ANALISA PANGAN
Disusun oleh :
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak
akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga
terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-
natikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu
berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan
pembuatan makalah dengan judul “Cara Analisa Antioksida Pada Bahan Pangan”.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak
terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya.Untuk itu, penulis mengharapkan kritik serta
saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang
lebih baik lagi.Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon
maaf yang sebesar-besarnya.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
tentang aktivitas anti radikal bebas terhadap beberapa penyakit degeneratif seperti
antherosklerosis, kanker, dan katarak. Radikal bebas adalah atom atau molekul yang
mengandung satu atau lebih elektron-elektron yang tidak berpasangan pada orbital
terluarnya. Radikal bebas dapat berasal dari polutan lingkungan, radiasi, zat-zat kimia,
racun, makanan cepat saji dan makanan yang digoreng pada suhu tinggi.
mendonorkan satu elektron untuk menghilangkan elektron tidak berpasangan yang berada
pada radikal bebas. Antioksidan mempunyai peran yang berbeda dalam sistem pangan
sehingga mempunyai fungsi sebagai pengawet dalam bahan pangan. Antioksidan dalam
sistem biologis berperan sebagai penangkal radikal bebas dalam tubuh sehingga dapat
dan mencegah proses oksidasi lipid. Dalam arti khusus, antioksidan adalah zat yang dapat
menunda atau mencegah terjadinya reaksi antioksidasi radikal bebas dalam oksidasi lipid
senyawa secara nyata dapat memperlambat oksidasi, walaupun dengan konsentrasi yang
sel dari efek berbahaya radikal bebas oksigen reaktif jika berkaitan dengan penyakit,
radikal bebas ini dapat berasal dari metabolisme tubuh maupun faktor eksternal lainnya.
Radikal bebas adalah spesies yang tidak stabil karena memiliki elektron yang tidak
berpasangan dan mencari pasangan elektron dalam makromolekul biologi. Protein lipida
dan DNA dari sel manusia yang sehat merupakan sumber pasangan elektron yang baik.
Kondisi oksidasi dapat menyebabkan kerusakan protein dan DNA, kanker, penuaan, dan
penyakit lainnya. Komponen kimia yang berperan sebagai antioksidan adalah senyawa
radikal bebas. Antioksidan yang banyak ditemukan pada bahan pangan, antara lain
Antioksidan banyak digunakan dalam suplemen makanan dan telah diteliti untuk
pencegahan penyakit seperti kanker atau penyakit jantung koroner. Meskipun studi awal
lanjutan yang lebih besar termasuk beta-karoten, vitamin A, dan vitamin E secara tunggal
atau dalam kombinasi yang berbeda menunjukkan bahwa suplementasi tidak berpengaruh
pada tingkat kematian. Uji klinis acak konsumsi antioksidan termasuk beta karoten,
vitamin E, vitamin C dan selenium menunjukkan tidak ada pengaruh pada risiko kanker
atau mengalami peningkatan risiko kanker. Suplementasi dengan selenium atau vitamin E
oksidatif dapat dianggap sebagai penyebab atau konsekuensi dari beberapa penyakit,
penyakit.
4.000 senyawa dalam makanan yang berfungsi sebagai antioksidan. Antioksidan yang
dibuat oleh tubuh kita sendiri yang berupa enzim antara lain superoksida dismutase,
glutathione peroxidase, perxidasi dan katalase. Antioksidan alami merupakan hasil
ekstraksi bahan alami yang dapat diperoleh dari bagian-bagian tanaman atau hewan yaitu
merupakan antioksidan yang diperoleh dari hasil sintesa reaksi kimia. Contohnya yaitu
Butylated Hidroxyanisole (BHA), BHT, TBHQ, PG dan NDGA yang ditambahkan dalam
makanan untuk mencegah kerusakan lemak. Antioksidan ini sangat efektif dalam
menghambat terjadinya oksidasi pada minyak atau lemak. Hanya saja antioksidan sintetik
dapat menyebabkan gangguan pada organ hati dan mempengaruhi kerja enzim di dalam
hati.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
elektron, mengikat dan mengakhiri reaksi berantai radikal bebas yang mematikan.
Antioksidan yang dipakai kemudian didaur ulang oleh antioksidan lain untuk
mencegahnya menjadi radikal bebas (bagi dirinya sendiri) atau tetap dalam bentuk
proses oksidasi senyawa lain yang diakibatkan oleh kerusakan pada sel terutama pada
bagian-bagian sel seperti DNA, sel otak, jaringan kulit dan sebagainya. Antioksidan dapat
berupa enzim yang terdapat dalam tubuh seperti superoksida dismutase, glutation
peroksidase, dan katalase. Selain itu, antioksidan dapat pula merupakan senyawa non-
enzim. Antioksidan ini di dapat dari asupan makanan yaitu dari antioksidan alamiyang
terkandung dalam makanan maupun antioksidan sintetik yang sengaja ditambahkan pada
IC50 yang diperoleh. Jika nilai IC50 suatu ekstrak berada dibawah 50 ppm maka aktivitas
antioksidannya kategori sangat kuat, nilai IC50 berada diantara 50-100 ppm berarti
aktivitas antioksidannya kategori kuat, nilai IC50 berada diantara 100-150 ppm berarti
aktivitas antioksidannya kategori lemah, sedangkan apabila nilai IC50 berada diatas 200
Jurnal Evy D et al. Meyatakan bahwa secara biologis antioksidan dapat diartikan
sebagai senyawa yang mampu meredam dampak negatif oksidan dalam tubuh.
Keseimbangan oksidan dan antioksidan sangat penting karena berkaitan dengan fungsi
imunitas tubuh. Kondisi ini terutama berfungsi untuk menjaga integritas, selain itu
berfungsunya membran lipid, protein sel, dan asam nukleat, serta mengontrol transduksi
antioksidan alami dan antioksidan buatan. Antioksidan alami merupakan antioksidan hasil
yang diperoleh dari hasil sintesa reaksi kimia(kochar dan Rossel 1990). Menurut (Inglod
dan Gordon1994), Antioksidan dapat dibedakan menjadi dua yaitu antioksidan primer dan
antioksidan yang dapat bereaksi dengan radikal lipid dan mengubahnya menjadi produk
dapat mengurangi kecepatan dan rangkaian reaksi pada tahap inisiasi dari reaksi oksidasi.
karotenoid, senyawa fenolik, dan polifenolik yang dapat berupa golongan flavonoid,
isoflavon, katekin, flavonol, dan kalkon.Turunan asam sinamat meliputi asam kafeat,
asam ferulat, asam klorogenat, dan lain-lain(Fessenden and Fessenden, 1986). Senyawa
antioksidan yang diisolasi dari sumber alami adalah berasal dari tumbuhan.Isolasi
antioksidan alami telah dilakukan dari tumbuhan yang dapat dimakan, tetapi tidak selalu
dari bagian yang dapat dimakan. Antioksidan alami tersebar di beberapa bagian tanaman,
seperti pada kayu, kulit kayu, akar, daun, buah, bunga, biji, dan serbuk sari.Senyawa
antioksidan alami tumbuhan umumnya adalah senyawa fenolik atau polifenolik yang
dapat berupa golongan flavonoid, turunan asam sinamat, kumarin, tokoferol, dan asam-
asam sinamat meliputi asam kafeat, asam ferulat, asam klorogenat, dan lain-lain.
sebagai obat, salah satu contoh golongan flavonoid adalah kuerisetin yang bersifat
sebagai anti tumor. Kureisetin adalah senyawa golongan flavonol (bagian dari flavonoid)
yang banyak terkandung dalam buah-buahan dan sayuran, misalnya apel, anggur, teh,
bawang merah, dan kopi.Kuersetin memiliki 5 gugus OH bebas yang dapat disubtitusi
oleh gugus asli melalui reaksi esterfikasi.Ester kuerisetin dapat diperoleh dengan
B. Cara analisa
1. Pengambilan dan pengolahan sampel
Sampel yang akan diuji dalam penelitian ini berupa produk sirup buah mengkudu
(Morindacitrifolia L.) yang beredar di Kota Makassar Provinsi Sulawesi Selatan. Sampel
sirup buah mengkudu (Morinda citrifolia L.) didinginkan pada suhu 3-50 Cselama 24 jam
dan disentrifugasi pada 3.000 rpm selama 15 menit dan dipisahkan supernatannya.
Supernatant yang diperoleh digunakan sebagai larutan sampel.
Ditimbang sebanyak 1,97 mg DPPH dan dilarutkan dengan methanol didalam labu
sampai 100 mL sehingga diperoleh larutan dengan konsentrasi50 μ M (Molyneux, 2004).
3. Analisis Kualitatif
4. Analisis Kuantitatif
Pengukuran Aktivitas AntioksidanPembanding Kuersetin
Larutan stok dibuat dengan konsentrasi 1000 ppm. Dibuat dengan cara
menimbang 10 mg kuarsetin dan dilarutkan dengan metanol absolute sambil diaduk dan
dihomogenkan lalu cukupkan volumenya hingga 10 mL. Selanjutnya dilakukan
pengenceran, dipipet 1,0 mL kemudian dicukupkan dengan methanol absolute sampai
volume akhir 10 mL (100 ppm). Dari kosentrasi ini (100 ppm) kemudian dilakukan
pengenceran lagi, dipipet 1,0 mL kemudian dilakukan pengenceran hingga 10 mL
(10ppm). Selanjutnya dilakukan pengenceran lagi dengan membuat 5 seri konsentrasi
(0,02; 0,04; 0,06;0,08 dan 0,1 ppm). Untuk penentuan aktivitas antioksidan, masing-
masing konsentrasi larutan dipipet sebanyak1mL dimasukan kedalam tabung reaksi,
kemudian tambahkan4 mL larutan DPPH 50 μ M. Campuran dihomogenkan dan
dibiarkan selama 30 menit ditempat gelap, serapan diukur dengan spektrofotometer UV-
Vis pada panjang gelombang 514 nm.
Bahriul, P, Nurdin. R, dan Anang, W,M,D. 2014. Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Daun Salam
(Syzygium polyanthum) Dengan Menggunakan 1,1- Difenil-2-2 Pikrilhidrazil. Jurnal
Akademi Kimia. 3(3) : 143-149.
Sunarni, T. 2007. Aktivitas Antioksidan Penangkap Radikal Bebas Beberapa Kecambah dari Biji
Tanaman Familia Papilionaceae. Jurnal Farmasi Indonesia 2(2): 53-61.
Kochhar SP dan Rossell B. 1990. Detection Estimation and Evaluation of Antioxidant in Food
System in Food Antioxidants. London (Eng): Elsevier Applied Science.
Fessenden and Fessenden. 1986. Kimia Organik, edisi-3 (A.H. Pudjatmaka). Erlangga. Jakarta.
Winarsih H. 2007. Antioksidan Alami dan Radikal Bebas. Yogyakarta (ID): Kanisius.
Rohdiana D. 2008. Teh Hitam dan Antioksidan.Pusat Penelitian Teh dan Kina Gambung.
Horton, H. R. et al. 2006. Principles of Biochemistry,4th ed. Upper Saddle River, NJ:
Pearson/Prentice Hall