Anda di halaman 1dari 10

TUGAS UK 3 MATA KULIAH

PENGOLAHAN AIR

Disusun Oleh :

Nama :Ervan Nurfiansyah


NIM : 20150110188

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2018
Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)
Pabrik Pengolahan Susu CV.Cita Nasional
A. Sejarah
CV. Cita Nasional adalah sebuah perusahaan pangan pengolahan susu murni menjadi
susu pasteurisasi cair. Didirikan pada tanggal 10 November 2000 oleh Bapak H. Rudi
Kurnia Danuwijaya, CV Cita Nasional diresmikan Prof. Dr. Ir. Bungaran Saragih Mec
yang saat itu menjabat sebagai Menteri Pertanian dan Perkebunan Republik Indonesia.
Berawal dari produksi 5000 liter susu murni dalam kemasan cup dan menghasilan 20.000
cup. CV Cita Nasional merupakan perusahaan milik perseorangan yang bergerak dalam
bidang pengolahan susu murni menjadi susu segar Pasteurisasi dan Homogenisasi yang
dikemas dalam kemasan cup dan prepack dengan merk dagang “SUSU SEGAR
NASIONAL”. Pemasaran CV Cita Nasional awalnya dilakukan di kota Surabaya dan
sekitarnya hingga Susu Segar Nasional mulai dikenal konsumen dan meluas hingga ke
wilayah Yogyakarta, Solo, Semarang, Salatiga, Kendal, Pati, Pekalongan, Purwokerto,
Purworejo, Temanggung, magelang, bandung dan JABODETABEK. Pemasaran Susu
Segar Nasional menggunakan becak dan loper yang langsung mendatangi konsumen
maupun langsung ke beberapa industri di Jakarta dan sekitarnya. Bahan baku susu murni
awal mulanya berasal KUD Andini Luhur dan Koperasi Sidodadi yang berada dalam satu
kecamatan.

Gambar 1.1 Logo CV.Cita Nasional


Lokasi Pabrik ini terletak di Jalan Raya Salatiga Kopeng Km 5 Desa Sumogawe,
kecamatan Getasan, kabupaten Semarang. Keadaan wilayah mempunyai topografi yang
berbukit dengan ketinggian 400-500 dpl dan suhu udara rata-rata 25o C serta kelembaban
80 – 90 %. Pemilihan tersebut berdasarkan faktor kedekatan dengan bahan baku utama
yaitu susu murni. Bahan baku berasal dari KUD sekitar Jawa Tengah yang merupakan
salah satu wilayah penghasil susu murni. Luas area CV. Cita Nasional sekitar 4000 m2
sedangkan untuk lahan yang digunakan sebagai bagunan pabrik dan lainnya hanya sekitar
700 m2.
B. Limbah yang dihasikkan
Pada CV Cita Nasional, limbah yang dihasilkan terdiri dari 2 jenis limbah yaitu :
1. Limbah Padat
Limbah padat merupakan hasil buangan yang berasal dari proses produksi seperti
kardus bekas yang digunakan untuk tempat botol dan cup yang digunakan untuk
mengemas produk, karton bekas gulungan dari kemasan prepack dan penutup kemasan
cup, plastik-plastik dan karung yang merupakan kemasan dari bahan tambahan produk,
serta kemasan yang rusak. Setiap harinya ada banyak limbah padat yang dihasilkan CV
Cita Nasional. Sehingga diperlukan tindakan agar limbah padat tersebut tidak menumpuk
dan menimbulkan bau. Terdapat tempat khusus yang digunakan untuk menampung
limbah padat tersebut sebelum dipilah dan diproses. Pengolahan limbah padat di CV Cita
Nasional dilakukan dengan memilah limbah yang masih memiliki tingkat ekonomis
seperti kardus atau karton akan disimpan di gudang yang telah disediakan, setiap
bulannya limbah tersebut akan dijual kepada pihak lain (pemasok). Sedangkan limbah
padat lain seperti kemasan yang tidak lolos uji, sisa kemasan plastic prepack dan penutup
cup akan dibakar agar tidak menumpuk.

Gambar 1.2 Limbah Padat


2. Limbah Cair
Limbah cair merupakan hasil buangan dari proses produksi yang mengandung bahan
organic dan anorganik terlarut maupun tersuspensi. Pembuangan limbah cair ke
lingkungan akan mencemari perairan dan merusak ekosistem di alam. Limbah cair
memiliki komposisi yang sangat bervariasi tergantung dari asal limbah tersebut. Limbah
cair yang dihasilkan oleh CV.Cita Nasional terdiri dari beberapa jenis antara lain :
- Limbah cair yang berasal dari hasil pengujian laboratorium pada saat penerimaan
bahan baku susu
- Limbah cair yang berasal dari tumpahan susu saat proses produksi dan pengemasan
- Limbah cair yang berasal dari pencucian dan sanitasi alat serta mesin produksi
Pengolahan air limbah yang dilakukan oleh CV Cita Nasional berdasarkan pada Baku
Mutu Air Limbah Industri Susu Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah No.5 Tahun
2012. Hasil pengujian kualitas air limbah CV Cita Nasional dapat dilihat pada tabel
dibawah ini.
Tabel 1.1 Hasil Analisa Air Limbah CV Cita Nasional pada Bulan Maret 2017

Sumber : Data CV Cita Nasional


Dari hasil analisa tersebut hasil pengolahan limbah cair CV Cita Nasional telah
memenuhi standar baku mutu air limbah industri susu sesuai Peraturan Pemerintah
Provinsi Jawa Tengah No.5 tahun 2012.

C. Instalasi Pengolahan Air Limbah


Dalam proses pengolahan limbah cair pada CV Cita Nasional digunakan sistem
kombinasi antara lain secara fisika, kimia dan biologi. Karakteristik khusus dari limbah
cair pada industri pengolahan susu memiliki kerentanan terhadap pertumbuhan
mikroorganisme yang mudah mengalami pembusukan dan dapat membahayakan
lingkungan industri. Proses yang digunakan dalam pengolahan limbah dengan
menambahkan bakteri yang dapat mengurangi kadar limbah yang membahayakan
lingkungan. Dalam pelaksanaannya, CV Cita Nasional memiliki instalasi pengolahan
limbah cair. Adapun diagram alat instalasi dari pengolahan limbah cair yang digunakan
CV Cita Nasional dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
Gambar 1.3 Instalasi Pengolahan Air limbah
Keterangan :
1. Tangki Penampungan 12. Sedimentation Tank I
2. Flow Control 13. Coagulan
3. Filter kasar 14. Sedimentation Tank I
4. Compressor 15. Filter Tank I
5. Aqualising I 16. Filter Tank II
6. Fat and Oil Filter Tank 17. Filter Tank III
7. Surface Aeration I 18. Filter Tank IV
8. Aerator I 19. Flow Control Pump
9. Aqualising Pump 20. Sand Filter
10. Aeration Tank 21. Carbon Filter
11. Aerator II 22. Product
D. Unit Pengolahan Air Limbah
Secara umum proses pengolahan limbah di CV Cita Nasional dibagi menjadi 9 proses
utama yaitu penampungan awal, penyaringan minyak, aqualising , aerasi I, aerasi 2,
sedimentation tank I, sedimentation II, filtering, dan penampungan akhir. Berikut ialah
diagram alir instalasi pengolahan limbah cair pada CV Cita Nasional yang dapat dilihat di
Gambar dibawah ini
Air limbah masuk (inlet)

Panampungan Awal

Penyaringan Minyak

Aqualising I

Aerasi I

Aerasi II

Sedimentation Tank I

Sedimentation II

Filtering

Penampungan Akhir

Outlet

Gambar 1.4 Instalasai Pengolahan air limbah secara umum


1. Penampungan Awal
Semua air limbah yang berasal dari hasil proses produksi dialirkan menuju bak
penampungan. Dalam tahap penampungan awal, ditambahkan soda api pada bak
penampungan untuk menetralkan limbah cair tersebut. Terdapat agitator yang berfungsi
untuk mengaduk limbah dalam bak penampung agar diperoleh kondisi yang homogen.

Gambar 1.5 Tangki penampung awal


2. Penyaringan Minyak
Limbah berada dalam bak penampungan kemudian dialirkan menuju ke tangki
penyaringan minyak kasar. Proses pengaliran dilakukan dengan flowmeter agar laju aliran
dari limbah dapat diatur besar kecilnya. Dari tangki penyaringan minyak, air limbah akan
di pompa masuk ke tahap aqualising.
3. Aqualising
Dalam proses aqualising dilakukan proses pemisahan air dan minyak yang terdapat
dalam air limbah. Minyak yang ada akan membentuk buih karena adanya proses aqualising
yang akan dipisahkan secara otomatis ke tangki penampungan minyak. Proses aqualising
dilakukan dengan tujuan untuk memeperoleh kondisi air limbah yang homogen dan cair
agar proses selanjutnya berjalan dengan lancar.
4. Aerasi I
Limbah cair yang telah terpisah dari kandungan lemak dan homogen akan masuk ke
tahap aerasi I. Dalam proses ini dilakukan penambahan bakteri pengurai secara aerob.
Penambahan bakteri terdiri atas Aerobacter sp, Nitrobacter sp, Nitrosomonas sp,
Lactobacillus sp, dan Saccaromyces sp. Bakteri dikembangkan dalam bak yang berbeda
sehingga bahan yang ditambahkan dalam tahap aerasi ialah lumpur aktif. Lumpur aktif
mengandung berbagai macam jenis mikroorganisme mengingat karakteristik limbah yang
heterogen. Sisa bahan organik yang masih terdapat dalam air limbah akan diuraikan
secara biokimia dan menghasilkan gas CO2 serta sel baru. Bakteri tersebut akan
berkembang biak dengan baik apabila jumlah makanannya tercukupi. Sehingga
pertumbuhan bakteri tersebut dapat dipertahankan agar dalam keadaan konstan. Pada
tahap ini, limbah cair akan mengalami pemutaran dengan cepat menggunakan aerator
yang digunakan untuk membantu menguraikan komponen yang terdapat dalam air limbah
sehinngga dapat membentuk flok biomassa dengan ukuran besar agar mempermudah
proses sedimentasi
5. Aerasi II
Limbah yang ada dalam tangki aerasi I akan dialirkan ke aerasi II dengan bantuan dari
pompa aqualising. Dalam tahap aerasi II ini, limbah akan mengalami pemutaran dengan
aerator namun dengan kecepatan yang relatif lebih kecil dengan tujuan untuk
menyempurnakan tahap aerasi I.
6. Tangki Sedimentasi I
Limbah yang berasal dari tahap aerasi II akan menuju ke tahap sedimentasi I yaitu
proses pemisahan padatan yang terdapat dalam air limbah dengan metode pengendapan.
Padatan yang telah terpisah dengan air akan masuk ke tangki penampungan sementara
cairan akan diberikan tambahan koagulan berupa PAC.
7. Sedimentasi II
Setelah air limbah diberi tambahan koagulan PAC pada tahap tangki sedimentasi I, air
limbah akan masuk ke tahap sedimentasi II. Pada tahap ini cairan akan melalui alat fat
trap yang digunakan untuk menyaring lemak dalam air limbah. Sehingga air limbah yang
dihasilkan dari tahap ini memiliki kandungan lemak yang relatif rendah. Hasil sedimentasi
berupa endapan yang mengandung lemak dan padatan akan dipisahkan ke
bak penampungan yang akan dimanfaatkan sebagai pupuk untuk tanaman disekitar tempat
pengolahan limbah cair CV Cita Nasional.
8. Penyaringan
Tahap selanjutnya ialah penyaringan, air limbah akan mengalami proses penyaringan
dengan melalui 4 tangki secara berurutan agar diperoleh kondisi cairan yang jernih.
Dalam tahap penyaringan terakhir (keempat), dilakukan proses mediasi. Proses mediasi
dilakukan untuk memastikan bahwa air limbah tidak mengandung bahan berbahaya. Hal
tersebut dapat dilakukan dengan menambahkan makhluk hidup seperti ikan atau eceng
gondok dalam proses penyaringan pada tangki atau kolam. Apabila mediator yang
digunakan dapat hidup, dapat dipastikan air limbah tidak mengandung berbahaya. Setelah
itu, air limbah akan melalui flow control pump yang dialirkan ke sand filter. Sand filter
merupakan proses penyaringan dengan menggunakan pasir lembut secara berturutan.
9. Penampungan Akhir
Air limbah yang telah melalui proses pengolahan akan ditampung ke tangki
penampungan akhir. Limbah yang dihasilkan sudah melalui proses mediasi dan tidak
mengandung bahan berbahaya. Umumnya air limbah yang terdapat dalam penampungan
akhir cenderung memiliki pH netral (6-7). Sehingga aman untuk dibuang ke lingkungan
sekitar pabrik maupun dimanfaatkan kembali. Dalam penerapannya, CV Cita Nasional
menggunakan kombinasi antara ketiganya. Pengolahan limbah dengan menggunakan
kombinasi fisikokimia dengan mikroorganisme pengurai. Hasil dari pengolahan limbah
cair yang diperoleh aman untuk dibuang ke lingkungan maupun digunakan kembali.
Dalam pemanfaatannya, CV Cita Nasional biasanya menggunakan air limbah yang telah
diproses sebagai sanitasi lingkungan maupun sebagai penyiraman tanaman di sekitar
pabrik sedangkan untuk padatan yang dihasilkan dari proses pengolahan digunakan
sebagai pupuk tanaman.
E. Komentar/Pendapat
Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) di CV Cita Nasional menggunakan
kombinasi secara fisika, kimia dan biologi. Secara fisika yang digunakan ialah
penyaringan, aqualising, dan sedimentasi, Secara kimia adalah proses koagulasi. Secara
biologi yang digunakan ialah aerasi aerob dengan penambahan mikroorganisme
pengurai. Banyaknya limbah yang dihasilkan setiap harinya ialah ±20.000
liter yang dihasilkan dari tumpahan susu saat produksi, buangan air cucian alat dan mesin,
serta dari susu yang tidak lolos uji kemasan. Hasil pengolahan limbah cair CV Cita
Nasional ini telah memenuhi standar baku mutu air limbah industri susu sesuai Peraturan
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah No.5 tahun 2012. Dalam Pemanfaatanya, hasil dari
limbah cair digunakan sebagai sanitasi lingkungan maupun sebagai penyiraman tanaman
di sekitar pabrik sedangkan untuk padatan yang dihasilkan dari proses pengolahan
digunakan sebagai pupuk tanaman.
Saran: Sebaiknya perlu dilakukan pengujian limbah secara sederhana yang dilakukan
setiap hari sehingga dapat memastikan kualitas mutu air limbah karena proses pembuangan
limbah ke lingkungan dilakukan setiap hari dengan jumlah yang besar.
DAFTAR PUSTAKA

Febriyana, Irawati.2017 Laporan Kerja Praktek “Proses Pengolahan Limbah Cair


Di CV Cita Nasional”. Semarang:Jurusan Teknologi Pangan Universitas Katolik
Soegijapranata Semarang

Anda mungkin juga menyukai