FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2018 Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Pabrik Pengolahan Susu CV.Cita Nasional A. Sejarah CV. Cita Nasional adalah sebuah perusahaan pangan pengolahan susu murni menjadi susu pasteurisasi cair. Didirikan pada tanggal 10 November 2000 oleh Bapak H. Rudi Kurnia Danuwijaya, CV Cita Nasional diresmikan Prof. Dr. Ir. Bungaran Saragih Mec yang saat itu menjabat sebagai Menteri Pertanian dan Perkebunan Republik Indonesia. Berawal dari produksi 5000 liter susu murni dalam kemasan cup dan menghasilan 20.000 cup. CV Cita Nasional merupakan perusahaan milik perseorangan yang bergerak dalam bidang pengolahan susu murni menjadi susu segar Pasteurisasi dan Homogenisasi yang dikemas dalam kemasan cup dan prepack dengan merk dagang “SUSU SEGAR NASIONAL”. Pemasaran CV Cita Nasional awalnya dilakukan di kota Surabaya dan sekitarnya hingga Susu Segar Nasional mulai dikenal konsumen dan meluas hingga ke wilayah Yogyakarta, Solo, Semarang, Salatiga, Kendal, Pati, Pekalongan, Purwokerto, Purworejo, Temanggung, magelang, bandung dan JABODETABEK. Pemasaran Susu Segar Nasional menggunakan becak dan loper yang langsung mendatangi konsumen maupun langsung ke beberapa industri di Jakarta dan sekitarnya. Bahan baku susu murni awal mulanya berasal KUD Andini Luhur dan Koperasi Sidodadi yang berada dalam satu kecamatan.
Gambar 1.1 Logo CV.Cita Nasional
Lokasi Pabrik ini terletak di Jalan Raya Salatiga Kopeng Km 5 Desa Sumogawe, kecamatan Getasan, kabupaten Semarang. Keadaan wilayah mempunyai topografi yang berbukit dengan ketinggian 400-500 dpl dan suhu udara rata-rata 25o C serta kelembaban 80 – 90 %. Pemilihan tersebut berdasarkan faktor kedekatan dengan bahan baku utama yaitu susu murni. Bahan baku berasal dari KUD sekitar Jawa Tengah yang merupakan salah satu wilayah penghasil susu murni. Luas area CV. Cita Nasional sekitar 4000 m2 sedangkan untuk lahan yang digunakan sebagai bagunan pabrik dan lainnya hanya sekitar 700 m2. B. Limbah yang dihasikkan Pada CV Cita Nasional, limbah yang dihasilkan terdiri dari 2 jenis limbah yaitu : 1. Limbah Padat Limbah padat merupakan hasil buangan yang berasal dari proses produksi seperti kardus bekas yang digunakan untuk tempat botol dan cup yang digunakan untuk mengemas produk, karton bekas gulungan dari kemasan prepack dan penutup kemasan cup, plastik-plastik dan karung yang merupakan kemasan dari bahan tambahan produk, serta kemasan yang rusak. Setiap harinya ada banyak limbah padat yang dihasilkan CV Cita Nasional. Sehingga diperlukan tindakan agar limbah padat tersebut tidak menumpuk dan menimbulkan bau. Terdapat tempat khusus yang digunakan untuk menampung limbah padat tersebut sebelum dipilah dan diproses. Pengolahan limbah padat di CV Cita Nasional dilakukan dengan memilah limbah yang masih memiliki tingkat ekonomis seperti kardus atau karton akan disimpan di gudang yang telah disediakan, setiap bulannya limbah tersebut akan dijual kepada pihak lain (pemasok). Sedangkan limbah padat lain seperti kemasan yang tidak lolos uji, sisa kemasan plastic prepack dan penutup cup akan dibakar agar tidak menumpuk.
Gambar 1.2 Limbah Padat
2. Limbah Cair Limbah cair merupakan hasil buangan dari proses produksi yang mengandung bahan organic dan anorganik terlarut maupun tersuspensi. Pembuangan limbah cair ke lingkungan akan mencemari perairan dan merusak ekosistem di alam. Limbah cair memiliki komposisi yang sangat bervariasi tergantung dari asal limbah tersebut. Limbah cair yang dihasilkan oleh CV.Cita Nasional terdiri dari beberapa jenis antara lain : - Limbah cair yang berasal dari hasil pengujian laboratorium pada saat penerimaan bahan baku susu - Limbah cair yang berasal dari tumpahan susu saat proses produksi dan pengemasan - Limbah cair yang berasal dari pencucian dan sanitasi alat serta mesin produksi Pengolahan air limbah yang dilakukan oleh CV Cita Nasional berdasarkan pada Baku Mutu Air Limbah Industri Susu Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah No.5 Tahun 2012. Hasil pengujian kualitas air limbah CV Cita Nasional dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 1.1 Hasil Analisa Air Limbah CV Cita Nasional pada Bulan Maret 2017
Sumber : Data CV Cita Nasional
Dari hasil analisa tersebut hasil pengolahan limbah cair CV Cita Nasional telah memenuhi standar baku mutu air limbah industri susu sesuai Peraturan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah No.5 tahun 2012.
C. Instalasi Pengolahan Air Limbah
Dalam proses pengolahan limbah cair pada CV Cita Nasional digunakan sistem kombinasi antara lain secara fisika, kimia dan biologi. Karakteristik khusus dari limbah cair pada industri pengolahan susu memiliki kerentanan terhadap pertumbuhan mikroorganisme yang mudah mengalami pembusukan dan dapat membahayakan lingkungan industri. Proses yang digunakan dalam pengolahan limbah dengan menambahkan bakteri yang dapat mengurangi kadar limbah yang membahayakan lingkungan. Dalam pelaksanaannya, CV Cita Nasional memiliki instalasi pengolahan limbah cair. Adapun diagram alat instalasi dari pengolahan limbah cair yang digunakan CV Cita Nasional dapat dilihat pada gambar dibawah ini. Gambar 1.3 Instalasi Pengolahan Air limbah Keterangan : 1. Tangki Penampungan 12. Sedimentation Tank I 2. Flow Control 13. Coagulan 3. Filter kasar 14. Sedimentation Tank I 4. Compressor 15. Filter Tank I 5. Aqualising I 16. Filter Tank II 6. Fat and Oil Filter Tank 17. Filter Tank III 7. Surface Aeration I 18. Filter Tank IV 8. Aerator I 19. Flow Control Pump 9. Aqualising Pump 20. Sand Filter 10. Aeration Tank 21. Carbon Filter 11. Aerator II 22. Product D. Unit Pengolahan Air Limbah Secara umum proses pengolahan limbah di CV Cita Nasional dibagi menjadi 9 proses utama yaitu penampungan awal, penyaringan minyak, aqualising , aerasi I, aerasi 2, sedimentation tank I, sedimentation II, filtering, dan penampungan akhir. Berikut ialah diagram alir instalasi pengolahan limbah cair pada CV Cita Nasional yang dapat dilihat di Gambar dibawah ini Air limbah masuk (inlet)
Panampungan Awal
Penyaringan Minyak
Aqualising I
Aerasi I
Aerasi II
Sedimentation Tank I
Sedimentation II
Filtering
Penampungan Akhir
Outlet
Gambar 1.4 Instalasai Pengolahan air limbah secara umum
1. Penampungan Awal Semua air limbah yang berasal dari hasil proses produksi dialirkan menuju bak penampungan. Dalam tahap penampungan awal, ditambahkan soda api pada bak penampungan untuk menetralkan limbah cair tersebut. Terdapat agitator yang berfungsi untuk mengaduk limbah dalam bak penampung agar diperoleh kondisi yang homogen.
Gambar 1.5 Tangki penampung awal
2. Penyaringan Minyak Limbah berada dalam bak penampungan kemudian dialirkan menuju ke tangki penyaringan minyak kasar. Proses pengaliran dilakukan dengan flowmeter agar laju aliran dari limbah dapat diatur besar kecilnya. Dari tangki penyaringan minyak, air limbah akan di pompa masuk ke tahap aqualising. 3. Aqualising Dalam proses aqualising dilakukan proses pemisahan air dan minyak yang terdapat dalam air limbah. Minyak yang ada akan membentuk buih karena adanya proses aqualising yang akan dipisahkan secara otomatis ke tangki penampungan minyak. Proses aqualising dilakukan dengan tujuan untuk memeperoleh kondisi air limbah yang homogen dan cair agar proses selanjutnya berjalan dengan lancar. 4. Aerasi I Limbah cair yang telah terpisah dari kandungan lemak dan homogen akan masuk ke tahap aerasi I. Dalam proses ini dilakukan penambahan bakteri pengurai secara aerob. Penambahan bakteri terdiri atas Aerobacter sp, Nitrobacter sp, Nitrosomonas sp, Lactobacillus sp, dan Saccaromyces sp. Bakteri dikembangkan dalam bak yang berbeda sehingga bahan yang ditambahkan dalam tahap aerasi ialah lumpur aktif. Lumpur aktif mengandung berbagai macam jenis mikroorganisme mengingat karakteristik limbah yang heterogen. Sisa bahan organik yang masih terdapat dalam air limbah akan diuraikan secara biokimia dan menghasilkan gas CO2 serta sel baru. Bakteri tersebut akan berkembang biak dengan baik apabila jumlah makanannya tercukupi. Sehingga pertumbuhan bakteri tersebut dapat dipertahankan agar dalam keadaan konstan. Pada tahap ini, limbah cair akan mengalami pemutaran dengan cepat menggunakan aerator yang digunakan untuk membantu menguraikan komponen yang terdapat dalam air limbah sehinngga dapat membentuk flok biomassa dengan ukuran besar agar mempermudah proses sedimentasi 5. Aerasi II Limbah yang ada dalam tangki aerasi I akan dialirkan ke aerasi II dengan bantuan dari pompa aqualising. Dalam tahap aerasi II ini, limbah akan mengalami pemutaran dengan aerator namun dengan kecepatan yang relatif lebih kecil dengan tujuan untuk menyempurnakan tahap aerasi I. 6. Tangki Sedimentasi I Limbah yang berasal dari tahap aerasi II akan menuju ke tahap sedimentasi I yaitu proses pemisahan padatan yang terdapat dalam air limbah dengan metode pengendapan. Padatan yang telah terpisah dengan air akan masuk ke tangki penampungan sementara cairan akan diberikan tambahan koagulan berupa PAC. 7. Sedimentasi II Setelah air limbah diberi tambahan koagulan PAC pada tahap tangki sedimentasi I, air limbah akan masuk ke tahap sedimentasi II. Pada tahap ini cairan akan melalui alat fat trap yang digunakan untuk menyaring lemak dalam air limbah. Sehingga air limbah yang dihasilkan dari tahap ini memiliki kandungan lemak yang relatif rendah. Hasil sedimentasi berupa endapan yang mengandung lemak dan padatan akan dipisahkan ke bak penampungan yang akan dimanfaatkan sebagai pupuk untuk tanaman disekitar tempat pengolahan limbah cair CV Cita Nasional. 8. Penyaringan Tahap selanjutnya ialah penyaringan, air limbah akan mengalami proses penyaringan dengan melalui 4 tangki secara berurutan agar diperoleh kondisi cairan yang jernih. Dalam tahap penyaringan terakhir (keempat), dilakukan proses mediasi. Proses mediasi dilakukan untuk memastikan bahwa air limbah tidak mengandung bahan berbahaya. Hal tersebut dapat dilakukan dengan menambahkan makhluk hidup seperti ikan atau eceng gondok dalam proses penyaringan pada tangki atau kolam. Apabila mediator yang digunakan dapat hidup, dapat dipastikan air limbah tidak mengandung berbahaya. Setelah itu, air limbah akan melalui flow control pump yang dialirkan ke sand filter. Sand filter merupakan proses penyaringan dengan menggunakan pasir lembut secara berturutan. 9. Penampungan Akhir Air limbah yang telah melalui proses pengolahan akan ditampung ke tangki penampungan akhir. Limbah yang dihasilkan sudah melalui proses mediasi dan tidak mengandung bahan berbahaya. Umumnya air limbah yang terdapat dalam penampungan akhir cenderung memiliki pH netral (6-7). Sehingga aman untuk dibuang ke lingkungan sekitar pabrik maupun dimanfaatkan kembali. Dalam penerapannya, CV Cita Nasional menggunakan kombinasi antara ketiganya. Pengolahan limbah dengan menggunakan kombinasi fisikokimia dengan mikroorganisme pengurai. Hasil dari pengolahan limbah cair yang diperoleh aman untuk dibuang ke lingkungan maupun digunakan kembali. Dalam pemanfaatannya, CV Cita Nasional biasanya menggunakan air limbah yang telah diproses sebagai sanitasi lingkungan maupun sebagai penyiraman tanaman di sekitar pabrik sedangkan untuk padatan yang dihasilkan dari proses pengolahan digunakan sebagai pupuk tanaman. E. Komentar/Pendapat Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) di CV Cita Nasional menggunakan kombinasi secara fisika, kimia dan biologi. Secara fisika yang digunakan ialah penyaringan, aqualising, dan sedimentasi, Secara kimia adalah proses koagulasi. Secara biologi yang digunakan ialah aerasi aerob dengan penambahan mikroorganisme pengurai. Banyaknya limbah yang dihasilkan setiap harinya ialah ±20.000 liter yang dihasilkan dari tumpahan susu saat produksi, buangan air cucian alat dan mesin, serta dari susu yang tidak lolos uji kemasan. Hasil pengolahan limbah cair CV Cita Nasional ini telah memenuhi standar baku mutu air limbah industri susu sesuai Peraturan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah No.5 tahun 2012. Dalam Pemanfaatanya, hasil dari limbah cair digunakan sebagai sanitasi lingkungan maupun sebagai penyiraman tanaman di sekitar pabrik sedangkan untuk padatan yang dihasilkan dari proses pengolahan digunakan sebagai pupuk tanaman. Saran: Sebaiknya perlu dilakukan pengujian limbah secara sederhana yang dilakukan setiap hari sehingga dapat memastikan kualitas mutu air limbah karena proses pembuangan limbah ke lingkungan dilakukan setiap hari dengan jumlah yang besar. DAFTAR PUSTAKA
Febriyana, Irawati.2017 Laporan Kerja Praktek “Proses Pengolahan Limbah Cair
Di CV Cita Nasional”. Semarang:Jurusan Teknologi Pangan Universitas Katolik Soegijapranata Semarang