PEMBAHASAN
dari
lipofilik ini bermuatan negatif, tapi dalam zat kationik bagian lipofilk
ini bermuatan positif. Lantaran muatan ini ionnya yang berlawanan,
zat anionik dan zat kationik cenderung untuk saling menetralkan
jika ada dalam sistem yang sama, jadi kedua bahan ini tidak
tercampurkan satu dengan yang lainnya. Zat pengemulsi nonionik
menunjukkan
tidak
adanya
kecenderungan
untuk
mengion.
5.
Zat padat yang terbagi halus, seperti tanah liat koloid termasuk
bentonit, magnesium hidroksida dan alminium hidroksida. Ini
umumnya membentuk emulsi m/a bila bahan yang tidak larut
ditambahkan ke fase air jika ada sejumlah volume pase air lebih
besar dari pada fase minyaknya. Tetapi, jika serbuk padat yang
halus ditambahkan kedalam minyak lebih besar, suatu zat seperti
bentonit sanggup membentuk suatu emlsi a/m.
jangka waktu yang lama. Penurunan stabilitas dapat dilihat jika terjadi
campuran (Bj fase terdispersi lebih kecil dari Bj fase pendispersi ). Hal ini
menyebabkan pemisahan dari kedua fase emulsi.
Ada beberapa hal yang dapat mempengaruhi kestabilan yaitu :
1. Teknik pembuatan
2. Penambahan garam atau elektrolit lemah dalam konsentrasi besar
mempengaruhi kestabilan emulsi.
3. Pengocokan yang keras, apabila emulsi dikocok keras-keras maka
partikel-partikel kecil akan mengadakan kontak menjadi partikel yang
lebih besar sehingga emulsi akan pecah.
4. Penyimpanan
70oC. Alasannya, kedua fase tersebut memiliki suhu lebur yang sama yaitu
pada suhu 70oC sehingga dapat diperoleh emulsi yang baik dan tidak
pecah.
Pada fase air dilakukan pengaturan suhu, yaitu suhu dilebihkan
sedikit dari suhu rata-rata kedua fase minyak dan air sebab pada fase ini
dapat
Pengukuran pH
Dilakukan dengan mencelupkan pH indicator ke dalam sediaan
kemudian dibandingkan dengan tabel perubahan warna. Setelah
dilakukan pengukuran, pH emulsi yang dibuat adalah 3.
KESIMPULAN
Untuk
mengetahui
tipe
emulsi
dapat
DAFTAR PUSTAKA