KORORNER
OLEH :
Hal
HALAMAN JUDUL......................................................................................................
SURAT KETERANGAN.................................................................................................
ii
DAFTAR ISI.................................................................................................................
iii
A. Pengertian PJK............................................................................................
B. Patofisiologi PJK.........................................................................................
D. Pengobatan PJK............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
PENYAKIT JANTUNG KORONER
1. Pengertian
lemak (plague) pada dinding arteri koroner, baik disertai gejala klinis atau
2. Patofisiologi
terjadi respons protektif dan terbentuk lesi fibrofatty dan fibrous, plak
atherosklerosik, yang dipicu oleh inflamasi. Plak yang terjadi dapat menjadi
bagi system imun untuk melepaskan sel darah putih (terutama netrofil dan
bentuk foamy cell yang melekat pada sel otot polos arteri. Sejalan dengan
waktu, kolesterol akan mengering dan membentuk plaque yang keras, yang
plaque ini akan terus berjalan dan dapat mempersempit lumen arteri atau
bahkan memblokade aliran darah. Plaque ini juga dapat terlepas dan
menyumbat arteri yang lebih kecil seperti arteri koronaria atau arteri serebri
ditandai oleh migrasi sel otot halus ke dalam intima, dan proliferasinya
makrofag tersebut mengambil LDL yang terdeposit menjadi sel busa, yang
bahwa LDL dalam bentuk natif tidak bersifat aterogenik. LDL yang
Modifikasi Apo B-100 ini menyebabkan LDL lebih mudah di-up take
retensi lipoprotein aterogenik ini tidak hanya kumulasi lipid, namun juga
pembuluh darah, mungkin diawali atau diperburuk oleh suatu agen infeksi.
sebuah reaktan fase akut yang mendasari terjadinya proses inflamasi, kadar
yang meningkatkan 100kali lipat atau lebih terhadap infeksi bakteri yang
3. Manifestasi klinik
a. Angina pectoris
sakit dada yang timbul pada waktu melakukan aktivitas karena adanya
emosional dan keluhan ini dapat berkurang bila istirahat atau oleh
obat nitrogliserin.
Angina yang baru timbul (kurang dari satu bulan), angina yang
angina, tetapi tidak seperti angina yang biasa, maka disini terdapat rasa
penekanan yang luar biasa pada dada. Bila pasien sebelumnya pernah
dengan angina yang biasa, infark miokard akut terjadi sewaktu pasien
dalam keadaan istirahat , sering pada jam-jam awal dipagi hari (Anwar,
2004).
2004).
FR Psikososial :
Kesehatan Mental Emosional
4. Pengobatan PJK
a. Pengobatan
1. Obat Antianginal
Angina adalah rasa tidak enak di dada karena suplai oksigen ysng
a. Nitrat
b. Beta Blocker
oksigen otot jantung. Beta Blocker adalah obat yang efektif untuk
jantung tertentu.
tekanan darah. Karena itu, obat ini juga dipakai dalam perawatan
hipertensi.
2. Diuretik
kegagalan jantung.
Ampugan.
3. Digitalis
Lanitop.
5. Anticoagulant
Praxiparin.
6. Obat Antiplatelete
a. Statin
punyai pada saat ini, jenis obat ini sering terdapat di pasaran
seperti lovastatin (mevacol), sinvastatin (zokor), fluvastatin
b. Nicotinic Acid
normal.
b. Pengobatan di masyarakat
1. Bawang Putih
progresif kadar kolesterol serum dan trigliserida baik pada orang normal
setara dengan 7 gram bawang putih segar setiap kapsul. Dosis yang
dipakai adalah 2 kali satu kapsul setiap hari selama 5 bulan. Pada bulan
MP, 1978; Nitiyanant, et.al, 1987 dalam Sunarto & Susetyo, 1995)
yang tidak jenuh dengan mudah akan tereduksi menjadi rantai propyl yang
jenuh, sehingga akan menurunkan kadar NADH dan NADPH yang penting
untuk sintesa trigliserida dan kolesterol (Pikir BS, 1981; Zacharias NT,
1980 dalam Sunarto & Susetyo, 1995) Allicin juga mempunyai sifat
mengikat SH group yaitu suatu bagian fungsional dari Co-A yang perlu
untuk biosintesis kolesterol (Pikir BS, 1981; Augisti KT, 1978; dalam
1977; Hemphill LC, et.al, 1991; Schulman KA, 1991 dalam Sunarto &
Susetyo, 1995).
tinggi. Kandungan asam lemak tak jenuh yang terdapat dalam kacang-
kacangan, khususnya kacang tanah terbukti sangat tinggi dan profil asam
”Mengkonsumsi satu ons kacang, lebih dari lima kali seminggu bisa
dari hati, serta tetap menjaga HDL (High Density Lipoprotein) kolesterol.
Lebih dari 80 persen lemak dalam minyak kacang adalah jenis yang tidak
jenuh dan sehat bagi jantung serta bebas kolesterol (Stevani Elizabeth,
2004).
serat (fiber). Serat dalam makanan terdiri dari serat larut dan yang tidak
kecil kacang tanah mengandung 2 gram serat atau 8 persen dari serat
mengurangi 35% risiko insidensi CHD ( Fraser, GE, et al. dalam Kelley C,
2009). Suatu percobaan metabolic yang dilakukan pada tahun 1993, di
mana 20% dari asupan energi berasal dari walnuts. Total kolesterol dan
2009 ). Greil dan Kris-Etherton melaporkan lebih dari 25 studi klinis telah
dilakukan evaluasi efek dari konsumsi kacang pada serum lipids dan
lipoproteins. Jenis kacang yang diteliti adalah walnut dan almond (Griel,
kacang sekali atau dua kali dalam sebulan dan hanya 0,82 bagi mereka
memakan kacang paling sedikit tujuh kali seminggu. Data ini menunjukkan
(Nagao, et al., 2007; Cabrera, et al., 2006; Nagao, et al., 2005; Maron, et
al., 2003; Vita, 2003; McKay dan Blumberg, 2002; Yang dan Landau, 2000
flavonol dan CVD di Eropa. Teh hitam, apel, dan bawang adalah sumber
utama makanan flavonol di Eropa (Hertog, et al., 1993, 1995 dan l997;
Kéli, et al.,1995; McKay dan Blumberg, 2002 dalam Carol Brannon, 2009).
positif antara asupan teh dan total mortalitas dan morbiditas koroner
dan dengan orang-orang yang memiliki gaya hidup kurang sehat seperti
kopi, merokok lebih sedikit, dan memiliki indeks massa tubuh lebih rendah
lebih cangkir teh sehari memiliki risiko MI 44% lebih rendah daripada
orang-orang yang tidak minum teh sama sekali (Sesso, et al.,1999 dalam
Rosolva 2000 ). Sebuah studi kohort Jepang pada 8.552 orang dewasa
menemukan bahwa konsumsi harian lebih dari 10 cangkir teh hijau secara
Brannon, 2009).
menunjukkan bahwa minum tiga cangkir teh per hari mengurangi angka
analisis ini, tidak dapat merangkum efek konsumsi teh pada penyakit
jantung koroner dan stroke disebabkan oleh berbagai faktor yang terkait
dengan kedua penyakit ini (Hodgson, et al., 2003; Vita, 2003; Peters, et
(Nagao, et al., 2007; Cabrera, et al., 2006; McKay dan Blumberg, 2002;
Duffy, et al., 2001; Duffy, et al., 2001 dalam Carol Brannon, 2009):
koroner.
ekstrak teh hijau dan teh hitam, namun efek ini tidak diamati pada orang
dewasa yang sehat atau pada perokok (McKay dan Blumberg, 2002;
Lotto dan Fraga, 2000; Cherubini, et al., l999; Princen, et al., l998; van
het Hof, et al., l997 dalam Carol Brannon, 2009). Dua penelitian yang
2000; Miura, et al, 2000 dalam Carol Brannon, 2009). Disarankan, tapi
serupa dengan konsentrasi yang dicapai pada studi in vitro, dapat dicapai
waktu, misalnya, satu cangkir teh setiap dua jam. Efek dari minum teh
polifenol (Hodgson, et al., 2003; McKay dan Blumberg, 2002 dalam Carol
Brannon, 2009).
vaskular melalui pelepasan oksida nitrat (NO) dan hormon lain (Duffy,
ditemukan bahwa jangka pendek (dua jam setelah asupan teh 450 ml)
dan jangka panjang (setelah asupan harian 900 ml selama empat minggu)
terbalik disfungsi vasomotor endotel. Fungsi vasomotor brachial artery
diperiksa dengan USG vaskular pada awal penelitian dan setelah setiap
pendek dan jangka panjang. Air digunakan sebagai plasebo dan itu tidak
Brannon, 2009).
B12, dan folat telah ditemukan dapat menurunkan kadar plasma total
asupan teh dan plasma total homocysteine level (de Bree, et al., 2001;
Nygard, et al., 1997 dalam Carol Brannon, 2009). Sebuah studi kohort
pada 1.960 orang dewasa yang dilakukan oleh (Jacques, et al, 2001
terbalik antara konsumsi teh dan kadar plasma total homocysteine setelah
positif antara kafein dan kadar plasma total homocysteine. Namun, orang
disebutkan sebelumnya. Dalam salah satu studi klinis kecil (20 orang)
asupan harian dari 4 gr teh hitam padat, setara dengan 1 L teh hitam yang
homocysteine tidak dievaluasi dalam studi ini (Olthoff, et al., 2001 dalam
Carol Brannon, 2009). Studi klinis kecil lainnya (22 orang) tidak
menemukan efek dari konsumsi teh hitam pada kadar homosistein plasma
dan satu penelitian peminum teh hitam di Norwegia telah melaporkan efek
efek ini belum pernah dilaporkan dalam studi baru-baru ini di Jepang,
Australia, dan United Kingdom (McKay dan Blumberg, 2002; Hara, 2001;
Stensvold, et al., l992 dalam Carol Brannon, 2009). Teh, termasuk teh
hitam, teh hijau, dan teh polifenol, telah ditemukan mampu menurunkan
kadar kolesterol tinggi pada binatang (tikus dan hamster) yang diberi diet
tinggi lemak dan kolesterol (Vinson dan Dabbagh, l998; Yang dan Koo,
l997; Matsumoto, et al., 1998; Yang dan Landau, 2000 dalam Carol
hubungan terbalik antara konsumsi teh dan kadar kolesterol darah (McKay
et. al., 1996; Vinson, et al., l995 dalam Carol Brannon, 2009). Satu uji
ekstrak teh hijau efektif dalam menurunkan total baseline kolesterol dan
mendukung efek protektif teh terhadap CVD. Menarik untuk dicatat bahwa
yang bertanggung jawab atas perlindungan ini. Sebuah skala besar uji
Brannon, 2009).
Anggur Merah dan PJK