praktikum pertama,
praktikan membuat jurnal dan berdiskusi bersama asisten masing-masing.
Kemudian di pertemuan berikutnya dilakukan proses ekstraksi pada sampel biji
jarak pagar secara mekanik dengan menggunakan screw press kemudian dilakukan
pengukuran dan perhitungan rendemen, densitas minyak serta analisis kualitas
minyak dengan uji pembakaran. Pada pertemuan terakhir, dilakukan proses
ektraksi, perhitungan dan perlakuan uji yang sama seperti pada pertemuan kedua
tetapi menggunakan sampel biji kacang kedelai.
1. Persen kadar air pada sampel biji jarak pagar dan kedelai
2. Persen rendemen minyak hasil ekstraksi sampel biji jarak pagar dan kedelai
dengan metode screw pressing
3. Densitas minyak dari kedua sampel dengan membagi massa fluida dengan
volume fluida
3
1. Pengeringan sampel pada tahap persiapan biomassa diasumsikan kering
sempurna
2. Minyak yang diperoleh terekstraksi secara maksimal dengan metode screw
pressing
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Ekstraksi
2.1.1 Ekstraksi Mekanik
Ekstraksi mekanik merupakan proses isolasi cairan dari solid dengan
memanfaatkan gaya kompresi. Ekstraksi jenis ini umumnya digunakan untuk
mengekstrak minyak dari bahan (seed oil) dengan keandingan minyak yang tinggi,
yaitu sekitar 30-70% (Damat et al., 2020). Prinsipnya, ekstraksi ini dilakukan
dengan menempatkan benih diantara penghalang yang kemudian diberikan tekanan
sehingga volume oil seed berkurang dan memaksa minyak keluar dari oil seed
tersebut (Nde & Foncha, 2020). Ekstaksi jenis ini memerlukan perlakuan
pendahuluan atau pre-treatment berupa pembuatan serpih, peranjangan dan
penggilingan, serta tempering/pemasakan (Suparno et al., 2010).
Ada dua jenis ekstraksi mekanik yang paling umum dilakukan, yaitu dengan
alat hydraulic press dan screw press. Contoh aplikasi ekstraksi dengan hydraulic
press adalah produksi minyak biji karet untuk penyamakan kulit (Suparno et al.,
2010). Sementara ekstraksi dengan alat screw press banyak digunakan di pabrik
pengolahan kelapa sawit (Hikmawan et al., 2020).
2.1.2 Metode Screw Pressing
Cara kerja screw pressing didasari oleh prinsip ulir, yaitu bahan yang akan
diekstraksi ditekan dengan daya dorong dari ulir yang berputar. Kemudian, bahan
yang masuk ke alat screw press akan terdorong sendirinya kearah depan dan akan
mendapat tekanan ketika umpan berada diujung alat. Semakin bahan berada pada
bagian ujung, maka tekanan terhadap umpan juga akan semakin besar (Heruhadi,
2012). Tekanan inilah yang menyebabkan kandungan minyak dapat diekstraksi dari
oil seed.
5
al., 2014). Kecepatan pemutaran ulir yang lebih lambat akan menghasilkan efisiensi
yang lebih tinggi karena pemutaran yang terlalu cepat akan menghasilkan ampas
yang lebih banyak dan minyak yang diekstraksi lebih sedikit. Hal ini dapat terjadi
karena waktu yang tersedia untuk minyak dalam oil seed keluar itu lebih sedikit.
Selain itu kecepatan pemutaran yang tinggi juga kurang efisien karena dibutuhkan
konsumsi energi yang lebih tinggi. Faktor kedua adalah temperatur, dimana
temperatur yang cukup tinggi akan menurunkan kadar air dalam umpan dan
meningkatkan fluiditas minyak dalam oil seed sehingga ekstraksi lebih mudah.
Namun, temperatur yang digunakan jangan terlalu tinggi hingga dapat merusak
kandungan minyak yang ingin diekstrak. Faktor ketiga adalah kandungan air
dimana kandungan air yang lebih tinggi akan menurunkan yield dan kualitas
minyak yang dihasilkan. Faktor keempat adalah ukuran sampel dimana perlu
digunakan ukuran sampel yang optimal (tidak terlalu besar atau kecil) agar ekstraksi
lebih efisien. Faktor yang terakhir adalah dimensi nozzle dimana nozzle yang lebih
kecil akan meningkatkan tekanan pada umpan sehingga lebih banyak minyak yang
diekstraksi (Ionescu et al., 2014).
6
Minyak nabati sebagai salah satu produk dalam bidang rekayasa yang dapat
berpotensi untuk dikembangkan atau dibiosintesis menggunakan mikroorganisme
seperti bakteri dan ragi. Beberapa aplikasi tersebut di beberapa bidang meliputi
produksi biodiesel. Minyak nabati yang dihasilkan dari biosintesis dapat digunakan
sebagai bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan dan dapat mengurangi
ketergantungan terhadap bahan bakar fosil. Seperti salah satu contohnya biodiesel
yang dihasilkan dari minyak nabati melalui proses transesterfikasi, lalu
dicampurkan dnegan minyak diesel (solar) dapat meningkatkan sifat pelumasan
(Kristanto et al., 2003).
7
Pengukuran dapat dilakukan dengan menggunakan piknometer atau dengan
gelas ukur biasa. Piknometer itu sendiri merupakan sebuah wadah kaca atau logam
dengan tabung kecil yang dapat ditutup rapat (Sharma, 2017). Piknometer dapat
digunakan dengan mengisi wadah tersebut sampai penuh kemudian ditutup rapat.
Massa piknometer kosong dan setelah penuh diukur dan dihitung massa dari
senyawa atau zat. Untuk volume, setiap piknometer memiliki besar atau jumlah
volume yang spesifik seperti 5 dan 10 ml. Dengan data massa dan volume, dapat
diperoleh densitas dari senyawa atau zat. Metode yang sama dapat juga diterapkan
dengan gelas ukur. Sebelumnya dengan kalibrasi dapat juga dilakukan demi
memastikan ketelitian dan galat dari alat.
Stabilitas nyala api dapat dipengaruhi oleh pelepasan volatil dan bahan
volatil. Selain itu, bahan bakar dengan kandungan air tinggi juga cenderung
8
berdampak negatif pada stabilitas nyala api (Malmgren & Riley, 2012). Maka dari
itu, bahan bakar (minyak) dengan kandungan air yang masih cukup tinggi memiliki
kualitas yang kurang baik.
9
2.4.2 Biji Kacang Kedelai
Biji kacang kedelai (Glycine max L.) adalah salah satu jenis biji-bijian yang
banyak ditanam di seluruh dunia dan tumbuh di berbagai kondisi iklim dengan suhu
optimal pertumbuhan antara 20-30℃ sebagai sumber protein nabati. Selain sebagai
sumber protein, biji kacang kedelai juga dapat dioah menjadi minyak nabati yang
banyak digunakan sebagai bahan bakar alternatif. Biji kacang kedelai memiliki
komposisi kimia yang kaya, termasuk protein, lemak, serat, dan karbohidrat.
Menurut penelitian yang telah dilakukan, minyak kedelai mengandung asam lemak
tak jenuh tunggal dan tak jenuh ganda, seperti asam oleat, linoleat, dan linolenat
sebagai bahan penyusun kacang kedelai yang jumlahnya cukup besar berkisar 7-
54% serta minyak kedelai juga mengandung vitamin E dan fitosterol (Isa, 2011).
10
BAB III
METODOLOGI
Alat Bahan
Screw press (1 set) Biji jarak pagar
Pembakar bunsen (1 unit) Biji kedelai
Gelas ukur 10 ml(1 unit) Sumbu lilin (1 untai)
Piknometer 5 ml (1 unit) Kain kasa ( 2 lembar)
Gelas beker 50 ml (3 unit) Botol plastik 600 ml (1 unit)
Spatula logam (1 unit) Lakban (1 gulung)
Korek api (1 unit) Tisu (1 gulung)
Alat penyaring (1 unit) Alumunium foil (1 rol)
Saringan (1 unt) Air ditilasi (20 ml)
Pahat (1 unit)
Palu (1 unit)
Oven (1 unit)
Kain lap (1 unit)
Timbangan (1 unit)
Kunci inggris (1unit)
Gelas beker 100 ml (2 unit)
Gelas beker 500 ml (2 unit)
Piknometer 10 ml (1 unit)
11
Gambar 3.1 Screw Press
12
sudah dipotong untuk mempermudah proses memasukkan sampel biji yang akan
diekstrak. Pemanas bunsen ditempatkan pada bagaian badan screw press untuk
memanaskan sampel yang sedang diekstrak.
Proses ekstraksi dapat dilakukan dengan menyalakan pembakar bunsen
terlebih dahulu kurang lebih selama 5 menit agar alat pres panas. Selanjutnya biji
dimasukkan sedikit demi sedikit melalui mulut botol dibarengi dengan pemutaran
tuas ulir searah jarum jam agar umpan dapat masuk dan terdorong. Pemasukan
sampel ini dapat dilakukan dengan bantuan spatula logam untuk mendorong masuk
sampel ke dalam mulut screw press. Umpan yang berhasil masuk ke dalam alat
screw akan terdorong hingga ke bagian ujung oleh ulir kemudian minyak akan
keluar melalui nozzle ataupun lubang di bawah mulut umpan. Tuas diputar dengan
kecepatan konstan agar ekstrak minyak yang diperoleh optimal. Bila tuas mulai
terasa berat untuk diputar, putaran tuas dapat dilakukan melawan arah jarum jam
selama beberapa saat lalu diputar kembali searah jarum jam. Namun, jjka tuas sudah
tidak dapat diputar yang menandakan bahwa nozzle sudah sangat penuh maka
proses ekstraksi harus dihentikan dan nozzle harus dibuka dengan menggunakan
kunci inggris untuk mengeluarkan ampas terlebih dahulu. Selanjutnya alat dipasang
kembali dan proses pengepresan dilanjutkan.
Minyak yang diperoleh dari kedua gelas kemudian disatukan untuk
selanjutnya disaring. Penyaringan dilakukan menggunakan beberapa lapis kain
kassa dan juga penyaring. Minyak yang diperoleh kemudian dikumpulkan dalam
gelas beker lain dan ditutup menggunakan alumunium foil. Proses ini dilakukan
secara terpisah pada biji jarak pagar dan biji kacang kedelai.
13
3.2.4 Pengukuran Densitas Minyak
Pengukuran densitas minyak dapat dilakukan menggunakan alat piknometer
ataupun gelas ukur. Pengukuran densitas menggunakan gelas ukur dapat dilakukan
jika volume ekstrak tidak mencapai volume piknometer. Sebelum dilakukan
pengukuran, piknometer ataupun gelas ukur perlu dikalibrasi terlebih dahulu
dengan air distilasi. Piknometer atau gelas ukur kosong ditimbang dan dicatat
massanya. Kemudian piknometer diisi penuh dengan air distilasi dan diukur
kembali massanya. Massa piknometer yang terisi penuh dikurangi dengan massa
piknometer kosong untuk memperoleh massa larutan. Hal tersebut dilakukan duplo
hingga triplo. Data massa tersebut digunakan untuk mengukur densitas atau massa
jenis air. Jika nilai yang diperoleh dari hasil percobaan tidak berbeda jauh dengan
data literatur menandakan bahwa piknometer dapat digunakan.
14
Uji pembakaran dilakukan dengan merendam sepanjang 10 cm di dalam
ekstrak minyak yang akan diuji selama 10 menit agar minyak benar-benar meresap
ke dalam sumbu. Setelah cukup meresap sumbu dibakar menggunakan korek.
Nyala api yang ditimbulkan dari pembakaran sumbu diamatai warna, kestabilan,
dan ada tidaknya asap yang muncul dari proses pembakaran.
15
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
16
Selanjutnya terkait dengan hasil pada salah satu dari proses preparasi
biomassa yaitu proses pengeringan dengan buah dari prosesnya adalah persen kadar
air sampel. Pada proses pengeringan terdapat banyak faktor yang dapat
mempengaruhi persen kadar air yang didapat antara lain lama waktu pengeringan,
suhu pengeringan, kelembaban awal biomassa, jenis biomassa yang digunakan,
metode pengeringan, dan ukuran biomassa (Nsamba et al, 2019). Pada praktikum
kali ini dilakukan pengeringan menggunakan oven dengan suhu 105°C dalam
waktu 2-3 jam begitu pula pada persen kadar air yang kami gunakan pada literatur.
Meskipun begitu terdapat perbedaan yang cukup besar pada persen kadar air
literatur dengan kadar air hasil pengeringan yang kami lakukan hal ini disebabkan
karena faktor lain yang mempengaruhi seperti ukuran biomassa dan kelembaban
dari biomassa awal.
Pada sampel biji jarak pagar terdapat perbedaan dimana kadar air biji jarak
pagar literatur lebih rendah yaitu 5,1℅ yang artinya kelembaban dan ukuran
biomassa yang digunakan pada literatur lebih rendah dan kecil sehingga kadar
airnya lebih sedikit, sedangkan pada sampel biji kedelai literatur terlihat bahwa
persen kadar air literatur lebih tinggi yaitu 9,2℅ daripada sampel praktikum.Hal ini
terjadi karena alasan yang kurang lebih sama seperti pada biji jarak pagar, yaitu
ukuran sampel biji kedelai pada literatur lebih besar sehingga masih terdapat
volume air yang cukup tinggi pada sampel dan juga kelembabannya masih tinggi
sehingga air masih banyak terkandung didalammya.
17
Berdasarkan tabel 4.2 diatas terlihat bahwa perolehan rendemen hasil
percobaan sangat berbeda jauh dengan rendemen literatur hal ini dapat terjadi
karena adanya interupsi dari faktor – faktor yang dapat mempengaruhi perolehan
rendemen. Faktor – faktor yang dapat mempengaruhi perolehan rendemen antara
lain.
1. Kondisi dan karakteristik biji atau bahan baku yang diekstraksi, seperti kadar
air, ukuran partikel, dan kandungan minyak pada biji.
2. Teknik pengolahan, seperti penggilingan atau pemotongan bahan baku, suhu
dan waktu pengeringan, dan penggunaan bahan tambahan seperti enzim atau
surfaktan.
3. Desain dan kondisi operasi screw press, seperti laju aliran bahan, tekanan screw,
dan kecepatan putaran screw.
Faktor – faktor tersebut harus diperhatikan agar hasil ekstraksi dapat dioptimalkan
dengan baik (Ali et al, 2017).
Selanjutnya terkait dengan desain dan kondisi mesin screw press yang
digunakan yang mungkin tidak cukup sesuai dengan sampel yang akan digunakan
seperti ukuran nozzle yang tidak pas dengan sample sehingga terjadi penyumbatan
di berbagai tempat dan tekanan yang diberikan tidak sesuai dengan tekanan yang
dibutuhkan sample biji tersebut. Kecepatan perputaran yang masih menggunakan
tenaga manusia membuat kecepatan yang konstan sulit dicapai dan berimbas
18
kepada tekanan yang diberikan kurang sesuai sehingga hasil yang didapatkan
menjadi sedikit(terhambat). Pengaruh yang terakhir adalah terkait pemanasan
badan screw press yang masih menggunakan bunsen sehingga panas yang
disebarkan atau panas yang digunakan tidak dapat menyesuaikan kebutuhan dari
tiap sampel. Hal ini berimbas pada rusaknya nutrisi dari minyak yang didapatkan
serta sangat mungkin merangsang penguapan minyak sehingga rendemen yang
didapatkan sedikit.
19
tidak dapat diatur, kecepatan pemutaran yang tidak konstan pada berapa rpm
sehingga tekanan yang diterima sampel juga tidak selalu sesuai sehingga berpotensi
merusak sampel, dan faktor yang dapat berpengaruh lainnya (Bala et al, 2016).
20
semakin mendukung argumentasi pertama terkait proses pembakaran yang
berlangsung tidak sempurna sehingga memunculkan asap hitam (Simoneit, 2002).
Selain daripada tanda dari berlangsungnya pembakaran tidak sempurna, asap hitam
juga menandakan pembakaran bahan bakar organik yang memang wajar dihasilkan.
Hasil uji pembakaran yang telah dilakukan dan dijelaskan diatas
mengindikasikan bahwa minyak nabati hasil ekstraksi mekanik masih belum
memiliki kualitas yang cukup baik atau sama dengan literatur dikarenakan
hambatan – hambatan dari proses ekstraksi yang dilakukan seperti yang telah
disebutkan pada Subbab – Subbab sebelumnya. Oleh karena itu perlu pembenahan
agar proses ekstraksi dapat berlangsung dengan lebih baik. Pada literatur warna api
yang seharusnnya ada terkait pembakaran biji jarak pagar melalui penelitian oleh
Farooq et al. (2014) adalah warna kuning kebiruan. Selanjutnya untuk warna api
pembakaran biji kedelai menurut penelitian Mulyaningsih et al. (2019) adalah biru
kehijauan dan dengan api yang stabil.
21
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Diperoleh rendemen minyak hasil ekstraksi biji jarak pagar (Jatropha
curcas) sebesar 2,60% dan rendemen minyak kedelai (Glycine max) sebesar
3,68% menggunakan metode screw pressing.
2. Diperoleh densitas minyak hasil ekstraksi dengan metode screw press
tanaman jarak pagar (Jatropha curcas) sebesar 0,8573 𝑔/𝑐𝑚3 dan densitas
minyak kedelai (Glycine max) yang dipeorleh sebesar 0,962 𝑔/𝑐𝑚3 .
3. Pada uji bakar sederhana untuk minyak ekstraksi biji jarak pagar (Jatropha
curcas) dan kedelai (Glycine max) menghasilkan api berwana jingga
kemerahan yang tidak stabil dan menghasilkan asap berwarna hitam.
5.2 Saran
1. Sebelum memulai proses ekstraksi pastikan screw press yang akan
digunakan sudah bersih dari ampas sisa ekstraksi sebelumnya
2. Saat putaran ulir terasa semakin berat bahkan hingga tidak dapat diputar lagi
atau saat hasil ekstraksi yang keluar bukan lagi minyak tetapi sudah terlalu
banyak ampasnya, nozzle harus segera dibersihkan untuk menghindari
pengendapan ampas pada alat screw.
3. Ukuran sampel yang akan diekstrak dapat dibuat lebih seragam danjangan
terlalu halus untuk menghindari terlalu banyaknya ampas keluar dari pada
ekstrak minyak
22
DAFTAR PUSTAKA
Ali, R. A., Al-Muhtaseb, S. A., & Abu Al-Rub, F. A. (2017). Effect of screw speed
on the performance of mechanical screw press for oil extraction. International
Journal of Engineering and Technology, 9(5), 3797-3802.
Bala, B. K., Dhua, R. S., Chaturvedi, T. K., & Rathore, D. (2016). Oil recovery and
fatty acid profile from Jatropha curcas seed using optimized mechanical
press. Journal of Food Science and Technology, 53(2), 1072-1082. Doi:
10.1007/s13197-015-2136-1
Chen, J., Wang, X., Zhang, Z., & Ding, X. (2016). Effect of different drying
methods on the quality of flaxseed oil. Journal of Food Processing and
Preservation, 40(5), 889-897.
http://eprints.umm.ac.id/id/eprint/69842
Farooq, M., Ramli, A., Subbarao, D., & Ismail, M. (2014). Physicochemical
properties of Jatropha curcas L. seed oil from Malaysia and its potential
Hariani, P. L., Riyanti, F., & Riska, M. (2013). Pengaruh variasi temperatur dan
konsentrasi minyak terhadap rendemen dan karakteristik biodiesel dari
minyak biji kemiri (aleurites moluccana). Prosiding SEMIRATA 2013, 1(1).
Hikmawan, O., Naufa, M., & Tarigan, E. A. (2020). Pengaruh Tekanan pada
23
Minyak dalam Ampas Press. JUNI (Jurnal Teknik Dan Teknologi),
15(29). http://litbang.kemenperin.go.id/jtt/article/view/6381
Isa, I. (2011). Penetapan asam lemak linoleat dan linolenat pada minyak kedelai
secara kromatografi gas. Journal Sainstek dan terapannya, 6(1), 76-81.
Lin, Y., Zhang, X., Liu, H., Liu, Z., & Sun, J. (2020). Effect of drying method on
quality of soybean protein isolate. Journal of Food Process Engineering,
43(1), e13279. Doi: 10.1111/jfpe.13279
Malmgren, A., & Riley, G. (2012). Biomass Power Generation. Elsevier EBooks,
27–53. https://doi.org/10.1016/b978-0-08-087872-0.00505-9
Menon, V. C., & Rao, M. (2012). Trends in oil recovery from oilseeds. Journal of
Oilseeds Research, 29(1), 1-21.
Mohammad, A. T., Mofijur, M., Mahmudul, H. M., & Hazrat, M. A. (2019). Impact
of jatropha oil addition on the properties, performance, and emission of
diesel-biodiesel blend fuel: A review. Renewable and Sustainable Energy
Reviews.
Mulyaningsih, W., Mardawati, E., & Ariyanti, D. (2019). Ekstraksi Minyak Kedelai
dengan Metode screw press untuk Bahan Baku Biodiesel. Jurnal Teknologi
Kimia dan Industri, 8(2), 112-119.
24
Nde, D. B., & Foncha, A. G. (2020). Optimization Methods for the Extraction of
https://doi.org/10.3390/pr8020209
Nor, N. M., Abdul Manan, F. A., Mat, R., Yaakob, Z., & Alkhatib, M. F. M. (2016).
Influence of drying methods on the properties of Jatropha curcas L. seeds.
Chemical Engineering Transactions, 52, 67-72. Doi: 10.3303/CET1652012
Nsamba, H., Zhang, M., & Shao, Q. (2019). The influence of drying temperature
and time on the quality of sunflower seeds. Food Science and Technology,
39(2), 327-333. Doi: 10.1590/fst.02218
Perdana, D., Gunawan, E., & Buyung, P. (2018). Perilaku Dan Kestabilan Nyala
Api Pada Pembakaran Premixed Minyak Biji Kapas Terhadap Variasi Air
https://journal.itny.ac.id/index.php/ReTII/article/view/1020
Putri, D. R., & Lubis, D. E. (2018). Analisis Kualitas Minyak Goreng di Pasar
Tradisional Sei Agul, Medan. Jurnal Teknik Kimia USU, 7(2), 49-54.
Putri, R. A., Muhammad, A., & Ishak, I. (2018). Optimasi proses pembuatan
biodiesel biji jarak pagar (Jatropha Curcas L.) melalui proses ekstraksi
reaktif. Jurnal Teknologi Kimia Unimal, 6(2), 16-30.
25
Sharma, V., & Sharma, M. (2017). A review on density determination techniques
using pycnometer. Journal of Advanced Research in Civil Engineering,
Architecture, Urban Sustainability and Infrastructure, 1(1), 1-6.
https://doi.org/10.1016/s0883-2927(01)00061-0
Suparno, O., Sofyan, K., & Aliem, M. I. (2010). Penentuan Kondisi Terbaik
https://journal.ipb.ac.id/index.php/jurnaltin/article/view/3621
Suprianto, F., Nuryanto, B., & Kurniawan, E. (2017). Biodiesel production from
candlenut oil (Aleurites moluccanus L.) and its characteristics. Energy
Procedia, 107, 242-247.
https://doi.org/10.15294/jbat.v2i2.2795
26
Zhang, Q., Liu, W., Ding, W., Zhang, J., & Yang, X. (2017). Effect of biomass
particle size on the properties of biomass particleboard. Bioresources, 12(2),
3540-3552. Doi: 10.15376/biores.12.2.3540-3552
Zhao, Y., Ma, Q., Liu, Y., & He, H. (2016). Influence of sulfur in fuel on the
392. https://doi.org/10.1016/j.atmosenv.2016.08.001
27
LAMPIRAN
28
Lampiran A Cara Pengolahan Data
29
Biji Berat Minyak Nabati Volume Minyak Nabati
(gram) (𝑐𝑚3 )
Jarak Pagar 2,572 3
Kedelai 2,886 3
30
Lampiran B Data Mentah
Gambar B.2 Uji bakar sederhana minyak nabati biji jarak pagar
31
Lampiran C Dokumentasi
Gambar C.1 Sampel biji jarak pagar yang sudah dicacah dan keringkan
Gambar C.3 Sampel minyak nabati biji jarak pagar hasil ekstraksi screw press
32
Gambar C.4 Sampel minyak nabati biji kedelai hasil ekstraksi screw press
33